Aku Menyerah Jadi Istrimu, Tuan!
Kinara meletakkan kembali gelas air di meja makan saat matanya menangkap sang suami keluar dari kamar tidur dengan seorang wanita.
Ini bukan pertama kalinya sang suami membawa wanita ke rumah. Tapi, wanita kali ini membuat Kinara tak bisa menahan amarahnya.
“Kenapa kau bawa dia mas?” sentak Kinara, dia langsung menghampiri sang suami.
Naratama Geovandri, suami Kinara. Tama tidak begitu terkejut ataupun ketakutan saat melihat sang istri. Pernikahan mereka tidak seharmonis itu.
“Memangnya kenapa?” sahut Tama sambil terkekeh kecil, sepertinya pria itu masih dalam pengaruh alkohol. Seperti biasa, itu bukan hal baru bagi Kinara.
Mata Kinara menyipit, apa suaminya tidak sadar siapa yang dibawanya? Atau, pria itu sengaja berbuat demikian untuk membuat Kinara kesal?
Kinara langsung menarik tangan Tama menjauh dari wanita itu.
“Hei! Jangan menarikku!” sentak Tama sambil menepis tangan Kinara. Mereka berada di taman belakang meninggalkan wanita yang dibawa Tama.
“Kalau kau tidak mau kubunuh, ikut aku sekarang!” ucap Kinara dengan nada rendah.
Itu pertama kalinya Kinara mengucapkan kalimat ancaman untuk Tama. Suami kontraknya yang brengsek.
Entah karena ucapan Kinara atau memang alkohol yang dia minum memiliki kadar yang rendah. Tama langsung sadar seketika. Matanya membelalak tak terima dengan ancaman Kinara.
“Apa kau bilang?! Membunuhku!” balasnya kemudian. “Berani sekali kau!” Tama mencengkram leher Kinara, seolah sedang memperingatkan wanita itu agar tidak melampaui batas padanya.
Mata Kinara menajam, wajahnya mengeras seolah tidak takut pada pria itu. Tidak, dia tidak takut walaupun sekarang pria itu akan membunuhnya.
“Apa maksudmu membawa Zara ke rumah ini?” ucap Kinara dengan napas tercekat dan tatapan tajam yang mengarah ke Tama.
Zaranita Arrelano, adik tiri Kinara. Wanita yang dibawa suaminya ke dalam rumah dan keluar bersama dari kamar.
Tama melepaskan cengkraman dari leher Kinara. Wanita itu meraup udara sebanyak-banyaknya. Rasa sesak bercampur benci sekarang dirasakan Kinara. Dia tahu Tama adalah pria yang seharusnya ia hindari.
“Memangnya aku tidak boleh membawa adik iparku ke rumah?”
Lihatlah, pria itu merasa seolah tak bersalah.
“Aku tidak masalah jika kau membawa semua pelacurmu kemari. Tapi tidak dengan Zara!” tegas Kinara.
Bukan, jangan salah paham. Kinara tidak sesayang itu dengan adik tirinya itu.
“Apa maksudmu!”
Tama tak terima dengan ucapan Kinara. Wanita yang selalu diam itu tiba-tiba melakukan sikap protes. Memangnya kenapa dengan dia yang membawa Zara?
“Jangan bilang kau… cemburu padaku.” Tama melihat lurus ke mata Kinara.
Kinara tak menjawab, dia hanya diam membalas tatapan Tama.
***
CEO GeoTech, Naratama Geovandri menikah dengan putri pemilik WD-Entertainment, Kinara Santika. Pernikahan yang diimpikan setiap orang. Kehidupan sempurna dari dua orang hebat dan dari keluarga yang terpandang.
Tapi, siapa sangka pernikahan itu adalah pernikahan terburuk yang pernah ada. Setidaknya bagi Kinara yang ingin kabur dari keluarganya.
Sepertinya pepatah, keluar dari kandang macan malah masuk kandang singa itu benar adanya. Yah, begitulah yang dialami Kinara.
“Pernikahan ini hanya bisnis. Jadi, kau tak boleh berharap lebih padaku. Kita hanya suami istri kalau di luar,” ucap Tama dingin di malam pertama pernikahan mereka.
Kinara yang masih berdiri di dekat pintu langsung terdiam sesaat. Namun, dia langsung mengerti maksud pria itu, toh dia juga tidak menikah dengan Tama karena cinta.
“Apa kita perlu pisah kamar?” sahut Kinara datar.
