Pengorbanan Nayra

Pengorbanan Nayra

Kepergian Aisha (Part 1)

Hujan rintik-rintik mengiringi langkah kaki mereka menuju tempat pemakaman umum. Semua berpakaian serba hitam.

Mewakili rasa duka yang mendalam atas kepergian Aisha, kakak perempuan yang sangat Nayra sayangi. Satu-satunya kakak yang dia miliki di dunia ini.

Nayra mencoba untuk tegar menghadapi kenyataan pahit ini. Tidak ada setetes air mata pun yang keluar dari pelupuk matanya. Nayra mencoba mengikhlaskan kepergian Aisha, agar jiwa kakaknya tenang di alam sana.

Rombongan telah sampai di area pemakaman. Nayra mengayunkan langkahnya dengan berat menuju tempat peristirahatan terakhir kakaknya. Seketika titik-titik air yang turun dari langit pun berhenti.

"Alhamdulillah ... hujannya sudah berhenti, ayo segera kita makamkan!" seru seorang laki-laki.

Selamat jalan Mbak Aisha ..., ucap Nayra dalam hati.

Jenazah Aisha pun dimakamkan. Sampai detik ini Nayra masih bisa menahan tangisnya agar tidak tumpah. Namun begitu jenazah Aisha selesai dikebumikan, Nayra tidak dapat membendung air matanya lagi. Tangisnya pecah. Dia jatuh terduduk di samping pusara kakaknya.

"Mbak Aishaaaa ... jangan tinggalin Nayra Mbak!" seru Nayra di Sela isak tangisnya.

Tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluk Nayra dari samping, kemudian mengusap-usap pundaknya dengan lembut. Nayra sontak menghentikan tangisnya dan memutar kepalanya ke arah orang yang memeluknya itu. "Alina."

"Sabar ya, Nay! Allah lebih menyayanginya Kak Aisha. Jangan meratapi kepergiannya, ya! Kasihan dia," ucap seorang gadis yang bernama Alina.

Nayra pun menenggelamkan kepalanya ke dalam pelukan Alina. Perempuan yang tidak lain adalah adik ipar sekaligus sahabat baiknya.

"Lihatlah Kak Rama! Dia saja bisa tegar mengantar kepergian Kak Aisha," desis Alina sambil menatap wajah kakaknya.

Nayra pun menoleh ke arah laki-laki yang berdiri tegak di depan pusara istrinya. Wajahnya memancarkan sejuta kesedihan. Namun tidak ada setetes air mata pun yang keluar dari pelupuk matanya. Rama hanya fokus memandang pusara Aisha.

Kenapa ada laki-laki setegar dia di dunia ini? Padahal dia baru saja kehilangan istri yang sangat dicintainya. Apa dia hanya bersandiwara di depan semua orang? Nayra bertanya dalam hati.

Setelah membacakan doa untuk arwah Aisha, rombongan pun berangsur meninggalkan area pemakaman. Kini hanya tinggal Nayra, Alina, Rama dan Pak Syamsul di tempat itu. Rama masih bergeming. Dia menatap pusara istrinya dengan penuh kesedihan.

"Ayo kita pulang, Nay! Kasihan ibu kamu di rumah. Sudah beberapa kali beliau pingsan," ajak Alina.

Mengingat ibunya di rumah, Nayra pun sontak berdiri lalu melangkah meninggalkan pemakaman. Alina terus mendampinginya.

"Rama, ayo kita pulang!" seru Pak Syamsul kemudian.

"Papa duluan saja! Rama masih ingin di sini menemani Aisha," sahut Rama tanpa memandang ayahnya. Kepalanya masih tertunduk memandang pusara Aisha.

"Baiklah, tapi jangan lama-lama! Kasihan bayi kamu. Pasti dia sangat mrmbutuhkan ayahnya."

"Iya, Pa."

Pak Syamsul pun beranjak meninggalkan Rama sendirian di sana.

