Cinta Selembut Awan

Cinta Selembut Awan

Pertemuan Pertama

Nina memunguti botol-botol plastik yang berserakan akibat di lempar Bi Ani karena hari ini Nina memulung terlalu sedikit dari biasanya.

"Ini kalo ditimbang juga gak seberapa dapatnya...ayo sana cari yang banyak! Sudah mulai malas kamu ya...siapa yang kasih makan kalo kamu gak mau bantu bibi kerja?" Suara teriakan Bi Ani memekakan telinga Nina.

"Hari ini cuma dapat segini Bi... maaf..." Kata Nina sambil mengusap peluh yang membasahi dahinya.

"Pikir dong gimana caranya...ke terminal kek...ke pasar kek...kemana kek...yang penting dapat barang banyak!" Cetus Bi Ani.

"Iya Bi..." Ucap Nina lirih sambil melangkah gontai meninggalkan tempat itu.

Nina, gadis remaja yatim piatu berusia 14 tahun yang sejak kecil di asuh oleh bibi nya, terpaksa harus putus sekolah karena harus membantu bibi nya memulung di kawasan pemulung yang kumuh itu.

Tidak seperti remaja seusianya yang masih bermain dan bersekolah, Nina harus mencari botol plastik bekas setiap hari, kemudian barang-barang plastik itu di timbang dan di bayar sesuai dengan berat barangnya, semakin banyak dan berat, uang yang di dapat semakin banyak, dan semakin keras juga Nina harus bekerja mengumpulkannya.

Nina berjalan menyusuri pinggir kali kecil ke arah stasiun, sambil sesekali tangannya mengorek ke tempat sampah mengambil barang atau botol plastik dengan tongkat besinya.

Sudah sekian lama berjalan, dia hanya mendapat setengah karung besar, masih belum bisa membuat Bibinya senang. Lalu dia kembali berjalan menuju ke stasiun yang ramai itu.

Karena lelah, Nina duduk istirahat di pinggir rel kereta sambil meneguk air minumnya. Sayup-sayup dia mendengar suara anak kecil yang menangis di belakangnya.

Setelah Nina menoleh, benar saja, dia melihat seorang anak kecil berjongkok sambil menangis, tangisannya sangat memilukan hati. Perlahan Nina mendekati anak itu.

"Dek...kamu kenapa?" Tanya Nina hati-hati. Anak itu mengangkat wajahnya, dia hanya diam sambil tetap menangis.

"Apa kamu tersesat atau di culik dek?" Tanya Nina lagi. Dia ikut berjongkok disampingnya.

"Aku...aku ditinggalkan...disini..." Ucap anak itu lirih.

"Siapa yang meninggalkanmu?"

"Kakek...dia membuang aku...dia benci aku..." Jelas Anak itu.

"Siapa namamu dek?"

"Gio..."

"Gio...aku Nina... kalau kamu dibuang, berarti kamu gak punya tempat tinggal...ikut saja denganku, walau gubukku kecil, tapi masih bisa menampungmu..." Tawar Nina.

Gio menyeka air matanya dengan punggung tangannya, matanya menatap heran ke arah Nina.

"Kakak mau mengajakku?" Tanya Gio. Nina Menganggukan kepalanya.

"Ikutlah denganku...dari pada kamu sendirian dan gak ada teman...oya, berapa umurmu Gio...?"

"Kemarin aku baru ulang tahun yang ke 6..." Jawab Gio sambil menunjukan 6 jari tangannya.

"Ternyata kamu anak pintar, sudah bisa menghitung ya...nanti aku akan mengajarimu membaca dan menulis...kamu mau kan?" Ajak Nina.

"Mau kak..."

"Sekarang ayo kita pulang...aku kenalin kamu sama Bibiku...walaupun dia galak, tapi hatinya baik..." Kata Nina sambil menuntun tangan Gio.

Mereka berjalan bergandengan menyusuri rel kereta api, sesekali Nina mengambil barang plastik yang ditemukannya di jalan, sampai pada saat tiba di depan gubuk nya, karungnya sudah hampir penuh.

Bi Ani yang sedang duduk di depan gubuknya nampak tersenyum senang melihat karung yang hampir penuh itu, namun senyumnya surut ketika dia melihat Gio.

"Siapa bocah itu?!" Tanya Bi Ani melotot. Gio nampak ketakutan bersembunyi di belakang Nina.

"Dia Gio Bi...tadi ketemu di dekat stasiun, kasihan dia di buang sama kakeknya katanya...dia tinggal sama kita dulu ya Bi..." Kata Nina.

