Hari minggu adalah hari yang sangat dinanti-nanti oleh Zia dimana ia merencanakan berlibur dengan Rio ke pantai di luar kota. Perasaan menggebu-gebu itu karena sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan kekasihnya untuk berlibur bersama.
Namun ada satu yang mengganjal di hati. Ia bingung untuk mencari alasan tepat untuk meminta izin kepada orang tuanya. Ia ragu saat mendekat kearah Ibu–Ayahnya yang sedang duduk berdampingan di kursi teras.
Sebelum melangkah ia menarik nafas panjang agar tidak terlihat gugup memberanikan diri untuk berbohong. Hal ini sangat sulit karena ia tipe anak yang jarang berbohong.
"Ayah–Ibu," sapanya ragu.
Kedua orang tuanya seketika menoleh saat mendengar suara ia memanggil.
"Waah Kamu maunkemana, Zia? Tumben pagi-pagi sudah rapi dan cantik," kata Ibu.
Ia semakin gugup meski sebelumnya ia sudah berlatih. Tapi, saat berhadapan dengan mereka lidahnya terasa kaku saat akan berucap.
"Kamu mau kemana?" tanya Ayah tanpa menoleh kearah Zia. Hanya fokus membaca surat kabar.
"Ak–aku ...." ucapnya terbatah-batah.
Ibu menautkan alis menunggu ucapan Zia. "Mau kemana, nak?" tanyanya.
"Aku mau ke pantai." Akhirnya setelah ia susah-payah untuk berucap kalimat itu keluar juga. "Hari ini aku ada janji dengan Arini, kami akan pergi untuk menghabiskan akhir pekan ke luar kota."
"Benarkah?" tanya ayah.
Zia mengangguk, takut kalau ketahuan. Karena Ayahnya mendilik curiga seolah tidak yakin dengan ucapannya.
"Baiklah, kalau kamu pergi dengan Arini, aku tidak masalah. Tapi ingat, jangan pulang malam-malam. Apa ada Rio bersama–mu?" selidik Ayah curiga.
Zia menggeleng kepala dengan cepat. aku "Tidak Ayah, aku hanya bersama Arini tidak ada yang lain."
"Pergilah, Nak. Jaga dirimu, hati-hati!" ucap ayah.
"Benarkah!" Seketika wajah Zia merekah saat ia diberi izin untuk pergi. "Terima kasih, Ayah," ia memeluk ayahnya.
"Jadi, hanya Ayah yang dipeluk? Ibu nggak nih?" ucap Ibu melirik iri melihat Zia memeluk suaminya.
"Ibu, aku sayang Ibu...." Zia mencium pipi sang Ibu dengan cepat. Ia segera pergi meninggalkan mereka.
**
Di dalam sebuah apartman Arini masih nyaman dengan tidurnya. Ia kesal karena Hpnya berdering mengusik tidurnya. Ia coba mengabaikan namun suara itu terus berbunnyi. Hingga membuat mata terbuka malas.
["Ada apa sih, ganggu tidurku pagi-pagi begini?"] jawab Arini nada kesal.
["kita Jalan-jalan yuk! Cari udara segar,"] ajak Zia.
["Memangnya kamu mau kemana?"] tanya Arini.
["Aku dan Rio akan pergi kepantai"] Jawab Zia.
["Ogah, aku nggak mau ikut. Mending aku tidur seharian di kamar, dari pada ikutin kalian pacaran"]
"Hallo, hallo, hallo Zia! Yah ternyata dia mematikan ponselnya." Arini membuang napas kasar lalu kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Melanjutkan tidur yang belum usai dengan lelap.
Zia dan Arini mereka adalah teman dari semenjak sekolah SMA hingga melanjutkan kuliah di Universitas yang sama. Sampai saat ini hubungan mereka masih dijaga dengan baik.
Begitupun dengan orang tua Zia mereka selalu mengganggap Arini dan Sita seperti anak sendiri. Karena orang tua Arini sedang berada di luar negeri.
Setelah Zia menutup telefon, ia menyuruh Rio untuk menepikan mobil ke depan mini market dan Rio hanya menepi di seberang jalan.
