Ch 4 - Gerbang Naga

Dengan perasaan yg masih terkejut, Sin Rara menoleh kebelakang. Ia kemudian membalas parkataan lelaki tua itu sambil melemparkan senyum hormat, "Bagaimana ayah bisa berada disini?"

Lelaki tua itu tak lain adalah Sin Toga. Dia adalah dewa yang ditugaskan untuk mengawasi bumi dari langit.

Ketika Sin Toga menyaksikan pembantaian yang dilakukan jutaan ekor naga di muka bumi. Ia kemudian mengambil inisiatif meminta bantuan Raja Langit untuk membasmi para naga yang akan memusnahkan bumi jika dibiarkan.

Namun, meskipun Sin Toga adalah dewa yang bertugas mengawasi bumi, ia dilarang untuk ikut campur apapun permasalahan di bumi. Karena itu ia meminta kepada Raja Langit agar mengirim Seorang Dewa atau Dewi melaksanakan misi Pembasmian Para Naga.

"Nanti Ayah ceritakan... Ayah datang untuk membantumu," balas Sin Toga sambil tersenyum ke arah putrinya.

"Lebih baik sekarang kita memikirkan bagaimana cara menghadapi lebah-lebah itu tanpa menggunakan Pedang Langit." Sin Toga kemudian mengalihkan pandangannya ke arah para naga yang ada di hadapannya.

"Binatang itu bukan lebah ayah... Mereka adalah naga yang telah memusnahkan begitu banyak makhluk hidup di muka bumi," ucap Dewi Rara lembut. Ia tersenyum mendengar candaan ayahnya.

"Tapi, apa maksud Ayah? Kenapa tidak boleh menggunakan Pedang Langit?" tanya Dewi Rara serius.

"Nanti kamu akan tahu sendiri. Gunakan Mode Menghilang dan ikuti aku!" balas Sin Toga.

Mereka berdua kemudian melesat ke arah Gerbang Naga. Dengan menggunakan Mode menghilang, maka tidak seekorpun dari para naga itu akan menyadari keberadaan mereka.

Dari dekat terlihat sebuah gua kecil di bawah Gerbang Naga.

Setelah mendarat tepat di depan mulut gua kecil itu, Sin Toga kemudian berjalan pelan masuk kedalam gua. Sin Rara yang berada di belakangnya mengikutinya sambil memperhatikan dinding-dinding gua yang dihiasi ukiran kuno.

Ukiran-ukiran kuno di dinding gua itu didominasi oleh ukiran bergambar naga dan manusia berkepala Serigala Putih. Di ukiran itu terlihat sang Manusia Serigala menyembah sujud di hadapan seekor naga yang fisiknya terlihat berbeda dari naga-naga yang pernah ditemuinya.

"Mungkinkah dalam gambar itu adalah Raja Naga," bisik Sin Rara.

Setelah mereka berdua melangkah sekitar seratus langkah dari mulut gua, mereka pun tiba di sebuah pintu gerbang. Di atas palang pintu gerbang itu tertulis "Gerbang Pertama."

"Semoga saja mereka semua masih hidup," bisik Sin Toga.

Terlihat ekspresi penasaran di wajah Dewi Rara. Ia tambah bingung dan ingin rasanya ia menanyakan maksud dari perkataan ayahnya itu. Namun melihat situasinya, ia lebih memilih diam dan meningkatkan kewaspadaan.

Dengan gerakan yang sangat hati-hati, Sin Toga mendorong daun pintu gerbang itu perlahan-lahan.

Daun pintu itu pun terbuka. Terlihat pemandangan yang amat mengerikan dari balik pintu. Ratusan mayat berserakan dilantai dengan kondisi mengenaskan.

Ada ratusan jasad manusia yang mengenakan topeng kepala serigala. Tidak satupun dari jasad-jasad manusia bertopeng itu yang utuh. Hampir semuanya tergeletak tanpa kepala.

