...Enjoy my story' and give me vote/gifts....
...SELAMAT MEMBACA ❤️🦋...
...◉✿🦋✿◉...
Elva benar-benar gugup saat menuju altar pernikahan bersama pria tua yang ia yakini adalah ayah dari mempelai wanita yang asli. Jantungnya berdegup kencang hanya dengan membayangkan bagaimana nasibnya ke depan.
Gadis yang memakai gaun pengantin putih polos serta kerudung tembus pandang dengan dihiasi mahkota mewah di kepalanya mengerutkan kening karena melihat mempelai pria tidak ada di sana. Seharusnya mempelai pria menunggu di altar pernikahan bukan? Tapi mengapa tidak ada. Apa pernikahannya tidak jadi diadakan?
“Jadi ini putri dari keluarga Surya?”
“Aku sangat kasihan padanya karena menikahi seorang lelaki cacat,”
“Bukan hanya itu, kudengar mempelai pria ini sangat kejam.”
“Kau benar, kudengar keluarga Surya menikahkan putrinya hanya untuk membayar hutang.”
“Ck ck ck, sayang sekali gadis secantik itu harus menikahi laki-laki yang cacat dan kejam.”
“Aku tidak mengerti kenapa tuan Surya setuju putri kesayangannya itu menikah dengan lelaki cacat.”
Berbagai macam bisikan dari para tamu undangan terdengar di telinga gadis itu. Tubuhnya bergetar mengingat ucapan mereka. Kejam? Apakah dia akan dinikahkan dengan seorang psikopat
“Kau tidak perlu terkejut. Calon suamimu memang tidak datang. Kau hanya perlu tanda tangan di altar pernikahan dengan saksi semua orang. Setelah itu kau sudah resmi menikah secara hukum,” bisik ayah Deeva ketika Elva mencapai altar pernikahan.
Sebenarnya Elva ingin sekali menangis. Dia tidak tahu kesalahan apa yang ia buat hingga Tuhan menghukumnya seperti ini. Namun Elva tidak ingin ibunya menderita. Gadis itu tidak mau membahayakan nyawa ibunya karena dirinya. Elva tidak punya siapa-siapa lagi jika ibunya meninggalkannya pergi.
Mengusap air matanya, Elva segera menandatangani surat pernikahan itu sampai upacara pernikahan selesai.
“Hei, cepat ikut denganku!”
Elva menoleh ke arah suara itu berasal. Ada salah satu pelayan yang bersamanya tadi pagi.
“Aku akan mengantarmu ke depan. Kau akan pergi ke rumah suamimu sekarang. Jadi bersiap-siap lah untuk itu,”
“Bisakah aku bertemu ibuku dulu? Aku khawatir dia akan cemas karena putrinya tiba-tiba menghilang.” pinta Elva memohon. Tetapi pelayan itu menolak dengan tegas.
“Tidak, kau akan kabur jika aku mengabulkan permintaanmu,”
“Kumohon …”
“Aku bilang tidak! Cepat naik! Mobilnya sudah sampai. Jangan terus-menerus menangis seperti anak kecil. Kau sudah besar dan jangan berlagak cengeng seperti itu!” Pelayan itu menarik paksa Elva ke depan.
Dia masuk ke dalam lamborgini mewah. Gadis itu memeluk tubuhnya saat berada di dalam mobil. Ruangan asing dan tempat yang asing, membuat perasaannya semakin gelisah dan campur aduk. Baru beberapa jam, dan Elva sudah menikah saja dengan orang yang tidak dia kenali.
Setibanya di sana, Elva disambut oleh banyak pelayan yang berjejer rapi didepannya. Manik cokelatnya terpana melihat sebuah rumah yang sangat besar dan mewah bak kastil kerajaan di negeri dongeng. Namun bedanya Elva bukanlah seorang putri bangsawan, melainkan seorang korban penculikan ilegal sebagai pengantin pengganti.
“Nyonya, silahkan ikuti aku.”
Seorang pelayan pria menuntun Elva ke dalam rumah.
“Di atas adalah kamar Tuan muda. Nyonya pergilah ke sana, Tuan sudah menunggumu dari tadi.”
“Anu, aku ingin mengatakan sesuatu.” ujar Elva. Pelayan itu pun menoleh. “Begini sebenarnya aku ada beberapa masalah dan kesalahpahaman yang terjadi, jadi aku ingin memintamu untuk—”
“Tuan kami memiliki segalanya, Nyonya. Jika kau membutuhkan sesuatu kau boleh memanggil pelayan manapun termasuk saya.” potong pelayan itu.
