Sesampai di depan sekolah, pintu gerbang sudah di tutup. Putri lihat jamnya sudah menunjukkan pukul 07.45. Padahal jam masuk sekolah yaitu jam 07.00. "Ah, baru cuma telat 45 menit." gumam Putri.
Jika ia meminta satpam untuk membuka gerbangnya pasti dia gak akan mau, yang ada malah aku di omelin. "Duh enaknya ngapain ya, apa aku bolos aja. Tapi jika ketahuan mama dan papa, pasti aku di marahin lagi deh. Tapi jika aku maksa masuk selain di omelin satpam, guru guru pasti gak akan tinggal diam. Mereka pasti akan menghukum aku, kalau gak berdiri di lapangan sampai jam istirahat pasti di suruh lari lapangan sebanyak 15x. Ah ngebayangin aja, udah capek banget. Gimana ngelakuinnya coba. Duh jadi bingung sendiri aku. Ya sudahlah, mending aku nongkrong dulu deh di warung depan sambil memikirkan gimana caranya masuk tanpa harus di marahin oleh siapun" Ucap Putri dalam hati, ia pun melangkahkan kakinya menuju warung depan.
"Bu, Pesen Mie ayam satu, bakso dua, nasi pecel satu, jangan lupa kerupuknya dua bungkus sama es tehnya dua." Pinta Putri ke bu Lia, yang punya warung tepat di depan sekolah.
"Busyet, gak kebanyakan tuh pesennya." Tanya pria yang ada di dekatnya.
"Ngapain loe tanya tanya." Jawab Putri jutek.
"Pengen tanya aja."
"Oh ya kenalin aku Aldo kelas 12 IPS. Kamu Putri kan, anak baru di sekolah ini?" Tanya laki laki itu yang bernama Aldo
"Kalau udah tau, ngapain tanya." Lagi lagi Putri menjawabnya dengan jutek banget.
"Kamu gak bisa ya kalo gak jutek. Tapi gak papa sih, aku seneng liatnya, tambah manis."
"Gak usah lebay, gak mempan."
"Siapa yang lebay. Aku ngomong yang sebenarnya kog.. Oh ya kenapa kamu di sini? Gak masuk sekolah?"
"Telat."
"Oh, sama kalau gitu. Aku juga telat tadi makannya ke sini. Kalau gitu, mau aku temenin di sini. Biar kamu gak sendirian. Jadi ada temen ngobrol gitu."
"Terserah." Putri sudah males sebenarnya ngomong sama orang yang gak ia kenal. Yah walaupun ternyata dia adalah kakak kelasnya tapi tetep saja dia gak kenal. Apalagi dia sok akrab bikin Putri tambah males deket deket sama orang itu. Tak lama kemudia bu Lia datang membawa semua makanannya. Mata Putri pun berbinar seketika, tanpa ba bi bu lagi, ia langsung menyantap makanan yang ada di depannya.
"Kamu belum makan berapa hari sampai lahap gitu kayak orang kelaparan?" tanya Aldo yang melihat Putri dengan begitu rakusnya menyantap semua makanan. Aldo yang tadinya lapar, langsung kenyang melihat Putri yang lagi makan.
"Tadi sebelum aku berangkat sekolah, aku udah makan tapi belum kenyang karena cuma makan roti doang." Jawabnya dengan mulut yang penuh dengan makanan. "Kamu mau?" tanya Putri.
"Enggak deh, makasih buat kamu aja. Aku udah kenyang liat kamu."
"Syukur deh. Aku tadi juga cuma pura pura doang kog." Ucapnya, tak butuh waktu lama buat Putri menghabiskan semua makanan yang ada di meja. Setelah selesai, ia langsung minum es tehnya, tiba tiba matanya melihat gorengan yang masih hangat. Ia pun mengambil piring yang berisi gorengan itu.
"Kamu masih belum kenyang ya?" tanya Aldo melihat Putri masih mengambil gorengan dan memakannya.
"Belum."
"Astaga. Tubuhmu kecil tapi makannya banyak juga ya."
"Terserah aku dong. Kenapa sih kayaknya dari tadi kamu cerewet banget deh. Kalau kamu mau, tinggal makan aja. Nanti aku yang bayarin deh. Mumpung aku lagi banyak uang nih." Ucap Putri sambil menyodorkan gorengan yang ia pegang.
"Enggak, makasih. Sungguh aku sudah kenyang lihat kamu makan lahap seperti ini. Lebih baik kamu habisin aja deh."
"Iya sudah." Putri dengan santainya menghabiskan gorenngan itu. Setelah selesai, ia pun langsung memanggi bu Lia untuk membayar semuannya.
