*H*ampa, kita berpijak dibumi yang sama namun berbeda tempat
sedih yang kurasakan ketika aku mulai menjauh darimu
Luka ini tak berdarah, namun menusuk relung hatiku
Rasa nyeri yang tersemat, terasa menyayat hatiku.
Batinnya berkata setelah menginjakan kaki dinegara tempatnya untuk menimba ilmu.
Mungkin saat ini yang dirasakan Galih kesedihan, menempuh perjalanan jauh melewati ketinggian yang hanya tertutup awan. Jauh dari orang yang disayanginya.
Tetapi tidak dengan El-Suci dirinya sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan itu melaju pesat, dengan kadar keceriaan yang mulai nampak diwajah berparas cantik itu.
***
Hidup berada dikeluarga yang memang menyayangiku, tetapi tetap saja semua terasa berbeda, Papa, Mama, Mas Galih. Hatiku terasa hampa, dadaku sesak seperti tidak ada ruang untuk menghirup udara. Cepatlah kembali.
(El-Suci Nanda Maharani)
***
Setelah bertahun-tahun dirinya menunggu Galih, namun tak kunjung mendapat kabar tentang kepulangannya. Padahal kini dia berada didekatnya.
Ya, Galih selalu mengawasinya setiap detik bahkan, saking terlalu mengkhawatirkannya keselamatan gadis yang kini mulai beranjak dewasa.
Galih sudah kembali ketika El-Suci berumur sepuluh tahun. Namun niat untuk menemui gadis yang selalu jadi prioritasnya dia urungkan. Bukan tanpa alasan.
Memang faktanya sepeti itu, dia ingin El-Suci tumbuh dewasa dengan karakter tangguh, tidak cengeng meskipun seorang perempuan.
Didalam kamar seorang gadis tengah berdandan dengan antusiasnya, hanya ingin pergi kekantor untuk memulai misi apakah benar mas Galihnya sudah kembali? Lantas kenapa selama dua belas tahun tidak menemuinya?
Berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan berteriak.
"Kak Illy." Dia berteriak sambil menuruni anak tangga.
"Apa sih pagi-pagi sudah bikin heboh," Jawabnya dengan santai sembari menikmati teh nya.
"Mau ikut ke kantor dong?" tungkasnya dengan nada memohon.
"Enggak ah ribet banget bawa perempuan kaya kamu, kecuali kamu mau bantu Kakak bagaimana?" jawabnya dengan diberi pilihan.
"Bantu apasih? Masalah perempuan ya?" tanyanya dengan diiringi tawa.
Meskipun aku kini telah mempunyai kekasih tetapi tetap saja hanya dirimu yang ada dihati ini El, Batinnya berkata lirih.
Memendam perasaan memang lah sakit, bagaikan Cinta bertepuk sebelah tangan. Eh tunggu belum diungkapkan berarti CINTA TERPENDAM lebih tepatnya dia tidak ingin membuat gadis nya canggung bila dia mengutarakan cintanya.
Lama dia melamun dan tidak mendengarkan ocehan-ocehan yang terlontar dari mulut sang gadis, dia langsung tersadar dan pertanyaan pun kembali terlontar dari gadis periang itu.
"Bantu apa sih kak illy kok bengong, aku mau ikut nih kekantor," ucapnya lagi.
"Bantu carikan kado,"
"Hmmm.. Ok, itu saja? Ayo kekantor." Berdiri dan menarik tangan Willy.
"Kamu ini." Menyentil dahi El-Suci, yang disentil hanya meringis.
"Ini masih pagi makanya bangun jangan mimpi terus," terkekeh ketika tingkah konyolnya muncul.
"Eh, terlalu bersemangat," El tertawa garing.
Dari tangga tampak pria tampan menuruni anak tangga dengan gagahnya.
"Kalian ini masih pagi, ayo ikut mas kalo suntuk dirumah!" tampak El-Suci kegirangan.
"Iya ayo mas lets go."
"Sarapan dulu yah masih pagi juga." Menarik kursi dan duduk.
"Hmm, baiklah... Paman dimana mas? kok belum kesini sih?" sambil menatap kesana kemari menyapu ruangan. Dari arah belakang tampak yang dicari menjawab.
"Paman disini." Jawabnya dengan langsung duduk dan diikuti oleh Suci mendudukan bokongnya setelah semuanya berkumpul.
Setelah kurang lebih tiga puluh menit sarapan pagi pun selesai, dengan bersiap-siap menjalani rutinitasnya kembali.
"Jangan lupa nanti malam pengajian syukuran untuk kesuksesan kalian berdua," papah Imam mengingatkan.
"Baik pah/paman" jawabnya bersamaan.
"Loh sayang mau kemana cantik?" tanya Imam menatap kebingungan.
"Paman... Hehe... Ini anu loh aku pengen kekantor sama mas Tino boleh yah?" menangkupkan kedua telapak tangannya.
"Iya boleh pergilah," jawabnya dengan santai.