Saat semua orang sudah pergi, bulir-bulir kristal bening pun berjatuhan membasahi kedua pipi Rama. Dia sudah tidak mampu membendungnya lagi. Ternyata betul apa yang dipikirkan Nayra. Rama hanya berpura-pura tegar di hadapan semua orang. Padahal dialah orang yang paling rapuh.

Aisha, kenapa begitu cepat kau meninggalkan aku? Bagaimana aku menjalani hidup tanpamu, Aisha? Rasanya aku ingin mati saja bersamamu.

***

Malam itu, Rama, Alina, Nayra dan Bu Aini menunggu di depan ruang operasi dengan cemas.

Ya Allah, semoga Aisha dan bayi kami selamat. Aku mohon selamatkanlah mereka ya Allah ...' doa Rama yang diucapkannya berulang kali dalam hati.

Dia berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang operasi. Sementara Alina, Nayra, dan Bu Aini duduk berdampingan di kursi. Mereka pun mencemaskan Aisha yang tengah berjuang untuk melahirkan bayinya ke dunia ini.

Satu jam kemudian, pintu ruang operasi terbuka. Semua mata tertuju ke arah pintu itu. Keluarlah seorang suster, lalu berteriak, "Ayah bayi?"

"Iya, saya Sus," sahut Rama menghampiri suster itu.

"Silahkan masuk Pak! Bayi Anda sudah lahir," ucap suster itu sembari menyunggingkan senyuman di bibirnya.

"Alhamdulillah ya Allah," ucap Rama sembari menengadahkan kedua tangannya di depan dada.

Rama tersenyum lega begitu melihat bayi perempuannya telah lahir dengan selamat dan sehat. Rasa haru menyeruak ke dalam dadanya saat pertama kali ia menggendong malaikat kecilnya. Dia pun melantunkan azan ke telinga bayinya, kemudian mengecup kedua pipinya dengan lembut.

"Bagaimana Nak Rama? Apa cucu ibu sudah lahir?" tanya Bu Aini begitu melihat Rama keluar.

"Alhamdulillah bayinya sudah lahir, Bu. Dia cantik sekali seperti Aisha," sahut Rama sambil tersenyum.

"Alhamdulillah," seru Bu Aini, Nayra, dan Alina.

"Selamat ya Kak. Kak Rama sudah jadi ayah sekarang. Dan aku jadi tante," ucap Alina senang.

"Selamat ya Mas," ucap Nayra.

"Makasih Alina, Nayra," sahut Rama.

"Lalu bagaimana dengan Mbak Aisha, Mas?" tanya Nayra.

"Kata suster Aisha baik-baik saja. Tapi kita belum bisa melihatnya karena dia masih terpengaruh obat bius."

"Alhamdulillah," ucap semuanya.

"Terima kasih ya Allah, Engkau telah mendengarkan doa-doa kami" imbuh Bu Aini.

Setelah menunggu selama beberapa jam, akhirnya Aisha dipindahkan ke ruang rawat. Rama dan Bu Aini sudah menunggu di depan pintu ruang rawat sejak tadi. Alina dan Nayra sudah pulang karena jam besuk sudah habis. Mereka akan kembali besok pagi.

"Bagaimana keadaanmu, Sayang?" Rama mengecup lembut kening Aisha.

"Perutku rasanya sakit banget Mas, semenjak obat biusnya hilang."

"Sabar ya, Sayang! Ada aku di sini. Aku akan selalu ada di sampingmu untuk menjagamu."

"Iya Aisha, kamu harus kuat demi bayi kamu." Bu Aini memberi semangat kepada putrinya.

Sebelum melahirkan Aisha diketahui mengalami preeklamsia, kondisinya tidak memungkinkan untuk segera melahirkan. Menurut dokter yang menangani, preeklamsia yang dialami oleh Aisha tergolong berat dan ketika itu trombositnya sangat rendah.

