Married With Sosiopath
HAPPY READING ❤️
⚠️This story's adult romance and action⚠️
- Hanya boleh dibaca oleh 17 tahun ke atas!
- Setting tempat di Jepang (so, jangan sangkut pautkan sama cerita Indo)
- Tidak diperkenankan komen yang memakai bahasa kasar, vulgar, nama binatang dan serta SARA.
- Mengandung adegan kekerasan, kata-kata umpatan yang tidak layak ditiru.
- Tidak menoleransi segala macam bentuk plagiarisme.
- Jika ada cerita/cerpen/chat story yang memiliki kesamaan dengan cerita ini di platform manapun, bisa DM ke IG @i_kadewa
...◉✿🦋✿◉...
“Nghh …”
Suara lenguhan keluar dari bibir tipis milik gadis bernama Elva. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali melihat tempat yang belum pernah ia temui.
Sangat silau.
Itulah hal yang gadis bermata cokelat itu tangkap ketika ruangan itu penuh dengan cahaya terang dan bunga-bunga di sekitarnya.
“Huh, aku tidak tahu kapan gadis itu bangun. Kita sudah susah payah mencari pengganti Nona muda. Aku tidak mau mendapat hukuman dari Tuan nantinya,”
“Kau benar, kita harus cepat-cepat mempersiapkannya. Jangan sampai gadis itu membuat ulah setelah sadar.Jika tidak kita berdua yang akan tamat.”
Elva mengernyit melihat dua sosok perempuan berbaju pelayan di depannya.
“Di mana aku?”
Dua perempuan itu menoleh ke arah Elva bersamaan. Mendadak Elva merasakan sakit yang amat luar biasa di kepalanya saat dia hendak bangun.
“Hei, kau sudah bangun? Bagus lah kalau begitu. Sebaiknya cepat siapkan dirimu, pernikahanmu akan segera dimulai. Jangan membuat para tamu menunggumu lebih lama lagi.”
“Pernikahan?” tanya Elva kaget sekaligus bingung.
Matanya membulat sempurna saat melihat tubuhnya sudah terbalut sempurna dengan sebuah gaun putih pengantin yang cantik. “Aku … apa-apaan ini? Kenapa aku memakai gaun pengantin? Dan kenapa aku harus menikah?”
Elva benar-benar bingung dengan keadaan sekarang. Bukannyatadi dia sedang pergi ke apotik untuk membeli obat? Lalu kenapa saat dia terbangun sudah berada di sini?
Tidak, ini tidak benar.
Elva ingat ada seseorang yang memukul kepalanya dari belakang. Apa dua orang wanita ini yang melakukannya?
“Kalian! Apa kalian yang telah memukul ku dan membawa ku ke sini?!” tanyanya marah.
“Memangnya kenapa jika itu kami? Kau juga hanya seorang perempuan desa yang lemah dan miskin. Apa yang bisa kau perbuat untuk melaporkan kami?” Pelayan wanita itu tersenyum remeh.
“Kalian-!”
“Sudah cepat jangan banyak bicara dan membuang waktu kami. Meskipun calon suamimu cacat tapi dia sangat kaya. Kami tidak mau Nona muda kami menikah dengan lelaki yang tidak sempurna. Kau sudah beruntung karena kami memilihmu untuk menggantikan Nona kami menikah. Setidaknya kau tidak perlu memakai pakaian gembel seperti terakhir kali kami membawamu.” Dua pelayan itu tertawa kecil setelah mengatakannya.
“Tapi aku masih punya seorang ibu yang membutuhkanku. Bagaimana bisa kalian tega menculikku dan memaksaku untuk menikah?” Air mata Elva langsung turun membasahi pipinya mengingat bagaimana ibunya khawatir nanti. Bisa-bisanya dia ceroboh sampai diculik dan dipaksa menikah begini oleh orang asing.
“Tidak, ibuku pasti cemas. Aku tidak mau menikah! Aku mau pulang bertemu ibuku!” teriak Elva beranjak dari tempat tidur.
“Kau tidak tidak akan pernah bisa kabur dari tempat ini!” tegas pelayan itu sambil mencekal lengan Elva dengan kuat. “Dan ingat! Jangan menangis saat di pernikahan nanti. Kau mengerti?”
Elva menggeleng. Dia berusaha melepaskan cekalan di tangannya dan berteriak kencang.
“Tunggu! Aku tidak mau!” Elva memberontak dengan memukul lengan si pelayan. Namun salah satu pelayan lainnya menahan tangan Elva yang satunya. “Kalian tidak bisa memaksaku! Ini namanya melanggar hukum! Aku tidak mau menuruti keinginan kalian! Tolongggg!!”
“Diam!”
Elva terperanjat ketika pelayan itu membentaknya. Dan satu pelayan yang lain menahan Elva sambil merogoh sakunya, lalu setelah itu menunjukkan sebuah foto.
