Bab 03 Kesedihan

"Papa, Mama dimana mas? Aku takut mas takut." El menangis dengan rengekan anak kecil seusianya.

Dia pun nampak menjatuhkan air matanya namun langsung dihapus oleh kedua telapak tangannya, mengatur ritme napas, mengontrol emosinya agar terlihat tenang dihadapannya.

Dia mencoba tegar, kuat demi nona mudanya. Karna saat ini hanya dirinya, dirinyalah yang mampu gadis kecil itu andalkan. Meski bukan saat ini namun suatu saat nanti jika gadis kecil itu tumbuh dewasa.

Setelah dirasa nona mudanya tenang dia melepaskan rengkuhan itu dan menatap binar manik yang terlihat sembab itu.

"Nona." Panggil Galih dengan sendu dengan memegang bahu nonanya dan berkata kembali.

"Untuk keselamatan tuan dan nyonya, nona harus berpisah dengan kedua orang tua nona selama beberapa tahun ini, dan biarkan keluarga ini yang akan merawatmu nona. Aku tau nona tidak mengerti dengan situasi ini tapi ini semua harus dilakukan. Nona harus belajar dewasa meskipun belum wak---"

"Aku tau ... " seketika ucapannya terhenti ketika gadis kecil itu memotong pembicaraannya.

"Mas, tidak usah khawatir aku pasti kuat dan mampu demi untuk bertemu kedua orang tuaku," ucap El dengan suara khas anak kecil sambil menghapus airmata di pipinya.

Hal yang mengejutkan bagi Galih, dimana gadis kecil nan manja itu yang sering merengek dan menangis jika ingin sesuatu akan dengan mudahnya mengerti di situasi yang sangat memilukan ini.

Tanpa sepengetahuan dari keluarganya gadis kecil itu sudah dapat mengerti akan situasi hal ini dimana dirinya pewaris tunggal perusahaan NANDA GROUP, keluarga terpandang perusahaan Nomor satu yang sangat berkembang pesat dikota ini.

Dirinya tahu akan resiko ini. Perusahaan berkembang pesat beresiko munculnya orang-orang berkhianat, berkedok sahabat atau bahkan mungkin saudara yang menjadi musuh dalam selimut, dengan kedok merasa simpati akan keluarga ini.

Bahkan dia sudah belajar bela diri sejak berusia 7 tahun, tepatnya sudah satu tahun yang lalu dirinya mulai belajar. Dia telah mengetahui siapa dalang yang menyabotasi kecelakaan keluarga dirinya.

Dia menyembunyikan rutinitas itu dari semua pihak, bisa dibilang dengan sembunyi-sembunyi dia berlatih. Semua dia lakukan untuk dapat menjaga dirinya, namun tidak dengan kedua orang tuanya.

Diusinya yang masih belia mana mungkin dia bisa melindungi keluarganya, bahkan dirinya pun masih dilindungi oleh asisten Galih. Sebenarnya dia ingin membicarakan perihal mobil yang akan ditumpangi keluarganya namun entah kenapa seakan tidak ada waktu untuknya berbicara hingga kecelakaan itu tak dapat terelakan.

"Mas Galih, aku mau mandi,"

"Mas anggap aku adikmu bukan? Tolong jangan panggil nona terus. Aku juga memanggilmu mas supaya kita berasa saudara sungguhan," ucap El sembari mengangkat jari kelingkingnya dengan tersenyum Indah nya.

"Baik." Berjongkok mensejajarkan dengan tubuh kecil itu dan menyatukan jari kelingkingnya.

"Yaudah mas panggilin pelayan wanita untuk membantumu membersihkan diri." Galih pergi berjalan untuk keluar kamar.

Tampak diruang tamu Galih celingukan mencari pelayan wanita, pelayan wanita yang melihat pemandangan orang merasa kebingunganpun langsung mendekati Galih.

"Tuan ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan menunduk.

"Eh anu ... Iya mba tolong bantu nona saya dia mau membersihkan diri." Galih mengangguk dan pelayan itu pun langsung memasuki kamar yang ditempati dua orang penghuni baru itu.

"Selamat pagi nona kecil cantik," entah sadar atau tidak pelayan itu refleks berkata seperti itu, saking terlalu mengagumi kecantikan gadis kecil ini.