Dihadapkan pada situasi yang sulit, Aisha tidak bisa berpikir terlalu banyak. Belum lagi kondisi psikologisnya turut terpengaruh. Sementara Rama berpikir agar operasi caesar dijalankan ketika kondisi istrinya sudah benar-benar kuat. Namun saat itu tiba-tiba Aisha kejang yang merupakan efek preeklamsia, sehingga sudah tidak ada pilihan selain operasi.

Preeklamsia memang lebih mungkin terjadi pada kehamilan pertama. Dalam kondisi sehat, biasanya ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan waktu. Hal ini dilakukan guna mencegah komplikasi serius pada ibu dan janin dalam kandungan. Terlebih pasokan nutrisi pada janin menjadi terganggu karena preeklampsia membuat plasenta menjadi abnormal.

Semula operasi berjalan lancar dan dokter yang menangani juga merasa senang karena baik ibu maupun bayi berhasil diselamatkan. Hasil pemeriksaan setelah operasi caesar juga menunjukkan kondisi napas dan jantung ibu, maupun bayi terbilang bagus. Selain itu, kekhawatiran akan pendarahan berlebih saat operasi juga tidak terjadi.

Pada saat itu, tidak pernah terlintas atau terbayang di benak mereka kalau Aisha akan pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Namun nyatanya takdir berkata lain. Ketika dini hari, kondisi Aisha mulai menurun. Dia mengalami komplikasi dari preeklampsia yang mengarah ke HELPP Syndrome. Organnya banyak yang kena karena itu. Kurang dari dua puluh empat jam setelah operasi, Aisha mengembuskan napas terakhirnya.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG ....................

Notes :

Wajib tekan LIKE dan berikan komentarnya setelah membaca ya! Sebagai bentuk dukunganmu terhadap penulis dan novel ini. Makasii 😊

