MWS : PART IV

...JANGAN LUPA ABSEN YA YEOROBUN👋👋😌...

...◉✿🦋✿◉...

Manik kelam Zeyan melotot ke arah Elva. Gadis itu tersudut dengan tubuh bergetar yang basah. Badannya gemetar karena kedinginan atas pancuran air shower. Zeyan ini seperti psikopat yang hobi menyiksa tubuh dan juga mentalnya dari awal bertemu. Tidak ada aura persahabatan sama sekali

“Pertama, kau menolak perintahku. Dan sekarang kau sudah berani menamparku?” Zeyan mencubit dagu Elva dengan kuat, membuat pemiliknya meringis kesakitan.

“Apakah seperti ini saat seorang lelaki mendekatimu? Berpura-pura polos lalu mengelabui semua pria, huh?!” bisiknya di dekat telinga Elva.

“Kuberi tahu satu hal, selain menjadi pel*cur … kau juga pantas menjadi seorang aktris.”

Elva menggeleng keras.

“Ralat, yang ku maksud adalah aktris erotis.” sambung Zeyan dengan seringai tipisnya.

“Sudah aku katakan, aku bukan lah pengantin wanitamu! Aku hanya gadis pedagang buah,” tegas Elva meyakinkan.

“Namaku Elva, aku tinggal di sebuah desa kecil bernama Iyashi. Ibu ku bernama Tari. Kalau kamu mau, kau bisa mencari ibu ku di sana. Sungguh Tuan, aku tidak berbohong sama sekali padamu.Kau bisa mencari tahunya sendiri jika tidak percaya.”

“OMONG KOSONG!” Zeyan menampar wajah Elva dengan kasar.

“Apa kau masih berpikir setelah mengucapkan semua ini, aku akan mempercayaimu lalu melepaskanmu, begitu?”

“Tidak, aku berkata jujur.” Elva merasakan rambutnya ditarik oleh Zeyan. Sakit dan perih. Rambutnya memang tebal, tapi jika ditarik seperti ini tentu saja akan rontok.

“Kau benar-benar harus mendapat hukuman!” Zeyan lalu membawa Elva masuk ke dalam sebuah gudang yang usang dan berdebu. Mendorong Elva lalu kemudian menguncinya dari luar.

“Kau akan tinggal di sini semalaman. Jangan sampai setelah kau mendapat hukuman ini, kau masih berani membicarakan omong kosongmu itu. Jika kau pintar, renungkan lah baik-baik kesalahanmu.” ujar Zeyan lalu pergi begitu saja meninggalkan Elva yang menggedor-gedor pintu dengan keras.

“Keluarkan aku hikss … aku bicara yang sebenarnya,” Elva terus menggedor pintu. “Ibu ku sakit … aku harus membawakannya obat. Aku mohon lepaskan aku!!”

Tubuhnya semakin lemas dan merosot ke bawah. Bajunya yang basah membuat Elva kedinginan di gudang yang gelap itu.

“Kenapa kau tidak mau mempercayaiku?” ucapnya lirih.

Elva bersandar di balik pintu. Bibirnya terlihat pucat. Maniknya meredup melihat cahaya matahari yang mulai lenyap di arah ventilasi. Berjam-jam Elva di kurung hingga malam. Tubuhnya benar-benar lemas dan tidak bertenaga. Dia butuh sesuatu untuk dimakan. Sampai akhirnya Elva merasa pintu tengah dibuka.

“Nyonya,” Pak Zhang masuk sambil membawakan nampan berisikan makanan. “Nyonya cepatlah makan. Kemarin kau juga tidak makan bukan?”

“Aku ingin pulang pak Zhang,” ucap Elva menepikan rasa laparnya.

“Tapi di sini adalah rumah Nyonya sekarang.”

“Bukan,” Elva menggeleng lemah.

“Aku bukan lah istri dari Tuan muda kalian. Aku diculik dan dipaksa menikah dengannya. Tolong percayalah, kenapa kalian tidak mau mempercayaiku?”

“Nyonya, saya mohon kamu tidak boleh bicara seperti itu lagi,” Pak Zhang menegur.

“Kenapa? Kamu juga tidak mempercayaiku?” Pak Zhang terdiam.

“Aku masih punya ibu yang harus kurawat. Dia sakit, aku seharusnya ada di sampingnya pak Zhang. Bagaimana jika pak Zhang di posisiku? Pak Zhang juga memiliki ibu bukan?” tanya Elva emosional.

“Tidak, ibu saya sudah meninggal.”

“Maka bayangkan saja jika ibumu masih hidup. Bagaimana perasaanmu jika itu terjadi padamu?” Elva semakin terisak tanpa rasa bersalah mengatakan itu kepada pak Zhang. Dia menenggelamkan wajahnya di lekukan kedua tangan.