"Kami pamit yah pah/paman"
Papah Iman hanya berdehem dan menatap ketiganya sampai tak terlihat dari penglihatannya.
El-Suci bersama mas Tino, dan Willy pergi seorang diri karna sekretaris cantiknya tidak bisa menjemput. Untuk membereskan dokumen dokumen untuk meeting siang ini.
***
"Mas Tino," panggilnya dengan gugup.
"Iya kenapa?" jawabnya dengan masih focus menatap kejalan.
"Tapi harus jawab sejujur-jujurnya ya!" tanyanya kembali.
"Apa?"
"Ketus banget ah, mood ku hancur nih kaya sama siapa saja mas Tino ini," sungutnya mencibir.
"Aihhh, kau ini. Tunggu saja sampai dikantor jangan histeris!" lontar Antonio yang lagi hanya membuat El kebingungan.
Suci hanya terdiam setelah mendengar penuturan Antonio, entah dia tau apa yang ingin dia ketahui atau mungkin masih banyak kemungkinan lainnya.
Jangan terlalu berasumsi bahwa mas Galihmu sudah kembali El-Suci, tapi memang kenyataannya dia sudah satu kota bersamamu.
Jangan pernah membencinya El-Suci bukan tanpa alasan dia melakukan hal bodoh ini, ini demi kemandirianmu.
"Akhirnya sampai juga." Membuka pintu mobil dan menuju kedalam kantor.
"Selamat pagi Tuan." Sapaan serempak para karyawan dengan berbaris untuk menyambut Presdir tampan itu.
Yang dipanggil hanya menatap satu persatu para karyawan tanpa eksperesi. Yang tersenyum malah El-Suci pemandangan yang sungguh sangat lucu menurut nya.
Dan tibalah memasuki ruangan kerja Antonio. Raut wajahnya seketika berganti, mata indah itu tampak berkaca-kaca.
"Mas Galih," ucapnya dengan sendu.
Yang dipanggil menoleh terkejut kenapa sang Presdir membiarkan dia dan dirinya dipertemukan. Ini belum saatnya bertemu, ini bukan waktu yang tepat, dia takut nona nya kecewa dia sangat takut nonanya tidak akan memaafkan kebodohannya.
Bertahun-tahun berada dikota yang sama namun tidak menemuinya. Pemikiran seperti itu harusnya ditepis jauh-jauh oleh Galih bahwa gadis ini berhati malaikat dia akan memaafkan dengan mudahnya kesalahannya.
Karna dia mengerti kenapa dia melakukan ini semua, dia bisa mandiri berdiri oleh dirinya sendiri tanpa adanya orang dibelakangnya. Terbukti dengan IQ yang diatas rata-rata nya dia sampai tidak ingin melanjutkan kuliahnya.
"Nona," ucapnya dengan mimik muka kaget.
"Kau jahat tau gak? Pulang gak bilang-bilang. Tinggal disini gak menemuiku." Dengan menghambur memeluk dan memukulnya bertubi-tubi.
"Awas kau ya aku akan menghukummu kau lupa kau bekerja dengan siapa? Akan kubuat hidupmu menderita," Berkata dengan isakan tangis.
Melepas pelukan dari Galih menoleh dan menatap Antonio dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.
"Mau kupecat kalian berdua hah tega-teganya membohongiku!" Berteriak dengan air mata yang dengan derasnya berjatuhan.
"Tapi aku berbaik hati kali ini, aku merindukanmu mas Galih." memeluk kembali dengan isakan tangisnya.
Antonio pun mendekat dengan perlahan, dirasa gadis itu tidak berontak, membelai pucuk kepalanya.
"Jangan menangis lagi ok!" pintanya kepada El-Suci.
"Sini peluk mas Tino saja, jangan dia." Mencoba melepaskan pelukannya dan merentangkan tangannya untuk dipeluk gadis cantik itu.
"Ini maksudnya apa drama apa mas Tino, mas Galih benci aku sama kalian 12 tahun ini sangat lama, aku merindukan mas Galih kalian gak tau rindu itu berat kata dilan juga,"
Keduanya hanya tertawa mendengar umpatan El. Setelah drama menangis dan memukul Galih. Galih dan Antonio pun duduk disofa, El nampak sudah sedikit tenang dan mulai menerima semua ini.
"Mmmm, El mas boleh minta sesuatu?" tanyanya ditujukan kepada El.
Menoleh kepada Galih dan yang ditatap hanya mengangkat bahunya pertanda tidak mengerti.
"Apa perlu saya keluar Tuan?" ucapnya dengan hati-hati.
"Tidak perlu!" jawabnya datar.
"Jangan peluk-peluk pria lain didepanku El." pintanya lagi pada gadis itu.
"Kenapa?" jawabnya dengan polos.
"Aku..."
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
iya makasii supportnya...
2021-02-09
0
BELVA
aku absen pagi datang nih
2021-02-06
0
Atika Mustika
Semangat thor. Salam dari nayla.
Tak lgi ku berharap
2021-02-01
0