Terpopuler

Comments

Inooy

Inooy

edisi memantauuuuu 🤭

2024-09-12

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

salam kenal thor

2024-04-29

1

gia anggi🌷

gia anggi🌷

mampir lagi thor...
kangen nay sampe baca lagi
ke 4x nya nih

2022-06-29

2

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Aisha (Part 1)
2 Kepergian Aisha (Part 2)
3 Rapat Keluarga
4 Keputusan
5 Persiapan Pernikahan
6 Nayra dan Aditya
7 Kedatangan Ayah
8 Ijab Qobul
9 Special Chapter (Visual Cast)
10 Tidur Satu Ranjang
11 Status Baru
12 Usaha Nayra
13 Hijrah
14 Rama Menyesal
15 Melupakan Aisha
16 Cowok Misterius
17 Kyara Sakit
18 Bertemu Kembali
19 Di Antara Dua Pilihan
20 Perhatian Nayra
21 Menginap (Part 1)
22 Couple T
23 Menginap (Part 2)
24 Gigitan di Leher
25 Mengantar Makanan
26 Cemburu
27 Pindah Kamar
28 Kedatangan Bu Maya
29 Panggilan Sayang
30 Aku Cinta Kamu, Nay!
31 Seperti Pengantin Baru
32 Hadiah Dari Rama
33 Menghadiri Pesta (Part 1)
34 Menghadiri Pesta (Part 2)
35 Menghadiri Pesta (Part 3)
36 Kecurigaan Sofia
37 Ingin Tau
38 Rama Emosi
39 Pengakuan Nayra
40 Nomor Tidak Dikenal
41 Keputusan (Part 1)
42 Keputusan (Part 2)
43 Sifat Asli Sofia
44 Alina...
45 Dia Lagi
46 Ternyata Dia..
47 Terbayang-Bayang
48 Jatuh Cinta
49 Belajar Masak
50 Jadian
51 Berpisah
52 Kegelisahan Nayra
53 Kepulangan Rama
54 Melepas Rindu
55 Tes Kesuburan
56 Pengumuman Penting
57 Amarah Sofia
58 Liburan (Part 1)
59 Liburan (Part 2)
60 Tespack
61 Kejadian Malam Itu..
62 Kejujuran Yang Menyakitkan
63 Bukti
64 Tes DNA
65 Pesta Pertunangan
66 Pengorbanan Nayra
67 Terbongkar
68 Selembar Foto
69 Mencari Alina
70 Di Rumah Sakit
71 Perasaan Aditya
72 Putus
73 Penyesalan Aditya
74 Pertemuan Terakhir
75 Wisuda Nayra
76 Berita Gembira
77 Ngidam
78 Ulang Tahun Kyara
79 Operasi Caesar
80 Baby Daniel
81 Kepulangan Alina
82 Menunggu Kamu
83 Move On
84 Salah Paham
85 Melamarmu Sekali Lagi
86 Wedding Day
87 Hadiah Pernikahan
88 Bahagia Selamanya (END)
89 Extra Part 1 ~ (Alina Aditya)
90 Extra Part 2 ~ (Alina Aditya)
91 Turun Ranjang (TELAH TERBIT)
92 Selepas Ijab Kabul
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kepergian Aisha (Part 1)
2
Kepergian Aisha (Part 2)
3
Rapat Keluarga
4
Keputusan
5
Persiapan Pernikahan
6
Nayra dan Aditya
7
Kedatangan Ayah
8
Ijab Qobul
9
Special Chapter (Visual Cast)
10
Tidur Satu Ranjang
11
Status Baru
12
Usaha Nayra
13
Hijrah
14
Rama Menyesal
15
Melupakan Aisha
16
Cowok Misterius
17
Kyara Sakit
18
Bertemu Kembali
19
Di Antara Dua Pilihan
20
Perhatian Nayra
21
Menginap (Part 1)
22
Couple T
23
Menginap (Part 2)
24
Gigitan di Leher
25
Mengantar Makanan
26
Cemburu
27
Pindah Kamar
28
Kedatangan Bu Maya
29
Panggilan Sayang
30
Aku Cinta Kamu, Nay!
31
Seperti Pengantin Baru
32
Hadiah Dari Rama
33
Menghadiri Pesta (Part 1)
34
Menghadiri Pesta (Part 2)
35
Menghadiri Pesta (Part 3)
36
Kecurigaan Sofia
37
Ingin Tau
38
Rama Emosi
39
Pengakuan Nayra
40
Nomor Tidak Dikenal
41
Keputusan (Part 1)
42
Keputusan (Part 2)
43
Sifat Asli Sofia
44
Alina...
45
Dia Lagi
46
Ternyata Dia..
47
Terbayang-Bayang
48
Jatuh Cinta
49
Belajar Masak
50
Jadian
51
Berpisah
52
Kegelisahan Nayra
53
Kepulangan Rama
54
Melepas Rindu
55
Tes Kesuburan
56
Pengumuman Penting
57
Amarah Sofia
58
Liburan (Part 1)
59
Liburan (Part 2)
60
Tespack
61
Kejadian Malam Itu..
62
Kejujuran Yang Menyakitkan
63
Bukti
64
Tes DNA
65
Pesta Pertunangan
66
Pengorbanan Nayra
67
Terbongkar
68
Selembar Foto
69
Mencari Alina
70
Di Rumah Sakit
71
Perasaan Aditya
72
Putus
73
Penyesalan Aditya
74
Pertemuan Terakhir
75
Wisuda Nayra
76
Berita Gembira
77
Ngidam
78
Ulang Tahun Kyara
79
Operasi Caesar
80
Baby Daniel
81
Kepulangan Alina
82
Menunggu Kamu
83
Move On
84
Salah Paham
85
Melamarmu Sekali Lagi
86
Wedding Day
87
Hadiah Pernikahan
88
Bahagia Selamanya (END)
89
Extra Part 1 ~ (Alina Aditya)
90
Extra Part 2 ~ (Alina Aditya)
91
Turun Ranjang (TELAH TERBIT)
92
Selepas Ijab Kabul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!