Salah Menikah

Salah Menikah

Bab 01 TRAGEDI

Suatu hari..

"Pah... Mah...." isakan tangis pilu mengiris hati dari seorang gadis kecil ketika mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.

Dari belakang mobil tampak seorang laki-laki turun dari taksi berlari menuju mobil yang tengah mengalami kerusakan karena mengalami kecelakaan, dengan napas terengah-engah dia mencoba sekuat tenaga untuk bergulat dengan hal-hal baik karena dirinya tidak ingin hal buruk terjadi kepada sang majikan.

Kumohon YaAllah untuk menyelamatkan orang yang selalu memberiku kehidupan layak, aku belum membalas budi kepada keluarga ini tuan, nyonya, nona muda bertahanlah. Batinnya merasa pilu ketika mendekati mobil tersebut.

"Tuan, nyonya, nona muda apa kalian masih bisa mendengarku? kumohon bertahanlah." berbicara dengan nampak manik mata itu berkaca-kaca.

Dan takdir mungkin memang memihak kepadanya ketika mendapati mobil sang majikan dengan kaca mobil terbuka hingga dirinya dengan mudah dapat membuka pintu mobil.

"Nona muda kau baik baik saja? keluarlah dulu mari saya bantu. Pak supir apa kau masih disitu tolong bantu kami!" berbicara setengah berteriak dirinya tak dapat mengontrol labilnya emosi.

"Iya saya masih disini tuan untuk mencari pertolongan." Tangannya melambai ketika sebuah mobil mendekat kearah terjadinya sebuah kecelakaan.

Tok... Tok... Tok...

Ketukan pintu kaca mobil nyaring terdengar mengusik pengguna jalan dirasa perjalanannya terasa terganggu.

"Tuan, mohon maaf mengganggu perjalanan anda, ini sangat darurat dan menyangkut nyawa satu keluarga," ucapnya sambil menunduk merasa takut

"Kenapa kau tidak menelfon ambulan? Biasakan untuk mencoba tenang dalam situasi apa pun agar kau dapat berfikir jernih." Keluar dari mobil, merogah ponsel dari saku celanya menelfon ambulan dan tampak supir taksi itu pun mengekorinya dan membantu korban.

Sang asisten gadis kecil itu tampak menghampiri nona mudanya. "Nona muda kau ti-tidak apa apa?" tanyanya mencoba tegar untuk nona mudanya.

"O-orang tua ku, mas Galih!" tangisannya pecah ketika sang asisten merengkuhnya.

Tampak ambulan tengah datang dan korbanpun akan segera dilarikan kerumah sakit, pengemudi mobil itu pun tampak berbicara kepada supir taksi memberinya ongkos dan memintanya segera pergi.

Berjalan mendekati arah mobilnya dan mengambil sebotol air mineral untuk diberikan kepada gadis kecil yang tengah terisak, terpukul, dan mungkin mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya.

"Berikan kepada nonamu, Anak muda," memberikan sebotol air mineral, gadis kecil itu pun meminumnya dan tertidur pulas di gendongan sang asisten.

Dirasa telah selesai untuk membantu orang baik itu pun pergi menuju mobilnya, ketika mobil akan melaju, namun harus tertahan tatkala pemuda itu berbicara kembali.

"Tuan, bisakah anda memberiku tumpangan? Dan tolong lindungi nona muda saya, saat ini saya sangat takut dengan keselamatannya, saya percaya kepada anda, anda orang baik," berbicara dengan nada memohon untuk permintaanya dirasa terlalu menuntut.

"Baik, anda boleh bawa masuk nona mu!" menjawab dengan tegas tanpa menoleh, pandangannya tetap lurus menatap kedepan.

Galih pun membuka pintu mobil dan menidurkan gadis kecil yang tengah terlelap, dirinya akan duduk dibelakang sang pengemudi untuk menemani gadis kecil itu, namun Antonio ingin Galih duduk disebelah kemudinya karena dirinya merasa bukan supir yang akan mengantar majikannya.