"Bu, berapa semuanya?"
"65 ribu non."
"Oke." Ucap Putri sambil mengambil uang yang ada di dalam tasnya. Tapi betapa kagetnya dia, kalau uang yang di kasih papanya ketinggalan di kamarnya. Tadi pas dia naik angkot, dia pakek uang sisa kemaren. Putri pun kebingungan, gak tau harus berbuat apa. Ah betapa malunya dia jika gak bisa bayar.
"Pakek uangku dulu deh." Ucap Aldo lalu memberikan uang itu kepada bu Lia.
"Makasih ya..Aku janji deh, besok aku ganti."
"Gak perlu kamu ganti asal kamu mau ikut aku sekarang."
"Ke mana?"
"Ke suatu tempat."
"Gak ah, aku takut."
"Kenapa takut? Aku gak mungkin menyakiti kamu."
"Kita kan belum kenal. Bisa aja kan nanti kamu bawa aku ke tempat sepi lalu memperkosaku."
"Fikiranmu itu kenapa sampai ke situ. Aku aja gak pernah tu punya fikiran kayak gitu. Jorok dehh."
"Bukan gitu . Aku hanya takut aja."
"Sudah deh, gak usah banyak omong. Mending kamu ikut aku aja, gak usah bawel." Aldo menarik tangan Putri untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Ini mobil kamu?" tanya Putri
"Iya. Kenapa?" tanya balek Aldo sambil mengemudikan mobilnya.
"Ini mobil terbaru loh dan harganya hampir 15 Miliar. Ini serius mobil kamu. Jangan bercanda deh."
"Iya sudah kalau gak percaya. Asal kamu tau aja ya. Bukan hanya ini aja mobilku, di rumah juga masih banyak. Ada Mobil Sport Lamborghini, Mobil Sport Ferrari, Mobil Sport Porsche, Mobil Sport Maserati, Mobil Sport Mercedes Benz, Mobil Sport BMW, Mobil Sport McLaren, Mobil Sport Audi, Mobil Sport Aston Martin, Mobil Sport Toyota, Mobil Sport Lexus, Mobil Sport Honda dan yang terakhir itu Mobil Sport Mazda. Aku suka mobil Sport untuk itu setiap kali ada yang terbaru, aku langsung beli."
"Kamu lagi menghayal ya?" Putri tertawa mendengarkan ucapan Aldo
"Kenapa aku harus menghayal. Asal kamu tau, SMA tempat kamu sekolah sekarang itu punyaku."
"Udah deh, kalau menghayal jangan ketinggian. Nanti kalau jatuh, sakit tau..."
"Iya sudah, aku gak akan maksa kamu untuk percaya. Yang jelas aku sudah bilang yang sesungguhnya."
"Mana mungkin aku percaya. Kita aja ketemu di warung depan sekolah. Jika kamu orang kaya, mana mungkin kamu sekolah di sana. Pasti kamu akan sekolah di sekolah intrnasional dan gak mungkin juga kamu makan di warung itu. Biasanya kalau orang kaya itu makannya di restoran mahal bukan tempat kayak gituan."
"Terserah deh."
Aldo segera melajukan mobilnya menuju ke sebuah restoran ternama. Restoran ini adalah restoran miliknya dan sudah ada sekitar 32 cabang baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Kamu ngapain bawa aku ke sini?" tanya Putri heran.
"Di sini kamu bisa makan sepuasnya." Jawab Aldo sambil membawa Putri masuk ke dalam. Saat Aldo masuk ke restoran itu, semua pelayan langsung menundukkan kepalanya.
"Duduk sini." Aldo menarik kursi itu dan membiarkan Putri untuk duduk. Sekarang mereka ada di ruangan VIP.
"Pelayan." Panggil Aldo setelah ia duduk di samping Putri.
"Iya tuan." Jawab pelayan itu dengan wajah yang masih menunduk.
"Siapkan makanan termahal di restoran ini dan segera bawa ke sini dalam waktu 5 menit. Jika sampai lebih dari 5 menit, kamu saya pecat." Ucapnya dengan nada tegas. Pelayan itupun segera lari untuk mengambil pesananya.
"Kamu gak boleh gitu tau. Kan kasihan dia." Putri benar benar gak tega melihat wajah pelayan tadi.
"Lain kali, aku gak mau lihat kamu seperti itu lagi." imbuhnya.
"Iya nona, demi kamu. Aku janji gak akan bersikap seperti itu lagi."
"Sip." Putri langsung memberikan senyuman manisnya. Lalu ia melihat ke luar jendela, di sana ada kolam dan juga taman yang sangat indah. Sungguh, belum pernah sebelumnya ia melihat pemandangan seperti itu. Mungkin karena di sini tempat orang kaya jadi pemandangan nya pun harus indah biar orang orang suka dan sering makan di sini.
