Pagi-pagi saat Nina terbangun dari tidurnya, sayup-sayup terdengar olehnya suara teriakan bibinya, bahkan suara benda yang di pukul dengan keras, dan juga jeritan seorang anak.
"Ya Tuhan!" Pekik Nina sambil bangun dan berlari mencari sumber suara itu.
"Enak saja kau mau numpang di tempatku! Kau mau enak-enak tidur?! mau jadi raja disini?!!" Teriak Bi Ani sambil memukulkan sebatang rotan ke tubuh Gio. Gio hanya menjerit kesakitan, tubuhnya penuh dengan luka memar.
Nina terperangah melihat pemandangan di hadapannya, kemudian dia menghambur melindungi Gio.
"Sudah Bi...hentikan!!" Jerit Nina.
"Minggir Nina...kamu jangan jadi sok pahlawan...taukah kamu dia tidur dengan nyenyaknya semalam, sementara kamu hanya tidur di lantai beralas kardus...enak saja!!" Dengus Bi Ani. Gio masih terlihat menangis terisak menahan sakit.
"Tapi Gio masih kecil Bi...kasihan dia..." Bela Nina.
"Merawatmu selama ini saja udah bikin susah...di tambah lagi dengan dia...pokoknya aku gak mau liat anak ini di sini lagi...keluarganya saja sudah membuangnya...masa kita mau menerimanya??!" Gerutu Bi Ani sambil melempar rotan ke sembarang arah, dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
Gio masih menangis, punggung kecilnya terguncang-guncang. Nina memeluk tubuh itu.
"Gio...ini pasti sakit sekali...biarkan aku menggendongmu ya...aku akan mengobati lukamu..." Ucap Nina.
Kemudian Nina menggendong Gio di punggungnya, dia berjalan perlahan menuju ke gubuknya, kemudian pelan-pelan dia menurunkan Gio di sebuah dipan.
"Kamu tunggu sebentar ya...aku akan ambilkan obat untukmu.." Nina kemudian segera masuk kedalam, tak berapa lama dia sudah muncul kembali membawa kain basah dan minyak kelapa.
"Gio...aku gak punya obat...tapi ini bisa meringankan sakitmu..." Dengan telaten Nina menyeka luka memar di sekujur tubuh Gio, kemudian mengolesinya dengan minyak kelapa.
"Terima kasih Kak..." Ucap Gio lirih.
"Kamu kenapa tadi bisa sampai di pukul bibi?" Tanya Nina.
"Aku juga gak tau...lagi tidur tiba-tiba dia menyeret tanganku keluar, lalu dia memukulku pakai rotan..." Ungkap Gio.
"Ya ampun Gio...kasihan sekali...aku juga sering di pukul bibi...tapi aku sudah kebal...pukulan sudah biasa bagiku..." Kata Nina.
"Gio...kamu istirahat disini dulu ya...aku harus kerja hari ini...nanti aku bawakan kamu makanan.." Lanjut Nina.
"Tidak mau...aku mau ikut saja...aku tidak mau disini...!" Kilah Gio sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi kan seluruh tubuhmu sedang sakit...kamu gak akan kuat berjalan jauh..." Ujar Nina.
"Pokoknya aku gak mau...aku mau ikut saja!" Seru Gio bersikeras.
"Ya sudahlah kalau kamu mau ikut...ayo kita jalan pelan-pelan...o iya aku sampai lupa mandi, aku mandi dulu sebentar...kamu tunggu ya..." Nina segera menyambar handuk yang tergantung dekat situ, lalu melangkah menuju ke belakang.
********
Nina dan Gio berjalan menyusuri pinggiran jalan raya kota itu, mencari barang bekas plastik, sesekali mereka duduk di pinggir trotoar atau taman kota untuk beristirahat.
"Hai Nina...kamu bawa siapa?" Tanya seorang remaja seumuran Nina. Dengan kaget Nina menoleh kebelakang.
"Eh Rudi...kamu sudah selesai ngamen? Ini Gio...aku menemukannya kemarin di dekat setasiun..." Jawab Nina. Rudi mengambil tempat duduk di sebelah Nina.
"Nina...memang bibimu gak marah?" Tanya Rudi lagi.
"Ya marah...tapi biarlah...ada atau gak ada Gio bibi tetap suka marah kok..." Sahut Nina.
"Kalo ada apa-apa hubungi aku ya..." Tawar Rudi.
"O...iya Rudi...Aku minta baju-bajumu yang tak terpakai dong...buat Gio...kasihan dia gak ada baju..." Kata Nina.
