Waktu terus bergulir. Rama masih berdiri menatap gundukan tanah yang masih basah di depannya. Otaknya berputar kembali mengingat saat-saat Aisha mengembuskan napas terakhirnya.
Malam itu hanya Rama dan Bu Aini yang menunggu Aisha di ruang rawatnya. Mereka tidak bisa tidur semalaman karena dini hari kondisi Aisha tiba-tiba memburuk. Ia mengalami komplikasi dari preeklamsia yang mengarah ke HELPP Syndrome, yaitu komplikasi serius akibat tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Sindrom HELLP yaitu :
H \= hemolysis (pemecahan sel darah merah).
EL \= elevated liver enzymes (fungsi hati menurun).
LP \= low platelets counts (trombosit rendah).
HELLP Syndrome biasanya berkembang sebelum minggu ke-37 kehamilan, namun dapat terjadi segera setelah melahirkan. Banyak wanita yang didiagnosis dengan preeklamsia sebelumnya. Gejalanya termasuk mual, sakit kepala, nyeri perut, dan pembengkakan.
Pukul tujuh pagi, suster masuk ke ruang rawat Aisha sambil menggendong bayi.
"Pak, Bu, ini bayi kalian. Kami sudah memandikannya. Tolong segera disusui ya, Bu!" Suster meletakkan bayi itu ke dalam box bayi.
"Terima kasih, Suster," ucap Rama dan Aisha. Suster pun tersenyum, lalu beranjak pergi.
"Anak Papa udah cantik." Rama menggendong bayinya, lalu menciumi kedua pipinya yang gembul. Aisha tersenyum senang melihat Rama yang dengan luwesnya menggendong putrinya.
"Mas Rama, kasih nama bayi kita Kyara ya, Mas! Aku suka banget nama itu," desis Aisha.
"Iya, Sayang. Aku juga suka nama itu," sahut Rama.
"Kyara ... anak Papa, minum susu dulu ya, Sayang ya!" Rama meletakkan bayinya di samping Aisha untuk disusui. Dengan menahan sakit di bagian perutnya, Aisha pun memiringkan tubuhnya untuk menyusui bayinya.
Baby Kyara menyusu dengan kuat. Rasa haru menyeruak ke dalam sanubari Aisha saat pertama kali ia menyusui bayinya. Air matanya pun meleleh seketika.
Mungkin ini yang pertama sekaligus *terakhir kalinya Mama menyusui kamu, S*ayang, gumam Aisha dalam hati, kemudian mengecup kening putrinya.
Selesai menyusui, Aisha pun menciumi wajah bayinya dengan lembut. Seolah-olah dia tidak akan bisa melihatnya lagi. "Sayang, semoga kelak kamu tumbuh menjadi anak yang sholehah, cantik dan pinter."
"Aamiin," sahut Rama.
"Mas, tolong letakkan kembali Kyara ke dalam box bayinya!" pinta Aisha. Rama pun menuruti permintaan istrinya.
"Mas Rama, sini Mas!" Aisha meraih tangan suaminya, lalu menggenggamnya dengan erat.
"Aku minta maaf ya, Mas, kalau selama ini aku punya salah sama Mas Rama. Aku titip Kyara ya, Mas. Tolong jaga dia baik-baik!" ucap Aisha getir.
Rama hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali. Air matanya sudah mengalir deras membasahi kedua pipinya.
"Aku mohon jangan nangis, Mas! Kamu kelihatan jelek banget kalau nangis." ucap Aisha sambil memaksakan senyumnya.
"Jangan pergi Aisha, jangan tinggalkan aku sendiri! Aku sangat membutuhkanmu," ucap Rama sambil menggelengkan kepalanya dengan air mata yang masih berlinang.
Rama memeluk tubuh Aisha dengan erat. Aisha tak kuasa menahan air matanya lagi. Tangisnya pecah di pelukan suaminya. Namun secepat kilat dia menyekanya.
Kamu nggak boleh nangis! Senyumlah Aisha! Kamu harus pergi dengan bahagia! gumamnya dalam hati.
"Mas tolong panggilkan Ibu!" pinta Aisha kemudian. Rama pun melepaskan pelukannya, kemudian menyeka air matanya.
"Iya, akan ku panggilkan. Tunggu sebentar!" Rama bergegas keluar memanggil ibu mertuanya.
Aisha sudah tau umurnya tidak akan lama lagi. Dia berusaha tetap tersenyum di saat-saat terakhirnya, untuk menguatkan seluruh anggota keluarganya. Padahal dalam hati Aisha sangat sedih karena dia tidak bisa merawat dan membesarkan bayi perempuannya. Dia juga sedih karena harus meninggalkan suami yang amat dicintainya. Namun Aisha tidak kuasa melawan takdir Tuhan.
"Aisha!" seru Bu Aini, kemudian memeluk putri sulungnya dengan air mata yang berderai. "Bagaimana keadaanmu, Nak? Kamu baik-baik saja kan? Kamu nggak akan ninggalin Ibu kan, Nak?"
"Jangan menangis Bu! Aisha nggak pa-pa. Ibu harus kuat ya! Dimana Nayra Bu?"
Bu Aini meleraikan pelukannya. "Nayra belum sampai. Mungkin sebentar lagi. Tadi Ibu sudah menghubunginya."
"Bu, Aisha minta maaf sama Ibu kalau selama ini Aisha punya salah. Maaf kalau selama ini Aisha belum bisa membahagiakan Ibu."
