MWS : PART III

...KOMEN, LIKE, VOTE, SHARE JUGA YA YEOROBUN🦋❤️...

...•••...

...Elva 21 tahun...

...(Cute mode)...

...Zeyan Kai 27 tahun...

...(Cool CEO mode)...

...◉✿🦋✿◉...

“Penuhilah kewajibanmu sebagai istri.”

Kalimat itu terus berputar di kepala Elva. Apakah yang lelaki ini maksudkan adalah hubungan suami-istri yang hiya-hiya? Jika itu benar, maka Elva belum siap. Dia hanya seorang pengantin pengganti yang tidak tahu apapun.

“Tuan, aku … aku mohon padamu. Aku tidak siap melakukannya sekarang.” Elva menangkupkan kedua tangannya memohon.

“Apa yang kau pikirkan?” Lelaki itu mengernyit heran. Lalu kemudian matanya menyipit ke arah gadis itu curiga. “Jangan bilang … kau berpikir aku memintamu untuk melakukan hubungan intim antara suami-istri?”

“Eh?” kepala Elva mendongak sambil menatap suaminya bingung. Memangnya bukan?

“Ingat lah, aku sama sekali tidak selera dengan tubuh kotormu itu!” sarkasnya seraya tersenyum dingin. “Aku hanya meminta padamu memakaikan pakaianku.”

“Tapi … tuan itu, aku kan—”

“Kau berani menyebutkan kata 'tapi' padaku?!” Elva langsung terkesiap mendengar bentakannya. “Cepat ambil pakaian di lemari dan pakaikan padaku!”

“B-baiklah, Tuan.”

Elva mengambil satu set pakaian dari dalam kemudian menghampiri suaminya. Pipinya merona secara tak sengaja saat mengambil celana dal*m milik pria itu. Ini pertama kali baginya melihat pakaian dal*m seorang pria dalam hidupnya. Tapi kenapa bagian depan celana dal*m pria sedikit menggelembung? Apa manfaatnya?

“Zeyan Kai,” ucap lelaki itu disela-sela Elva memasangkan pakaiannya. “Itu namaku. Kau boleh memanggilku dengan sebutan apapun.”

Elva hanya mengangguk singkat lalu melanjutkan kegiatannya. Setelah selesai memasangkan pakaian bagian atas, Elva menyodorkan celana yang langsung membuat Zeyan menautkan alisnya.

“Pakaikan!”

“Apa?”

Ia tak salah dengar kan? Pakaikan? Yang benar saja! Pria ini bukan bayi besar sampai Elva harus mengurusnya seperti bocah.

“Maksudmu aku harus memasangkannya?”

“Memangnya kau tuli?Apa ada orang lain lagi di ruangan ini selain dirimu?” tanya Zeyan memutar bola matanya malas.

“Iya tapi … bagaimana aku—”

Zeyan melototkan matanya tajam. Tatapan yang menakutkan seolah tidak ingin dibantah siapa pun. Dengan sangat berat hati, tangan kecilnya meraih handuk yang melilit di pinggang Zeyan kemudian melepasnya.

“Apa kau bodoh?!” Zeyan mendorong Elva dan memakai handuknya lagi. Gadis itu malah melepas handuknya dan menampilkan cobra panjang kesayangannya.

“Kau pikir dengan menggodaku seperti itu aku akan menyet*buhimu?!”

“Tapi bukan kah Tuan sendiri yang memintaku,” ujar Elva membela diri.

“Kau tidak perlu melepasnya bodoh!” bentak Zeyan marah. “Bagaimana bisa seorang wanita dengan mudah membuka pakaian pria? Oh aku lupa, aku memang menikahi wanita rendahan yang amat kotor seperti dirimu!” ejek Zeyan lalu meludah sembarangan.

“Tidak, aku bukan Tuan..hiks.” Elva malah menangis tersedu. Lagi pula, siapa yang memakai celana dal*m tanpa melepas handuk? Pria ini sinting atau kurang waras, sih? Ada-ada saja!

