"Kita tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama di gua ini. Tidak ada apa-apa yang bisa kita makan disini," ucap salah seorang lelaki yang berusia tiga puluhan.
"Benar ketua, hewan-hewan ternak milik warga juga tidak akan bisa bertahan tanpa memakan rerumputan atau dedaunan," ucap seorang lelaki lainnya yang memiliki suara yang agak serak.
"Untuk sementara kita harus memakan daging mentah dari hewan ternak kita yang sudah kelihatan lemah. Kita terpaksa harus melakukan hal itu jika masih ingin hidup," ucap seorang lelaki yang dipanggil ketua oleh rekannya tadi.
"Kita tidak boleh menyalakan api yang asapnya nanti akan dilihat oleh naga-naga itu. Menyalakan api di dalam gua ini sama saja dengan bunuh diri," sambung lelaki itu.
**
Sin Rara akhirnya berhasil menemukan sumber suara itu.
"Pantas mereka masih bisa selamat dari para naga itu, rupanya mereka bersembunyi di sana." Sin Rara tersenyum gembira mengetahui masih ada manusia yang selamat.
"Lebih baik aku menemui mereka untuk mencari informasi."
Sin Rara kemudian bangkit dari duduknya. Ia kemudian terbang kearah sumber suara yang didengarnya tadi.
"Hemmm, ternyata ada gua di balik air terjun ini."
Tanpa berpikir lebih lama, Sin Rara langsung melesat masuk ke dalam gua menembus air terjun.
"Ketua, kita kedatangan tamu," ucap salah seorang di antara penghuni gua itu.
"Tenang!" Balas lelaki yang dipanggil ketua oleh rekannya itu.
Mereka semua yang tadinya bersikap santai kini berubah menjadi siaga.
"Aku sama sekali tidak merasakan adanya aura makhluk yang masuk kesini. Tetapi saya mendengar ada sesuatu yg menerobos air terjun. Lebih baik kalian semua bersiap-siap!" seru lelaki yang dipanggil ketua itu dengan suara pelan.
"Mungkinkah seekor naga, ketua Jo?" tanya salah seorang lelaki yang berumur dua puluhan dengan nada santai.
"Bukan...! Gua ini telah saya lindungi menggunakan Jurus Ilusi. Seharusnya tak ada seorangpun yg menyadari keberadaan kita di sini," ucap lelaki yang dipanggil Ketua Jo. Ia mengerutkan dahi.
Jurus Ilusi adalah jurus yang bisa digunakan untuk memanipulasi ruang dan waktu. Pengguna Jurus Ilusi ini mampu membuat sebuah rumah atau bahkan kastil yg cukup besar ukurannya berpindah ke dimensi lain. Yakni, dimensi yang diciptakan oleh jurus itu sendiri.
Pengaruh Jurus Ilusi ini hanya bersifat sementara. Jurus ini akan terus aktif, selagi penggunanya masih terus mengalirkan tenaga dalam.
Pada tahap puncak, Jurus Ilusi bahkan mampu memindahkan sebuah benua ke dimensi lain secara permanen.
Semua orang yang ada di ruangan itu tidak mampu menyembunyikan ekspresi kebingungannya ketika tiba-tiba berdiri sesosok perempuan cantik tepat di tengah-tengah mereka.
"Maaf mengganggu. Aku tidak punya niat jahat. Aku kesini hanya ingin mencari informasi. Jadi mohon kerjasamanya!" Sin Rara tersenyum ramah ke arah orang-orang yang ada di sekelilingnya.
"Anda siapa? Bagaimana anda bisa mengetahui tempat ini?" ucap seorang perempuan yang berada diruangan itu.
"Perkenalkan, namaku Sin Rara" Sin Rara memperkenalkan diri sambil menghiasi bibirnya dengan senyuman indah. Para lelaki yang ada diruangan itu tak dapat menahan diri untuk tidak menelan ludah melihat kecantikannya yang tidak dapat dijumpai di muka bumi.
"Aku berasal dari Negeri Langit. Raja Langit mengutusku ke bumi untuk menyelamatkan bumi dari serangan naga-naga itu."