“Iya, tapi yang sebenarnya aku—”
“Tuan kami tidak suka menunggu. Maaf jika lancang, tetapi lebih baik Nyonya cepat temui Tuan. Dia orangnya sedikit tidak sabaran dan temperamental. Harap maklumi sifatnya jika Nyonya nantinya akan terganggu.”
Baru saja Elva hendak bicara, namun pelayan pria itu sudah pergi meninggalkannya. Elva merasa canggung sekaligus tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti ucapan pelayan tadi dan menyusuri anak tangga untuk mencari kamar dari pemilik rumah ini.
Kemudian Elva mengetuk pintubeberapa kali setelah sampai di depan kamar Tuan rumah ini yang ditunjukkan pelayan wanita yang di lewatinya tadi.
“Apa ada orang?” panggil Elva dari luar.
Elva mengusap kedua bahunya. Gaun pengantin tanpa lengan ini membuatnya sangat kedinginan. Ditambah lagi suhu ruangan di rumah ini benar-benar membuatnya menggigil.
“Apa ada orang?” sekali lagi Elva mengetuk pintu. Tetapi tetap saja tidak ada jawaban. Dengan ragu, gadis itupun membuka pintunya perlahan.
Terdengar suara shower ketika ia memasuki kamar tersebut. Elva mengedarkan pandangannya menatap pintu berbahan seperti kaca namun buram yang mengeluarkan suara guyuran shower. Ia bisa melihat siluet seorang pria dengan tubuh atletis yang sedang menggosok tubuhnya.
“Apa … dia laki-laki yang suamiku?”
CKLEK
Perhatiannya segera tertuju ke arah pintu yang terbuka. Seorang lelaki dengan handuk yang melilit di pinggangnya berdiri tegap di depan Elva. Tubuh atasnya telanjang dengan beberapa bulir air yang mengalir. Sial! Laki-laki benar-benar membuatnya terpesona hanya dengan sesaat.
Sesaat manik mereka bertemu, Elva menelan ludahnya saat lelaki itu mengangkat satu alisnya sambil memberinya tatapan membunuh.
“Siapa kau?”
“Aku … aku …” mulut Elva rasanya terkunci tatkala lelaki itu mendekat padanya.
“Aku bilang siapa kau?” Suara bass lelaki itu terdengar berat dan mengintimidasi Elva sehingga ia menelan ludah gugup. Laki-laki yang memiliki wajah tampan dan rahang yang tegas serta hidung yang mancung itu semakin mendekat dan mengangkat dagu Elva.
Gadis itu pun tersentak dan tak bisa mengalihkan pandangannya dari manik kelam yang segelap malam itu menusuk indra penglihatannya.
“Maaf … Tuan. Mungkin, mungkin aku salah kamar,” Elva memejamkan matanya takut. Dia tidak tahu harus berbuat apa dalam keadaan tubuh yang sedekat ini. Hembusan napas lelaki itu seperti ombak yang menyapu permukaan wajahnya dengan halus.
Elva menelan ludah, “Aku … aku cuma diminta datang ke sini oleh pelayan tadi. Aku tidak bermaksud untuk mengganggumu.Sumpah.”
Alis lelaki itu kembali terangkat. Sedetik kemudian ia paham mengapa perempuan ini berada di dalam kamarnya.
“Jadi kau adalah istriku?” tanya lelaki itu dingin.
“Hah?” Elva menatap lelaki itu cengo.
Bukankah suaminya orang yang cacat? Tapi kenapa tiba-tiba berubah menjadi lelaki sempurna bak pangeran kerajaan seperti ini? Bahkan tidak ada bekas luka atau semacam kaki lumpuh padanya. Melainkan tubuh yang atletis dan paras tampan dengan pahatan yang sangat sempurna. Seolah-olah lelaki di depannya ini adalah sebuah mahakarya dari seniman terkenal. Sempurna dan enak dipandang.
“Kau … suamiku?”
“Hm?” Bibir lelaki itu membentuk senyuman tipis.
Elva hampir saja terpesona jika pria itu tidak memegang tangannya tiba-tiba. Kemudian menarik pinggangnya sampai tubuh mereka berdekatan.
“Karena kau adalah istriku, sekarang, penuhilah kewajibanmu sebagai istri.”
...BERSAMBUNG...
Contact me : IG @i_kadewa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
nhe-nhe
kaya beauty and the beast ya
2021-08-17
0
Josephine Marco Lourdes
enak saja....pangeran kaleeee
2021-02-05
0
jeje vollball
sudah ku duga
2020-12-04
1