"Priscil !" umah memanggilku, aku mendekat pada umah.
"Iya umah ?"
"Mari, umah antar berkeliling. Sekalian umah antar bertemu ustadz, ustadzah pengajar disini, kebetulan anak umah juga asrama disini," rangkulnya pada ku begitu hangat, umah menuntunku, sembari menunjukkan setiap ruangan beserta fungsinya.
Pikiranku tidak begitu fokus pada penjelasan umah, perasaanku dan pikiran ku tidak singkron, yg ku pikirkan saat ini, bagaimana nantinya nasibku disini ? apakah aku mampu bertahan ? ini sama sekali berbanding terbalik dengan passion ku, bahkan tidak pernah terpikirkan olehku, untuk berada disini. Aku melihat lihat sekeliling ku, melihat semua santriwan santriwati yg sedang sibuk beraktifitas. Ada yg belajar, ada yg mengikuti ekskul, semua mata serasa tertuju padaku yg penuh makna entah itu suka, tidak suka, atau aneh. Termasuk sepasang mata, yg terus menatapku. Seorang santriwan di pojok pinggir yang sedang membaca sebuah buku fiqih.
"Kenapa sih, memangnya.. mereka belum pernah ngeliat cewe cantik masuk pesantren ya ?" gumamku.
"Umah, Priscil pingin pulang aja akh !" rengekku pada umah, sambil memeluk lengan umah.
"Kenapa ? diliatin ? ya mungkin mereka aneh, melihat perempuan tak berjilbab di pesantren ini, itu biasa..makanya mulai hari ini Priscil harus berjilbab ya," ucap umah.
Kami memasuki sebuah ruangan kelas, dimana terdapat sekitar 20 santriwati sedang belajar.
"Assalamualaikum, ustadzah Nurul !" panggil umah.
"Walaikumsalam ! " ucap semua yg ada di ruangan, sontak kegiatan mereka terhenti, dan menatap ke arah pintu masuk, yg saat ini berdiri umah dan aku.
"See ! pandangan itu lagi, mereka memandang ku seakan hendak mencibir dan mencekik.
Aku yg memakai kaos hitam, jaket kulit, celana jeans sobek sobek di bagian lutut dan paha, dan sepatu sneaker hitam, dengan earphone yg menggantung di leher, juga rambut terurai panjang bergelombang, sukses membuat mereka berbisik.
"Astagfirullah !!"
Mataku memutar jengah, "liat mereka, ngeliat gue berasa liat alien, " batinku.
Umah sedang berbicara dengan ustadzah Nurul, aku melangkah aga menjauh, merogoh ponsel berlabel apelku. Mencari cari sinyal hingga tak terasa aku berjalan aga jauh.
"Sinyal oh sinyal where are you ? " aku sibuk mencari sinyal, dan hanya fokus melihat ponsel, tak sengaja aku menabrak seorang laki laki berparas tampan, menyejukkan mata yg memandang. Sepertinya ia salah satu santriwan disini.
"Aduh, sorry sorry, gue ga sengaja !" ucapku sambil mengusap ngusap kepalaku.
"Ukhti ! lain kali, kalau berjalan pake mata !!"
ucapnya sarkas saat melihatku ia terdiam.
"Astagfirullahaladzim, " dia langsung mengusap wajahnya.
"Sebaiknya ukhti berkaca, sudah seperti kaum kafir saja ukhti ini," sinis nya, dari arah belakangnya datang 2 orang santriwan lagi.
"Azam !! tunggu ! anta main tinggal tinggal kita aja, masyaallah cantiknya makhluk allah satu ini !" ucapan satu dari mereka.
Azam malah bersikap cuekdan pergi, diikuti kedua temannya yg selalu curi pandang padaku.
"Sial** ! gue dibilang kafir, cakep sih cakep, tapi mulutnya itu pedes kaya seblak level 10, sombong."
Tak lama umah memanggilku.
"Priscil, kenalkan ini ustadzah Nurul, beliaulah yg bertanggung jawab atas asrama perempuan, nanti beliau lah yg akan mengarahkan Priscil, untuk menjelaskan semua fasilitas dan peraturan pesantren ini. Kalau begitu umah tinggal dulu, assalamualaikum " ucapnya pergi.
"Walaikumsalam, mari Priscil ikut ana !" ajak ustadzah Nurul.
Kami menuju asrama santriwati dan kamar yang akan di tempati olehku.
"Ini asrama santriwati ,dan ini kamarmu, anti boleh taruh peralatan anti disini."