Di antara jasad-jasad itu juga terdapat mayat serigala putih raksasa tanpa kepala.

Berbeda dengan mayat manusia bertopeng dan serigala tadi, ada tiga jasad manusia yang masih memiliki kepala namun dengan kondisi perut dan dadanya yang tercabik-cabik. Semua organ dalamnya tercecer-cecer di sekitar jasad itu.

"Kelihatannya tiga orang di antara mereka telah gugur," ucap Sin Toga saat berada di dekat ketiga jasad yang tercabik-cabik itu.

"Mungkinkah seorang di antara ketiga mayat itu adalah anak dari ketua jo," batin Sin Rara. Ia tiba-tiba memikirkan bagaimana sedihnya Ketua Jo jika mengetahui anaknya sudah mati.

"Ayo kita bergegas! mungkin kita masih sempat," ucap Sin Toga penuh harap.

Mereka berdua kemudian melesat dengan kecepatan tinggi menyusuri lorong gua. Ketika mereka sampai di depan pintu gerbang berikutnya, Sin Toga kemudian menghentikan langkahnya.

Sambil menengok ke arah tulisan, "Gerbang Para Tetua," yang berada di atas pintu gerbang tersebut, Sin Toga berpesan kepada anaknya, "Nak, di balik pintu ini, mungkin sedang terjadi pertarungan sengit antara para pendekar dari tujuh klan dan para tetua Klan Serigala Putih... Aku tidak boleh ikut campur secara langsung... Aku hanya bisa mengawasi dan memberi petunjuk jika diperlukan," ucap Sin Toga sambil memegang pundak Sin Rara.

"Ingat, Kamu jangan sekali-sekali menghunus Pedang Langit! kekuatan Pedang Langit mungkin akan menewaskan semua orang di dalam sana, termasuk para pendekar dari tujuh klan," sambung Sin Toga.

Kali ini Sin Rara yang mendorong pintu perlahan-lahan.

Orang yang berada di ruangan itu tidak menyadari kedatangan Sin Rara dan Sin Toga.

Di balik Gerbang terdapat ruangan yang luasnya kira-kira lima puluh kali seratus meter. langit-langit ruangan yang tingginya sekitar belasan meter itu ditopang puluhan pilar besar yang berdiri kokoh sehingga membuat para pendekar yang terlibat pertarungan di tempat itu bisa dengan leluasa bergerak kesana-kemari.

"Hahahahaha... Aku tidak menyangka hari ini akan kedatangan tamu dari seluruh penjuru bumi," ucap seorang sepuh yang berdiri bungkuk memegang tongkat sambil terkekeh.

"Selamat datang Pendekar Aron dari Klan Gojo di selatan, Pendekar Koroa dari Klan Konjo di timur, Pendekar Sparta dari Klan Yunan di barat dan bahkan ketua Klan Meiji, Pendekar Matsuhito... Aku sungguh tersanjung karena anda semua sudi untuk datang ke kediaman kami yang jelek ini," ucap orang tua sepuh itu lagi sabil tersenyum licik.

"Pendekar Sigong, anda tidak usah banyak bicara! Kami datang kesini adalah untuk membuat perhitungan dengan Klan Serigala Putih," ucap Sparta dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Pendekar Sigong, anda adalah ketua Klan Serigala Putih dan anda adalah biang dari kehancuran yang dilakukan oleh para naga di luar sana... Untuk itu kami datang kesini untuk mencabut nyawa anda," tegas Matsuhito sambil mengacungkan pedang panjang miliknya ke arah Sigong.

Di sisi lain, Sin Toga dan Sin Rara yang menyaksikan perdebatan itu belum bereaksi sama sekali. mereka masih memperhatikan percakapan orang-orang yang berada tidak jauh di hadapannya itu.

"Ayah, apa yang harus aku lakukan?" tanya Sin Rara kepada ayahnya melalui ilmu telepati.

