"Iya yah sebentar, "sambil memakai seragam sekolah ku seperti biasa, karena ku pikir, aku belum memilki seragam sekolah yang baru.
"Ya Allah, kenapa kamu pakai seragam sekolah ! " mamah melihatku heran.
"Habisnya kan, Priscil belom punya seragam sekolah baru, mah trus pake apa masa ditelanjang ! "ucapku kesal.
"Pake baju sehari hari aja, "jawab ka Tyas, yg tiba tiba keluar dari kamar nya dengan pakaian rapi.
"Pake baju sehari-hari ? ya udah ! " aku kembali ke kamar, dan berganti pakaian.
"Kalo memang pake baju sehari-hari, okelah !" aku mengambil kaos hitam, celana jeans panjangku yg sobek sobek di bagian lutut dan paha, jaket kulit, jam tangan sport.
Aku pun turun.
"Astagfirullah !! "ucap mamah.
"Pfft hahahahaha !! " tawa ka Tyas.
"Kamu mau kemana, itu celana kamu emang model begitu semua ?" tanya nya.
"Akh ribet amat sih ! jadi ga ? kalo ga mening ga usah sekalian." marahku
"Stop ! ya udah biarin gitu aja ! " ayah memijat keningnya, pusing melihat kelakuanku.
Kami berjalan menuju mobil.
"Wait a second,ini ko ada yang aneh yah ! entah cuman perasaan ku aja, " batinku.
Mobil kami melaju.
"Ko tumben, mamah sama ka Tyas ikut, kaya mau nganter calon haji aja ! kaya yang aku ga akan balik lagi aja ! "tanya ku, sambil meminum minuman kaleng dengan santai.
Ka Tyas hanya cekikikan.
Sepanjang jalan, mataku terasa ngantuk, aku memasang earphone, lalu menyetel musik lewat ponsel ku dan terlelap tidur.
Lama aku tertidur, aku membuka mata,
"ini beneran ada yang aneh, perasaan aku tidur aga lama, tapi ko ga sampe sampe ," benakku.
Tak sengaja,aku melihat tanda selamat datang. Tapi ku baca petunjuk jalan, aku membaca kota Cire***, aku mengucek ngucek mataku, memastikan aku tidak mengigau.
"Ini ga salah kan, coba aku cek ! "pikirku.
"Yah, mah ini kita mau kemana sih ?" tanyaku, akhirnya memberanikan diri.
"Priscil maafin ayah ya nak, ayah belum jujur satu hal, ayah takut kamu kabur."
"Ini ada apa sih ?" panikku.
"Iya, kamu mau dikirim ke pesantren ! "jawab ka Tyas santai.
"AAAAPPPAAA........?????" teriakku.
"Iya sayang maafin kita yah,mamah cuman pengen yang terbaik buat kamu sayang, "usap lembut mamahku.
Aku menepis tangan mamah,
"kenapa ga bilang dulu sama Priscil sih ? Priscil ga mau mah, Priscil ga mau yah !" pintaku, memohon mohon pada ayah dan mamah.
"Gila aja gue ! pesantren? akkhhhh !! seorang anak band metal masuk pesantren !! "batinku.
"Ayah juga sebenernya ga tega, tapi ayah harus lakuin itu, untuk kebaikan Priscil sendiri, dicoba ya sayang ?" pinta ayah.
"Pemimpin Pondok Pesantren itu kerabat ayah, ayah udah bicara sama beliau buat ngedidik kamu nak."
Aku hanya tertunduk lesu dan menangis.
"Gimana sama band gue ? usaha gue ? apa ini cara mereka nyingkirin gue ? " batinku.
"Apa ini cara kalian nyingkirin Priscil ?" ucap ku sambil menangis.
"Priscil !!! ngomong apa kamu? ngomong kemana aja ! ayah, mamah, sama ka Tyas, cuman pengen kamu berubah nak !" tegas ayah.
"Dek, ko gitu ngomongnya, engga gitu maksud kami. Kami cuman pengen kamu jadi insan yg lebih baik lagi."
"Lagian, kalo memang kamu ga betah, kamu tinggal pulang, nanti ayah jemput lagi. Gini deh, ade bikin perjanjian sama mamah, kalo adek tahan setahun aja, mamah janji deh ! apapun yg adek mau, mamah turutin," ucap mamah, meyakinkan ku dan memenangkan ku di ikuti anggukan ka Tyas dan ayahku.
"Deall??" tanyaku pada mamah, sambil menyodorkan tanganku untuk berjabat.
"Deal !" ucap mereka bertiga.
"Oke !" ucapku sambil menghapus air mataku.
"Hanya perlu bertahan setahun aja kan ? okeh Priscil you can do it...." batinku yakin.
"Tapi yah, bisnis priscil gimana ??
"Sesekali kamu bisa mengeceknya, via online kan ayah sudah bicara dengan kyai Usman."
Kini mobil melaju sekitar 1 jam dari pusat kota Ci*****, tapi belum nampak akan berhenti. Kini justru kami melewati hutan.
Apa apaan ini, pikiranku membayangkan yg aneh-aneh.