"Tunggu sebentar aku akan membeli minum, apa kamu ingin memesan, sesuatu?"
"Permen dan soff drink."
"Baiklah, tunggu!" Zia segera menyebrang untuk ke minimarket.
Rio baru menyadari ia melupakan sesuatu kembali melajukan mobil meninggalkan Zia.
"Tidak ada salahnya kalau aku tinggal sebentar, aku akan segera kembali" batinnya.
Sesaat Rio pergi, mobil yang sama persis berhenti tepat seperti posisi mobil Rio, sebelumnya, sang pemilik buru-buru sehingga tidak menguncinya.
Zia keluar dari mini market segera ia menuju mobil dimana kekasihnya parkir. Ia mengira mobil yang ia duduki adalah mobil Rio tidak menyangka kalau itu mobil orang yang tidak dikenal. Ia menunggu di dalam mobil yang tidak berpenghuni sambil meneguk minum.
Tuk,tuk, tuk!
Suara ketukan kaca mobil. Ia takut segera mengunci mobil dari dalam, saat melihat seseorang mengetuk dari pintu samping, karena takut laki-laki itu adalah begal.
Namun suara ketukan bertambah nyaring, ia menciut menutup telinga berharap pria tersebut segera pergi dari sana.
"Tolong aku ... kamu dimana Rio selamatkan aku." lirih Ziara.
Seorang laki-laki tersebut sudah mulai lelah menyuruh gadis di dalam sana untuk membuka pintu mobil. Untuk pertama kalinya seorang berani masuk kedalam mobil tanpa izhinnya.
"Berani sekali dia, masuk mobilku se–enak jidat!" ia segera merogoh ponsel dan mengetik untuk ditunjukan kepada Ziara.
Tuk, tuk, tuk!
Ia kembali mengetuk saat Ziara menoleh kearahnya ia menunjuk ke layar hp di tangan yang bertuliskan.
[Keluar dari mobilku!]
Ziara nampak bingung, melihat sekeliling di dalam mobil seperti berbeda, dari mobil Rio. Akhirnya ia membuka pintu. Tapi ia masih mengira bahwa itu adalah mobil Rio.
"Siapa kamu?"
"Seharusnya, aku yang bertanya siapa, kamu? Dan se–enaknya masuk ke mobilku!" ucap laki-laki tersebut kesal.
Bukannya takut Ziara justru malah menertawakan pria tersebut seolah-olah mengejek.
"Siapa bilang ini mobilmu?" ucapnya tidak percaya melanjutkan tertawa kembali.
Laki-laki yang sedang dihadapannya menjadi geram, segera ia menarik tangan gadis yang tertawa puas itu.
"Kamu lihat, ini!" ia menunjukan surat-surat kendaraan di dalam. Seketika mulut Ziara terkunci, tidak mampu menahan rasa malu.
"Masih ragu?!" ucap seorang kesal.
Ziara menjadi gugup berharap seseorang membawa ia pergi dari hadapan laki-laki yang mencercanya.
Dan ternyata malaikat penolong datang tepat waktu. Rio datang disaat Ziara membutuhkannya. Ia membunyikan klakson tanpa menunggu Ziara dari dalam mobil. Segera Ziara berjalan masuk ke mobil meninggalkan laki-laki yang menyorot tajam.
"Hei, mau kemana? Urusan kita belum selesai!" pekiknya. Namun Ziara tidak perduli ia melanjutkan perjalanan dengan kekasihnya.
"Dasar wanita aneh!"
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Rio saat melihat kekasihnya itu gugup.
"Tidak apa-apa, hanya ada sedikit kesalahan."
———Samar Jenny———
Ayo ikuti terus kelanjutan kisah Ziara.
Jangan lupa Vote, like dan komen dukungan kalian sangat berarti bagi saya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Antoni Purba
berbohong awal petaka ...
2023-03-12
0
Nur Afifah
bahagianya pengen jalan jalan sang pujaan hati tapi takut sama mamah papahnya tidak di izinkan
2022-03-23
0
Saiful Amin
p
2021-12-28
0