Mendaftar Sekolah

Matahari sudah beranjak pergi, warna jingga menyelimuti senja itu.

Nina perlahan menurunkan Gio yang sejak tadi digendongnya, punggungnya terasa pegal. Di depan gubuknya dia meletakan karungnya yang penuh terisi botol plastik bekas.

"Gio...ayo masuk, kita istirahat...sepertinya bibi sedang tidak ada..." Kata Nina sambil mengandeng tangan Gio masuk.

Suasana gubuk itu begitu sepi dan gelap, Nina menyalakan sebuah lampu kecil untuk penerangan, di liriknya meja di sudut ruangan, tidak ada apapun yang bisa di makan. Biasanya Bi Ani selalu memberinya sepiring nasi untuk ia makan.

"Gio...kamu capek ya...pasti lapar juga kan...tunggu sebentar ya...aku ke warung beli makanan..." Ujar Nina.

"Jangan tinggalkan aku..." Rajuk Gio dengan mata kuatir.

"Jangan takut....aku gak akan lama...kalo kamu ikut tambah capek..." Kata Nina, Gio akhirnya Menganggukan kepalanya.

Nina segera berlari cepat meninggalkan Gio dan pergi ke arah warung nasi yang ada di sebrang jalan itu.

Setelah Nina selesai membeli sebungkus nasi dengan sayur dan lauk, dia segera berlari kembali ke gubuknya.

Sampai di depan, Bi Ani ternyata sudah sampai duluan, dia sedang menjewer telinga Gio sampai anak itu meringis kesakitan.

"Kenapa kau masih disini?? Aku kan gak ingin melihat mukamu lagi! Bikin hidup orang tambah susah!!" Geram Bi Ani.

"Jangan Bi...! Aku yang bawa dia...jadi marahi aku saja!" Teriak Nina dari arah depan jalan.

Bu Ani dengan kesal mendorong tubuh Gio hingga jatuh tersungkur. Nina segera berlari mendapati Gio yang kembali menangis.

"Gio...bersabarlah...jangan nangis lagi... hidup itu memang keras...dulu tiap hari aku menghadapi ini..." Hibur Nina.

"Aku gak mau tinggal disini..." Isak Gio.

"Nina! Pokoknya aku gak mau ya liat anak ini lagi...bikin tambah pusing dan stress!! Kamu juga kalo masih mau tinggal disini, biarkan anak itu pergi...atau taruh saja di panti asuhan...itu lebih baik buat dia!" Dengus Bi Ani. Matanya melotot menyiratkan ketidak sukaan.

"Bi...biar malam ini Gio tidur disini dulu...besok aku akan pikir lagi...aku mohon bi....kasihan dia..." Pinta Nina.

"Oke...tapi dia harus tidur di luar, awas kalo kamu memberi tempatmu buat dia...gak akan aku ampuni!" Ujar Bi Ani, Kemudian pergi masuk kedalam sambil kakinya menendang bekas botol kosong.

Gio hanya duduk meringkuk di tempatnya tak berani beranjak, Nina memeluk tubuh anak itu.

"Gio...aku akan menemanimu tidur di sini...jangan takut..." Kata Nina.

"Tapi..."

"Sudah...ini bukan hal yang menakutkan kok...masih ada dipan buat tempat tidur...sekarang kalo kamu capek, lebih baik tidur saja...biar besok ya besok aja urusannya..." Ucap Nina sambil membimbing Gio naik ke dipan yang ada di depan gubuk itu. Kemudian Nina menyelimuti tubuh Gio dengan selimut usangnya yang tergantung tak jauh dari situ.

"Trimakasih kak..." Ucap Gio.

"Oya...ini ada makanan...yang tadi aku beli di warung...yuk kita makan berdua...ini satu bungkus tapi porsinya banyak lho..." Kata Nina sambil membuka bungkus nasi tersebut. Mereka makan dengan lahapnya.

"Jangan tinggalkan aku lagi..." Ujar Gio.

"Tidak lagi...aku akan melindungimu...besok pagi ikut aku...kita akan ke sekolah..."

"Sekolah...apa bisa aku sekolah..." ucap Gio.

"Ya bisa lah...kenapa tidak? Besok aku akan menghadap kepala sekolah..." Kata Nina.

"Memang kakak berani?" Tanya Gio.

"Ya berani dong...yang penting kamu bisa sekolah.. nanti aku akan minta bantuan Rudi..."

"Iya kak...kemana bibi?" Tanya Gio sambil melirik takut ke arah dalam gubuk.