"Gila mamen, gue mau dibawa kemana? ini mah negeri antah berantah ! tunggu...tunggu ! masuk hutan ? gue takut aja, tiba-tiba gue ngeliat ada cewe, yang nari nari di tengah hutan. Kaya novel horor, yg sering gue baca atau kake kakek pake blangkon ! " gumamku.
Tak lama kami melewati hamparan sawah yang luas, sungai yg airnya deras namun bersih. Jauh dari hiruk pikuk kota, sejuk.. membuat pikiran tenang. Gue juga lihat ada sebuah desa, dengan penduduk yg selalu lalu lalang beraktifitas saling menegur sapa.
Mobil berhenti di sebuah pondok pesantren, dengan gerbang tinggi berwarna putih, di gerbangnya bertuliskan AL-AMANAH.
Satpam yg berjaga, membuka pintu seraya ayah membukakan kaca mobil, sepertinya si satpam sudah mengenal ayah, karena dari gelagatnya ia memberi hormat dan tersenyum.
Mobil masuk melewati jalan yg menampilkan keasrian tempat itu, sejuk, tentram rasanya. Beberapa ruangan telah kami lewati pak Roni memarkirkan mobil di depan sebuah ruangan, yg aku rasa itu kantor sang pimpinan ponpes. Seorang laki laki paruh baya berjanggut, memakai gamis putih, sorban dan memegang tasbih, keluar diiringi seorang wanita paruh baya, yg memakai gamis syar'i seperti nya itu adalah istrinya menyambut kami.
Ayah, mamah, ka Tyas, dan pak Roni turun dari mobil.
Pak Roni mengeluarkan sebuah koper dari bagasi, ternyata itu koper kebutuhan ku, yg sudah mamah siapkan diam diam.
"Tega !" ketusku.
Mereka bersalaman dan saling melempar senyum.
"Priscil ! turun !" titah ayah.
Mau tidak mau, akhirnya turun dengan pasti namun berat.
"Salim sama umah !" pinta ayah.
"Sil, ini kyai Usman, pimpinan ponpes, kerabat ayah.
Dan ini umah Khodijah, istri kyai Usman, " jelas mamah.
"Ini Priscil ya? cantiknya ! tapi lebih cantik lagi, kalo berjilbab, "senyum nya ramah, menenangkan hati.
Aku hanya nyengir, beberapa santriwan dan santriwati yg berlalu lalang hebohhh.
Melihat kehadiranku, mereka menatap dan saling berbisik, apa ini yg namanya santri ? gunjingin orang di belakang, bisik bisik...."
tatapan mereka beragam, yg jelas membuat ku tak nyaman.
"Yah, Priscil pengen pulang aja akh ! Priscil janji deh, ga akan nakal mah ! Priscil ga mau disini, liat tuh anak anak nya, liatin priscil aneh !" pintaku sambil memeluk lengan ayah.
Ka Tyas malah mencubitku pelan, membuatku mengaduh.
"Awww !!"
"Kamu tuh malu maluin !" ucapnya.
"Ga apa apa Priscil, nanti juga betah, mereka liat Priscil, karena memang jarang mereka lihat tamu datang ke sini, apalagi anak secantik Priscil, "ucap umah sambil tersenyum.
"Yang ada juga mereka natap kamu aneh Sil, pake celana sobek sobek, " ketus ka Tyas.
Lama mereka bercengkrama, lalu keluarga ku beranjak berniat untuk pulang.
"Priscil, kamu jangan nakal, denger ucapan ustadz, dan ustadzah disini, ya nak..." pamit ayah sambil mengelus lembut kepalaku.
"Yang betah ya sayang," ucap mamah.
"Jangan malu maluin kamu disini," tambah ka Tyas.
"Oh ya ? jangan coba-coba kabur kamu kalo ga mau diterkam harimau, aaummm !! "ucap ka Tyas menakutiku.
"Tyassss ..."tegur ayah.
Aku langsung menarik lengan ayah.
"Ayah ! ayah ! Priscil ga mau disini ! " rengekku pada ayah, tapi ga di dengar ayah.
Mereka malah masuk ke mobil
"ikh ayah mah jahat !" pekik ku, sambil menghentakkan kakiku.
"Daahhhhh !" pamit mereka,
aku hanya bisa memandangi mobil, yg makin lama semakin jauh keluar dari ponpes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Dini Eriani
perasaan aku udah berapa kali ya
ngulang ini cerita ,gak bosan” nya aku baca
2022-07-01
3
lita
priscil ikut band klo menurut ku sih itu karna dia yg kurang perhatian krna biasa bareng ayah nah skrg kan ayah suka tugas luar kota + luar negri jadi waktu kebersamaan itu kurang bgt tp masih untung sih manih di jln yg bener gak sampe ke narkoba masih band2 metal gitu ya wlw buat pusing juga sih btw semangat buat priscil kamu pasti betah deh di pesantren apa lagi nanti ketemua pujaan hati🤣😁😁😁😁
2022-06-21
1
Rena
kasian
2022-04-22
1