Setelah penyerangan dari Aliansi Aliran Hitam, para pemimpin perguruan pendekar aliran putih sepakat akan berkumpul untuk mendiskusikan tentang penyerangan tersebut.
Tepatnya di Gunung yang merupakan tempat berdirinya Kuil Cahaya Api, mereka sedang melakukan diskusi panas.
"Kita harus menyerang kembali Aliansi Aliran Hitam." Teriak seorang pendekar dari Perguruan Daun Semangi.
"Tunggu dulu, kita harus memastikan bagaimana keadaan para Biksu dan Kuil Semangat Kebenaran." Ucap seorang Pendekar Sepuh dari Perguruan 5 Menara.
"Kuil Semangat Kebenaran semuanya hancur, sedangkan para Biksu yang selamat sudah bergabung dengan kami." Ucap seorang Biksu dari Kuil Cahaya Api.
"Kalau begitu kita harus membentuk aliansi antara aliran putih dan aliran netral." Ucap kembali Pendekar sepuh dari Perguruan 5 Menara.
"Iya, kita harus mengatur waktu bertemu dengan aliran netral."
"Tapi, keadaan ini membuat kita tidak boleh tinggal diam."
"Benar, walaupun kita sedikit kita pasti bisa melawan Aliansi Aliran Hitam."
Diskusi panas pun terus berlanjut antara para pemimpin aliran putih.
◇◇◇
Ditempat lain, tepatnya di Perguruan Pendekar Iblis pertemuan kembali terjadi antara Pemuda Bertopeng denga 3 pimpinan dari 3 Perguruan Aliran Hitam Terkuat.
Mereka sedang mendiskusikan tentang Pusaka Tingkat Surga yang tidak kunjung ditemukan oleh mereka.
"Senior, kami tidak menemukan satupun Pusaka Tingkat Surga di dalam Kuil." Ucap perempuan berkulit hitam.
"Aku sudah menemukannya kedatanganku kesini adalah untuk membayar atas kerja keras kalian semua." Ucap Pemuda Bertopeng tersebut dengan santai membuat amarah ketiga pendekar sepuh tersebut mulai naik.
"Senior kau tidak bisa begitu, seharusnya pusaka itu jatuh tangan kami. Apa kau meremehkan kemampuan kami bertiga!?" Ucap Pemuda Bertanduk amarahnya sudah berada pada puncaknya.
"Apa kau melawan?" Menaikkan sebelah alisnya. "Aku akan memberikan kalian masing-masing pusaka tingkat langit dan 5.000.000 keping emas kuharap kalian puas." Mengeluarkan auranya dan melemparkan 3 kantong kulit yang sangat besar.
"Iya, kami melawan seharusnya pusaka tersebut harus jatuh ke tangan kami sesuai dengan kesepakatan." Ucap perempuan berkulit hitam.
Tiba-tiba Pemuda Bertopeng langsung menyerang mereka bertiga, 3 pemimpin perguruan aliran hitam pun membalas serangan-serangan yang dilancarkan Pemuda Bertopeng tersebut.
Setelah bertukar beberapa jurus terlihat perbedaan yang sangat jauh, walaupun dikeroyok Pemuda Bertopeng nampak tidak kesulitan.
"Apa kalian sudah puas." Menarik auranya.
"Baiklah, Senior terima kasih atas hadiahnya." Merasa ketakutan dan gemeteran akan kekuatan yang telah dikeluarkan oleh pemuda bertopeng tersebut. Mereka tidak menyangka ada perbedaan yang begitu besar.
"Baiklah, kesepakatan kita sudah selesai aku akan pergi dan kalau ada kesempatan kita akan bekerjasama lagi." Pemuda bertopeng langsung menghilang dari pandangan mereka.
"Kita memang dimanfaatkan sekarang kita telah menjadi musuh aliran putih yang paling besar." Ucap pemuda bertanduk.
"Kalau begitu, kita harus tetap beraliansi untuk mempertahakan kedudukan kita di aliran hitam saat aliran putih menyerang." Ucap perempuan berkulit hitam.
"Ya, aku setuju kita harus tetap beraliansi." Ucap pendekar dari Perguruan Petir Hitam.
Mereka bertiga pun setuju untuk tetap beraliansi untuk mempertahankan kedudukan mereka di aliran hitam.
◇◇◇
Di suatu lembah di Kekaisaran Bumi terdapat rumah kayu yang diisi terdapat 2 orang yaitu, seorang pendekar sepuh dan Wu Bai.
Wu Bai masih belum sadarkan diri selama beberapa jam setelah dibuat pingsan oleh Wu Jingji.
Setelah sadar Wu Bai melihat keadaan sekitar tapi tidak mengetahui ia berada dimana dan kepala botaknya terasa nyeri.
"Kau sudah bangun Biksu Muda?" Tanya Orang yang kelihatannya sudah sangat tua.
"Dimana aku?" Tanya Wu Bai.
"Apakah kau seorang Biksu? sebutkan dulu namamu dasar tidak tahu tata krama."
"Namaku Wu Bai, Senior dimana aku berada?" Tanyanya kembali.
"Kau sekarang berada di Lembah Kristal."
"Lembah Kristal? Kenapa aku berada disini?"
"aku menyelamatkanmu aku melihatmu berada di sebuah tempat persembunyian di bawah rumah."
"Lalu bagaimana dengan keadaan Kuil Semangat Kebenaran?"
"Oh.. Kuil Semangat Kebenaran? Kuil itu sudah hancur." Ucapnya santai.
Tiba-tiba air mata Wu Bai langsung mengalir dan berteriak dengan keras karena tidak bisa membantu ketika Kuil Semangat Kebenaran yang sedang dalam bahaya.
"Hei! kau ribut sekali tidak ada gunanya kau menanggis, semuanya sudah berlalu apalagi yang bisa kau perbuat?"
Wu Bai tetap menanggis dan meraung. Tiba-tiba orang tua sepuh itu menampar pipi Wu Bai.
"Apa kau ingin balas dendam?" Tanyanya.
Wu Bai hanya diam.
"Apa kau ingin kekuatan?"
Wu Bai lagi-lagi terdiam.
"Katakan saja, akan kulatih kau menjadi pendekar yang kuat supaya kau bisa membalaskan dendammu." Menamparnya lagi.
"Aku ingin balas dendam dan kekuatan." Ucap Wu Bai kuat.
Tiba-tiba tamparan yang cukup kuat mengenai kembali pipi dari Wu Bai.
"Namamu sangat indah tapi ternyata kau begini."
"Bukankah senior yang bertanya tadi apa aku ingin balas dendam dan kekuatan?"
"Aku mengetesmu bocah aku tidak ingin memiliki murid yang hanya memikirkan tentang balas dendam, sebelum kau menghapus kebencianmu aku tidak akan melatihmu?"
Orang tua sepuh itu pun berlalu pergi.
"Aku harus kuat!!!!!!" Wu Bai berteriak.
'Dasar bocah dia mengingatkanku pada diriku yang dulu, kurasa dia memiliki tekad yang kuat. Sepertinya dia orang yang tepat untuk meneruskan perjuanganku di dunia ini, terlebih lagi orang tua itu sudah memperingatiku beberapa tahun yang lalu.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Solar Lardi
mantap 👍👍👍👍
2023-09-20
0
Tiana Jasmine
lanjut
2021-12-06
0
Hepni Ariyanto
guru baru
2021-10-30
0