Deru mesin mobilpun berbunyi ketika di hidupkan, disepanjang jalan raya hanya keheningan tercipta, Galih mencoba mengatur ritme pernafasannya.

Dia gugup dan takut bercampur menjadi satu, ketakutan jika permintaannya tidak diterima. Gugup harus memulai dari mana berbicara untuk meyakinkan orang yang tengah membantunya. Mencoba menghirup udara dan membuangnya dengan kasar dan akhirnyapun dia mengutarakan apa yang ada dalam pemikirannya.

"Sa-saya---," ucapnya terbata-bata tak bisa menyelesaikan perkataannya dirasa lidahnya terasa kaku dan tak bisa berucap.

"Kau berbicaralah dengan benar, jika ada yang ingin disampaikan!" menjawab ketika gerak geriknya dapat terbaca.

"Maaf jika saya lancang tuan, saya ingin memperkenalkan diri, saya Galih asisten nona muda!" seloroh galih memecah kegugupannya.

"Iya," jawabnya singkat.

"Sa-saya hanya ingin anda tuan Presdir mempertimbangkan permohonan saya dan mohon tolong bantuannya tuan." Dengan menangkupkan kedua tangannya

Melirik sekilas dan berbicara. "Apa permohananmu saya akan mendengarkan!" lontar Antonio dengan kekehan geli mengingat permohonan yang pasti tidak masuk akal menurutnya.

"Dan tolong panggil saja saya Antonio sangat tidak enak didengar panggilanmu!" sungut Antonio. Dia geli ketika mendengar panggilannya.

"Baik tuan maafkan saya, tolong untuk membantu keluarga yang tengah mengalami kecelakaan yang memilukan bagi nona muda saya." Menunduk menyembunyikan tetesan airmatanya dan menoleh kebelakang nona nya yang terlelap tidur.

"Saya ingin mengutarakan pemikiran saya karna keputusan ini harus saya ambil, besok pengacara tuan besar Ananda Pratama pemilik NANDA GROUP akan membahas ini, tolong jadilah Presdir diperusahan ini, saya mohon bantuannya tuan ini semua sudah tanggung jawab saya, saya tidak tau harus berbuat apa lagi saya---"

Seketika pembicaraannya terhenti ketika Antonio menginjak rem mobil secara mendadak, mungkin dia terlalu kaget dengan penuturan yang dirasa bisa-bisanya mempercayai orang yang baru dikenalinya. Apakah orang ini tidak takut jika dirinya mengambil aset perusahaan?

Namun dari arah belakang terdengar suara tangisan gadis kecil, keduanya pun menoleh kebelakang, dengan sigap dia mendorong pintu mobil lalu keluar mencoba menenangkan lalu tanpa pikir panjang galih pun membawa nona nya dan membawanya duduk bersebelahan dengan orang yang membantunya.

"Mas Galih aku takut." Duduk di pangkuan Galih dengan memeluk leher Galih sangat erat.

"Kau kaget nona tenang saja aku tidak akan membuatmu celaka seperti mereka." Memecah kecemasan dengan berbicara lembut menenangkan gadis kecil itu dan mengusap lembut punggung mungil itu hingga terlelap tidur kembali.

Antonio pun menyandarkan punggungnya menutup matanya sekejap, menghirup udara sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya dengan kasar, ia pun berdecak.

"Ck, anda tidak sedang bergurau? Anda mau mempercayai orang yang baru dikenal beberapa jam lalu? Anda tidak takut saya membawa kabur aset perusahaan majikanmu?" dengan berdecak Antonio menatap sinis Galih.

"felling saya tidak akan mungkin salah, anda lah dan anda orang yang tepat untuk mendapat amanat ini, saya akan pergi ke LN dalam waktu dekat ini untuk meneruskan kuliah dan akan menjadi asisten pribadi anda nantinya, maafkan saya lancang tuan saya sangat memohon untuk kerjasamanya!" jawab nya dengan menjelaskan.