“Sebenarnya aku bukan orang yang akan menikah denganmu. Aku cuma perempuan yang disuruh menggantikan pengantin wanita,” jelas Elva.

“Apa yang kau bicarakan?” Zeyan langsung memegang dagunya kuat. Tidak peduli ucapan tak masuk akal yang gadis ini lontarkan.

“Aku bukan lah putri dari keluarga yang mau kamu nikahi. Aku hanya lah gadis biasa dari desa yang diculik,” ujar Elva sambil menahan tangisnya.

“Kau pikir setelah mengatakan itu aku akan percaya?” Zeyan terkekeh sinis. Merasa ucapan yang dikatakan Elva hanya lah sebuah bualan semata. “Kau hanya lah perempuan rendah yang dinikahkan denganku karena hutang. Dengan adanya kau di sini, aku bisa melampiaskan amarah ku padamu.”

“Tidak, kumohon. Aku benar-benar berkata jujur.” Elva berusaha menjelaskan yang sebenarnya. Tapi dengan pergerakan tiba-tiba Zeyan mendorongnya ke kasur lalu menindih tubuh mungilnya dari atas membuat gadis itu tak leluasa untuk bergerak.

“Sekali lagi kau bicara omong kosong, aku akan melukaimu dengan tanganku sendiri,” ancam Zeyan sambil berusaha membuka resleting gaun Elva.

“Jangan, Tuan.” Elva mendadak panik. Namun seolah menulikan pendengarannya, Zeyan terus melanjutkan aksinya. Sampai Zeyan berhasil membuka setengah resleting itu, lalu dengan refleks Elva mendorong tubuh Zeyan sampai terjatuh.

“J*lang! Kau berani mendorongku!” Zeyan menatap Elva nyalang.

“Maaf, maafkan aku Tuan.” sesal Elva gemetar ketakutan. Gadis itu langsung pergi keluar dengan cepat. Beruntung Zeyan tidak mengejarnya sampai ke bawah.

“Nyonya, kenapa kau berlari?” Pelayan pria yang menyambut Elva tadi bertanya. Wajah Elva terlihat pucat, berantakan, dengan sedikit lebam di antara kedua pipinya karena cengkraman Zeyan tadi.

“Tolong … aku ingin pulang.”

Keadaan Elva sangat kacau sekali. Ia bisa gila jika diperlakukan seperti tadi dan seterusnya. Ini pertama kalinya ada orang yang memperlakukannya kasar dan sehina ini.

“Aku, aku tidak ingin ada di sini. Ini bukan tempatku, aku bukan pengantin wanita yang asli. Kumohon, bebaskan aku dan biarkan aku pulang.”

Pelayan pria itu tak tahu harus menjawab apa. Saat ia akan bicara, dia melihat Tuan mudanya---Zeyan di atas tangga. Zeyan menggelengkan kepalanya seolah memberitahu jangan membiarkan wanita itu pulang.

“Nyonya, kau harus tenang. Ikutlah dengan ku, aku akan menyuruh pelayan wanita mengurusmu.” bujuk pelayan pria tersebut. Elva akhirnya menurut, dia mengikuti saran pelayan tadi untuk menenangkan diri.

Sementara di sisi lain, Zeyan yang sedang di kamarnya berpikir sambil berpangku tangan. Menurut kabar yang beredar, putri keluarga Surya adalah wanita rendahan yang tidur dengan banyak pria. Tapi kenapa Zeyan merasa gadis itu tidak terlihat seperti yang ia dengar. Wanita itu malah bereaksi ketakutan ketika Zeyan ingin menyentuhnya.

Tapi Zeyan lebih memilih tidak peduli. Ia ingat seorang wanita malam selalu menampilkan wajah polosnya, dan itu adalah salah satu trik yang beracun dan sangat murahan.

...••🦋••...

Di ruang makan Zeyan terlihat khidmat dalam memakan sarapannya. Tidak ada satu pun orang yang bicara sampai Zeyan akhirnya membuka suara.

“Di mana dia?”

