Salah Menikah
Suatu hari..
"Pah... Mah...." isakan tangis pilu mengiris hati dari seorang gadis kecil ketika mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.
Dari belakang mobil tampak seorang laki-laki turun dari taksi berlari menuju mobil yang tengah mengalami kerusakan karena mengalami kecelakaan, dengan napas terengah-engah dia mencoba sekuat tenaga untuk bergulat dengan hal-hal baik karena dirinya tidak ingin hal buruk terjadi kepada sang majikan.
Kumohon YaAllah untuk menyelamatkan orang yang selalu memberiku kehidupan layak, aku belum membalas budi kepada keluarga ini tuan, nyonya, nona muda bertahanlah. Batinnya merasa pilu ketika mendekati mobil tersebut.
"Tuan, nyonya, nona muda apa kalian masih bisa mendengarku? kumohon bertahanlah." berbicara dengan nampak manik mata itu berkaca-kaca.
Dan takdir mungkin memang memihak kepadanya ketika mendapati mobil sang majikan dengan kaca mobil terbuka hingga dirinya dengan mudah dapat membuka pintu mobil.
"Nona muda kau baik baik saja? keluarlah dulu mari saya bantu. Pak supir apa kau masih disitu tolong bantu kami!" berbicara setengah berteriak dirinya tak dapat mengontrol labilnya emosi.
"Iya saya masih disini tuan untuk mencari pertolongan." Tangannya melambai ketika sebuah mobil mendekat kearah terjadinya sebuah kecelakaan.
Tok... Tok... Tok...
Ketukan pintu kaca mobil nyaring terdengar mengusik pengguna jalan dirasa perjalanannya terasa terganggu.
"Tuan, mohon maaf mengganggu perjalanan anda, ini sangat darurat dan menyangkut nyawa satu keluarga," ucapnya sambil menunduk merasa takut
"Kenapa kau tidak menelfon ambulan? Biasakan untuk mencoba tenang dalam situasi apa pun agar kau dapat berfikir jernih." Keluar dari mobil, merogah ponsel dari saku celanya menelfon ambulan dan tampak supir taksi itu pun mengekorinya dan membantu korban.
Sang asisten gadis kecil itu tampak menghampiri nona mudanya. "Nona muda kau ti-tidak apa apa?" tanyanya mencoba tegar untuk nona mudanya.
"O-orang tua ku, mas Galih!" tangisannya pecah ketika sang asisten merengkuhnya.
Tampak ambulan tengah datang dan korbanpun akan segera dilarikan kerumah sakit, pengemudi mobil itu pun tampak berbicara kepada supir taksi memberinya ongkos dan memintanya segera pergi.
Berjalan mendekati arah mobilnya dan mengambil sebotol air mineral untuk diberikan kepada gadis kecil yang tengah terisak, terpukul, dan mungkin mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya.
"Berikan kepada nonamu, Anak muda," memberikan sebotol air mineral, gadis kecil itu pun meminumnya dan tertidur pulas di gendongan sang asisten.
Dirasa telah selesai untuk membantu orang baik itu pun pergi menuju mobilnya, ketika mobil akan melaju, namun harus tertahan tatkala pemuda itu berbicara kembali.
"Tuan, bisakah anda memberiku tumpangan? Dan tolong lindungi nona muda saya, saat ini saya sangat takut dengan keselamatannya, saya percaya kepada anda, anda orang baik," berbicara dengan nada memohon untuk permintaanya dirasa terlalu menuntut.
"Baik, anda boleh bawa masuk nona mu!" menjawab dengan tegas tanpa menoleh, pandangannya tetap lurus menatap kedepan.
Galih pun membuka pintu mobil dan menidurkan gadis kecil yang tengah terlelap, dirinya akan duduk dibelakang sang pengemudi untuk menemani gadis kecil itu, namun Antonio ingin Galih duduk disebelah kemudinya karena dirinya merasa bukan supir yang akan mengantar majikannya.
Deru mesin mobilpun berbunyi ketika di hidupkan, disepanjang jalan raya hanya keheningan tercipta, Galih mencoba mengatur ritme pernafasannya.
Dia gugup dan takut bercampur menjadi satu, ketakutan jika permintaannya tidak diterima. Gugup harus memulai dari mana berbicara untuk meyakinkan orang yang tengah membantunya. Mencoba menghirup udara dan membuangnya dengan kasar dan akhirnyapun dia mengutarakan apa yang ada dalam pemikirannya.
"Sa-saya---," ucapnya terbata-bata tak bisa menyelesaikan perkataannya dirasa lidahnya terasa kaku dan tak bisa berucap.
"Kau berbicaralah dengan benar, jika ada yang ingin disampaikan!" menjawab ketika gerak geriknya dapat terbaca.
"Maaf jika saya lancang tuan, saya ingin memperkenalkan diri, saya Galih asisten nona muda!" seloroh galih memecah kegugupannya.
"Iya," jawabnya singkat.