“Bukankah ini foto ibumu?” Mereka menyeringai melihat reaksinya yang terkejut.
Mulut Elva tidak bisa berkata-kata. Foto itu memang benar ibunya. Dia selalu membawa foto itu kemanapun ia pergi. Tapi sepertinya dua pelayan itu mengambilnya saat mengganti pakaiannya.
“Kalian … apa yang kalian inginkan? Apakah aku mempunyai salah pada kalian? Kenapa melakukan ini padaku?
Sekuat tenaga Elva mencoba melepaskan cekalan mereka. Namun lagi-lagi dia gagal karena kalah tenaga dari dua pelayan itu.
“Kau tahu apa yang akan terjadi pada ibumu jika kau menolak menikah, bukan?” ancam maid itu sambil mencengkeram kedua pipi Elva kuat. Elva menahan perih di pipinya karena kuku-kuku dari pelayan itu menusuk pipinya.
“Apa yang akan kalian lakukan kepada ibuku?” suara Elva bergetar.
Kedua pelayan itu tersenyum miring sambil bertatapan bergantian.
“Kau pasti tidak akan pernah melihat ibumu di dunia ini lagi,” ucap pelayan tersebut.
Demi apapun Elva tidak bisa membayangkan jika ibunya tiada. Apa yang harus dia lakukan? Sementara Elva sama sekali tidak tahu di mana tempat dia sekarang.
Apakah tidak ada pilihan lain?
Elva mengepalkan tangannya dan menatap tajam mereka berdua. “Kalau aku setuju untuk menikah, apa kalian tidak akan melukai ibuku?”
“Tentu saja!” jawab pelayan kemudian, lalu menambahkan, “Dan ingat satu hal lagi, namamu sekarang adalah Deeva. Camkan itu baik-baik!”
Kepala Elva menunduk,“Baik,”
“Bagus! Kami akan mengantarmu pada Tuan. Sebentar lagi pernikahanmu akan segera dimulai. Ingat apa yang kami ucapkan jika kau berani mengacaukannya.” Lalu, kedua pelayan itu keluar dari ruangan dengan membawa Elva bersamanya.
Elva tidak bisa kabur. Kemana pun gadis itu melihat sudut ruangan untuk mencari kesempatan melarikan diri, tapi ternyata ada sekelompok pengawal yang berjaga. Dia juga dijaga ketat oleh kedua pelayan di sampingnya ini, sampai mereka berada di ruangan yang mana ada seorang pria berwajah keriput dengan kumis tipis.
“Tuan, kami sudah membawa pengganti Nona muda seperti yang kau minta.”
Pria yang dipanggil 'tuan' itu mengamati Elva dari ujung atas sampai ke bawah. Dia menghisap rokoknya lalu berkata,“Kalian mengerjakan tugas dengan baik. Kalian boleh pergi sekarang.”
Kedua pelayan itu menurut. Sekarang, Elva hanya ditinggalkan sendirian bersama pria paruh baya itu.
“Tuan, aku mohon tolong lepaskan aku. Aku masih memiliki ibu yang membutuhkanku. Dia sedang sakit, dan jika aku tidak bersamanya siapa yang akan merawatnya Tuan?” Elva berlutut di depan pria itu dengan air mata yang bercucuran.
“Kami hidup hanya berdua. Jika aku meninggalkannya, apa yang akan terjadi pada ibuku nanti? Asalakan Tuan bisa melepaskanku, kelak untuk membalas budi aku akan bersedia melakukan apapun untuk Tuan,” ujar Elva memohon.
Pria itu terkekeh, “Jika aku melepaskanmu lalu siapa yang akan menggantikan putriku, hm?” Kemudian menarik tangan Elva paksa. Mengusap air mata yang merusak riasan pengganti putrinya dengan tangan kasarnya.
“Tapi jika aku yang menikah, bukan kah lelaki yang akan menjadi suami putrimu akan sadar?”
“Kau cukup pintar juga rupanya," puji pria itu sembari menghisap rokoknya lagi. “Tapi sayangnya kekhawatiran mu itu tidak akan membuatmu pergi dari sini. Karena putri ku Deeva tidak pernah berjumpa dengan Tuan Zeyan Kai bahkan sekali pun.”
“Jadi turuti kemauanku, aku tidak mau putriku menikahi lelaki yang tidak sempurna. Orang cacat tidak pantas bersanding dengan mutiara seperti putriku. Dan jika kau menolak, kau akan tahu apa yang akan terjadi pada ibumu bukan?” ucapnya menepuk-nepuk kepala Elva.
...BERSAMBUNG...
Contact me : IG @i_kadewa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Bunga Syakila
menyimak
2021-10-18
0
v
bagus
....tapi aku bacanya Eva aja gampangan 😀
2020-10-12
3
Mara_chan
bagus cuman baca nama Elva susah banget rasanya 😆
2020-10-09
2