"Perhatikan saja dulu, biarkan mereka bertarung, tapi jangan biarkan keempat orang itu tewas!" jawab Sin Toga sambil menunjuk ke arah empat orang di depan Sigong.

Sin Rara kemudian menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh ayahnya.

Sin Rara terperanjat, salah seorang dari keempat orang yang dimaksud ayahnya, melemparkan tatapan hangat disertai senyuman manis ke arahnya.

Lelaki tampan yang mampu melihat Sin Rara itu adalah anak dari ketua Klan Gojo, Aron sang Pendekar Mata Elang Langit. Ia memiliki mata yg mampu melihat semua makhluk tak kasat mata. Ia bahkan memiliki jarak pandang hingga ratusan mil.

Terpopuler

Comments

Untung Susilo

Untung Susilo

hmmmmmmmmm

2022-02-02

0

Karsito Sadewo

Karsito Sadewo

mulai menarik

2021-09-15

0

3 jagoan

3 jagoan

✍✍✍✍✍✍✍✍✍💪💪💪💪💪💪💪💪

2021-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Ch 1 - Pedang Langit
2 Ch 2 - Membantai Para Naga
3 Ch 3 - Klan Gojo
4 Ch 4 - Gerbang Naga
5 Ch 5 - Altar Naga
6 Ch 6 - Ini Memang Sudah Takdir
7 Ch 7 – Mutiara Kehidupan
8 Ch 8 - Sikap Pangeran Yong
9 Ch 9 - Keputusan Raja Langit
10 Ch 10 – Era Baru
11 Ch 11 - Bertemu Dengan Para Penyamun
12 Ch 12 - Perempuan Misterius
13 Ch 13 – Perempuan Misterius II
14 Ch 14 - Pasukan Dari Kekaisaran
15 Ch 15 - Pertemuan
16 Ch 16 - Rencana Licik Jenderal Lee
17 Ch 17 - Penginapan Bulan Sabit
18 Ch 18 - Penginapan Bulan Sabit II
19 Ch 19 - Akhir Kisah
20 Ch 20 - Kekuatan Firon
21 Ch 21 - Pengorbanan Malaga
22 Ch 22 - Manusia Setengah Dewa
23 Ch 23 - Kubus Cahaya
24 Ch 24 - Perkenalan
25 Ch 25 - Lembah Kupu-Kupu
26 Ch 26 - Kekaisaran Nogufuji
27 Ch 27 - Mencari Makanan
28 Ch 28 - Identitas Noguchi
29 Ch 29 - Kemurkaan Sang Kaisar
30 Ch 30 - Manusia Bertopeng
31 Ch 31 - Pedang Katana dan Pedang Ratu Iblis
32 Ch 32 - Ilusi Hutan Terlarang
33 Ch 33 - Kota Hidden
34 Ch 34 - Kota Hidden II
35 Ch 35 - Kota Hidden III
36 Ch 36 - Perangkap Ilusi
37 Ch 37 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang
38 Ch 38 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang II
39 Ch 39 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang III
40 Ch 40 - Generasi Terakhir Klan Akane
41 Ch 41 - Seruling Iblis
42 Ch 42 - Serangan Lima Perisai Emas
43 Ch 43 - Serangan Lima Perisai Emas II
44 Ch 44 - Serangan Lima Perisai Emas III
45 Ch 45 - Serangan Lima Perisai Emas IV
46 Ch 46 - Serangan Lima Perisai Emas V
47 Ch 47 - Inikah Kekuatan Surudoi?
48 Ch 48 - Rencana Firon
49 Ch 49 - Rencana Firon II
50 Ch 50 - Pendekar Rundup
51 Ch 51 - Rencana Berangkat Ke Ibu Kota
52 Ch 52 - Kota Nikoto