"Mba, ayo bantu aku." Menarik tangan pelayan itu kedalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit membersihkan tubuhnya, dan sudah bersiap memakai pakaiannya pelayan itupun berkata.

"Nona cantik sekali." Dengan merapikan gaun El, El hanya tersenyum menampilkan gigi putih nya.

***

Ketiga pria penghuni rumah itu tengah bersiap menuju kemeja makan untuk sarapan pagi. Setelah semua berkumpul dan sarapan pagi pun dimulai dengan hening tanpa sepatah kata pun yang terucap hanya terdengar suara denting sendok.

Ditengah-tengah menikmati sarapan pagi datang seorang pelayan dengan berlari kecil membawa ponsel Papa Imam, pertanda panggilan masuk datang di ponselnya. Tertera dilayar ponsel sang penelfon adalah pengacara keluarga Ananda Pratama.

Panggilan pun diangkat oleh sang pemilik ponsel.

📞 "Halo Tuan,"

"Iya,"

📞 "Maaf, mungkin saya mengganggu waktu sarapan pagi anda tuan, saya akan segera datang sekitar satu jam lagi, anda hanya perlu menandatangi berkas hak asuh saja tuan,"

"Iya, baiklah pengacara, saya tunggu kedatangannya!" Panggilan pun berakhir.

Sarapan pagi pun berakhir, mereka berkumpul diruang keluarga untuk menunggu kedatangan pengacara itu.

"Paman," panggilnya dengan sendu.

"Halo peri cantik." Dengan merentangkan kedua tangannya untuk dipeluk El.

El pun memeluk dan menangis dengan erat pada pria paruh baya itu.

"Menangis lah paman akan jadi sandaran untukmu saat ini, bersabarlah sampai waktunya tiba," ucap Imam dengan hati pilu.

Yang ditunggu tunggu pun kini tlah tiba di kediaman keluarga Imam Nugraha, setelah berkas itu telah selesai ditanda tangani, perbincangan dengan mengenai jabatan Presdir untuk Antonio Nugraha pun didiskusikan sebelum Galih pergi keLN.

"Semua sudah jelas tuan? Saya tidak bisa berlama lama,"

"Baiklah kau boleh pergi!"

"Sudah jelas Toni? Sekarang tanggung jawabmu di perusahaan NANDA GROUP, buat semakin berkembang perusahaan itu!"

"Iya paman," jawab Antonio.

"Paman aku permisi," pamit Antonio berdiri dan akan berjalan pergi meninggalkan ruang tamu, namun tertahan ketika Imam berkata.

"Iya, keruang kerjaku, kau pelajari data-datanya." Antonio hanya mengangguk dan pergi menuju tempat yang sudah diperintahkan oleh pamannya.

Dari ketika sedang berada dimeja makan untuk sarapan hingga menuju ruang keluarga Willy tak henti hentinya menatap wajah gadis cantik itu, dilihatnya lekat-lekat mata Indah yang terlihat sembab itu, tapi tidak mengurangi kesan cantik dari wajahnya.

Dia teringat gadis kecil yang selalu digendongnya ketika berusia sekitar empat tahunan, sungguh entah takdir atau memang dia adalah jodoh nya? Entahlah biarlah semua berjalan dengan seiringnya waktu.

Bumi memang selalu berputar dengan setiap harinya, namun tidak dengan Willy dirinya merasa dunianya ... Bukan-bukan dunianya tetapi bumi ini seolah ingin dia hentikan putaran rotasi nya.

Keinginan nya sungguh sederhana hanya ingin memeluk dan menciumi gadis kecil berparas cantik itu seperti dahulu.

Namun sayang keinginan itu harus dia urungkan bahwa gadis itu akan beranjak remaja dan mungkin dirinya pun tak mengingat diwaktu berusia empat tahunan.

"Pah, apa gadis kecil ini yang sering kugendong dahulu?" tanyanya pada sang papah.

"Iya." Masih memeluk dan mengusap pucuk kepala El-Suci.

Dia hanya menampilkan senyum tipisnya, seketika El-Suci melepaskan pelukan dari Papa Imam dan menatap laki-laki berparas tampan itu.

"Hai ... Kau pasti tidak mengingatku bukan? Dulu kau masih kecil waktu sering kugendong." Tersenyum manis yang hanya dianggukan oleh El-Suci.