"Enak saja...kamu pikir ini tempat penampungan anak?? Sekarang kamu masuk dan tinggalkan dia!" Hardik Bi Ani.

"Jangan Bi...kasihan dia...dia gak ada siapa-siapa disini..." Mohon Nina.

"Apa peduli aku dengan dia...pokonya aku tidak mau melihat dia lagi..." Ujar Bi Ani sambil beranjak pergi meninggalkan mereka. Gio mulai menangis.

"Tenang Gio...jangan takut, ada aku di sini...yuk kita masuk dulu...kamu pasti lapar kan.." Kata Nina sambil membimbing Gio masuk ke dalam gubuknya.

Di atas meja kecil yang ada di sudut gubuk itu, hanya ada sepiring nasi dengan lauk yang sengaja disisakan bibinya untuk Nina, dengan cepat Nina meraihnya dan di berikannya pada Gio.

"Gio, ayo cepatlah makan...nanti keburu bibi melihat, dari pada dia marah lagi..." Ujar Nina.

"Nanti kakak makan apa?" Tanya Gio.

"Aku gampang, kamu gak usah mikir...lagian kan aku lebih besar darimu..bisa cari makanan sendiri...ayo cepat makanlah..." Kata Nina.

Dengan cepat dan lahap, Gio menyantap makanan itu, baru setengah piring dia makan tiba-tiba ada yang menyambar piring itu, Bi Ani sudah ada di hadapan mereka. Matanya merah menahan marah.

"Kurang ajar! Siapa yang berikan makanan ini?? Ini bukan untukmu bocah kecil!!" Teriak Bi Ani. Gio mundur ketakutan.

"Bi...itu aku yang kasih buat dia...kasihan dia kelaparan Bi...Aku mohon jangan sakiti dia... dia masih kecil..." Mohon Nina sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Terserah! Aku tak perduli, urus sendiri anak ini...pokoknya aku tak akan memberinya makan...kalau kamu mau kasih jatahmu buat dia silakan...atau tempat tidurmu buat dia...pokoknya aku tidak mau dirugikan! Ingat itu...!" Ancam Bu Ani. Kemudian dia segera masuk kedalam kamarnya. Nina tersenyum senang.

"Wah...akhirnya...kamu bisa tinggal disini Gio...gak apa kamu pakai tempatku dan makan jatahku...nanti kita cari lagi rejeki yang banyak...besok pagi temani aku mulung ya..." Ucap Nina. Gio dengan cepat Menganggukan kepalanya.

"Sekarang ayo kita ke belakang, aku akan memandikanmu dan membersihkan tubuhmu...nanti kamu pakai kaos-kaos ku ya..."

Mereka menuju ke belakang ke tempat mandi umum, masih dengan pompa tangan untuk mengisi bak mandi, setelah bak terisi penuh, Nina membantu Gio membuka pakaiannya dan mulai memandikannya, lalu Nina menyabuni seluruh tubuh Gio.

"Wah...ternyata badan kamu bersih juga ya Gio...nanti kalau kamu sudah besar, kamu pasti akan jadi cowok ganteng deh...Gio harus pintar belajar ya...supaya nasibnya baik...tidak seperti aku atau bibi..." Celoteh Nina.

Setelah selesai memandikan, lalu Nina menghanduki Gio, setelah tubuh Gio kering, kemudian Nina memakaikan kaosnya yang dirasa kecil ke tubuh Gio, tetap saja terlihat kebesaran di badan Gio.

"Kamu tenang saja Gio, besok aku akan carikan baju-baju bekas untukmu...nanti aku akan tanya sama Rudi..Rudi itu temanku, dia sering mengamen di daerah stasiun, pasti dia punya baju-baju waktu kecil..." Kata Nina.

"Iya kak..." Sahut Gio.

"Kalo kamu ngantuk, ayo tidur sini di tempatku...aku akan tidur di depan, kalo kamu butuh apa-apa panggil aku ya... besok pagi kita akan mulai petualangan kita..." Ucap Nina sambil menyelimuti tubuh Gio.

*********

Hello readers....ini karya terbaru aku...