Anda mungkin baru mengenal saya, tapi saya sudah tau tentang biodata hidup anda tuan, anda memang Presdir yang kejam, disiplin cocok untuk mendapat amanat berat ini. Batinnya berbicara merasakan pilu.

Ketika permintaan sang majikan berputar membentuk tayangan slide video dimana dirinya diminta untuk menjadi tangan kanan sang nona muda, mungkin memang sudah merasakan firasat buruk. Kecelakaan yang menimpa keluarga beserta anak semata wayangnya yang akan menjadi pewaris tunggal.

"Baiklah ini akan saya diskusikan dengan paman saya." menancapkan gas dan berjalan menyusuri ibu kota.

Hari sudah mulai semakin gelap, kerlap kerlip dari lampu mobil menghiasi jalanan saat ini. Hening! Ya sangat hening ketika pembicaraan itu berakhir, mungkin mereka tengah bergulat dengan pemikiran masing-masing.

Setelah beberapa jam berlalu dari perdebatan yang mungkin tidak masuk akal untuk sebelah pihak, dimana dirinya merasa tidak pantas memegang perusahaan besar nomor satu yang sangat berkembang dan disegani dikota ini.

Ya siapa yang tidak mengenali perusahaan NANDA GROUP perusahaan yang sangat melaju pesat dan memiliki seorang gadis kecil cantik yang kini tengah berusia 8 tahun, pewaris satu-satunya perusahaan NANDA GROUP.

Dan kini tibalah disebuah rumah dengan gerbang menjulang tinggi, mobilpun berjalan dan terparkir cantik digarasi.

"Ayo turun sudah sampai!" ucap Antonio memecah keheningan

"Tu-Tuan saya bisa pergi kembali kerumah majikan saya, saya takut merepotkan anda!" ujar Galih merasa tidak enak hati selalu merepotkan.

"Anda bilang bahwa nonamu terancam? Lantas kenapa kau akan membawanya kembali? Masuklah bermalam disini bawa nonamu. Kasihan dia butuh istirahat cukup, esok pagi dia pasti akan menghabiskan waktu dengan menangis!" tegas Antonio mengingatkan betapa malangnya sang korban kecelakaan.

Mereka pun memasuki rumah mewah dengan cat dominan warna putih menambah kesan elegan, tiba diruang tamu mereka duduk dengan Galih masih menggendong gadis kecil yang tengah terlelap, sang pelayanpun datang menghampiri.

"Tuan sudah kembali." Sapa sang pelayan sambil tertunduk memberi hormat.

"Iya, tolong siapkan dua kamar untuk tamu saya dan antarkan mereka untuk beristirahat, untuk makan malamnya bisa kau antarkan saja kekamarnya."

"Iya tuan," jawab sang pelayan.

"Kau tidur bersebelahan dengan nonamu," ucap Antonio kepada Galih.

"Mohon maaf tuan saya akan tidur satu kamar saja dengan nona muda saya, saya tidak mau meninggalkannya!" jawabnya masih merasa kesedihan dibenak hati kecilnya.

"Terserah mau mu saja." Antonio berjalan menuju keatas kamarnya.

Seketika langkahnya terhenti, Galih pun memanggil kembali Antonio, Antonio pun meneloh dan menyipitkan matanya.

"Tuan saya ingin berbicara, saya akan menemuimu." Galih tersenyum dengan membungkukan badannya.

Meski terasa sulit karna dirinya kini tengah menggendong nona mudanya, anggap saja sebagai rasa hormat dan rasa terima kasihnya terhadap ketulusan orang yang telah menolong nya.

"Iya, kau boleh menemuiku." Antonio melanjutkan berjalan menuju kamarnya.

Dia pun tengah memikirkan perkataan sang tamu pasti pembahasannya masuk kategori yang tak masuk akal kembali.

Ketika dirinya telah berada didalam kamar berjalan menuju kasur empuknya yang terasa melambai untuk segera merebahkan badannya, perlahan memejamkan matanya dan mengangkat tangannya. Memegang pelipisnya mengingat banyak masalah yang menjadi beban hidupnya kini.

Dirasa cukup untuk merebahkan, dirinya pun berjalan menuju kamar mandi dan berendam untuk melupakan sejenak penatnya.

***

"Tuan, mari ikuti saya." ucap sang pelayan memecah lamunan Galih dan hanya diberi anggukan oleh Galih.

Diapun membaringkan perlahan-lahan nona mudanya keatas ranjang, lalu sang pelayanpun berpamitan sembari akan membawa makan malam untuknya.

Galih-pun menuju keluar kamar berjalan menuju anak tangga, ketika dirinya sudah bertanya disebelah mana kamar peristirahatan seorang malaikat baginya.

Ya, dia menganggap Antonio sebagai malaikat tak bersayap baginya, penuh dengan daya tarik yang masuk dengan kategori mengagumi sikap, prilaku dingin dan tegasnya, yang samar-samar dimiliki oleh tuan besarnya.

Dia pun bersemangat untuk segera berdiri disampingnya sepanjang hari, mengabdi dengan seluruh kehidupannya menjaga nona mudanya yang kini tengah mengalami kecemasan, kesedihan bahkan mungkin trauma membekas dalam kehidupannya yang tak mudah untuk dilupakan.

Jika ditanya apakah dirinya bersedih atas tragedi memilukan kecelakaan ini? Mungkin jawabannya sangat menyayangkan keadaan ini karna ini semua gara-gara mereka ,dan sangat menyedihkan bagai pukulan membentur relung hatinya.

Dirinya pun akan terus mengabdi dan berjanji sebuah kesetiaan akan selalu menjadi pondasi kokoh apapun yang nantinya akan dihadapi dimasa depan mendatang.

Kamarnya sebelah kiri ya kalo tidak salah? Ck, sial kenapa sampai tidak focus terlalu bingung memikirkan strategi untuk menyusun dan membongkar kejahatan mereka, nona muda cepatlah tumbuh dewasa kita akan bekerja sama. Batinnya berbicara dan senyuman tipis mengulas bibirnya.

Ceklek...

Dahinya mengernyit ketika membuka pintu kamar disuguhkan dengan pemandangan orang yang tersenyum sendiri, bisa dibayangkan dia berfikir orang ini sudah gila, dia pun tersadar dari lamunan ketika tangan kekar itu menyentuh pundaknya.

"Anda sudah gila? hmm," tanya nya dengan dingin.

"Anda kenapa tuan?" tanya Galih terheran ketika sang malaikat sudah berada didepannya dengan pertanyaannya.

"Harusnya saya yang bertanya anda kenapa tersenyum sendiri? apakah mungkin otakmu sedikit menggeser?" jawabnya santai berjalan menuju ruang kerja dan terlihat Galih mengekorinya dari belakang.

***

Maaf jika kosa kata dan penulisannya agak berantakan ini karya perdana tentunya pasti banyak kesalahannya.

Mohon bantuannya untuk mengoreksi nya tinggalkan like, komen , dan kalo ikhlas vote juga ya hehe ....

***

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Ahla Nayla

Ahla Nayla

sdikit bgung bcanya tp sprty nya bgus..ok lah

2021-07-26

0

mami jantuk

mami jantuk

blm begitu fokus bacanya, lanjut thor

2021-03-17

1

.

.