"Ayo, kita main." Willy berdiri dan mengulurkan tangannya.

El-Suci pun membalas uluran tangannya, dan bermain dengan Willy. Ada rasa sedih mengiris relung hati Willy, perasaannya sangat sakit melihat gadisnya harus menderita seperti ini. Tidak bisa dielakan kesetian Galih terhadap nona mudanya. Jadi, kemanapun dia pergi Galih berada dibelakangnya.

Papa Imam pun pergi menuju ruang kerja nya menyusul Antonio. Yang dia hapal pasti tengah mempelajari dokumen-dokumen perusahaan orang tua El-Suci.

Meskipun tinggal menghitung hari dirinya harus pergi meninggalkan kota ini, lebih tepatnya meninggalkan nona mudanya seorang diri, dan hanya bersama keluarga sahabat dari orang tua nya. Yang entah keadaanya seperti apa.

"Namamu siapa kak?" tanya El disela-sela permainannya.

"Aku?" seru Willy sambil menunjuk dirinya.

"Iya dong siapa lagi, aku sudah tau kalo mas Galih." Diiringi dengan tawaan El-Suci.

"Kau kenapa tuan terlalu focus main barbie nya?" Sungut Galih.

"Sialan kau." Willy melemparkan boneka kearah Galih, namun dengan sigap Galih menangkapnya.

"Kalian kenapa?" tanya El-Suci ketika bukan jawaban yang didapat.

"Tidak apa-apa, namaku Willy Nugraha Abraham," jawab Willy memperkenalkan dirinya.

"Hmmm... Iyaa!" jawab El-Suci masih sibuk dengan mainannya.

"Aku panggil kamu kakak saja ya? Untuk yang satu lagi aku mau panggil mas saja, sama kaya mas Galih," ucap El menengok pada kedua orang yang tengah menemaninya.

"Terserah kau saja nona cantik." Sambil mengedipkan matanya dan Galih mengangguk tanda menyetujui keinginan nona mudanya.

***

Beberapa hari kemudian waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba akhirnya. Melepaskan Galih Asisten dari Nona mudanya untuk terbang jauh menimba ilmu seperti yang sudah diutarakan kedua orang tua El-Suci.

Dan kini mereka tengah di bandara untuk mengantarkan Galih pergi, tampak El-Suci tak henti-hentinya menangis dan merengek ingin digendong. Namun tak sedikitpun Galih merasa kesal dengan sikap nona mudanya, yang ada dirinya ingin mengurungkan niatnya pergi.

"Jangan khawatir gadis ini akan tetap baik-baik saja kami akan menjaga dirinya dan perusahaannya." Willy dan Antonio serempak menjawab, yang hanya diberi anggukan tanda dia lega dengan perkataan dua saudara itu.

"Iya betul jangan khawatir, buat nonamu bangga," Papa Imam ikut menimpali.

Galih pun menurunkan El-Suci ketika pesawat akan segera Take-off.

"Nona aku harus pergi, tunggu aku kembali ya? Aku harus hebat seperti Tuan besar, agar aku pantas menjagamu!"

Menghambur kembali ke pelukan Galih, "Mas Galih, aku sama siapa mainnya?" tanya El dengan isakan tangis.

"Itu sama tuan Willy dan tuan Antonio." Tunjuk Galih mengarah kepada dua orang bersaudara itu.

"Iya," Jawabnya bersamaan.

"Ayo cantik sama paman Anton yah." Imam mencoba membawa dari pangkuan Galih.

"Hati-hati mas Galih," berbicara dengan terisak.

"Iya, nona jangan nakal yah, harus nurut sama tuan Imam, tuan Willy dan tuan Antonio." Galih memberi nasihat untuk nonanya, El-Suci hanya menganggukan kepalanya tanda dia mengerti.

Melambai-lambaikan tangannya ketika Galih menarik kopernya karna pesawat akan segera lepas landas atau take off, menatap punggung itu dengan isakan tangis ketika tak terlihat lagi oleh pandangannya.

***

Hal yang paling sulit aku lakukan pergi dari nya ...

Ketika dia membutuhkan seseorang untuk memberikannya semangat ...

Aku pergi untuk kembali,

Bukan pergi untuk meninggalkan ataupun mengkhianatimu ...