"Kamu mau ke sana?" tanya Aldo yang melihat Putri sangat mengagumi tempat itu.
"Enggak ah, lain kali aja."
"Baiklah."
"Aku gak nyangka, kamu benar benar orang kaya. Tapi yang kaya itu orang tuamu kan, bukan kamu. Jadi harta yang kamu miliki itu adalah milik mama sama papa kamu. Iya kan?"
"Bukan. Itu milikku sendiri. Dulu saat aku masih SMP aku bekerja di kantor papa. Dan papa memberikan aku gaji tiap bulannya sama seperti yang lain. Dan gaji itu aku tabung, setelah aku rasa cukup. Aku coba buka restoran dan ternyata berhasil sehingga aku pun membuka cabang sana sini dan hanya dalam waktu singkat, restoranku terkenal. Akhirnya aku coba untuk membangun hotel sama sseperti papa. Untunglah saat aku bekerja, papa sering mengajariku bagaimana cara berbisnis. Awalnya hanya hotel kecil karena masih percobaan tapi karena mungkin tempatnya yang bagus dengan pemandangan indah dan pegawainya yang sangat ramah, hotel itu banyak di kunjungi akhirnya aku coba bikin yang agak megah dengan hasil dari restoran yang sudah banyak cabangnya dan dalam waktu satu tahun hotel itu di bangun sekarang sudah mulai terkenal juga. Untuk sekolah SMA itu aku bangun sejak lulus SMP, awalnya muridnya cuma belasan. Tapi sejak aku gratiskan banyak yang ingin sekolah di sana bahkan hampir ribuan. Semuanya sesuai dengan apa yang aku inginkan. Dan sekarang aku masih fokus membangus Mall di tengah tengah kota Bandung dan sampai sekarang belumm selesai, mungkin dua bulan lagi."
"Astaga, kamu ternyata orang hebat ya."
"Aku gak hebat hanya saja aku mau belajar dan menerapkan ilmu yang aku dapat."
"Terus orang tuamu ada di mana sekarang?"
"Mereka masih ada di luar negeri. Mereka jarang ke sini."
"Kamu di sini tinggal sama siapa?"
"Sama asistenku tapi sekarang dia gak ikut karena aku menyuruhnya untuk membereskan berkas berkas di kantor."
"Oh...."
Tak terasa makanan pun sudah ada di depan mata. Putri sangat tergiur melihat makanan itu.
"Sekarang kamu makan deh sampai puas. Jika masih kurang, kamu tinggal panggil pelayan."
"Tapi aku gak punya uang untuk bayar makanan ini."
"Kamu gak perlu bayar. Dan mulai detik ini, jika kamu ingin makanan di restoran ini. Kamu bisa tinggal ke sini aja. Restoran ini selalu terbuka untuk kamu dan kamu gak perlu memikirkan bagaimana bayarnya karena kamu gak perlu mengeluarkan uang sedikitpun. Untuk kamu, aku gratiskan selama kamu mau."
"Beneran?" tanya Putri dengan mata yang berbinar.
"Iya benar. Aku serius kog."
"Tapi kenapa kamu baik banget sama aku. Kita kan baru kenal. Apa kamu memang seperti ini, mengajak orang yang gak kamu kenal dan kamu kasih gratisan seperti ini."
"Gak, hanya sama kamu doang aku seperti ini."
"Kenapa?"
"Kamu gak perlu tau alasannya. Sekarang cukup kamu makan dan nikmati aja apa yang sudah ada di depan kamu."
"Oke deh." Putripun memilih untuk gak tanya ini itu, lagi lagi ia makan dengan lahap padahal di warung tadi ia sudah makan dengan kenyang tapi entah kenapa melihat makanan yang menggiurkan ini, lagi lagi ia merasa lapar dan ingin melahap semuanya.
"Pelan pelan Put."
"Iya iya maaf." ucap Putri sambil tersenyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Catur Priyati
hi..mimpi apa semalm si putri ketemu cogan..kaya..baik lgi...mntap deh
2020-11-03
1
Tri Widayanti
Menarik ceritanya
2020-08-31
1
Saputri Wulandari
Ini menurut q cerita nya keren lhooooooo.. Ga ada yg mustahil jika qt bener bener berusaha.. Malah ini jd motivasi bgt buat anak anak muda.. Dripada ngabisin uang ortu.. Mending bikin usaha kecil kecil an.. Siapa tau nnti kelak dewasa malah punya usaha yg mapan.. Aamiin..
2020-08-22
1