"Sa-saya hanya ingin anda tuan Presdir mempertimbangkan permohonan saya dan mohon tolong bantuannya tuan." Dengan menangkupkan kedua tangannya
Melirik sekilas dan berbicara. "Apa permohananmu saya akan mendengarkan!" lontar Antonio dengan kekehan geli mengingat permohonan yang pasti tidak masuk akal menurutnya.
"Dan tolong panggil saja saya Antonio sangat tidak enak didengar panggilanmu!" sungut Antonio. Dia geli ketika mendengar panggilannya.
"Baik tuan maafkan saya, tolong untuk membantu keluarga yang tengah mengalami kecelakaan yang memilukan bagi nona muda saya." Menunduk menyembunyikan tetesan airmatanya dan menoleh kebelakang nona nya yang terlelap tidur.
"Saya ingin mengutarakan pemikiran saya karna keputusan ini harus saya ambil, besok pengacara tuan besar Ananda Pratama pemilik NANDA GROUP akan membahas ini, tolong jadilah Presdir diperusahan ini, saya mohon bantuannya tuan ini semua sudah tanggung jawab saya, saya tidak tau harus berbuat apa lagi saya---"
Seketika pembicaraannya terhenti ketika Antonio menginjak rem mobil secara mendadak, mungkin dia terlalu kaget dengan penuturan yang dirasa bisa-bisanya mempercayai orang yang baru dikenalinya. Apakah orang ini tidak takut jika dirinya mengambil aset perusahaan?
Namun dari arah belakang terdengar suara tangisan gadis kecil, keduanya pun menoleh kebelakang, dengan sigap dia mendorong pintu mobil lalu keluar mencoba menenangkan lalu tanpa pikir panjang galih pun membawa nona nya dan membawanya duduk bersebelahan dengan orang yang membantunya.
"Mas Galih aku takut." Duduk di pangkuan Galih dengan memeluk leher Galih sangat erat.
"Kau kaget nona tenang saja aku tidak akan membuatmu celaka seperti mereka." Memecah kecemasan dengan berbicara lembut menenangkan gadis kecil itu dan mengusap lembut punggung mungil itu hingga terlelap tidur kembali.
Antonio pun menyandarkan punggungnya menutup matanya sekejap, menghirup udara sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya dengan kasar, ia pun berdecak.
"Ck, anda tidak sedang bergurau? Anda mau mempercayai orang yang baru dikenal beberapa jam lalu? Anda tidak takut saya membawa kabur aset perusahaan majikanmu?" dengan berdecak Antonio menatap sinis Galih.
"felling saya tidak akan mungkin salah, anda lah dan anda orang yang tepat untuk mendapat amanat ini, saya akan pergi ke LN dalam waktu dekat ini untuk meneruskan kuliah dan akan menjadi asisten pribadi anda nantinya, maafkan saya lancang tuan saya sangat memohon untuk kerjasamanya!" jawab nya dengan menjelaskan.
Anda mungkin baru mengenal saya, tapi saya sudah tau tentang biodata hidup anda tuan, anda memang Presdir yang kejam, disiplin cocok untuk mendapat amanat berat ini. Batinnya berbicara merasakan pilu.
Ketika permintaan sang majikan berputar membentuk tayangan slide video dimana dirinya diminta untuk menjadi tangan kanan sang nona muda, mungkin memang sudah merasakan firasat buruk. Kecelakaan yang menimpa keluarga beserta anak semata wayangnya yang akan menjadi pewaris tunggal.
"Baiklah ini akan saya diskusikan dengan paman saya." menancapkan gas dan berjalan menyusuri ibu kota.
Hari sudah mulai semakin gelap, kerlap kerlip dari lampu mobil menghiasi jalanan saat ini. Hening! Ya sangat hening ketika pembicaraan itu berakhir, mungkin mereka tengah bergulat dengan pemikiran masing-masing.
Setelah beberapa jam berlalu dari perdebatan yang mungkin tidak masuk akal untuk sebelah pihak, dimana dirinya merasa tidak pantas memegang perusahaan besar nomor satu yang sangat berkembang dan disegani dikota ini.
Ya siapa yang tidak mengenali perusahaan NANDA GROUP perusahaan yang sangat melaju pesat dan memiliki seorang gadis kecil cantik yang kini tengah berusia 8 tahun, pewaris satu-satunya perusahaan NANDA GROUP.
Dan kini tibalah disebuah rumah dengan gerbang menjulang tinggi, mobilpun berjalan dan terparkir cantik digarasi.
"Ayo turun sudah sampai!" ucap Antonio memecah keheningan
"Tu-Tuan saya bisa pergi kembali kerumah majikan saya, saya takut merepotkan anda!" ujar Galih merasa tidak enak hati selalu merepotkan.
"Anda bilang bahwa nonamu terancam? Lantas kenapa kau akan membawanya kembali? Masuklah bermalam disini bawa nonamu. Kasihan dia butuh istirahat cukup, esok pagi dia pasti akan menghabiskan waktu dengan menangis!" tegas Antonio mengingatkan betapa malangnya sang korban kecelakaan.