(Galih Pratama )

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-02-03

0

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

sedih pastinya lah

btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️

2021-01-13

1

Zolovelypeony

Zolovelypeony

el harus tetap semangat. semua akan indah kok pada waktunya.

2021-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 TRAGEDI
2 Bab 02 Permintaan
3 Bab 03 Kesedihan
4 Bab O4 Memulai Hidup Baru
5 Bab 05 Aku Belum Ingin Melanjutkan Kuliah
6 Bab 06 POV El-Suci / Aku Bebas
7 Bab 07 Pengenalan Tokoh
8 Bab 08 POV El-Suci / Aku Curiga Pada Mereka
9 Bab 09 POV El-Suci / Apakah Dia Mencintaiku?
10 Bab 10 POV El-Suci / Membuatku Pusing
11 Bab 11 POV El-Suci / Memulai Rencana
12 Bab 12 POV El-Suci / Dimabuk Kepayang
13 Bab 13 POV El-Suci / Aku Menganggap Ini Mimpi Buruk
14 Bab 14 Penyesalan Willy
15 Bab 15 Anggap Semua Tak Pernah Terjadi
16 Bab 16 Perasaan Apa Ini? Syok?!!
17 Bab 17 Kekhawatiran
18 Bab 18 Kekhawatiran Part2
19 Bab 19 Kekhawatiran Part3
20 Bab 20 Prosesi Pernikahan
21 Bab 21 Pelakor Versi Pria Tampan
22 Bab 22 Mengidam Tengah Malam
23 Bab 23 Melihatmu Tersenyum Sudah Membuatku Bahagia(Willy)
24 Bab 24 Sahabat Konyol
25 Bab 25 Sahabat Konyol Part2
26 Bab 26 Menjadi Suami Waspada&Siaga
27 Bab 27 Apakah Dia Anakku?
28 Bab 28 Syukuran
29 Bab 29 Anakku Diculik
30 Bab 30 Salahkah Jika Aku Mencintai Istri Orang?
31 Bab 31 Kehadiranmu Menenangkan Jiwaku.
32 Bab 32 Hatiku Hancur.
33 Bab 33 Kita Adalah Serpihan Masa Lalu.
34 Bab 34 Pengganggu.
35 Bab 35 Gitar Pelipur Lara.
36 Bab 36 Menahan Emosi Beserta Cemburu.
37 Bab 37 Pemandangan Menjijikan.
38 Bab 38 Tamu Arogan.
39 Bab 39 Hampir Ketahuan.
40 Bab 40 Sekretaris Dadakan.
41 Bab 41 Menerima Kenyataan Pahit.
42 Bab 42 Aku Kali Ini Tidak Ingin Ikut Kalian/Alwi.
43 Bab 43 Apa Yang Kalian Pilih?
44 Bab 44 Merasa Bersalah
45 Bab 45 Ini Buah Hati El Mama.
46 Bab 46 Bantulah Tuan Willy Nona.
47 Bab 47 Takut Rupiahnya Gak Cukup.
48 Bab 48 Apa Yang Tidak Bisa Ku Ketahui?
49 Bab 49 Pov Antonio.
50 bab 50 Mau Juga Jualan begitu? Atau Mau Jualan Seblak Dan Dijual Online?
51 Bab 51 Berdiskusi Untuk Sebuah Perpisahan.
52 Bab 52 Siapa Yang Menyakiti Mommy? (Alwi)
53 Bab 53 Perjuangkan Cintamu Untuk Putriku.
54 Bab 54 Apakah Mereka Mencoba Berkhianat.
55 Bab 55 Kasihan Kekasihmu, Menunggu Lama!!!
56 Bab 56 Andai Ini bukan sandiwara, aku pasti bahagia.
57 Bab 57 Resmi Bercerai.
58 Bab 58 Pov Aurelia.
59 Bab 59 Fotografer dadakan.
60 Bab 60 Semoga Keluargamu Diberi Kebahagiaan Sepanjang Masa.
61 Bab 61 Daddy Anton daddy nya teteh, bukan Daddy Alwi.
62 Bab 62 Kebingungan Nuri.
63 Bab 63 Nuri menghilang!!!
64 Bab 64 Aku belum bisa memaafkanmu!!!
65 65 Mencari jalan agar El dan Willy bersama.
