Sekarang Putri, Hermanto dan juga Sinta sudah ada di ruang tengah. Mereka kumpul bersama. Wajah Hermanto terlihat sedikit gelisah. Seperti ada sesuatu yang mengganggu fikirannya. Ia pun mencoba menghirup udara lalu membuangnya secara perlahan. Setelah itu, ia mulai membuaka suara.
"Ma, ada hal penting yang harus papa omongin." Ucap Herman.
"Apa pa?" Jawab Sinta.
"Papa di tugaskan untuk pergi ke Singapure. Di sana ada beberapa masalah dan mau gak mau saya harus kesana." jawab Herman, padahal ia tau betul kalau Aldo memindahkan dia ke sana bukan semata mata karen ada masalah melainkan karena Aldo ingin berudaan sama Putrinya hemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
"Terus gimana dengan mama dan Putri pa. Kita baru saja pindah ke sini, kenapa kita harus pindah lagi." tanya Putri dengan nada sedih.
"Kita di Singapure cuma sebentar put, sekitar 2 bulan. Dan mama wajib ikut papa ke sana karena papa gak bisa jauh jauh dari mama sedangkan kamu, kamu di sini aja. Nanti papa titipkan kamu ke nak Aldo" Herman mencoba untuk menjelakan.
"Oke deh mama setuju pa. Tapi apa Aldo kuat menghadapi sifat anak kita yang super duper malas dan ceroboh." tanya Sinta sambil melirik ke anaknya. Ia mencoba menggoda Putri.
"Siapa yang ceroboh ma. Aku gak ceroboh kog." elak Putri. Gak terima dirinya di bilang ceroboh.
"Pa, bos papa itu Aldo kan. Kalau gitu, biar aku aja yang bilang ke Aldo agar papa tidak usah ke Singapure. Jadi kita bisa tetap bersama seperti ini. Aku yakin, Aldo pasti nurut sama aku kog pa." Ucap Putri dengan penuh semangat, ia tak ingin jauh dari kedua orangtuanya.
"Ini bukan karena Aldo yang jadi boss papa. Tapi memang kewajiban papa dan tugas papa sayang, papa ingin menjadi karyawan yang professional. Jadi papa harus berangkat dan di sana papa di angkat jadi manager nak." itulah alasan yang bisa di ucapkan oleh Herman. Ia berharap selama dua bulan ke depan nak Aldo sudah bisa membuat putrinya jatuh cinta kepadanya kalau Aldo sih, Herman sudah tau bahwa dia udah jatuh hati sama putrinya sejak pertemuan di hotel itu.
"Tapi pa..."
"Sudahlah sayang. Ngomong ngomong kamu ketemu di mana sama Aldo?" tanya Hermanto basa basi juga sama seperti Sinta tadi saat nanya hal itu kepada Aldo. Sekarang gantian, Hermanlah yang basa basi ke Putrinya. Padahal kan dia pasti tau jawabannya.
"Dia tadi ke sini pa, ngantarkan anak kita." Jawab mamanya sambil tersenyum.
"Benar itu sayang. Kamu sudah lama ketemu dia?" tanya Hermanto pura pura gak tau menau tentang Putri dan Aldo. Padahal dia sudah tau betul apa yang terjadi di antara mereka karena Herman menyuruh seseorang untuk memata matai mereka sejak Putri sekolah di SMA itu.
"Dia satu sekolahan sama Putri pa. Dia kakak kelas Putri. Dan aku ketemu dia tadi pagi" Jawab Putri dengan malas.
"Oh dan papa yakin kalian pasti sudah akrab kan. Jadi nanti ketika papa dan mama nitipkan kamu ke Aldo, kamu harus nurutin semua ucapannya. Oke sayang" Ucap Herman
"Iya sayang, kamu harus nurut sama Aldo. Mama yakin apapun yang ia lakukan, itu pasti yang terbaik untuk kamu. Jadi kamu gak boleh bantah apa yang di ucapkan oleh dia." ucap Sinta berharap Putri satu satunya mengerti dan tidak berontak karena ia sangat berharap mereka bisa segera bersatu.
"Tapi ma, pa. Aku kan tidak terlalu kenal sama dia." Ujar Putri yang tidak setuju dengan pendapat mereka.
"Tapi dia sudah kenal sama kamu udah dari dulu sayang." Jawab Sinta.
"Papa lihat dia sangat menyukai dan mencintai kamu loh sayang." Imbuh Hermanto
"Tapi aku gak suka sama dia pa apalagi sayang n cinta" ucap Putri.
"Memang papa nyuruh kamu buat suka sama dia. Enggak kan? Papa cuma berharap setelah ini kamu bisa lebih dekat sama dia. Syukur syukur jika kalian bisa menikah. Agar persahabatan papa dan papanya Aldo bisa semakin dekat dan terikat menjadi satu keluarga." Ucap Herman sambil tersenyum.
"Tau ah." Putri mulai cemberut lagi dan memalingkan wajahnya. Ia pun pura pura nonton tivi padahal ia mendengarkan percakapan papa dan mamanya.
"Terus kapan papa mau berangkat?" tanya Santi.
"Besok ma, habis shubuh."
"Kog mendadak?"
"Iya karena ada sesuatu hal. Nanti deh papa ceritakan semua jika sudah ada di sana."
"Iya sudah kalau gitu. Mama ke kamar dulu buat beres beres. Papa coba hubungi nak Aldo, suruh dia ke sini besok pagi buat bangunin Putri, kalau gak di bangunin bisa bisa gak sekolah dia karena bangun kesiangan."
"Oke ma." Ucap Herman yang segera mengambil Hp dari dalam tasnya dan memencet tombol untuk menelvon Aldo. Putri sudah tak peduli lagi, ia pun segera pergi ke taman untuk melanjutkan baca novelnya yang tadi sempat terhenti karena di ganggu mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Nurain Bajuka
waaah gawat demi jabatan anak satu satux jd korban
2020-07-07
2
SEL
percaya beud njay klo anaknya diapa apain gmana,semua orang kan bisa khilap
2020-05-12
4
Hastina Wardani
bahasanya terlalu formal
2019-07-09
4