Ch 2 - Membantai Para Naga

“Sepertinya mereka berkelompok-kelompok... Aku mungkin akan mampu menghadapi mereka kalau hanya satu kelompok,” pikir Sin Rara.

Sin Rara kemudian mengarahkan pandangannya jauh mencari wilayah yang tidak ada naga disana. Ia berniat memancing sekelompok naga ke tempat yang lebih sepi, lalu menghabisinya disana.

“Oww..." Sin Rara tersenyum. Ia menemukan sebuah gurun pasir dan tak terlihat seekor naga pun berkeliaran disana.

Sin Rara kemudian terbang rendah ke arah sekelompok naga dan menyerang salah seekor naga yang paling besar dengan sebuah tendangan.

“Praakkk.”

Naga itu terpental jatuh ke tanah, perutnya yang terkena tendangan, hancur dan terlihat usus-ususnya keluar meninggalkan tempatnya.

Naga yang terkena tendangan tadi tak bangkit lagi karena sudah tak bernyawa.

“Hemm, ternyata sekuat ini kekuatanku ketika berada di bumi... Padahal aku hanya menedangnya pelan-pelan.”

Sin Rara tersenyum melihat kekuatan yang dimilikinya.

Tiba-tiba salah seekor naga yang melihat kejadian itu meraung dengan suara yang amat dahsyat.

“khkhkwaaaaaaaukhkh...”

Ribuan ekor naga lainnya kemudian membalas raungan naga itu dengan raungan yang sama.

“Waduh... Bagaimana ini?” gumam Sin Rara. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Pedang Langit yang ada di pinggangnya.

Melihat ribuan ekor naga terbang ke arahnya, Sin Rara kemudian mencabut Pedang Langit dari sarungnya.

"Shaaapp."

Tiba-tiba, ribuan naga yang berada di radius ratusan meter dari Dewi Rara hancur lebur tak berbekas.

Dewi Rara terperangah dan berdecak kagum menyaksikan kekuatan Pedang Langit yang ada di tangannya.

"Pantas hanya aku yang diutus oleh Raja Langit dalam misi besar ini.”

Kini semua keraguan dan kegelisahan yang ada di benak Sin Rara menghilang seketika, namun ia tidak berniat menggunakan pedang itu seterusnya. Ia khawatir jika mahluk bumi yang masih hidup akan terkena imbas dari kekuatan Pedang Langit.

Sin Rara kemudian menyarungkan kembali Pedang Langit dan melesat dengan kecepatan tinggi ke arah gerombolan naga yang dilihatnya.

“Saatnya bermain-main.”

Melihat ratusan ekor naga melesat dengan kecepatan tinggi ke arahnya, tanpa ragu-ragu sedikitpun, Sin Rara kembali mengayungkan tendangannya tepat di kepala naga yang mencoba menyerangnya satu persatu.

Hanya dengan hitungan detik, ratusan ekor naga jatuh ke tanah tanpa kepala. Kekuatan tendangan dan pukulan Sin Rara membuat kepala naga-naga itu hancur berkeping-keping.

Para naga yang malang itu tidak mampu berbuat apa-apa sedikitpun. Kecepatan Sin Rara bahkan tak bisa dilihat dengan mata kepala. Kemampuannya benar-benar menjadi petaka bagi musuh-musuhnya.

Sin Rara melesat kesana-kemari seperti seekor monster yang begitu menikmati pembantaian yang dilakukannya.

Tendangan demi tendangan, pukulan demi pukulan tak henti-hentinya dia lancarkan tepat di kepala para naga yang dijumpainya.

Bak salju yang turun di musim dingin, ribuan naga itu jatuh berguguran menghantam bumi tanpa kepala.

"Ternyata sangat menyenangkan bisa membantai para naga yang tak berguna ini," ucap Sin Rara sambil tersenyum puas.

Pembantaian itu berlanjut hingga malam hari.

Permukaan bumi di area pembantaian itu kini berubah menjadi lautan jasad naga tanpa kepala.

Jumlah naga yang dilihatnya seolah tidak berkurang sama sekali, benar-benar mengganggu pikirannya.

“Dari mana datangnya semua naga ini...? Kenapa tidak ada habisnya...? Kalau saya hanya mengandalkan tendangan dan pukulan, misi ini pasti akan berjalan lama,” gumam Sin Rara dalam hatinya sambil menghabisi naga-naga itu satu persatu.

Setelah menghabisi para naga yang berada di sekitarnya, Sin Rara kemudian berpikir sejenak sebelum memutuskan untuk terbang rendah mencari tempat yang bisa ia gunakannya untuk berpikir dan mengatur rencana.

Setelah terbang beberapa saat mengitari wilayah sungai yang tidak jauh dari area pembantaiannya tadi, akhirnya dia menemukan sebuah gua kecil yang kalau dilihat dari ukurannya hanya bisa memuat dua atau tiga orang saja.

Gua kecil itu terletak di sebuah tebing batu yang cukup tinggi. Pemandangan dari mulut gua kecil itu cukup indah karena sekitar belasan meter di sebelah kirinya, terdapat air terjun yang cukup lebar dan ada sungai di bawahnya yang memiliki air yang sangat jernih.