Semua orang yang berada di tempat itu hanya terdiam mendengarkan penjelasan Sin Rara. Beberapa dari mereka bernafas lega. Namun ada beberapa orang yang tetap waspada karena mereka masih belum terlalu yakin dengan apa yang dikatakan Sin Rara.
"Kelihatannya aku agak terlambat. Kondisi bumi kini sudah menjadi tempat yang tandus." Terlihat kesedihan di wajah Sin Rara.
"Aku mengira tidak ada lagi manusia yang tersisa. Sekarang aku sangat lega mengetahui bahwa ternyata masih banyak manusia yang selamat," ucap Sin Rara sambil tersenyum.
"Maafkan atas sikap kami tadi yang kurang ramah. Perkenalkan, namaku Dangun Jo. Aku adalah ketua dari Klan Gojo," ucap Ketua Jo memperkenalkan diri.
"Mereka semua adalah anggota Klan Gojo," sambung Ketua jo sambil mengacungkan telunjuknya ke arah orang-orang yang berada di ruangan itu.
"Ketua Jo, aku tidak ingin berlama-lama disini. Untuk itu aku berharap anda bisa memberikan informasi yang berguna terkait naga-naga itu!" ucap Sin Rara tegas.
Ketua Jo beserta rekan-rekannya kemudian menceritakan segala yang mereka tahu kepada Sin Rara.
"Dewi Sin, jika Aron anakku masih hidup, kemungkinan besar anda akan menemuinya di sana," ucap Ketua Jo. Terlukis sedikit kesedihan di wajahnya.
Setelah mendengar penjelasan semua orang di gua itu, Sin Rara kemudian keluar dari gua itu dan kembali ke tempatnya semula.
Dalam posisi duduk bersila, Sin Rara menyambut mentari pagi dengan senyum indah di bibirnya. Dia menjadi sangat antusias setelah mengetahui ternyata masih banyak orang yang selamat dan perlu diselamatkan.
Sin Rara kemudian bangkit lalu melesat dengan kecepatan tinggi ke arah yg diberitahukan oleh ketua Jo semalam.
Dalam perjalanan, Sin Rara sengaja membuat dirinya tak kasat mata agar tidak ada seekorpun naga yg menyadari keberadaannya. Sin Rara hanya ingin segera menemukan Gerbang Naga.
Gerbang Naga adalah gerbang yang menghubungkan antara dunia manusia dan dunia naga. menurut isu yang beredar, gerbang tersebut berhasil diaktifkan oleh salah seorang pendekar tingkat tinggi dari Klan Serigala Putih yang berada di bagian utara bumi.
Pendekar itu kecewa terhadap keputusan Dewan Perserikatan Bumi yang tidak menerima Klannya masuk anggota perserikatan. Klan Serigala Putih berniat menghancurkan semua makhluk hidup di bumi ini meskipun mereka juga harus menjadi mangsa. Setidaknya, itulah informasi yang didapatkan Sin Rara dari Ketua Jo dan anggotanya.
Dengan kemampuannya sebagai seorang dewi dari Negeri Langit, Sin Rara melesat secepat kilat. Hanya dalam hitungan menit, Dewi Rara sudah tiba di bagian sebelah utara bumi.
Sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan namun juga mengerikan terpampang jelas di hadapannya. Sebuah gerbang yang berdiri kokoh dengan dua pilar raksasa di sisi kanan dan kirinya menjulang tinggi ke angkasa.
Pusaran awan hitam yang disertai petir yang menyambar-nyambar berputar-putar tepat di atas gerbang itu. Aura kematian yang sangat pekat membuat tempat itu sangat mencekam. Ribuan ekor naga keluar masuk melalui gerbang itu. Dari kejauhan, Naga-naga itu terlihat seperti segerombolan lebah yang memenuhi langit dan permukaan bumi.
"Hai, Sin Rara, bagaimana menurutmu?"
Sin Rara terperanjat mendengar suara lelaki tua yang sangat dikenalnya dari arah belakang. Ia sama sekali tidak menyangka akan ada orang lain yang berani mendekati tempat itu.
"Aku sudah menunggumu dari tadi," ucap lelaki tua itu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Untung Susilo
semoga menarik alurnya
2022-02-02
1
Sendtot Haryanto Gawi
lanjut
2021-04-27
0
3 jagoan
🤔🤔🤔🤔
2021-01-02
0