"Aku..."
"Tidak, tidak ada apa apa denganku,"
"Haiss gak jelas sekali mas Tino ini."
Sepertinya cemburu, rupanya tidak perlu mencuci otaknya untuk jatuh cinta kepada nona ku yang cantik ini, pesonanya sudah membuat laki-laki arogan ini takluk kepadanya. Batin Galih berkata.
"Apa Mas Tino cemburu? Mas suka aku? Bisa aku pertimbangkan loh mas," ledeknya pada Antonio.
Apa iya aku cemburu, apa iya aku mencintainya? Tapi aku tidak suka melihatnya berpelukan dengan pria lain. Batin Antonio berkata-kata dirasa ada yang berbeda dengan perasaannya.
Menyentil dahi suci tanpa aba-aba, "Masih kecil!"
"Aku sudah dewasa mas, bisa nikah juga sekarang mas kalo ada calonnya," El-Suci berkata dengan candaannya yang konyol.
Tok... Tok... Tok...
Seketika ketukan pintu nyaring terdengar mengalihkan pembicaraan yang tengah jadi pembahasan.
Entah angin dari mana ketika dirinya telah selesai menemui klien Willy menyinggahi perusahaan Antonio yang dia tahu gadis itu pergi bersama pamannya. Dan terdengar sayup suara samar-samar.
"Masuk," Dengan setengah berteriak.
Ketika pintu dibuka tampak pria yang terkenal ramah itu mendapat sapaan dari gadis berparas cantik itu. Ya dia berjalan beriringan dengan seorang gadis yang tak lain adalah sekretarisnya.
"Eh kak illy masuk kak." Tangannya melambai-lambai tanda agar segera menghampirinya.
Dia disini rupanya, apa gadis ini yang selalu jadi prioritasnya? Cantik memang tanpa balutan make-up pun, tapi ini sungguh konyol sudah tau kita saling mencintai tapi tetap menyuruhku untuk melakukan ini. Batin sekretaris Willy.
"Eh ini siapa kak illy?" Tanya El-Suci.
"Sekretaris Kakak!"
"Perkenalkan nama saya Putri Oktaviani sekretaris tuan Willy nona El," Ucapnya memperkenalkan diri.
"Ahh cantik sekali, sini kak." Menarik tangan sekretaris Willy dengan lembut untuk duduk disampingnya.
"Bukankah hari ini jadwal kosong kita berbincang-bincang saja memanfaatkan waktu yang jarang berkumpul bersama." Menatap Galih untuk mendengar jawabannya.
"Baik tuan!" jawab Galih.
"Menurut kak Putri aku sudah pantas menikah tidak?" tanyanya kepada sekretaris Willy.
"Memang sudah ingin membina rumah tangga nona?" Bukan jawaban tetapi sebaliknya pertanyaam pun kembali dilayangkan untuk El-Suci.
"Menikah itu tidak mudah Nona, harus saling mengerti dengan sifat masing-masing. Menyatukan watak dua orang berbeda itu bukan hal yang mudah, namun jika keduanya saling mencintai semua tidak perlu menjadi alasan, kadang sebuah ego bisa memperumit keadaan nona, pertimbangkan kembali keinginan menikah mudanya," Putri menjawabnya panjang kali lebar.
"Iya kak aku selalu saja dianggap anak kecil, padahal udah gede, udah 17 tahun ini, iya tidak mudah sih kak. Kalo misal aku nikah nya karna terjadi kecelakaan semisal diperk**a bagaimana coba kak?" pertanyaannya mampu membuat keadaan memanas.
"Jangan berbicara seperti itu El." Ocehannya membuat Antonio dan Willy menggertak, El membelalakan matanya dirasa perkataannya sangat monoton.
"Ucapan itu do'a El jangan berbicara seperti itu lagi" Sarkas Antonio.
"Iya, jangan diulangi lagi anak gadis ini nakal sekali," ucap Willy menimpali.
"Jangan dijawab lagi sekretaris Putri, biar saja saya yang menjawab! Kalo itu terjadi..." Willy menjeda jawabannya.
"Lanjutin dong kak illy bicaranya," timpal El-Suci.
"Ya kamu harus menikah dengannya meskipun tidak mencintainya!" jawabnya dengan lantang.
"Sudah jangan dilanjutkan pembicaraan omong kosong ini," ujar Antonio.
"Iya betul itu nona!" jawabnya bersamaan sekretaris Putri dan Galih.
Selalu ceplas-ceplos dalam berbicara, dia tidak akan tau apa yang akan terjadi dihari esok. Jika suatu hari nanti ucapannya akan terjadi bagaimana?
Perbincangan pun terasa menjadi panas dengan ocehan-ocehan konyol yang terlontar dari El-Suci. Tanpa disadari ada sepasang mata yang tengah mengamati tingkah kedua pria yang berbeda karakter itu.