Sin Rara kemudian duduk bersila di mulut gua kecil itu. Pedang Langit yg berada di pinggangnya kemudian dia letakkan tepat di hadapannya.

“Aku harus bisa mengendalikan kekuatan pedang ini,” ucap Sin Rara sembil memandangi Pedang Langit dengan seksama.

Sin Rara kemudian meraih bungkusan yang terikat di pundaknya kemudian membukanya. Terlihat tujuh buah mutiara yang berkilauan di balik bungkusan itu.

Cahaya yang keluar dari mutiara-mutiara itu benar-benar menyilaukan sehingga memaksa Sin Rara menutup kembali bungkusan itu.

Sin Rara menatap Pedang Langit dan bungkusan Tujuh Mutiara Kehidupan bergantian. Ia bingung bagaimana menggunakan kedua benda pemberian Raja Langit itu.

"Ah... Mungkin lebih baik besok aku menggunakan pedang ini. lagi pula tak ada lagi makhluk hidup di muka bumi ini selain para naga tak berguna itu yang harus dikhawatirkan akan terluka atau tewas oleh kekuatan pedang ini," batin Sin Rara.

Sin Rara kemudian tenggelam dalam pikirannya. Ia merasa aneh kenapa Raja Langit memilih dirinya dalam misi ini, padahal ada begitu banyak Dewa-dewi di langit yang jauh lebih kuat dan lebih berpengalaman dari dirinya.

Sin Rara merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh Raja langit terkait pemilihan dirinya mengembang misi di bumi padahal ia belum pernah menginjakkan kaki sebelumnya di bumi.

"Apakah ini sebuah latihan... Ah, tidak... Tidak mungkin ini sebuah latihan... Ini adalah misi yang cukup berbahaya... Tapi, kenapa Raja Langit mau menempatkan aku dalam bahaya," batin Sin Rara terus tertanya-tanya.

Seorang pria tampan tiba-tiba terlintas di benaknya. Lelaki tampan yang tak lain adalah tunangannya itu hanya tersenyum hambar ketika melepas kepergiannya meninggalkan istana.

"Kenapa sikap pangeran Yong jadi aneh begitu ya...? Jangan-jangan ada sesuatu yang ia sembunyikan." Sin Rara menggaruk-garuk keningnya, "Ah, sudahlah... Bukankah ini menyenangkan?" Sin Rara tersenyum dan memilih membuang jauh-jauh pikiran yang tidak-tidak yang terus mengganggunya.

Selanjutnya Sin Rara memejamkan mata, kemudian menarik nafas dari hidungnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dari mulutnya pelan-pelan. Hal itu dia lakukan berulang-ulang sembari memejamkan matanya dengan kedua tangannya dalam posisi di atas paha seperti posisi orang yang sedang bersemedi.

Sin Rara larut dalam keheningannya. beberapa saat kemudian pendengarannya terusik oleh suara manusia yang sedang melakukan percakapan. Ia kemudian memusatkan pendengarannya dan mencari sumber suara yang didengarnya itu.

Walaupun suara air terjun di dekatnya cukup keras, Sin Rara masih bisa dengan jelas mendengarkan percakapan orang-orang itu. Kekuatan pendengarannya sebagai seorang dewi dari langit benar-benar sangat peka menangkap suara yang ada di bumi.