"Apa yang kau katakan, Nak? Jangan bicara seperti itu! Kamu anak yang baik. Selama ini kamu selalu berusaha untuk membahagiakan Ibu."
Aku bisa merasakan, seolah-olah malaikat maut sudah semakin dekat dan bersiap untuk mencabut nyawaku. Aku sudah tidak punya banyak waktu lagi, pikir Aisha.
"Mbak Aisha!" seru Nayra setelah membuka pintu. Napanya terengah-engah karena habis berlari dari tempat parkir sampai ke ruang rawat kakaknya.
Aisha dan Bu Aini menoleh ke arah pintu. Nayra langsung berhambur menghampiri kakaknya. Disusul oleh Rama, Alina dan kedua orang tua mereka.
"Mbak Aisha baik-baik saja kan, Mbak? Aku takut sekali waktu Ibu meneleponku tadi. Kata Ibu kondisi Mbak Aisha ngedrop dan Mbak Aisha mau bertemu denganku. Ada apa Mbak? Aku mohon jangan menakutiku!" desah Nayra dengan panik.
"Nay, Mbak Aisha minta maaf ya, kalau selama ini Mbak punya salah sama Nay," ucap Aisha lirih.
"Apa yang Mbak Aisha katakan? Jangan menakutiku Mbak!" Air mata Nayra sudah jatuh membasahi kedua pipinya.
Aisha menatap seluruh anggota keluarganya satu per satu.
"Mama, Papa, Alina ... Aisha minta maaf ya, kalau selama ini Aisha ada salah sama kalian. Maaf kalau selama ini Aisha belum bisa menjadi menantu yang baik untuk Mama sama Papa."
"Jangan bicara begitu, Kak! Kak Aisha nggak punya salah kok sama Alin. Alin yakin Kak Aisha akan baik-baik saja," sahut Alina dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya Aisha, berjuanglah demi bayi kamu ini," imbuh Bu Maya sambil menggendong cucunya.
"Iya Aisha, Papa yakin kamu pasti akan baik-baik saja," imbuh Pak Syamsul.
Aisha hanya memaksakan senyumnya menanggapi ucapan Alina dan kedua mertuanya.
"Nayra," desis Aisha.
"Iya, Mbak," sahut Nayra.
"Mbak Aisha titip Kyara ya, Nay. Tolong kamu rawat dan besarkan dia! Anggap dia seperti anak kandungmu sendiri! Mbak yakin, kamulah orang yang paling tepat menjadi ibu sambung bagi Kyara. Mbak nggak mau orang lain yang menjadi ibunya. Mbak hanya mau kamu Nay."
Semua yang ada di ruangan itu terkejut mendengar ucapan Aisha.
"Mbak Aisha ngomong apa barusan Mbak?" tanya Nayra.
"Mbak mohon Nay, menikahlah dengan Mas Rama setelah Mbak Aisha nggak ada."
"Aisha! Ngomong apa kamu? Tolong tarik kembali ucapanmu itu, Aisha!" seru Rama.
"Mas, Aisha mohon, nikahilah Nayra demi anak kita Mas!"
"Nggak Aisha, aku nggak mau!" ucap Rama sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aisha mohon Mas, penuhi permintaan terakhir Aisha! Biar Aisha bisa pergi dengan tenang," desak Aisha sembari memelaskan mukanya yang sudah pucat. "Nay, Mbak Aisha mohon, penuh permintaan terakhir Mbak, ya!"
"Lailahailallah ..." Aisha menarik napas panjang setelah itu ia pun mengembuskan napas terakhirnya. Kedua matanya tertutup untuk selama-lamanya. Sontak semua orang berteriak histeris.
"Aisha ... jangan tinggalkan aku, Aisha!" Rama mendekap tubuh istrinya dengan erat.
"Mbak Aishaaa ... jangan pergi Mbak!" seru Nayra sambil menggoncang-goncangkan kaki kakaknya.
"Aishaaa ... Aishaaa!" seru Bu Aini. Lalu tiba-tiba seluruh pandangannya menjadi gelap.
"Ibu!" Nayra memekik saat melihat ibunya pingsan.
"Alina, cepat panggil dokter!" seru Pak Syamsul. Alina segera pergi memanggil dokter.
Tak lama kemudian dokter datang, lalu memeriksa kondisi Aisha. Sementara para suster memberikan pertolongan pertama kepada Bu Aini.
"Maaf Pak, Bu, pasien sudah meninggal dunia," ucap Pak Dokter.
"Innalillahi wa innailaihi roji'un," ucap semua orang seraya menitikkan air mata.
"Suster, tolong catat waktu kematiannya!" titah Pak Dokter.
"Baik, Dok," sahut suster.
"Yang sabar ya, Pak, Bu. Saya permisi dulu." Dokter pun beranjak meninggalkan ruangan itu. Sementara suster melepas semua kabel dan selang yang terhubung ke badan Aisha, kemudian menarik selimut hingga menutup sekujur tubuhnya.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG....................
Notes :
Jangan lupa tekan LIKE dan komentarnya setelah membaca!
Terima kasih .... 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Deasy Dahlan
ceritanya drama... sedih nihh..
2024-04-29
0
Nhur Aj Hasna
ceritanya mengandung bawang merah
2021-06-07
1
si kece
bab awal udh berderai air mata..
2021-03-22
1