"Bibi ke tempat bos...untuk nimbang hasil kerja kita tadi...nanti setelah bibi dapat uang, biasanya aku dikasih sedikit...walau bagaimana...bibi orang yang sudah merawatku dari bayi..." Ungkap Nina.

"Kenapa bibi selalu marah padaku?" Tanya Gio.

"Bibi mungkin bukan marah...dia hanya melampiaskan kepahitannya dalam hidup...buktinya walaupun aku seringkali dimarahi dan di pukul...toh dia tak pernah membuangku..." Sahut Nina.

"Berarti bibi masih lebih baik dari pada kakekku yang membuangku..." Gumam Gio sedih.

"Lupakan kakekmu yang membuangmu...ada aku disini yang akan menyayangimu...juga menjagamu..." Ucap Nina sambil merengkuh bahu Gio.

Pagi itu dengan penuh semangat, Nina dan Gio melangkahkan kakinya menuju kesebuah sekolah negri yang terbesar di kota itu.

Gerbang sekolah itu cukup tinggi, di sudutnya ada sebuah pos security, Nina mendekati pos security itu, salah satu dari mereka keluar menghampiri Nina dan Gio.

"Ngapain dek di sini? kalo mau mulung noh di sebelah Sono!" Hardik security itu.

"Pak Satpam...siapa yang mau mulung disini? Aku mau daftarin adikku sekolah..." Jawab Nina.

"Hah...daftar? mana bisa kalian belajar disini...orang kerjaannya mulung...udah deh ah...sana pergi!" Usir security itu.

Sebuah mobil hendak masuk kedalam sekolah, security yang satu buru-buru membukakan gerbang.

"Selamat pagi pak Hadi..." Sapa security itu sopan. Seorang laki-laki berusia kira-kira 40 tahun nampak menurunkan kaca mobilnya.

Nina yang melihat itu, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, cepat-cepat ia berlari menghampiri mobil Pak Hadi. Security yang sejak tadi mengusir mereka nampak terkejut lalu mengejar Nina.

"Selamat pagi Pak...aku mau daftarkan adikku sekolah!" Seru Nina dengan suara keras. Pak Hadi langsung menghentikan mobilnya. Ditatapnya wajah gadis kecil itu.

"Siapa yang mau sekolah?" Tanya Pak Hadi.

"Dia pak...Gio adikku..." Sahut Nina sambil menunjuk ke arah Gio yang berjalan menghampirinya.

Kemudian pak Hadi turun dari mobilnya setelah sebelumnya di parkirkan di dekat gerbang.

"Dari tadi anak ini ngotot pak...mau daftar katanya...padahal jelas-jelas dia pemulung...lihat saja pak tuh karungnya yang besar!" Ketus security. Pak Hadi menatap security itu dengan wajah yang tidak suka.

"Kamu masih mau bekerja disini? Sekali lagi kamu berlaku tidak baik pada orang lain...aku pastikan kamu akan di pecat!" Ujar pak Hadi ketus. Security itu mundur dengan wajah yang memucat.

"Siapa namamu tadi Nak?" Tanya pak Hadi lembut.

"Nina pak...ini Gio adikku yang mau sekolah..." Jawab Nina.

"Baik...kalian ikutlah keruanganku..." Ucap pak Hadi. Nina dan Gio mengikuti pak Hadi kesebuah ruangan. Ternyata pak Hadi adalah kepala sekolah di sekolah ini.

Ruangan itu cukup besar, ada kursi dan meja tamu juga di lengkapi dengan AC yang membuat udara dalam ruangan itu menjadi sejuk.

"Nina...Gio...aku pak Hadi, kepala sekolah di sini...tadi siapa yang mau daftar...Gio?" Ucap pak Hadi lembut. Nina dan Gio jadi merasa nyaman.

"Iya pak...Gio yang akan mendaftar...umurnya baru 6 tahun...dia mau masuk SD...bisa kan pak?" Tanya Nina.

"Apa alasanmu menyekolahkannya?"

"Supaya kelak dia bisa jadi orang sukses...tidak seperti aku yang putus sekolah...bisa kan pak?"

"Bisa...tapi harus ada akte lahir dan KK...apa dia punya?" Pak Hadi menatap kearah keduanya.

"Maaf pak...Gio ini baru di buang sama kakeknya, dia tidak punya keluarga...aku baru bertemu dengannya beberapa hari...jadi...tidak ada akte atau KK..." Ucap Nina lemah.

"Nak...pendidikan adalah hak semua anak...walaupun Gio tidak punya Akte atau KK...aku tetap menerima dia menjadi murid di sini..." Jelas Pak Hadi.

"Benar pak? Trimakasih Pak...Gio...bilang trimakasih sama pak Hadi..." Seru Nina dengan wajah berbinar.