53 Ch 53 - Kota Nikoto II
54 Ch 54 - Membuat Kekacauan Di Istana
55 Ch 55 - Membuat Kekacauan Di Istana II
56 Ch 56 - Membuat Kekacauan Di Istana III
57 Ch 57 - Kemunculan Sang Jenderal
58 Ch 58 - Bantu Aku Menghabisi Mereka!
59 Ch 59 - Pertemuan Dua Jenderal Langit
60 Ch 60 - Kemenangan - Arc 1 END
61 Ch 61 - Perjalanan Ke Benua Kuning
62 Ch 62 - Perjalanan Ke Benua Kuning II
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Ch 1 - Pedang Langit
2
Ch 2 - Membantai Para Naga
3
Ch 3 - Klan Gojo
4
Ch 4 - Gerbang Naga
5
Ch 5 - Altar Naga
6
Ch 6 - Ini Memang Sudah Takdir
7
Ch 7 – Mutiara Kehidupan
8
Ch 8 - Sikap Pangeran Yong
9
Ch 9 - Keputusan Raja Langit
10
Ch 10 – Era Baru
11
Ch 11 - Bertemu Dengan Para Penyamun
12
Ch 12 - Perempuan Misterius
13
Ch 13 – Perempuan Misterius II
14
Ch 14 - Pasukan Dari Kekaisaran
15
Ch 15 - Pertemuan
16
Ch 16 - Rencana Licik Jenderal Lee
17
Ch 17 - Penginapan Bulan Sabit
18
Ch 18 - Penginapan Bulan Sabit II
19
Ch 19 - Akhir Kisah
20
Ch 20 - Kekuatan Firon
21
Ch 21 - Pengorbanan Malaga
22
Ch 22 - Manusia Setengah Dewa
23
Ch 23 - Kubus Cahaya
24
Ch 24 - Perkenalan
25
Ch 25 - Lembah Kupu-Kupu
26
Ch 26 - Kekaisaran Nogufuji
27
Ch 27 - Mencari Makanan
28
Ch 28 - Identitas Noguchi
29
Ch 29 - Kemurkaan Sang Kaisar
30
Ch 30 - Manusia Bertopeng
31
Ch 31 - Pedang Katana dan Pedang Ratu Iblis
32
Ch 32 - Ilusi Hutan Terlarang
33
Ch 33 - Kota Hidden
34
Ch 34 - Kota Hidden II
35
Ch 35 - Kota Hidden III
36
Ch 36 - Perangkap Ilusi
37
Ch 37 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang
38
Ch 38 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang II
39
Ch 39 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang III
40
Ch 40 - Generasi Terakhir Klan Akane
41
Ch 41 - Seruling Iblis
42
Ch 42 - Serangan Lima Perisai Emas
43
Ch 43 - Serangan Lima Perisai Emas II
44
Ch 44 - Serangan Lima Perisai Emas III
45
Ch 45 - Serangan Lima Perisai Emas IV
46
Ch 46 - Serangan Lima Perisai Emas V
47
Ch 47 - Inikah Kekuatan Surudoi?
48
Ch 48 - Rencana Firon
49
Ch 49 - Rencana Firon II
50
Ch 50 - Pendekar Rundup
51
Ch 51 - Rencana Berangkat Ke Ibu Kota
52
Ch 52 - Kota Nikoto
53
Ch 53 - Kota Nikoto II
54
Ch 54 - Membuat Kekacauan Di Istana
55
Ch 55 - Membuat Kekacauan Di Istana II
56
Ch 56 - Membuat Kekacauan Di Istana III
57
Ch 57 - Kemunculan Sang Jenderal
58
Ch 58 - Bantu Aku Menghabisi Mereka!
59
Ch 59 - Pertemuan Dua Jenderal Langit
60
Ch 60 - Kemenangan - Arc 1 END
61
Ch 61 - Perjalanan Ke Benua Kuning
62
Ch 62 - Perjalanan Ke Benua Kuning II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!