Mohon dukungan Like, vote and comment ya....trimakasih...🙏🤗❤️

Terpopuler

Comments

Innara Novia

Innara Novia

Meski anak tk punya hati nya baik rela berbagi jatah makan

2021-07-07

0

khasna aldiyara

khasna aldiyara

keren ceritanya sama bagusnya dg karyamu sebelumnya thor👍👍👍

2021-01-08

1

fikhra salma

fikhra salma

hai kak. semangat nulisnya. aku mampir bawa like komen dan rate 5 nih. mampir juga ya kak

2020-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Biar Aku Menggendongmu
3 Mendaftar Sekolah
4 Seragam
5 Menatap Hari Esok
6 Surat Dari Sekolah
7 Mengambil Keputusan
8 Perpisahan
9 Mencari Dirimu
10 Kecewa
11 Flower cafe
12 Teringat Masa Lalu
13 Tatapan Itu
14 Menunggunya
15 Kegelisahan
16 Kejadian di cafe
17 Kerinduan
18 Tetap Mencarimu
19 Delivery Order
20 Rumah Singgah
21 Air Mata Nina
22 Curahan Hati
23 Tabir Yang Tersingkap
24 Melepaskan Kerinduan
25 Kekhawatiran
26 Menghadapi Kenyataan
27 Bertemu Dengan Bibi
28 Permintaan Maaf
29 Kedatangan Yessa
30 Perasaan Khawatir
31 Bertemu Papa
32 Menepati Janji
33 Rencana Indah
34 Meminta Restu
35 Permintaan Nina
36 Mencintaimu
37 Ikut ke Kantor
38 Kejadian di Kantor
39 Pindah Rumah
40 Restu Papa
41 Setitik Harapan
42 Sebuah Keputusan
43 Tetap Bersamamu
44 Rencana Pernikahan
45 Biarkan Aku Menggendongmu 2
46 Hari Pernikahan
47 Malam Pertama
48 Hidup Bersamamu
49 Jalan-Jalan
50 Makan Pizza
51 Surat Perjanjian
52 Menangis Dalam Diam
53 Bulan Madu ke Bali
54 Saat Makan di Cafe
55 Deburan Ombak di Pantai Bali
56 Cemburu
57 Hari Terakhir Bulan Madu
58 Kehilangan Sahabat
59 Ketulusan Cinta
60 Menemaniku Bekerja
61 Tidak Percaya Diri
62 Bertemu Yessa Lagi
63 Berita yang Mengejutkan
64 Sebuah Harapan baru
65 Menginap di Rumah Mertua
66 Di Kamar Gio
67 Masa Lalu yang Terlupakan
68 Hormon Kehamilan
69 Ngidam Kopi
70 Pulang ke Rumah
71 Malu
72 Yumi, Gadis dari Jepang
73 Menjadi Sahabat
74 Bekal Makan Siang
75 Belajar Melepaskan
76 Sebuah Perasaan
77 Gio Sakit
78 Buah Cinta
79 Menumpahkan Keinginan
80 Persahabatan
81 Rasa Khawatir
82 Transfusi Darah
83 Pemulihan
84 Sebuah Kenyataan
85 Terus Berjuang
86 Perasaan Cemas
87 Kemarahan Gio
88 Berdamai Kembali
89 Kejutan Tak Terduga
90 Masih Ada Kesempatan
91 Rapuhnya Sebuah Hati
92 Perjodohan
93 Bunuh Diri
94 Ulah Yessa
95 Kedatangan Pak Yudha
96 Sepenggal Masa Lalu
97 Memaafkan
98 Bertemu Saudara
99 Sebuah Harapan
100 Tetap Bertahan
101 Selamat Datang ke Dunia
102 Kata Maaf
103 Kasih Sayang
104 Kembali Pulang ke Rumah
105 Terancam Bangkrut
106 Hampir Menyerah
107 Ada Air Mata
108 Belajar Ikhlas
109 Belajar Melupakan
110 pengorbanan
111 Detik Terakhir
112 Kehidupan Baru
113 Setulus Cinta
114 Kembali Pulang ke Rumah
115 Ada yang Berubah
116 Kembali ke Kantor
117 Kedatangan Pak Yudha dan Bu Rani
118 Filia Hilang
119 Lapor polisi
120 Menghilang Tanpa Jejak
121 Periksa ke Dokter
122 Ada Lagi yang Bertumbuh
123 Harapan yang Selalu Ada
124 Kabar Dari Jepang
125 Makam Yessa
126 Penyesalan Nina
127 Mulai Curiga
128 Kelahiran Anak ke Dua
129 Lima Tahun Kemudian
130 Penyakit Bu Rani
131 Permintaan Gio
132 Bu Rani Meninggal
133 Dalam Perjalanan
134 Kunjungan Rey dan Yumi
135 Gadis Kecil yang Menangis