"Terimakasih pak..."

Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Biar Aku Menggendongmu
3 Mendaftar Sekolah
4 Seragam
5 Menatap Hari Esok
6 Surat Dari Sekolah
7 Mengambil Keputusan
8 Perpisahan
9 Mencari Dirimu
10 Kecewa
11 Flower cafe
12 Teringat Masa Lalu
13 Tatapan Itu
14 Menunggunya
15 Kegelisahan
16 Kejadian di cafe
17 Kerinduan
18 Tetap Mencarimu
19 Delivery Order
20 Rumah Singgah
21 Air Mata Nina
22 Curahan Hati
23 Tabir Yang Tersingkap
24 Melepaskan Kerinduan
25 Kekhawatiran
26 Menghadapi Kenyataan
27 Bertemu Dengan Bibi
28 Permintaan Maaf
29 Kedatangan Yessa
30 Perasaan Khawatir
31 Bertemu Papa
32 Menepati Janji
33 Rencana Indah
34 Meminta Restu
35 Permintaan Nina
36 Mencintaimu
37 Ikut ke Kantor
38 Kejadian di Kantor
39 Pindah Rumah
40 Restu Papa
41 Setitik Harapan
42 Sebuah Keputusan
43 Tetap Bersamamu
44 Rencana Pernikahan
45 Biarkan Aku Menggendongmu 2
46 Hari Pernikahan
47 Malam Pertama
48 Hidup Bersamamu
49 Jalan-Jalan
50 Makan Pizza
51 Surat Perjanjian
52 Menangis Dalam Diam
53 Bulan Madu ke Bali
54 Saat Makan di Cafe
55 Deburan Ombak di Pantai Bali
56 Cemburu
57 Hari Terakhir Bulan Madu
58 Kehilangan Sahabat
59 Ketulusan Cinta
60 Menemaniku Bekerja
61 Tidak Percaya Diri
62 Bertemu Yessa Lagi
63 Berita yang Mengejutkan
64 Sebuah Harapan baru
65 Menginap di Rumah Mertua
66 Di Kamar Gio
67 Masa Lalu yang Terlupakan
68 Hormon Kehamilan
69 Ngidam Kopi
70 Pulang ke Rumah
71 Malu
72 Yumi, Gadis dari Jepang
73 Menjadi Sahabat
74 Bekal Makan Siang
75 Belajar Melepaskan
76 Sebuah Perasaan
77 Gio Sakit
78 Buah Cinta
79 Menumpahkan Keinginan
80 Persahabatan
81 Rasa Khawatir
82 Transfusi Darah
83 Pemulihan
84 Sebuah Kenyataan
85 Terus Berjuang
86 Perasaan Cemas
87 Kemarahan Gio
88 Berdamai Kembali
89 Kejutan Tak Terduga
90 Masih Ada Kesempatan
91 Rapuhnya Sebuah Hati
92 Perjodohan
93 Bunuh Diri
94 Ulah Yessa
95 Kedatangan Pak Yudha
96 Sepenggal Masa Lalu
97 Memaafkan
98 Bertemu Saudara
99 Sebuah Harapan
100 Tetap Bertahan
101 Selamat Datang ke Dunia
102 Kata Maaf
103 Kasih Sayang
104 Kembali Pulang ke Rumah
105 Terancam Bangkrut
106 Hampir Menyerah
107 Ada Air Mata
108 Belajar Ikhlas
109 Belajar Melupakan
110 pengorbanan
111 Detik Terakhir
112 Kehidupan Baru
113 Setulus Cinta
114 Kembali Pulang ke Rumah
115 Ada yang Berubah
116 Kembali ke Kantor
117 Kedatangan Pak Yudha dan Bu Rani
118 Filia Hilang
119 Lapor polisi
120 Menghilang Tanpa Jejak
121 Periksa ke Dokter
122 Ada Lagi yang Bertumbuh
123 Harapan yang Selalu Ada
124 Kabar Dari Jepang
125 Makam Yessa
126 Penyesalan Nina
127 Mulai Curiga
128 Kelahiran Anak ke Dua
129 Lima Tahun Kemudian
130 Penyakit Bu Rani
131 Permintaan Gio
132 Bu Rani Meninggal
133 Dalam Perjalanan
134 Kunjungan Rey dan Yumi
135 Gadis Kecil yang Menangis
136 Mencari Alamat
137 Rumah Kosong
138 Petunjuk Baru
139 Pura-pura
140 Menyusuri Jejak
141 Dia Anakku
142 Cinta Selembut Awan (End)
143 Memulai Hal yang Baru (Bonus Chapter)
