Bersamaan dengan murid lainnya. Wu Bai sedang latihan ilmu bela diri di depan Kuil, Wu Bai kecil dikenal kepribadian yang hangat dan jujur sehingga banyak orang yang percaya dan ingin berteman dengan dirinya.
Sedangkan Wu Jingji semakin lama semakin senang melihat Wu Bai sang Biksu Muda yang sangat berbakti dan berbakat sebagai seorang Biksu.
Wu Jingji dan Wu Bai sering berbicara satu sama lain tentang pengalaman masing-masing seperti Wu Jingji dengan misi-misi yang dilaksanakan dan membasmi Hewan Buas Iblis yang menggangu kehidupan damai para manusia dan menyebarkan ajaran kedamaiam.
Dan Wu Bai dengan perkembangan latihannya dan meminta petunjuk mengenai Jurus Tongkat dan Tapak, juga mengenai latihan sebagai seorang Biksu yang baik.
Keadaan antara pasangan guru dan murid itu tampak antara kakek dan cucunya yang terlihat sangat hangat.
Pada suatu malam di dekat kuil mereka sedang berjalan-jalan dan berbincang-bincang satu sama lain.
"Bai'er kau sudah sangat besar sekarang."
"Iya, Guru aku sudah sangat besar sekarang dan aku akan menjadi Biksu yang sangat baik dan berbakti."
"Kau sangat berbakat melebihi para biksu di generasi mu sekarang bagaimana jika kau berguru saja dengan biksu senior yang lebih hebat dari aku, aku merasa sangat tidak berkompeten mengajari Biksu berbakat sepertimu."
"Tidak, Guru adalah guruku yang sangat baik kepadaku bahkan kau yang merawat ku dari bayi aku ingin membalas semua kebaikanmu kepadaku, Guru." Ucap Wu Bai dan ingin memberikan hormat tetapi dihentikan oleh Wu Jingji.
Seketika itu Wu Jingji ingin menangis haru dan bangga karena memiliki murid yang sangat berbakti dan berbakat.
"Sudahlah, kau memang muridku yang sangat berbakti dan berbakat." Ucap Wu Jingji.
◇◇◇
Sementara di tempat lain tepatnya di Perguruan Pendekar Iblis, 3 dari pimpinan perguruan aliran hitam sedang mendiskusikan suatu informasi yang diberikan oleh orang yang sedang berada di hadapan mereka sekarang.
Mereka merasa informasi yang diberikan oleh orang yang di hadapan mereka sangat rahasia dan penting karena menyangkut tentang pusaka yang dapat menguncang dunia persilatan di Benua Pangea terutama Kekaisaran Bumi.
Orang yang berada dihadapan mereka mengatakan bahwa di Kuil Semangat Kebenaran terdapat Pusaka Tingkat Surga.
"Saudara, apa benar yang anda katakan bahwa ada Pusaka Tingkat Surga di Kuil Semangat Kebenaran ?" Tanya seorang pendekar yang memiliki tanduk di kepalanya.
"Tentu saja, apa keuntungan ku berbohong pada kalian bertiga ?" Menaikkan alisnya.
"Mungkin saja saudara mengambil keuntungan dari kami supaya menyerang Kuil Semangat Kebenaran, walaupun kuil itu setara dengan perguruan tingkat menengah, dan seharusnya mereka menjadi salah satu perguruan terkuat dari aliran putih dengan tingkat pusaka yang tinggi tersebut." Ketus seorang yang wanita yang berkulit hitam.
"Apa maksudmu? aku mengambil keuntungan dari kalian bertiga?" Tanya pria muda bertpeng tersebut dan mengeluarkan aura pembunuh miliknya dan aura kekuatannya. "Aku bisa meratakan seluruh Kuil itu dan membunuh kalian bertiga dengan mudah, pikirkan saja baik-baik penawaranku aku akan membantu kalian saat menyerang mereka."
Mereka bertiga merasakan perbedaan level yang sangat jauh antara mereka dan pria muda bertopeng tersebut, terlebih lagi level kekuatan yang dikeluarkan oleh pemuda sangat tinggi, dan dapat dihitung dengan jari yang bisa menandingginya di dunia persilatan Kekaisaran Bumi.
"Baiklah senior kami akan mendiskusikannya terlebih dahulu karena ini akan memicu pertarungan terbuka antara aliran hitam dan putih, juga menyangkut Pusaka Tingkat Surga."
Mereka bertiga pun memulai diskusinya di ruangan yang lain.
"Sepertinya ada sesuatu yang salah dengan permintaannya." Ucap pria bertanduk.
"Karena itu kita harus sangat berhati-hati apalagi dia memiliki level kekuatan yang sangat sulit diukur."
"Sepertinya dia memiliki kekuatan di level 80-an akhir." Ucap pria bertanduk.
"Jadi, apakah kita harus mengirim pendekar dari perguruan masing-masing?" Tanya seorang pria pimpinan Perguruan Petir Hitam yang dari tadi diam.
"Terlebih lagi kita tak memiliki gambaran Pusaka Tingkat Surga yang melegenda."
"Betul, tapi karena ini menyangkut Pusaka Tingkat Surga sepertinya kita harus mengirimkan pasukan sebelum perguruan lain mengambil Pusaka Tingkat Surga yang terdapat di Kuil Semangat Kebenaran." Ucap perempuan berkulit hitam.
"Aku mengirim pasukanku." Ucap pria bertanduk.
"Aku juga." Ucap perempuan berkulit hitam.
"Baiklah, kita bertiga sudah setuju mengirimkan pasukan." Ucap pria pimpinan Perguruan Petir Hitam.
Setelah beberapa lama 3 pimpinan berdiskusi akhirnya mereka kembali keruangan sang pemuda bertopeng dan membuka suara.
"Kami setuju akan menyerang Kuil Semangat Kebenaran tapi Senior harus membantu kami di garis depan." Ucap perempuan berkulit hitam.
"Ya, Fraksi Pendekar Iblis, Kelompok Sihir Kegelapan, dan Perguruan Petir Hitam akan mengirimkan pasukan." Ucap pria bertanduk.
Setelah membuat kesepakatan, mereka langsung kembali ke perguruan masing-masing untuk mempersiapkan pasukan mereka.
Sedangkan sang pemuda tetap menunggu mereka di ruangan tersebut.
◇◇◇
Keesokan paginya, di Kuil Semangat Kebenaran terlihat Wu Jingji dan Wu Bai sedang berlatih di bawah teriknya sinar matahari siang.
Sesekali Wu Jingji akan memberikan pengarahan kepada Wu Bai dalam jurus tongkat dan tapaknya, walaupun belum memiliki tenaga dalam tampak bahwa jurus yang dilakukan oleh Wu Bai sangat kuat.
Tiba-tiba suara lonceng terdengar keras dari depan kuil.
"Musuh... musuh.... musuh.... datang.. ." Teriak seorang biksu yang membunyikan lonceng.
"Guru, siapa yang berani menyerang Kuil Semangat Kebenaran ?" Tanya Wu Bai
"Ini pasti sesuatu yang sangat berbahaya Bai'er kau harus sembunyi biarkan aku dan para Biksu Senior lainnya yang mengurus ini."
"Tapi, aku adalah salah satu bagian dari Kuil aku harus membantu Guru dan para Biksu Senior lainnya."
"Tidak, kau harus sembunyi." Wu Jingji memukul leher Wu Bai untuk membuatnya pingsan.
Wu Jingji pun membawa Wu Bai ke persembunyian di kediaman mereka, sebenarnya Wu Jingji sudah lama dihantui oleh mimpi yang diceritakannya kepada muridnya hari itu yaitu, tentang hari hancurnya Kuil Semangat Kebenaran tapi ia tidak memberitahukan kepada Mahaguru, karena berpikir mimpinya itu hanyalah sebuah Bunga Mimpi yang tidak akan pernah terjadi.
Tapi karena itu, makanya ia pun membuat tempat persembunyian di bawah kediamannya untuk situasi seperti ini.
Wu Jingji pun langsung menggunakan jurus meringankan tubuhnya menuju medan pertempuran.
Bunyi terus berbunyi dan besahut-sahutan memberitahukan ada kelompok yang menyerang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Kaje
keren abis
2023-02-19
0
baru satu
mulai
2021-11-09
0
Hepni Ariyanto
perang telah dimulai
2021-10-30
0