Menarik, lanjutt

2021-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 TRAGEDI
2 Bab 02 Permintaan
3 Bab 03 Kesedihan
4 Bab O4 Memulai Hidup Baru
5 Bab 05 Aku Belum Ingin Melanjutkan Kuliah
6 Bab 06 POV El-Suci / Aku Bebas
7 Bab 07 Pengenalan Tokoh
8 Bab 08 POV El-Suci / Aku Curiga Pada Mereka
9 Bab 09 POV El-Suci / Apakah Dia Mencintaiku?
10 Bab 10 POV El-Suci / Membuatku Pusing
11 Bab 11 POV El-Suci / Memulai Rencana
12 Bab 12 POV El-Suci / Dimabuk Kepayang
13 Bab 13 POV El-Suci / Aku Menganggap Ini Mimpi Buruk
14 Bab 14 Penyesalan Willy
15 Bab 15 Anggap Semua Tak Pernah Terjadi
16 Bab 16 Perasaan Apa Ini? Syok?!!
17 Bab 17 Kekhawatiran
18 Bab 18 Kekhawatiran Part2
19 Bab 19 Kekhawatiran Part3
20 Bab 20 Prosesi Pernikahan
21 Bab 21 Pelakor Versi Pria Tampan
22 Bab 22 Mengidam Tengah Malam
23 Bab 23 Melihatmu Tersenyum Sudah Membuatku Bahagia(Willy)
24 Bab 24 Sahabat Konyol
25 Bab 25 Sahabat Konyol Part2
26 Bab 26 Menjadi Suami Waspada&Siaga
27 Bab 27 Apakah Dia Anakku?
28 Bab 28 Syukuran
29 Bab 29 Anakku Diculik
30 Bab 30 Salahkah Jika Aku Mencintai Istri Orang?
31 Bab 31 Kehadiranmu Menenangkan Jiwaku.
32 Bab 32 Hatiku Hancur.
33 Bab 33 Kita Adalah Serpihan Masa Lalu.
34 Bab 34 Pengganggu.
35 Bab 35 Gitar Pelipur Lara.
36 Bab 36 Menahan Emosi Beserta Cemburu.
37 Bab 37 Pemandangan Menjijikan.
38 Bab 38 Tamu Arogan.
39 Bab 39 Hampir Ketahuan.
40 Bab 40 Sekretaris Dadakan.
41 Bab 41 Menerima Kenyataan Pahit.
42 Bab 42 Aku Kali Ini Tidak Ingin Ikut Kalian/Alwi.
43 Bab 43 Apa Yang Kalian Pilih?
44 Bab 44 Merasa Bersalah
45 Bab 45 Ini Buah Hati El Mama.
46 Bab 46 Bantulah Tuan Willy Nona.
47 Bab 47 Takut Rupiahnya Gak Cukup.
48 Bab 48 Apa Yang Tidak Bisa Ku Ketahui?
49 Bab 49 Pov Antonio.
50 bab 50 Mau Juga Jualan begitu? Atau Mau Jualan Seblak Dan Dijual Online?
51 Bab 51 Berdiskusi Untuk Sebuah Perpisahan.
52 Bab 52 Siapa Yang Menyakiti Mommy? (Alwi)
53 Bab 53 Perjuangkan Cintamu Untuk Putriku.
54 Bab 54 Apakah Mereka Mencoba Berkhianat.
55 Bab 55 Kasihan Kekasihmu, Menunggu Lama!!!
56 Bab 56 Andai Ini bukan sandiwara, aku pasti bahagia.
57 Bab 57 Resmi Bercerai.
58 Bab 58 Pov Aurelia.
59 Bab 59 Fotografer dadakan.
60 Bab 60 Semoga Keluargamu Diberi Kebahagiaan Sepanjang Masa.
61 Bab 61 Daddy Anton daddy nya teteh, bukan Daddy Alwi.
62 Bab 62 Kebingungan Nuri.
63 Bab 63 Nuri menghilang!!!
64 Bab 64 Aku belum bisa memaafkanmu!!!
65 65 Mencari jalan agar El dan Willy bersama.
66 Bab 66 Sampai lupa, karna aku janda.
67 Bab 67 Kebahagiaan dipagi hari.
68 Bab 68. Pov Willy, Bahagia ketika mendapat lampu hijau
69 69. Candaan Imam membuat Antonio galau.
70 Bab 70. Kesedihan Aurelia.