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Biar Aku Menggendongmu
3
Mendaftar Sekolah
4
Seragam
5
Menatap Hari Esok
6
Surat Dari Sekolah
7
Mengambil Keputusan
8
Perpisahan
9
Mencari Dirimu
10
Kecewa
11
Flower cafe
12
Teringat Masa Lalu
13
Tatapan Itu
14
Menunggunya
15
Kegelisahan
16
Kejadian di cafe
17
Kerinduan
18
Tetap Mencarimu
19
Delivery Order
20
Rumah Singgah
21
Air Mata Nina
22
Curahan Hati
23
Tabir Yang Tersingkap
24
Melepaskan Kerinduan
25
Kekhawatiran
26
Menghadapi Kenyataan
27
Bertemu Dengan Bibi
28
Permintaan Maaf
29
Kedatangan Yessa
30
Perasaan Khawatir
31
Bertemu Papa
32
Menepati Janji
33
Rencana Indah
34
Meminta Restu
35
Permintaan Nina
36
Mencintaimu
37
Ikut ke Kantor
38
Kejadian di Kantor
39
Pindah Rumah
40
Restu Papa
41
Setitik Harapan
42
Sebuah Keputusan
43
Tetap Bersamamu
44
Rencana Pernikahan
45
Biarkan Aku Menggendongmu 2
46
Hari Pernikahan
47
Malam Pertama
48
Hidup Bersamamu
49
Jalan-Jalan
50
Makan Pizza
51
Surat Perjanjian
52
Menangis Dalam Diam
53
Bulan Madu ke Bali
54
Saat Makan di Cafe
55
Deburan Ombak di Pantai Bali
56
Cemburu
57
Hari Terakhir Bulan Madu
58
Kehilangan Sahabat
59
Ketulusan Cinta
60
Menemaniku Bekerja
61
Tidak Percaya Diri
62
Bertemu Yessa Lagi
63
Berita yang Mengejutkan
64
Sebuah Harapan baru
65
Menginap di Rumah Mertua
66
Di Kamar Gio
67
Masa Lalu yang Terlupakan
68
Hormon Kehamilan
69
Ngidam Kopi
70
Pulang ke Rumah
71
Malu
72
Yumi, Gadis dari Jepang
73
Menjadi Sahabat
74
Bekal Makan Siang
75
Belajar Melepaskan
76
Sebuah Perasaan
77
Gio Sakit
78
Buah Cinta
79
Menumpahkan Keinginan
80
Persahabatan
81
Rasa Khawatir
82
Transfusi Darah
83
Pemulihan
84
Sebuah Kenyataan
85
Terus Berjuang
86
Perasaan Cemas
87
Kemarahan Gio
88
Berdamai Kembali
89
Kejutan Tak Terduga
90
Masih Ada Kesempatan
91
Rapuhnya Sebuah Hati
92
Perjodohan
93
Bunuh Diri
94
Ulah Yessa
95
Kedatangan Pak Yudha
96
Sepenggal Masa Lalu
97
Memaafkan
98
Bertemu Saudara
99
Sebuah Harapan
100
Tetap Bertahan
101
Selamat Datang ke Dunia
102
Kata Maaf
103
Kasih Sayang
104
Kembali Pulang ke Rumah
105
Terancam Bangkrut
106
Hampir Menyerah
107
Ada Air Mata
108
Belajar Ikhlas
109
Belajar Melupakan
110
pengorbanan
111
Detik Terakhir
112
Kehidupan Baru
113
Setulus Cinta
114
Kembali Pulang ke Rumah
115
Ada yang Berubah
116
Kembali ke Kantor
117
Kedatangan Pak Yudha dan Bu Rani
118
Filia Hilang
119
Lapor polisi
120
Menghilang Tanpa Jejak
121
Periksa ke Dokter
122
Ada Lagi yang Bertumbuh
123
Harapan yang Selalu Ada
124
Kabar Dari Jepang
125
Makam Yessa
126
Penyesalan Nina
127
Mulai Curiga
128
Kelahiran Anak ke Dua
129
Lima Tahun Kemudian
130
Penyakit Bu Rani
131
Permintaan Gio
132
Bu Rani Meninggal
133
Dalam Perjalanan
134
Kunjungan Rey dan Yumi
135
Gadis Kecil yang Menangis
136
Mencari Alamat
137
Rumah Kosong
138
Petunjuk Baru
139
Pura-pura
140
Menyusuri Jejak
141
Dia Anakku
142
Cinta Selembut Awan (End)
143
Memulai Hal yang Baru (Bonus Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!