Sepertinya dua bersaudara ini menyukai Nona cantik, Cinta segitiga ini namanya, hah ... semoga tidak ada perpecahan antar saudara, kukira dengan menjodohkan tuan Antonio akan berjalan mulus, namun tak disangka tuan Willy juga menyukai nona Muda. Batin Galih berkata.
Apakah keduanya akan saling berjuang mendapatkan cinta El-Suci atau mungkinkah ada yang mengalah diantara mereka?
Membicarakan tentang perasaan, apalagi perasaan kasih sayang terhadap seseorang. Setiap orang pasti akan memperjuangkannya dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan hati sang pujaan.
Setelah lama berbincang-bincang tak terasa waktu pun berjalan dengan cepatnya, dan kini tibalah waktu dzuhur, suara adzan pun sudah berkumandang tanda waktunya menghadap kepada yang maha kuasa.
Merekapun melakukan sholat berjama'ah di mesjid, setelah selesai beribadah sholat dzuhur mereka pun memutuskan untuk pergi ke Restaurant untuk makan siang.
Selesai makan siang Willy dan Sekretarisnya pamit dahulu karna ada pekerjaan yang harus diselesaikannya, begitu pun dengan Antonio dia nampak kembali serius dengan dokumen-dokumen yang ada dimejanya.
Lalu El-Suci kemana? Seperti biasa dirinya akan berlatih bela diri. Tidak ada yang tahu tentang kegiatannya ini.
Tanpa dia ketahui semua yang dilakukan nya dapat diketahui seseorang, siapa lagi kalau bukan Galih yang kini menjadi Sekretaris tuan Antonio.
Senyum tipis tersungging dari bibir itu, ketika mendapat laporan dari sekretarisnya.
"Ternyata gadis itu tidak selemah yang kukira," gumamnya pelan namun masih bisa didengar oleh Galih.
"Tapi kau tetap harus mengawasinya," ucapnya lagi dengan perintah.
"Baik tuan." Dia pun keluar dirasa semua tugasnya sudah diberikan.
Sore hari gadis itu sudah nampak kembali ke kediaman keluarga Imam Nugraha, tentunya untuk membantu mempersiapkan pengajian yang akan diadakan dirumah ini.
Malam hari pun sudah datang, acara pun berjalan dengan lancarnya, lantunan ayat-ayat suci masih terdengar merdu. Setelah ayat-ayat suci selesai dilantunkan kini tiba pada acara makan bersama.
Setelah acara selesai, semua tamu undangan mulai pergi secara perlahan meninggalkan rumah. Rumah pun mulai tampak hening kembali setelah acara syukuran telah berakhir.
"Selamat atas pencapaian dan kesuksesan kalian mas dan kakak ku yang selalu kubanggakan," ucapnya dengan bangga.
"Sepertinya ada niat terselubung dibalik sanjunganmu nona," sarkas Willy yang sudah hafal dengan tingkah gadis ini.
"Kau benar Will mau apa sebenarnya nona manis ini?" pertanyaan diajukan untuk El-Suci dari Antonio.
"Yah belum bilang apa-apa sudah bisa ketebak," Jawabnya dengan menepuk jidat.
Kedua pria tampan itu hanya saling memandang tanpa tahu keinginan apa yang diinginkan gadis berparas cantik ini.
"Yasudah, ayo utarakan apa maumu nona cantik?" Terdengar pertanyaan dari arah belakang pria paruh baya yang tak lain adalah Imam Nugraha.
Ketiganya pun menoleh bersamaan, kini Suci tengah merasakan kegugupan untuk mengutarakan keinginannya. Sungguh pasti keinginannya pasti ditentang oleh ketiga pria ini.
"Mmmm, begini loh paman ... Eh... Mmmm... Anu" Ucapnya dengan gugup.
"Kenapa?" tanya ketiganya bersamaan.
"Aku a-aku!" jawabnya terbata masih belum bisa mengutarakan keinginannya.
"Aku belum ingin melanjutkan kuliah tidak apa-apa ya?" tanyanya kepada tiga pria dihadapannya.
Ketiganya terperanjat mendengar penuturan gadis yang tengah dihadapannya. Bagaimana bisa dia berfikiran tidak ingin melanjutkan pendidikan nya? Bagaimana bisa dia memimpin jika dia tidak menimba ilmu seperti Galih dahulu.
Banyak sekali pertanyaan tentang hal ini, dan yang paling penting atas dasar apa dirinya tidak ingin melanjutkan pendidikannya?
"Berikan alasan yang tepat dan masuk akal El?" tanya Imam yang tidak mengerti jalan pikiran anak dari sahabatnya.
"Cuma ingin beristirahat satu tahun saja ya paman, tahun depan baru melanjutkan kuliah?" jawabnya dengan nada memohon.
Ketiga pria itu hanya mengangguk tanda mereka menyetujui keinginannya.
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
ketika status ku dipertanyakan memberi like
2021-02-12
0
🌻Ruby Kejora
like mendarat
2021-02-09
0
BELVA
dpt slm dari
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya ka
2021-02-06
0