Putri bangun tidur jam 3 sore. Saat ia melihat dirinya sudah ada di kamar, iapun teriak sekeras mungkin. "Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. kenapa aku bisa ada di sini. bukannya tadi aku adi di dalam mobil sama Aldo lalu kenapa bisa ada di kamar." Ucap Putri yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Sinta, mamanya Putri yang mendengar teriakan anaknya langsung lari ke atas dan masuk ke dalam kamar Putri.
"Kamu kenapa sih, bangun tidur langsung teriak teriak gitu. Bikin mama jadi kaget aja." Omel Sinta lalu duduk di samping anaknya.
"Ma, kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Putri penasaran.
"Tadi Aldo yang bwa kamu ke sini."
"Aldo?" ulang Putri
"Iyalah, emang siapa lagi. Kamu kan pergi bareng dia jadi dia yang antar kamu pulang. Terus karena kamu tertidur di mobilnya jadi dia gendong kamu sampai sini. Dia gak mau membangunkan kamu, kasihan katanya." Jawab mamanya sambil tersenyum. "Kamu sedang menjalin hubungan ya sama nak Aldo?" imbuh Sinta
"Ada hubungan gimana? Aku aja ketemu dia tadi pagi di warung. Terus di ajak jalan aku dan traktir aku. Udah gitu aja. Jangan mikir yang macem macem deh."
"Oh, mama fikir kamu sedang menjalin hubungan. Tapi jikapun iya, mama setuju kog. Nak Aldo itu baik loh."
"Emang mama kenal dia."
"Iyalah, gimana gak mau kenal. Dia bos papa kamu sekaligus anak dari sahabat papamu."
"Ah yang benar? mama bohong kan?"
"Ngapain bohong coba tapi log masih gak percaya, tanyakan aja sama papamu nanti. Terus kamu dan dia memang udah di jodohkan oleh kami semua. Cuman kami biarkan seakan akan kalian memang ketemu sendiri padahal semuanya sudah di rencanakan dengan matang. Saat Aldo pertama kali ketemua kamu, itu sudah di atur semua. Dan kenapa papa kamu bisa kerja di hotel miliknya, itu semua di suruh oleh sahabatnya biar gampang. Terus saat Aldo mengadakan acara di hotel itu, papa dan mama sengaja bawa kamu biar Aldo lihat kamu dan tertarik sama kamu dan semuanya kini berjalan lancar. Sekarang tinggal kamu dan Aldo aja gimana enaknya. Kami akan dukung semua keputusanmu dan juga keputusan dia. Kalau mama sih yakin dia pasti ingin memiliki kamu seutuhnya, tinggal kamunya aja. Mau apa gak ke dia. Tapi jangan bilang ke dia kalau kamu dan dia di jodohkan. Anggap aja kamu gak denger cerita ini. Oke"
"Tapi kog bisa ya ma, kami di jodohkan dan kenapa juga dia bisa jadi bos di saat usia dia masih sangat muda sekali bahkan di saat aku sama dia masih sama sama sekolah. Aku aja boro boro jadi bos, uang jajan aja aku masih minta sama mama dan papa."
"Itu karena dia mau belajar dan otaknya di pakek jadi apapun yang ia lakukan selalu berhasil dan sukses. Lah kamu, mau jadi kayak dia mana bisa. Bangun aja, kalau gak di bangunin masih aja ngorok di tempat tidur sampek sering telat sekolah. Malamnya kalau gak di ingetin dan di paksa suruh ngerjain Pr, pasti gak akan di kerjain. Kadang mama heran, kenapa kamu sebegitu malesnya. Padahal dulu pas mama muda, gak pernah kayak kamu. Mama selalu nurut sama kakek nenek tapi kamu, boro boro nurut, membangkang iya."
"Udahlah ma, jangan ceramah terus. Bosen tau."
"Tuh kalau di bilangin, mama di bilang lagi ceramah. Ya sudahlah, terserah kamu deh."
"Sekarang kamu, mandi dulu deh. Lalu makan. Tadi pagi, kamu gak mandi kan. Pasti bau deh badannya."
"Ah mama, masak anaknya sendiri di bilang bau sih."
"Emang kenyataanya gitu. Iya sudah mama tunggu di bawah."
"Iya deh."
Putri segera pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, ia lansung pakek baju lulu turun menuju meja makan.
"Ma, kog cuma ada nasi goreng sih?" tanya Putri melihat di meja makan hanya ada nasi goreng aja.