Tama yang semula mengabaikan Kinara, mendengar pertanyaan itu langsung berbalik melihat ke arah wanita itu. Dia tak menyangka Kinara tidak protes atau setidaknya wanita itu memaki Tama karena bersikap seperti kasar di hari pertama pernikahan mereka.
Tapi, Kinara malah seolah setuju.
Tama mendekat pada Kinara. Dia melihat wanita yang masih mengenakan gaun putih pernikahan mereka.
Tulang selangka wanita itu terlihat seksi, Tama menyentuhnya dengan intim. Kinara tersentak singkat, dia menggigit bibir bawahnya menahan gejolak aneh yang timbul karena sentuhan Tama.
“Aku lebih suka tidur bersama, tapi terserah padamu,” bisik Tama di dekat telinga Kinara. “Aku tidak bisa melarangmu melihatku membawa masuk wanita ke kamar ini.”
Kinara memejamkan matanya, kesal. Tama memang pria brengsek. “Aku akan mencari kamar lain,” ucap Kinara lalu keluar dari kamar itu.
Kenapa harus dengan cara ini Kinara bisa keluar dari rumah neraka itu. Setelah sang ayah menikahi selingkuhannya. Kehidupan Kinara tidak lagi sama.
Apalagi selingkuhan ayah Kinara memiliki anak seusia Kinara. Seolah mengambil semuanya, mereka mengambil apapun dari hidup Kinara termasuk kebebasannya.
Pernikahan ini adalah satu-satunya cara untuknya bebas. Pernikahan bisnis, begitulah Tama menyebutnya.
Karena rumor negatif tentang CEO GeoTech menyebar, Tama mendapat desakan orang tuanya untuk menikah. Agar citra dan nama baik keluarga mereka bisa tetap harum.
Mahawira dan Kavandri sudah menjalin persahabatan sejak lama. Maka dari itu, perjodohan pun dilakukan.
Awalnya, Zara adik tiri Kinara lah yang menjadi pilihan utama. Tapi, karena Zara kabur entah kemana di hari pernikahan mereka. Kinara akhirnya yang menggantikan.
Lucu bukan? Kinara tidak menyangka dia kan keluar dari rumah itu dengan sebuah pernikahan.
Semenjak ibunya meninggal, Mahawira, ayah Kinara seolah tidak pernah berpihak kepadanya. Selalu saja Lina dan Zara yang menjadi prioritasnya.
Kehidupan rumah tangga Kinara dan Tama jauh dari kata normal. Pria itu benar-benar pria brengsek dalam artian yang sebenarnya.
Setiap malam dia membawa pulang wanita untuk melayaninya di kamar. Desahan demi desahan selalu Kinara dengar.
Sampai pada suatu pagi, Kinara memutuskan melakukan sesuatu.
Dia mengetuk pintu kamar Tama.
Pria itu membuka pintu dalam keadaan setengah telanjang. Kinara mengalihkan pandangannya.
“Ada apa?” tanya Tama.
Kinara menyerahkan selembar kertas pada Tama. “Tanda tangani ini,” katanya sambil memberikan pulpen.
“Apa ini?”
“Surat perjanjian pernikahan.”
Tama mengernyitkan matanya melihat ke arah Kinara. Lalu menyeringai kecil. Setelah itu dia membaca isi dari surat perjanjian itu sambil berdiri.
“Bercerai dalam tiga tahun?” kata Tama membaca isinya. “Kau tidak tertarik menjadi istriku selamanya?” goda Tama dengan sudut bibir yang sedikit melengkung.
“Cepat tanda tangani saja,” seru Kinara.
Tama tak menghiraukan dan masih membaca isi perjanjian lainnya. “Tidak boleh terlalu dekat dengan keluarga pasangan,” Tama mengambil jeda, “Apa maksudnya ini?” tanyanya.
“Kau boleh melakukan apapun dengan pernikahan ini. Aku tak peduli. Tapi, jangan pernah dekat dengan keluargaku.”
“Kau takut membuat mereka sedih ya?”
Lebih tepatnya, Kinara tidak mau berurusan lagi dengan mereka. Entah melalui siapapun termasuk Tama.
Kinara hanya ingin terlepas dari keluarga itu, meski harus bertahan hidup dengan pria brengsek seperti Tama.
Tapi sekarang, pria itu malah membawa seseorang yang salah ke rumah mereka. Zara Arrelano.
“Sepertinya aku menyerah menjadi istrimu, Tuan Naratama Geovandri. Ceraikan aku sekarang!” ucap Kinara saat itu juga.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments