Kencan dan cobaan

Chandra dengan muka masam berjalan malas sambil matanya fokus pada ponsel di tangan. Dia sama sekali tak peduli dengan kencan ini sesekali dia menengok Soya yang riang gembira dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya. Chandra tak suka pergi ke tempat ramai seperti ini dia tak mengerti kenapa Soya mengajak nya ke street market yang penuh dengan orang. Di perjalanan Soya tak henti mengoceh tentang tempat yang ingin sekali dia datangi ketika kencan. Chandra tak menyangka tempatnya adalah street market yang hanya ada di hari minggu, Chandra pikir mereka hanya akan ke mall kemudian nonton.

"Hahhhhh !, Panas banget "

Chandra mendengus kesal, tapi Soya dengan semangat menarik lengan Chandra untuk mencoba beberpa topi yang di lihatnya tanpa niat membeli.

"Wahhhh ada foto box ayo kita masuk "

"Gak loe aja "

Soya tak mau sendirin ini kencan pertamanya, dengan sekuat tenanga soya menyeret lengan Chandra.

"Gue bilang gk !"

Dengan kasar Chandra menepis tangan Soya, Soya kaget juga sedih dia heran kenapa sifat Chandra sangat kaku dan dingin. Chandra yang melihat Soya cemberut akhirnya mau.

"Ok skali !"

Candra akhirnya berjalan duluan lalu masuk ke dalam foto box itu. Soya tersenyum kemudian mengikuti Cahndra. Meskipun dingin Chandra tak pernah tega melihat seorang sedih karena dia.

** **

Sean dengan muka berseri-seri sedang mengantri membeli es cream untuk gadis cantik yang menunggunya di kursi taman tak jauh dari tempat nya mengantre. Sesekali dia melihat kearah Bie yang tersenyum padanya membuat hati Sean seakan meleleh. Di mata Sean Renbie yang baru di kenalnya adalah gadis yang sangat lembut. Dia bagai seorang putri, denagan wajah cantik alami tanpa di poles makeup tebal. Kenapa Tuhan mengambil suaranya, tapi meski bergitu Renbie begitu sempurna di mata Sean. Setelah mendapat es cream dia langsung menghampiri Bie, bisa jalan Bie adalah keberuntungan buat Sean. Bie juga demikian dia sangat terharu karena Sean tak mempermasalahkan kekurangannya.

"Gimana enak ?"

Renbie mengangguk kemudian tersenyum lembut pada Sean, mungkin Renbie tak sempurna tapi ini kencan pertama yang paling sempurna dalam hidup Sean.

**

Berbanding terbalik dengan Sean ini kencan terburuk dalam hidup Chandra, dia sudah sangat lelah di bawa Soya berjalan kesana kemari. Soya seolah punya segudang batre dalam tubuhnya yang tak cepat habis dia sangat aktif juga ceria. Karena kakinya sudah sakit Chandra kemudian duduk di pembatas jalan menepuk-nepuk kakinya, siapa tau pegal itu hilang.

"Ahhh kenapa hasil fotonya gini "

Soya kesal melihat hasil foto box yang mereka lakukan. gambar dirinya terlihat bagus, tapi Chandra dalam semua foto hanya terlihat dari leher kebawah. Soya lupa menyuruh nya menunduk Chandra sangat tinggi. Chandra yang melihat itu tanpa sadar tersenyum, rasa kesalnya terbayar dengan foto box yang gagal.

**

Siang itu Kai hanya di rumah. Menggunakan kaos tanpa lengan, dengan celana pendek dan rambut acak-acakan. Sepertinya Kai juga belum mandi, dia hanya diam di depan layar computer memainkan game onlen. Mamak nya beberpa kali mondar mandir di depan pintu kamar Kai yang terbuka dia heran melihat anak bungsu nya yang bandel tak kemana-mana hari libur begini.