66 Bab 66 Sampai lupa, karna aku janda.
67 Bab 67 Kebahagiaan dipagi hari.
68 Bab 68. Pov Willy, Bahagia ketika mendapat lampu hijau
69 69. Candaan Imam membuat Antonio galau.
70 Bab 70. Kesedihan Aurelia.
71 Bab 71. Perjuangan Antonio
72 Bab 72. Ima mencurigai suaminya.
73 Bab 73. Kemarahan Ima.
74 Bab 74. Pertemuan Tidak disengaja.
75 Bab 75. Undangan dari Restu dan Resty
76 Bab 76. Menghadiri resepsi pernikahan
77 Bab 77. Untung saja hanya Mimpi.
78 Bab 78. Imam ingin El dan Willy dijodohkan.
79 Bab 79. Tidak boleh ada penolakan.
80 Bab 80. Tentang perjodohan.
81 Bab 81. Dian sedang kritis.
82 Bab 82. Pemakaman Dian.
83 Bab 83. Terkuak.
84 Bab 84. Terkuak part2.
85 Bab 85. Dia anakku?
86 Bab 86. Kesedihan Galih.
87 Bab 87. Ima ingin Galih Yang menjadi menantunya.
88 Bab 88. Pertengkaran mama dan papanya El.
89 Bab 89.
90 Bab 90. Kesedihan Putri dan Willy.
91 Bab 91. Pertunangan Antonio.
92 Bab 92. Sudah berjuang, jangan mundur ditengah jalan.
93 Bab 93. Dukungan Ananda.
94 Bab 94. Perjuangan Willy.
95 Bab 95. Prerjuangan Willy part2.
96 Bab 96. Mencari tahu perasaan El.
97 Bab 97. El merasa kehilangan.
98 Bab 98. Perasaan yang tanpa sadar telah tumbuh.
99 Bab 99. Malu-malu untuk mengungkapkan
100 Bab 100. Berterus terang
101 bab 101. Alwi mau secepatnya satu kamar.
102 Bab 102. Ima mengalah
103 Bab 103. El meminta bantuan Willy
104 Bab 104. El kabur.
105 105. Kekhawatiran part4
106 106. El bahagia
107 107. Honeymoon
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110. Boncap.
111 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 01 TRAGEDI
2
Bab 02 Permintaan
3
Bab 03 Kesedihan
4
Bab O4 Memulai Hidup Baru
5
Bab 05 Aku Belum Ingin Melanjutkan Kuliah
6
Bab 06 POV El-Suci / Aku Bebas
7
Bab 07 Pengenalan Tokoh
8
Bab 08 POV El-Suci / Aku Curiga Pada Mereka
9
Bab 09 POV El-Suci / Apakah Dia Mencintaiku?
10
Bab 10 POV El-Suci / Membuatku Pusing
11
Bab 11 POV El-Suci / Memulai Rencana
12
Bab 12 POV El-Suci / Dimabuk Kepayang
13
Bab 13 POV El-Suci / Aku Menganggap Ini Mimpi Buruk
14
Bab 14 Penyesalan Willy
15
Bab 15 Anggap Semua Tak Pernah Terjadi
16
Bab 16 Perasaan Apa Ini? Syok?!!
17
Bab 17 Kekhawatiran
18
Bab 18 Kekhawatiran Part2
19
Bab 19 Kekhawatiran Part3
20
Bab 20 Prosesi Pernikahan
21
Bab 21 Pelakor Versi Pria Tampan
22
Bab 22 Mengidam Tengah Malam
23
Bab 23 Melihatmu Tersenyum Sudah Membuatku Bahagia(Willy)
24
Bab 24 Sahabat Konyol
25
Bab 25 Sahabat Konyol Part2
26
Bab 26 Menjadi Suami Waspada&Siaga
27
Bab 27 Apakah Dia Anakku?
28
Bab 28 Syukuran
29
Bab 29 Anakku Diculik
30
Bab 30 Salahkah Jika Aku Mencintai Istri Orang?
31
Bab 31 Kehadiranmu Menenangkan Jiwaku.
32
Bab 32 Hatiku Hancur.
33
Bab 33 Kita Adalah Serpihan Masa Lalu.
34
Bab 34 Pengganggu.
35
Bab 35 Gitar Pelipur Lara.
36