Terpopuler

Comments

Untung Susilo

Untung Susilo

hmmmmmmmm

2022-02-02

0

Edi Muchtar

Edi Muchtar

lanut thor👍👍

2021-01-10

0

3 jagoan

3 jagoan

mantul

2021-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Ch 1 - Pedang Langit
2 Ch 2 - Membantai Para Naga
3 Ch 3 - Klan Gojo
4 Ch 4 - Gerbang Naga
5 Ch 5 - Altar Naga
6 Ch 6 - Ini Memang Sudah Takdir
7 Ch 7 – Mutiara Kehidupan
8 Ch 8 - Sikap Pangeran Yong
9 Ch 9 - Keputusan Raja Langit
10 Ch 10 – Era Baru
11 Ch 11 - Bertemu Dengan Para Penyamun
12 Ch 12 - Perempuan Misterius
13 Ch 13 – Perempuan Misterius II
14 Ch 14 - Pasukan Dari Kekaisaran
15 Ch 15 - Pertemuan
16 Ch 16 - Rencana Licik Jenderal Lee
17 Ch 17 - Penginapan Bulan Sabit
18 Ch 18 - Penginapan Bulan Sabit II
19 Ch 19 - Akhir Kisah
20 Ch 20 - Kekuatan Firon
21 Ch 21 - Pengorbanan Malaga
22 Ch 22 - Manusia Setengah Dewa
23 Ch 23 - Kubus Cahaya
24 Ch 24 - Perkenalan
25 Ch 25 - Lembah Kupu-Kupu
26 Ch 26 - Kekaisaran Nogufuji
27 Ch 27 - Mencari Makanan
28 Ch 28 - Identitas Noguchi
29 Ch 29 - Kemurkaan Sang Kaisar
30 Ch 30 - Manusia Bertopeng
31 Ch 31 - Pedang Katana dan Pedang Ratu Iblis
32 Ch 32 - Ilusi Hutan Terlarang
33 Ch 33 - Kota Hidden
34 Ch 34 - Kota Hidden II
35 Ch 35 - Kota Hidden III
36 Ch 36 - Perangkap Ilusi
37 Ch 37 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang
38 Ch 38 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang II
39 Ch 39 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang III
40 Ch 40 - Generasi Terakhir Klan Akane
41 Ch 41 - Seruling Iblis
42 Ch 42 - Serangan Lima Perisai Emas
43 Ch 43 - Serangan Lima Perisai Emas II
44 Ch 44 - Serangan Lima Perisai Emas III
45 Ch 45 - Serangan Lima Perisai Emas IV
46 Ch 46 - Serangan Lima Perisai Emas V
47 Ch 47 - Inikah Kekuatan Surudoi?
48 Ch 48 - Rencana Firon
49 Ch 49 - Rencana Firon II
50 Ch 50 - Pendekar Rundup
51 Ch 51 - Rencana Berangkat Ke Ibu Kota
52 Ch 52 - Kota Nikoto
53 Ch 53 - Kota Nikoto II
54 Ch 54 - Membuat Kekacauan Di Istana
55 Ch 55 - Membuat Kekacauan Di Istana II
56 Ch 56 - Membuat Kekacauan Di Istana III
57 Ch 57 - Kemunculan Sang Jenderal
58 Ch 58 - Bantu Aku Menghabisi Mereka!
59 Ch 59 - Pertemuan Dua Jenderal Langit
60 Ch 60 - Kemenangan - Arc 1 END
61 Ch 61 - Perjalanan Ke Benua Kuning
62 Ch 62 - Perjalanan Ke Benua Kuning II
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Ch 1 - Pedang Langit
2
Ch 2 - Membantai Para Naga
3
Ch 3 - Klan Gojo
4
Ch 4 - Gerbang Naga
5
Ch 5 - Altar Naga
6
Ch 6 - Ini Memang Sudah Takdir
7
Ch 7 – Mutiara Kehidupan
8
Ch 8 - Sikap Pangeran Yong
9
Ch 9 - Keputusan Raja Langit
10
Ch 10 – Era Baru
11
Ch 11 - Bertemu Dengan Para Penyamun
12
Ch 12 - Perempuan Misterius
13
Ch 13 – Perempuan Misterius II
14
Ch 14 - Pasukan Dari Kekaisaran
15
Ch 15 - Pertemuan
16
Ch 16 - Rencana Licik Jenderal Lee
17
Ch 17 - Penginapan Bulan Sabit
18
Ch 18 - Penginapan Bulan Sabit II
19
Ch 19 - Akhir Kisah
20
Ch 20 - Kekuatan Firon
21
Ch 21 - Pengorbanan Malaga
22
Ch 22 - Manusia Setengah Dewa
23
Ch 23 - Kubus Cahaya
24
Ch 24 - Perkenalan
25
Ch 25 - Lembah Kupu-Kupu
26
Ch 26 - Kekaisaran Nogufuji
27
Ch 27 - Mencari Makanan
28
Ch 28 - Identitas Noguchi
29
Ch 29 - Kemurkaan Sang Kaisar
30
Ch 30 - Manusia Bertopeng
31
Ch 31 - Pedang Katana dan Pedang Ratu Iblis
32
Ch 32 - Ilusi Hutan Terlarang
33
Ch 33 - Kota Hidden
34
Ch 34 - Kota Hidden II
35
Ch 35 - Kota Hidden III
36
Ch 36 - Perangkap Ilusi
37
Ch 37 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang
38
Ch 38 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang II
39
Ch 39 - Konflik Di Tepi Hutan Terlarang III
40
Ch 40 - Generasi Terakhir Klan Akane
41
Ch 41 - Seruling Iblis
42
Ch 42 - Serangan Lima Perisai Emas
43
Ch 43 - Serangan Lima Perisai Emas II
44
Ch 44 - Serangan Lima Perisai Emas III
45
Ch 45 - Serangan Lima Perisai Emas IV
46
Ch 46 - Serangan Lima Perisai Emas V
47
Ch 47 - Inikah Kekuatan Surudoi?
48
Ch 48 - Rencana Firon
49
Ch 49 - Rencana Firon II
50
Ch 50 - Pendekar Rundup
51
Ch 51 - Rencana Berangkat Ke Ibu Kota
52
Ch 52 - Kota Nikoto
53
Ch 53 - Kota Nikoto II
54
Ch 54 - Membuat Kekacauan Di Istana
55
Ch 55 - Membuat Kekacauan Di Istana II
56
Ch 56 - Membuat Kekacauan Di Istana III
57
Ch 57 - Kemunculan Sang Jenderal
58
Ch 58 - Bantu Aku Menghabisi Mereka!
59
Ch 59 - Pertemuan Dua Jenderal Langit
60
Ch 60 - Kemenangan - Arc 1 END
61
Ch 61 - Perjalanan Ke Benua Kuning
62
Ch 62 - Perjalanan Ke Benua Kuning II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!