“Tidak baik untuk kesehatanmu jika terus menangis, Nyonya. Kalau apa yang kamu ucapkan benar, setidaknya makanlah ini. Ibumu akan sedih jika kamu kelaparan nanti 'kan?” bujuk pak Zhang lembut. Elva mendongak menatap pria yang sedikit tua darinya tersenyum simpul.

“Kau … percaya padaku 'kan?”

“Sulit percaya pada kata-kata kamu, Nyonya. Tapi yang terpenting, sekarang kamu harus makan dulu,” ucap pak Zhang seraya menyodorkan makanan. “Saya juga membawa baju ganti untukmu. Maafkan saya karena terlambat membawanya.”

“Tidak perlu. Yang kubutuhkan hanya lah pergi dari sini. Aku tidak mau bertemu dengannya lagi.” Elva mendorong baju itu kembali.

“Tuan muda akan marah jika kamu seperti ini.” kata pak Zhang dengan halus.

“Dia memang selalu marah padaku. Kau lihat, wajahku bahkan dipukul olehnya,” Elva mengadu.

“Ada yang harus kau ketahui, Nyonya. Sebenarnya Tuan muda kami tidak bisa mengendalikan amarahnya. Saat emosinya memuncak, apapun yang ada di hadapannya akan ia hancurkan.” jelas pak Zhang membuat Elva mengernyit. “Dia memiliki IED. Kami juga sudah beberapa kali membawa psikolog untuk mengobatinya. Namun bukannya sembuh, Tuan Zeyan malah mematahkan lengan para psikolog yang kami bawa.”

Pak Zhang mengembuskan napas mengingat kejadian waktu itu.

“Maka dari itu sebaiknya kamu jangan membuat Tuan marah lagi ya?” pinta pelayan itu kemudian.

“Itu artinya kau ingin aku tinggal dengan seorang psikopat?”

“Tidak.Tuan Zeyan bukan psikopat. Meski sifat tuan seperti itu, sebenarnya dia orang yang baik. Dia juga masih mengerti apa yang salah dan benar untuk dilakukan. Apa yang Tuan Zeyan lakukan padamu hari ini, itu memang tujuannya. Nyonya adalah keluarga Surya, dan juga istri dari tuan Zeyan. Walaupun apa yang dilakukannya memang salah, tapi itu lah yang sudah dijanjikan Tuan Surya sebelum Nyonya dan Tuan menikah.” jelas pak Zhang membuat Elva sedikit tak paham.

Pak Zhang kembali memberikan baju pada Elva.

“Cepatlah ganti pakaian mu Nyonya. Sebentar lagi Tuan datang, kami juga tidak diperbolehkan bertemu denganmu sebenarnya. Tapi saya khawatir pada kesehatanmu. Jadi, saya mohon kamu makanlah.” sambung pak Zhang lalu pergi meninggalkannya.

Akhirnya Elva menurut juga. Dia memakan makanan yang dibawa pak Zhang dan mengganti pakaian tanpa mandi. Elva takut jika dia pergi ke bawah lalu bertemu dengan Zeyan pasti akan terjadi hal buruk lagi padanya.

CKLEK

Pintu terbuka karena memang pak Zhang tidak menguncinya kembali. Zeyan ada di sana berdiri dengan kemejanya yang sedikit terbuka acak-acakan dan menampilkan dada bidangnya. Elva bergerak mundur saat laki-laki itu mulai melangkah mendekatinya dengan gontai.

“Kau … apa yang mau kau lakukan?” Elva bergerak mundur lagi tapi Zeyan menubruknya sehingga mereka berdua jatuh ke atas matras yang ada di belakang.

Seketika aroma alkohol menyeruak melalui indra penciuman gadis itu. Ternyata Zeyan sedang mabuk. Elva mengguncang bahu Zeyan perlahan.

“T-tuan … tubuhmu sangat berat,” ucap Elva menahan bobot tubuh Zeyan yang menimpanya.

“Diam lah …” Zeyan bergumam pelan.

“Apa kau tidak tahu aku sedang kelelahan?” Tangannya malah mengelus leher Elva dengan mata terpejam. Membuat tubuh gadis cantik itu menjadi kaku hanya dalam sekejap.

“Awhh!” pekik Elva saat ia merasa lehernya digigit kuat. “Apa yang kau lakukan?!” ujar Elva panik dan berusaha mendorong tubuh bidang Zeyan, namun tenaganya tidak cukup untuk membuat lelaki itu menjauh darinya.

“Sstt …” Zeyan menempatkan telunjuk di bibirnya yang ranum. Dia tertawa jenaka sambil tersenyum aneh, “Sebentar saja, malam ini aku ingin memakan mu dengan puas.”

...BERSAMBUNG...

Contact me : IG @i_kadewa

Terpopuler

Comments

Meylin

Meylin

masih blm paham kenapa ko bisa di culik c Elva apa kesalahannya 🤔

2021-09-11

0

Susan Line

Susan Line

jangan di gudang dong ah kasian🤣🤣

2020-11-08

1

Yudi Yudi

Yudi Yudi

semngat up ya

2020-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!