"Kalau kamu mau makan yang enak, ya masak dong Put. Masak nunggu mama terus. Mama kan juga sibuk harus beres beres rumah."
"Makanya pakek pembantu dong ma. Biar enak hidup kita. Masak papa gak mampu sih buat bayar pembantu."
"Bukan gak mampu Put tapi mama yang gak mau. Mama kan sejak kamu lahir sudah gak di izinin kerja sama papa. Di suruh jaga kamu. Kalau ada pembantu yang bersih bersih rumah dan masak, terus mama ngapain dong. Masak diem aja seharian. Kan gak enak."
"Tapi kan kayak gini jadinya ma, masak aku cuma makan nasi goreng aja. Mana kenyang."
"Kan mama tadi udah bilang, kalau pengen yang lebih, tiinggal masak aja. Tuh sayur segala macam lengkap di kulkas. Kamu tinggal ngidupin kompor lalu masak."
"Ah mama mah, aku males ma."
"Kalau males ya sudah, makan seadanya aja. Gak usah bawel."
"Iya sudah deh, dari pada aku mati kelaparan." Ucap Putri lalu ia pun menikmati nasi goreng yang kini ada di hadapannya.
Selesai makan, Putri langsung kembali ke kamar mengambil Novel yang ia beli tadi siang bersama Aldo. Lalu ia pun membawa novel itu di taman samping rumah. "Ah betapa enaknya hidup kalau kayak gini, bisa baca novel sampk puasa dengan di temani camilan yang banyak." gumam Putri, sebelum pergi ke taman, ia mengambil semua camilan yang ada di lemari.
"Put, dari pada kamu cuma duduk duduk baca novel. Mending kamu bantuin mama deh nyiram tanaman." Ucap Sinta sambil menata bunga, memetik daun yang sudah agak menguning dan memotong daun yang di anggapnya sudah memanjang. Sinta memang suka banget memelihara bunga sehingga taman di samping rumah penuh dengan berbagai macam bunga.
"Males mah, kenapa sih mama selalu aja ganggu. Baru aja aku duduk menikmati hidup, sudah di suruh ini itu."
"Kamu itu kalau di suruh mama, bukannya nurut malah ngomel gak jelas. Ayo bantu.' bentak mamanya.
"Iya iya." Dengan sangat terpaksa Putri pun menaruh buku novelnya di kursi. Ia berjalan menuju sebuah kran dan menghidupkannya lalu ia mengambil selannya dan menyiram setiap bunga yanga ada. Sinta hanya tersenyum melihat anaknya yang sedari tadi cemberut..
Tak terasa sudah satu jam mereka bergelut di taman belakang hingga semua pekerjaanpun sudah selesai dan tiba tiit tiiit tiiiiiit, bunyi klakson mobil.
"Ah itu pasti papa deh." Putri segera lari dan membuka pintu.
"Papa." Ucap Putri lalu memeluknya.
"Ayo masuk dulu. Papa capek." Ucap Hermanto, papanya Putri.
"Iya pa." Putri menurut, ia masih memeluk papanya dan berjalan menuju ruang tengah. Di sana papanya menaruh tas di meja dan langsung duduk sambil menonton tivi.
"Mama di mana" tanya Herman.
"Tuh di taman." Jawab Putri.
"Kamu kenapa, kog cembertu gitu mukanya."
"Habis mama nyuruh Putri buat nyiram tanaman. Putri kan capek pa."
"Kamu itu, cuma di suruh bantu gitu aja pek cemberut. Wajar kan mama minta bantu sama kamu. Lagian jika kamu gak mau bantu, masak iya papa yang harus bantu mama. Papa kan kerja buat cari uang. Sudah jangan cemberut lagi. Sana panggil mama, papa mau ngomong sama mama."
"Iya deh."..Putri segera memanggil mamanya yang masih ada di taman samping rumah.
"Ma, di panggil papa tuh." Teriak Putri dari pintu karena males keluar.
"Iya sayang, sebentar. Mama masih mau cuci tangan dan kaki dulu." Jawab Sinta, Putri tak menjawab. Ia segera pergi menuju ke ruang tengah lagi, bertemu papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Catur Priyati
anak tunggal emang manja ...gk semua sih
2020-11-03
2
Ayunina Sharlyn
mampir ya ke novel ku 💖😍
1. Hati Putih Melati
2. The Hendrick's Family - live your life
3. Yuana, Stay with Me...
Ditunggu like, love, komen, dan vote nya
Makasih 😄💖🙏
2020-06-28
3
Nununa07
like thor
2020-06-19
1