Bab 36 Menahan Emosi Beserta Cemburu.
37
Bab 37 Pemandangan Menjijikan.
38
Bab 38 Tamu Arogan.
39
Bab 39 Hampir Ketahuan.
40
Bab 40 Sekretaris Dadakan.
41
Bab 41 Menerima Kenyataan Pahit.
42
Bab 42 Aku Kali Ini Tidak Ingin Ikut Kalian/Alwi.
43
Bab 43 Apa Yang Kalian Pilih?
44
Bab 44 Merasa Bersalah
45
Bab 45 Ini Buah Hati El Mama.
46
Bab 46 Bantulah Tuan Willy Nona.
47
Bab 47 Takut Rupiahnya Gak Cukup.
48
Bab 48 Apa Yang Tidak Bisa Ku Ketahui?
49
Bab 49 Pov Antonio.
50
bab 50 Mau Juga Jualan begitu? Atau Mau Jualan Seblak Dan Dijual Online?
51
Bab 51 Berdiskusi Untuk Sebuah Perpisahan.
52
Bab 52 Siapa Yang Menyakiti Mommy? (Alwi)
53
Bab 53 Perjuangkan Cintamu Untuk Putriku.
54
Bab 54 Apakah Mereka Mencoba Berkhianat.
55
Bab 55 Kasihan Kekasihmu, Menunggu Lama!!!
56
Bab 56 Andai Ini bukan sandiwara, aku pasti bahagia.
57
Bab 57 Resmi Bercerai.
58
Bab 58 Pov Aurelia.
59
Bab 59 Fotografer dadakan.
60
Bab 60 Semoga Keluargamu Diberi Kebahagiaan Sepanjang Masa.
61
Bab 61 Daddy Anton daddy nya teteh, bukan Daddy Alwi.
62
Bab 62 Kebingungan Nuri.
63
Bab 63 Nuri menghilang!!!
64
Bab 64 Aku belum bisa memaafkanmu!!!
65
65 Mencari jalan agar El dan Willy bersama.
66
Bab 66 Sampai lupa, karna aku janda.
67
Bab 67 Kebahagiaan dipagi hari.
68
Bab 68. Pov Willy, Bahagia ketika mendapat lampu hijau
69
69. Candaan Imam membuat Antonio galau.
70
Bab 70. Kesedihan Aurelia.
71
Bab 71. Perjuangan Antonio
72
Bab 72. Ima mencurigai suaminya.
73
Bab 73. Kemarahan Ima.
74
Bab 74. Pertemuan Tidak disengaja.
75
Bab 75. Undangan dari Restu dan Resty
76
Bab 76. Menghadiri resepsi pernikahan
77
Bab 77. Untung saja hanya Mimpi.
78
Bab 78. Imam ingin El dan Willy dijodohkan.
79
Bab 79. Tidak boleh ada penolakan.
80
Bab 80. Tentang perjodohan.
81
Bab 81. Dian sedang kritis.
82
Bab 82. Pemakaman Dian.
83
Bab 83. Terkuak.
84
Bab 84. Terkuak part2.
85
Bab 85. Dia anakku?
86
Bab 86. Kesedihan Galih.
87
Bab 87. Ima ingin Galih Yang menjadi menantunya.
88
Bab 88. Pertengkaran mama dan papanya El.
89
Bab 89.
90
Bab 90. Kesedihan Putri dan Willy.
91
Bab 91. Pertunangan Antonio.
92
Bab 92. Sudah berjuang, jangan mundur ditengah jalan.
93
Bab 93. Dukungan Ananda.
94
Bab 94. Perjuangan Willy.
95
Bab 95. Prerjuangan Willy part2.
96
Bab 96. Mencari tahu perasaan El.
97
Bab 97. El merasa kehilangan.
98
Bab 98. Perasaan yang tanpa sadar telah tumbuh.
99
Bab 99. Malu-malu untuk mengungkapkan
100
Bab 100. Berterus terang
101
bab 101. Alwi mau secepatnya satu kamar.
102
Bab 102. Ima mengalah
103
Bab 103. El meminta bantuan Willy
104
Bab 104. El kabur.
105
105. Kekhawatiran part4
106
106. El bahagia
107
107. Honeymoon
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110. Boncap.
111
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!