"Ya sudah...yuk ke tempatku...nanti aku Carikan...kalian lapar gak? Tuh ada tukang cilok...aku ada uang nih dari ngamen tadi...cukuplah buat kita bertiga..." Tawar Rudi, lalu dia segera berjalan menuju ke tukang cilok yang kebetulan sedang mangkal.
Setelah mereka makan cilok, Rudi mengajak mereka ketempatnya. Sebuah rumah singgah khusus untuk anak-anak jalanan. Tempatnya lumayan besar, satu rumah dengan beberapa kamar, didalamnya ada berbagai aktifitas seperti kerajinan tangan, musik dan menjahit, rumah singgah itu adalah sebuah yayasan sosial yang di kelola oleh seorang yang dermawan.
"Rudi...kita tunggu disini ya..." Kata Nina sambil duduk di depan rumah singgah itu. Rudi Menganggukan kepalanya dan segera masuk kedalam.
Tak lama kemudian Rudi sudah keluar dengan membawa satu kantong baju anak laki-laki. Melihat kedatangan Rudi, Nina dan Gio tersenyum senang.
"Wow...banyak juga...trimakasih ya Rudi..." Seru Nina.
"Trimakasih kak...aku jadi punya baju sekarang..." Tambah Gio senang.
"Iya...pokoknya kalau kalian butuh apapun...datang saja ya...jangan sungkan..." Tawar Rudi.
"Siap boss...Kita mau pulang dulu ya...nanti keburu gelap..." Kata Nina sambil mengambil karungnya.
"Oke...hati-hati..." Sahut Rudi.
Nina menggandeng Gio pergi meninggalkan tempat itu.
"Kak...kelihatannya di rumah itu lebih baik...kenapa kakak gak tinggal disana..?" Tanya Gio.
"Aku masih punya bibi Gio...lagian kan aku bukan anak jalanan...aku hanya kerja mencari barang bekas..."
"Kenapa kakak gak sekolah?" Tanya Gio.
"Orang sepertiku biang waktu kalo sekolah...tapi aku belajar sama Rudi..nanti aku akan ambil paket B.."
"Apa itu paket B?"
"Paket B itu ijasah setara lulusan SMP... Gio...kamu mau sekolah?" Tanya Nina.
"Aku dulu pernah sekolah TK...tapi belum masuk SD aku sudah di buang..." Ungkap Gio.
"Kenapa kamu di buang?"
"Kakekku tidak pernah sayang aku...karena ibu melahirkan aku gak ada ayah..." Kata Gio polos.
"Ya...ya...aku mengerti...tapi tenang Gio...aku akan mengurusmu...besok kita cari sekolah ya..." Ujar Nina.
"Sekolah?"
"Iya...sekolah...jadi kau tidak perlu ikut aku memulung begini...pagi-pagi kamu sekolah, siang aku jemput sehabis mulung... Sekolah bisa buat masa depanmu cerah..." Jelas Nina.
"Iya kak...aku mau sekolah...trimakasih..." Sahut Gio dengan mata berbinar.
Tiba-tiba Gio menghentikan jalannya.
"Kamu kenapa Gio?" Tanya Nina panik.
"Punggungku sakit kak..."
"Coba sini aku lihat..." Nina segera menyingkap kaos Gio.
"Ya Ampun Gio...lukamu ini kelihatannya serius...ini pasti sakit sekali...bibi. benar-benar keterlaluan...!" Keluh Nina.
"Gak apa-apa kak...nanti sembuh juga kok..."
"Gio...biarkan aku menggendongmu ya...ayo naik..." Nina segera berjongkok, lalu dia menggendong Gio di punggungnya sambil membawa karung di tangannya.
"Kak...trimakasih..." Lirih Gio.
"Simpan saja trimakasihmu...kamu harus rajin belajar kalau mau aku senang..."
"Iya...aku janji akan rajin belajar supaya kakak senang...aku janji..."
"Janji harus di tepati ya...hanya belajar yang membuat kita bisa mengubah nasib kita...aku percaya padamu Gio...kelak kamu pasti akan jadi orang berhasil...kamu akan sukses..."
********
Ayo dukung author dengan like, vote, and share nya ya...supaya tetap semangat berkarya...🙏🤗❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Jong Nyuk Tjen
bagus thor ceritanya. Aku ud baca beberapa novel author yg lain jg , semuany bagus
2022-02-09
1
Lailatul Hawa
kakak, bole krisan dikit yah. penulisan kalimat jangan terlalu banyak tanda elipsis kak ( ... ). secukupnya aja kalo di perlukan.
ga ada maksud apa apa, cuman sedikit masukan. biar tambah keren novel kakak ini.
semangat yah, maafkan jika menyinggung ☺️☺️☺️
2021-11-17
1
Yunus 1971
baik
2021-02-21
1