71 Bab 71. Perjuangan Antonio
72 Bab 72. Ima mencurigai suaminya.
73 Bab 73. Kemarahan Ima.
74 Bab 74. Pertemuan Tidak disengaja.
75 Bab 75. Undangan dari Restu dan Resty
76 Bab 76. Menghadiri resepsi pernikahan
77 Bab 77. Untung saja hanya Mimpi.
78 Bab 78. Imam ingin El dan Willy dijodohkan.
79 Bab 79. Tidak boleh ada penolakan.
80 Bab 80. Tentang perjodohan.
81 Bab 81. Dian sedang kritis.
82 Bab 82. Pemakaman Dian.
83 Bab 83. Terkuak.
84 Bab 84. Terkuak part2.
85 Bab 85. Dia anakku?
86 Bab 86. Kesedihan Galih.
87 Bab 87. Ima ingin Galih Yang menjadi menantunya.
88 Bab 88. Pertengkaran mama dan papanya El.
89 Bab 89.
90 Bab 90. Kesedihan Putri dan Willy.
91 Bab 91. Pertunangan Antonio.
92 Bab 92. Sudah berjuang, jangan mundur ditengah jalan.
93 Bab 93. Dukungan Ananda.
94 Bab 94. Perjuangan Willy.
95 Bab 95. Prerjuangan Willy part2.
96 Bab 96. Mencari tahu perasaan El.
97 Bab 97. El merasa kehilangan.
98 Bab 98. Perasaan yang tanpa sadar telah tumbuh.
99 Bab 99. Malu-malu untuk mengungkapkan
100 Bab 100. Berterus terang
101 bab 101. Alwi mau secepatnya satu kamar.
102 Bab 102. Ima mengalah
103 Bab 103. El meminta bantuan Willy
104 Bab 104. El kabur.
105 105. Kekhawatiran part4
106 106. El bahagia
107 107. Honeymoon
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110. Boncap.
111 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 01 TRAGEDI
2
Bab 02 Permintaan
3
Bab 03 Kesedihan
4
Bab O4 Memulai Hidup Baru
5
Bab 05 Aku Belum Ingin Melanjutkan Kuliah
6
Bab 06 POV El-Suci / Aku Bebas
7
Bab 07 Pengenalan Tokoh
8
Bab 08 POV El-Suci / Aku Curiga Pada Mereka
9
Bab 09 POV El-Suci / Apakah Dia Mencintaiku?
10
Bab 10 POV El-Suci / Membuatku Pusing
11
Bab 11 POV El-Suci / Memulai Rencana
12
Bab 12 POV El-Suci / Dimabuk Kepayang
13
Bab 13 POV El-Suci / Aku Menganggap Ini Mimpi Buruk
14
Bab 14 Penyesalan Willy
15
Bab 15 Anggap Semua Tak Pernah Terjadi
16
Bab 16 Perasaan Apa Ini? Syok?!!
17
Bab 17 Kekhawatiran
18
Bab 18 Kekhawatiran Part2
19
Bab 19 Kekhawatiran Part3
20
Bab 20 Prosesi Pernikahan
21
Bab 21 Pelakor Versi Pria Tampan
22
Bab 22 Mengidam Tengah Malam
23
Bab 23 Melihatmu Tersenyum Sudah Membuatku Bahagia(Willy)
24
Bab 24 Sahabat Konyol
25
Bab 25 Sahabat Konyol Part2
26
Bab 26 Menjadi Suami Waspada&Siaga
27
Bab 27 Apakah Dia Anakku?
28
Bab 28 Syukuran
29
Bab 29 Anakku Diculik
30
Bab 30 Salahkah Jika Aku Mencintai Istri Orang?
31
Bab 31 Kehadiranmu Menenangkan Jiwaku.
32
Bab 32 Hatiku Hancur.
33
Bab 33 Kita Adalah Serpihan Masa Lalu.
34
Bab 34 Pengganggu.
35
Bab 35 Gitar Pelipur Lara.
36
Bab 36 Menahan Emosi Beserta Cemburu.
37
Bab 37 Pemandangan Menjijikan.
38
Bab 38 Tamu Arogan.
39