“Maksud Tuan adalah Nyonya?”

“Hum, kau kemarin mengurusnya. Lalu kenapa dia tidak ikut sarapan pak Zhang?”

Pelayan bernama Zhang itu menjawab, “Tuan, Nyonya menolak ikut sarapan. Dia memilih untuk tetap berada di kamarnya.”

“Menolak?” ulang Zeyan dengan nada tak suka.

“Iya, Tuan. Mungkin Nyonya kelelahan.”

“Kelelahan? Aku belum melakukan apapun kepadanya dan dia sudah kelelahan?” Zeyan berdecak kecil. “Cepat panggilkan dia!"

“Akan saya panggilkan,” Pak Zhang pergi memanggil Elva. Setelah beberapa menit kemudian dia kembali menghadap Zeyan. “Maaf Tuan, Nyonya tetap menolak.”

“Berani-beraninya dia!” Zeyan membanting sendoknya ke lantai. Semua pelayan menunduk takut melihat amarah tuan mudanya. “Dia pikir dia siapa? Sudah dijual oleh ayahnya sendiri masih bersikap sombong? Biar kuberi dia pelajaran karena berani menolak perintahku.”

Zeyan pergi menuju kamar tamu. Karena kejadian semalam, sepertinya gadis itu ketakutan sehingga memilih tidur di tempat lain.

BRAKK

Elva tersentak melihat Zeyan yang datang dengan menendang pintu. Pria itu menarik tangan Elva dan membawanya keluar dari kamar.

“Ke mana kau mau membawaku?!” Elva mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Zeyan.

“Kau hanyalah perempuan rendahan yang tidur dengan banyak pria! Beraninya kau menolak datang atas perintah tuan mu, huh??!” Zeyan mempererat genggamannya, bahkan sampai pergelangan gadis itu memerah. “Kau pikir siapa dirimu sampai berani bersikap seperti itu padaku? Sadar! Ayahmu menikahkanmu sama saja dia menjualmu padaku!”

Zeyan mendorong tubuh Elva ke kamar mandi, lalu mengguyur tubuh Elva dengan shower. Membuat baju putih Elva yang dikenakan menjadi transparan. Sontak Elva langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan.

“Kenapa kau menutupinya? Bukan kah kau sudah terbiasa menunjukkannya? Lalu untuk apa bersikap jual mahal dan sok suci di depanku?” tanya Zeyan dengan tatapan jijik.

“Aku bukan perempuan seperti itu, hiks.”

“Kau masih berusaha menyangkal?!” Zeyan semakin emosi. “Pura-pura menangis supaya aku mengasihanimu, begitu?”

“Aku bukanlah Deeva! Aku di suruh menggantikan pengantin wanita karena dia tidak ingin menikah dengan pria yang cacat. Aku berkata jujur, tolong lepaskan aku. Apa yang harus kulakukan agar kamu mempercayaiku?” Elva berteriak di bawah guyuran shower kamar mandi.

Zeyan yang melihat itu hanya tertegun sejenak. Berusaha mempercayai ucapan Elva karena terdengar masuk akal di telinganya. Ia mengamati Elva seksama, sangat jelas dia terlihat seperti wanita yang rapuh, polos dan butuh perlindungan. Karenanya, secara tak sadar Zeyan menyentuh kepala Elva. Namun tanpa sengaja gadis itu malah melayangkan tamparan keras di wajah tampannya.

Apa yang sudah aku lakukan? Elva menutup mulutnya terkejut.

“Kau … berani menampar wajahku?!”

Zeyan kembali ke mode iblisnya. Segala rasa kasihan yang mendadak datang langsung hilang karena panas di pipinya yang menjalar.

...BERSAMBUNG...

Contact me : IG @i_kadewa

Terpopuler

Comments

Josephine Marco Lourdes

Josephine Marco Lourdes

makin panas...

2021-02-05

0

Woeland Dhewi

Woeland Dhewi

selanjutnya..

2021-01-26

0

ikha we

ikha we

seru kak

2020-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!