Mereka pun memasuki rumah mewah dengan cat dominan warna putih menambah kesan elegan, tiba diruang tamu mereka duduk dengan Galih masih menggendong gadis kecil yang tengah terlelap, sang pelayanpun datang menghampiri.
"Tuan sudah kembali." Sapa sang pelayan sambil tertunduk memberi hormat.
"Iya, tolong siapkan dua kamar untuk tamu saya dan antarkan mereka untuk beristirahat, untuk makan malamnya bisa kau antarkan saja kekamarnya."
"Iya tuan," jawab sang pelayan.
"Kau tidur bersebelahan dengan nonamu," ucap Antonio kepada Galih.
"Mohon maaf tuan saya akan tidur satu kamar saja dengan nona muda saya, saya tidak mau meninggalkannya!" jawabnya masih merasa kesedihan dibenak hati kecilnya.
"Terserah mau mu saja." Antonio berjalan menuju keatas kamarnya.
Seketika langkahnya terhenti, Galih pun memanggil kembali Antonio, Antonio pun meneloh dan menyipitkan matanya.
"Tuan saya ingin berbicara, saya akan menemuimu." Galih tersenyum dengan membungkukan badannya.
Meski terasa sulit karna dirinya kini tengah menggendong nona mudanya, anggap saja sebagai rasa hormat dan rasa terima kasihnya terhadap ketulusan orang yang telah menolong nya.
"Iya, kau boleh menemuiku." Antonio melanjutkan berjalan menuju kamarnya.
Dia pun tengah memikirkan perkataan sang tamu pasti pembahasannya masuk kategori yang tak masuk akal kembali.
Ketika dirinya telah berada didalam kamar berjalan menuju kasur empuknya yang terasa melambai untuk segera merebahkan badannya, perlahan memejamkan matanya dan mengangkat tangannya. Memegang pelipisnya mengingat banyak masalah yang menjadi beban hidupnya kini.
Dirasa cukup untuk merebahkan, dirinya pun berjalan menuju kamar mandi dan berendam untuk melupakan sejenak penatnya.
***
"Tuan, mari ikuti saya." ucap sang pelayan memecah lamunan Galih dan hanya diberi anggukan oleh Galih.
Diapun membaringkan perlahan-lahan nona mudanya keatas ranjang, lalu sang pelayanpun berpamitan sembari akan membawa makan malam untuknya.
Galih-pun menuju keluar kamar berjalan menuju anak tangga, ketika dirinya sudah bertanya disebelah mana kamar peristirahatan seorang malaikat baginya.
Ya, dia menganggap Antonio sebagai malaikat tak bersayap baginya, penuh dengan daya tarik yang masuk dengan kategori mengagumi sikap, prilaku dingin dan tegasnya, yang samar-samar dimiliki oleh tuan besarnya.
Dia pun bersemangat untuk segera berdiri disampingnya sepanjang hari, mengabdi dengan seluruh kehidupannya menjaga nona mudanya yang kini tengah mengalami kecemasan, kesedihan bahkan mungkin trauma membekas dalam kehidupannya yang tak mudah untuk dilupakan.
Jika ditanya apakah dirinya bersedih atas tragedi memilukan kecelakaan ini? Mungkin jawabannya sangat menyayangkan keadaan ini karna ini semua gara-gara mereka ,dan sangat menyedihkan bagai pukulan membentur relung hatinya.
Dirinya pun akan terus mengabdi dan berjanji sebuah kesetiaan akan selalu menjadi pondasi kokoh apapun yang nantinya akan dihadapi dimasa depan mendatang.
Kamarnya sebelah kiri ya kalo tidak salah? Ck, sial kenapa sampai tidak focus terlalu bingung memikirkan strategi untuk menyusun dan membongkar kejahatan mereka, nona muda cepatlah tumbuh dewasa kita akan bekerja sama. Batinnya berbicara dan senyuman tipis mengulas bibirnya.
Ceklek...
Dahinya mengernyit ketika membuka pintu kamar disuguhkan dengan pemandangan orang yang tersenyum sendiri, bisa dibayangkan dia berfikir orang ini sudah gila, dia pun tersadar dari lamunan ketika tangan kekar itu menyentuh pundaknya.
"Anda sudah gila? hmm," tanya nya dengan dingin.
"Anda kenapa tuan?" tanya Galih terheran ketika sang malaikat sudah berada didepannya dengan pertanyaannya.
"Harusnya saya yang bertanya anda kenapa tersenyum sendiri? apakah mungkin otakmu sedikit menggeser?" jawabnya santai berjalan menuju ruang kerja dan terlihat Galih mengekorinya dari belakang.
***
Maaf jika kosa kata dan penulisannya agak berantakan ini karya perdana tentunya pasti banyak kesalahannya.
Mohon bantuannya untuk mengoreksi nya tinggalkan like, komen , dan kalo ikhlas vote juga ya hehe ....
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ahla Nayla
sdikit bgung bcanya tp sprty nya bgus..ok lah
2021-07-26
0
mami jantuk
blm begitu fokus bacanya, lanjut thor
2021-03-17
1
.
Menarik, lanjutt
2021-02-23
0