Bab 39 Hampir Ketahuan.
40
Bab 40 Sekretaris Dadakan.
41
Bab 41 Menerima Kenyataan Pahit.
42
Bab 42 Aku Kali Ini Tidak Ingin Ikut Kalian/Alwi.
43
Bab 43 Apa Yang Kalian Pilih?
44
Bab 44 Merasa Bersalah
45
Bab 45 Ini Buah Hati El Mama.
46
Bab 46 Bantulah Tuan Willy Nona.
47
Bab 47 Takut Rupiahnya Gak Cukup.
48
Bab 48 Apa Yang Tidak Bisa Ku Ketahui?
49
Bab 49 Pov Antonio.
50
bab 50 Mau Juga Jualan begitu? Atau Mau Jualan Seblak Dan Dijual Online?
51
Bab 51 Berdiskusi Untuk Sebuah Perpisahan.
52
Bab 52 Siapa Yang Menyakiti Mommy? (Alwi)
53
Bab 53 Perjuangkan Cintamu Untuk Putriku.
54
Bab 54 Apakah Mereka Mencoba Berkhianat.
55
Bab 55 Kasihan Kekasihmu, Menunggu Lama!!!
56
Bab 56 Andai Ini bukan sandiwara, aku pasti bahagia.
57
Bab 57 Resmi Bercerai.
58
Bab 58 Pov Aurelia.
59
Bab 59 Fotografer dadakan.
60
Bab 60 Semoga Keluargamu Diberi Kebahagiaan Sepanjang Masa.
61
Bab 61 Daddy Anton daddy nya teteh, bukan Daddy Alwi.
62
Bab 62 Kebingungan Nuri.
63
Bab 63 Nuri menghilang!!!
64
Bab 64 Aku belum bisa memaafkanmu!!!
65
65 Mencari jalan agar El dan Willy bersama.
66
Bab 66 Sampai lupa, karna aku janda.
67
Bab 67 Kebahagiaan dipagi hari.
68
Bab 68. Pov Willy, Bahagia ketika mendapat lampu hijau
69
69. Candaan Imam membuat Antonio galau.
70
Bab 70. Kesedihan Aurelia.
71
Bab 71. Perjuangan Antonio
72
Bab 72. Ima mencurigai suaminya.
73
Bab 73. Kemarahan Ima.
74
Bab 74. Pertemuan Tidak disengaja.
75
Bab 75. Undangan dari Restu dan Resty
76
Bab 76. Menghadiri resepsi pernikahan
77
Bab 77. Untung saja hanya Mimpi.
78
Bab 78. Imam ingin El dan Willy dijodohkan.
79
Bab 79. Tidak boleh ada penolakan.
80
Bab 80. Tentang perjodohan.
81
Bab 81. Dian sedang kritis.
82
Bab 82. Pemakaman Dian.
83
Bab 83. Terkuak.
84
Bab 84. Terkuak part2.
85
Bab 85. Dia anakku?
86
Bab 86. Kesedihan Galih.
87
Bab 87. Ima ingin Galih Yang menjadi menantunya.
88
Bab 88. Pertengkaran mama dan papanya El.
89
Bab 89.
90
Bab 90. Kesedihan Putri dan Willy.
91
Bab 91. Pertunangan Antonio.
92
Bab 92. Sudah berjuang, jangan mundur ditengah jalan.
93
Bab 93. Dukungan Ananda.
94
Bab 94. Perjuangan Willy.
95
Bab 95. Prerjuangan Willy part2.
96
Bab 96. Mencari tahu perasaan El.
97
Bab 97. El merasa kehilangan.
98
Bab 98. Perasaan yang tanpa sadar telah tumbuh.
99
Bab 99. Malu-malu untuk mengungkapkan
100
Bab 100. Berterus terang
101
bab 101. Alwi mau secepatnya satu kamar.
102
Bab 102. Ima mengalah
103
Bab 103. El meminta bantuan Willy
104
Bab 104. El kabur.
105
105. Kekhawatiran part4
106
106. El bahagia
107
107. Honeymoon
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110. Boncap.
111
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!