Sebuah kamar, berisi 4 kasur ,dan 4 lemari, lumayan aga kecil kalau dibandingkan dengan kamar di rumahku. Aku menaruh koper dan tas yg tadi ku pakai, di atas kasur ku ada bungkusan plastik, berisi baju seragam satu set full dan beberapa perlengkapan ku selama berada di sini.
"Mungkin hari ini anti masih cape, silahkan anti istirahat."
Aku membaringkan tubuhku, di atas kasur yg hanya seukuran badanku ,sejenak memejamkan mata.
"Aduh !" suara seorang gadis terjatuh di depan pintu yg belum sempat ku tutup.
Aku membuka mata, melihatnya dan terduduk.
"Loe ga apa apa ??" tanyaku mendekatinya.
"Alhamdulillah, kamu santriwati baru?" tanya nya, suara nya lembut dan pelan, sampai tak bisa kudengar.
"Iya, gue baru..ya ilah loe ga usah takut gitu gue ga gigit ko," ucap ku sambil tersenyum.
"Gue Priscilia Adnan Prawira !"sambil menyodorkan tangan hendak berjabat.
"Sarah Aulia, " jawabnya sambil tersenyum.
"Kamarmu disini ?" tanyaku.
"Iya itu kasurku."
"Berarti kita teman sekamar ya ?"ucapku yg merasa senang, setidaknya gue ga terlalu sendirian di sini,
"iya,kamu orang mana ? tanya nya.
"Aku tinggal di Bandung, kalo kamu?"
"Aku orang sini asli, hanya saja..aku mendapat beasiswa untuk belajar di ponpes ini," jelasnya padaku.
"Oh !" jawabku, suasana mulai mencair, dan sejak hari ini kami berteman.
Sayup sayup, terdengar dua orang gadis yg saling cengengesan, ketawa tiwi menuju ke arah kamar.
"Astagfirullahaladzim," ucap mereka berbarengan.
"Ya Allah, anti siapa ? anti datang dari mana ?" tanya nya songong, yg diketahui dari nametage nya bernama Ayu dan Cici.
"Gue santri baru, nama gue Priscil, "jelas gue malas.
"Heh ukhti, ngomong itu yg sopan to ! ini pesantren bukan jalanan, opo koe iki," jawabnya sinis.
"Okeh fix, mungkin mereka berdua, bakal jadi salah satu kerikil dan kecoa kecil buat gue disini ....selain cowok sombong tadi."
"Sorry, loe ngomong apa barusan ? jadi menurut loe gue anak jalanan gitu, hah?!" tantang ku berdiri.
"Opo koe? iyo, memang iyo penampilan acak acakan, celana sobek sobek, aurat di buka, dasar cewe jadi jadian ! " sinisnya, sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Apa loe bilang ? cewe jadi jadian ! dasar mulut rombengan ! loe yang kampungan ! loe yang cewe jadi jadian !" amarahku yg sudah memuncak, membuat aku mendekati nya dan bersiap menjambak kerudungnya. Kami saling jambak jambakan, sampai terdengar gaduh, dan membuat santriwati lain berdatangan, termasuk ustadzah Nurul, Sarah dan Cici berusaha melerai kami tapi nihil.
Saat kami saling mengumpat, ustadzah Nurul memisahkan.
"Astagfirullah, stop kalian berdua hentikan ! Ayu, kamu itu sudah senior, harusnya menjadi teladan dan membantu Priscil beradaptasi, dan kamu Priscil, kamu santri baru, seharusnya mulai tau aturan disini dan hormati santri lain.
"Iya maaf ustadzah," ucap Ayu.
"Cihhhh !" aku hanya berdecih ria dan pergi dari kamar menuju tempat yg aga sepi.
"Sial banget sih idup gue, dibuang ke tempat ini ! ga ada sinyal, jauh kemana mana, ga ada minimarket, atau cafe, mall, lengkap penderitaan gue, dikelilingi orang-orang nyebelin, huffft !!Priscilia welcome to the jungle.."ucapku pada diriku sendiri, sambil menendang nendang batu di depan, tak sengaja terkena seseorang dan mengaduh.
"Aduhhh, woyyy siapa tuh ? sakit tau !"ucapnya berdiri dan berjalan ke arahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
sial dan apes tuh😂🤣
2025-01-31
0
Erna Masliana
walau label santri tetap aja manusia pada umumnya.. lihat yg beda langsung nyinyir..sarkas..
2024-06-18
0
lestari saja💕
sabAr ya cil....
2023-03-25
1