136 Mencari Alamat
137 Rumah Kosong
138 Petunjuk Baru
139 Pura-pura
140 Menyusuri Jejak
141 Dia Anakku
142 Cinta Selembut Awan (End)
143 Memulai Hal yang Baru (Bonus Chapter)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Biar Aku Menggendongmu
3
Mendaftar Sekolah
4
Seragam
5
Menatap Hari Esok
6
Surat Dari Sekolah
7
Mengambil Keputusan
8
Perpisahan
9
Mencari Dirimu
10
Kecewa
11
Flower cafe
12
Teringat Masa Lalu
13
Tatapan Itu
14
Menunggunya
15
Kegelisahan
16
Kejadian di cafe
17
Kerinduan
18
Tetap Mencarimu
19
Delivery Order
20
Rumah Singgah
21
Air Mata Nina
22
Curahan Hati
23
Tabir Yang Tersingkap
24
Melepaskan Kerinduan
25
Kekhawatiran
26
Menghadapi Kenyataan
27
Bertemu Dengan Bibi
28
Permintaan Maaf
29
Kedatangan Yessa
30
Perasaan Khawatir
31
Bertemu Papa
32
Menepati Janji
33
Rencana Indah
34
Meminta Restu
35
Permintaan Nina
36
Mencintaimu
37
Ikut ke Kantor
38
Kejadian di Kantor
39
Pindah Rumah
40
Restu Papa
41
Setitik Harapan
42
Sebuah Keputusan
43
Tetap Bersamamu
44
Rencana Pernikahan
45
Biarkan Aku Menggendongmu 2
46
Hari Pernikahan
47
Malam Pertama
48
Hidup Bersamamu
49
Jalan-Jalan
50
Makan Pizza
51
Surat Perjanjian
52
Menangis Dalam Diam
53
Bulan Madu ke Bali
54
Saat Makan di Cafe
55
Deburan Ombak di Pantai Bali
56
Cemburu
57
Hari Terakhir Bulan Madu
58
Kehilangan Sahabat
59
Ketulusan Cinta
60
Menemaniku Bekerja
61
Tidak Percaya Diri
62
Bertemu Yessa Lagi
63
Berita yang Mengejutkan
64
Sebuah Harapan baru
65
Menginap di Rumah Mertua
66
Di Kamar Gio
67
Masa Lalu yang Terlupakan
68
Hormon Kehamilan
69
Ngidam Kopi
70
Pulang ke Rumah
71
Malu
72
Yumi, Gadis dari Jepang
73
Menjadi Sahabat
74
Bekal Makan Siang
75
Belajar Melepaskan
76
Sebuah Perasaan
77
Gio Sakit
78
Buah Cinta
79
Menumpahkan Keinginan
80
Persahabatan
81
Rasa Khawatir
82
Transfusi Darah
83
Pemulihan
84
Sebuah Kenyataan
85
Terus Berjuang
86
Perasaan Cemas
87
Kemarahan Gio
88
Berdamai Kembali
89
Kejutan Tak Terduga
90
Masih Ada Kesempatan
91
Rapuhnya Sebuah Hati
92
Perjodohan
93
Bunuh Diri
94
Ulah Yessa
95
Kedatangan Pak Yudha
96
Sepenggal Masa Lalu
97
Memaafkan
98
Bertemu Saudara
99
Sebuah Harapan
100
Tetap Bertahan
101
Selamat Datang ke Dunia
102
Kata Maaf
103
Kasih Sayang
104
Kembali Pulang ke Rumah
105
Terancam Bangkrut
106
Hampir Menyerah
107
Ada Air Mata
108
Belajar Ikhlas
109
Belajar Melupakan
110
pengorbanan
111
Detik Terakhir
112
Kehidupan Baru
113
Setulus Cinta
114
Kembali Pulang ke Rumah
115
Ada yang Berubah
116
Kembali ke Kantor
117
Kedatangan Pak Yudha dan Bu Rani
118
Filia Hilang
119
Lapor polisi
120
Menghilang Tanpa Jejak
121
Periksa ke Dokter
122
Ada Lagi yang Bertumbuh
123
Harapan yang Selalu Ada
124
Kabar Dari Jepang
125
Makam Yessa
126
Penyesalan Nina
127
Mulai Curiga
128
Kelahiran Anak ke Dua
129
Lima Tahun Kemudian
130
Penyakit Bu Rani
131
Permintaan Gio
132
Bu Rani Meninggal
133
Dalam Perjalanan
134
Kunjungan Rey dan Yumi
135
Gadis Kecil yang Menangis
136
Mencari Alamat
137
Rumah Kosong
138
Petunjuk Baru
139
Pura-pura
140
Menyusuri Jejak
141
Dia Anakku
142
Cinta Selembut Awan (End)
143
Memulai Hal yang Baru (Bonus Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!