"Mamak sedang apa di sini ? "

Bapak Kai yang bebas tugas juga sedang di rumah begitu tau Kai juga di rumah dia langsung masuk kamar Kai. Ini kesempatannya untuk memarahi anak bungsunya yang bandel. Sudah seminggu Kai kucing-kucingan dengan Bapak karna nilai rapor nya sangat jelek pasti Kai akan di ceramahi habis-habisan jadi dia berusaha untuk tak bertatapan langsung dengan Bapak nya itu. Tapi hari ini nasib Kai sedang benar-benar sial, Kenapa pula dia lupa mengunci pintu kamar.

"Bagus kamu di rumah !"

"Suara horor ini "

Kai menoleh. Lalu mendapati bapak nya sedang bertolak pinggang memelototinya.

"Bapak ? "

"Kenapa kaget lihat Bapak kaya liat hantu saja kamu !"

Hari ini benar-benar hari kelabu untuk Kaisar yang malang. Sudah jelas dia di marahi habis-habisan oleh Bapak nya bahkan dia di hukum, tak boleh bawa mobil selama sebulan penuh dan uang jajan nya di kurangi. Yang lebih Kai takutkan adalah bapak nya akan memberinya tutor untuk belajar di rumah. Itu artinya dia tak bisa main sehabis sekolah, tak bisa clubing lagi, juga tak bisa PDKT lagi dengan para gadis cantik di club' malam.

"Kenapa harus menyewa tutor Kai bisa belajar sendiri ko pak "

"Jika memang kau bisa belajar sendiri mungkin nilai mu tak akan separah ini, coba lihat kaka mu dia sangat pintar dan menjadi dokter ternama di kota ini mau jadi apa kau Kai. Bapak hanya mau kau belajar yang benar "

Selalu ini akhirnya di samakan dengan kakanya yang pintar dan sempurna Kai merasa dia adalah produk gagal yang tak berguna. Mamak nya yang melihat Bapak sudah keterlaluan segera masuk dan meminta Bapak untuk meninggalkan Kai .

"Sudah pak, Kai ini untuk kebaikan mu nak Mamak sama Bapak sayang sama kamu "

"Bapak cuma sayang sama kaka sudahlah terserah kalian "

Dan akhirnya Kai menerima saja, apapun yang dia lakukan akan selalu salah di mata Bapak nya itu.

**

Hari minggu berlalu ini senin pagi ketiga pria tampan itu sudah bersiap-siap pergi sekolah, mereka seperti biasa bertemu di gerbang dan berjalan beriringan menuju kelas. Berbeda dengan wajah Kai dan Chandra Sean terlihat sangat senang dan terus menatap layar ponselnya memandangi foto nya bersama Bie kemarin. Kai yang selalu penasaran merebut ponsel dari tangan Sean secapat kilat.

"Wahh si Sean gercep banget nih hebat "

"Siapa ini ? "

Chandra ikut nimbrung mengintip ponsel Sean yang di rebut Kai. Melihat foto gadis cantik yang duduk bersebelahan dengan Sean.

"Dia gebetan Sean cewek yang di cafe depan "

"Cantik hebat, loe udah gede ya udah mulai puber haha"

Chandra mengucek rambut Sean yang sudah di tatanya sejak pagi.

"Akhh kalian rese banget siniin hp gue !! "

Sementara ketiga pria tampan itu ribut. Para siswi berkerubung melihat mereka seolah sedang ada konser idol di sana. Mereka bertiga adalah pemandangan pagi yang indah, setelah ketiganya masuk kelas barulah kerubungan itu menghilang membubarkan diri.

Pelajaran pertama di mulai ini mata pelajaran sejarah yang cukup membosankan sampai Kai tidur dengan nyenyak di bangku pojoknya tanpa ketahuan.

"Chan kita ada latihan buat pensi minggu depan kamu bisa ikut kumpul istirahat nanti "

Chandra yang sudah mulai mengantuk mendapat lemparan surat dari Wendi .

"ok "

balasnya dengan menggunakan bahasa isyarat tangan .

Chandra tergabung dengan band sekolah dia sangat pandai bermain alat musik dan suaranya juga merdu, grup band nya akan mengadakan pentas saat pensi nanti dan dia harus ikut kumpulan itu.

Terpopuler

Comments

@cha_gemini

@cha_gemini

my bias exo love you chanyeol

2020-04-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!