Zenia kini sudah berada di ruang kerja Kakeknya dan mereka duduk berhadapan, sementara Ken di minta menunggu di luar pintu.
"Kakek, sesuai perkataanku semalam, aku akan mengambil tanggung jawab perusahaan sesuai keinginan kakek ... tapi ada syaratnya," Zenia sudah mempertimbangkan untuk menerima tawaran Kakeknya dengan sebuah syarat.
"Apa itu Nak? Kakek pasti akan kabulkan asal bukan permintaan yang mustahil."
"Syaratnya gampang kok, kakek cukup gunakan koneksi kakek untuk membebaskan teman Zenia yang ada di penjara," ucap Zenia mengatakan syaratnya.
"Apa maksudmu? Memang siapa temanmu itu?" tanya Kakek Zein mulai merasa aneh dengan Zenia yang menyebut penjara.
"Cuma teman lama Zenia, Kakek ... namanya Nick," Zenia melirik sekilas kakek Zein, yang raut wajahnya berubah.
"Kakek tidak usah kaget gitu, ya aku tau kalau dia seorang bandit, tapi kakek jangan khawatirkan apa-apa soal profesi dia sebelumnya, aku pasti bisa menaganinya," lanjutnya sebelum di marahi oleh sang kakek.
"Aa-apa!" teriak kakek Zein murka, bagaimana bisa cucunya ini mau melepaskan seorang kriminal yang paling terkenal sangat kejam.
"Kakek tidak setuju itu Zenia ... permintaan yang lain saja."
tolak Kakek Zein, wajar ia tidak menyetujui permintaan konyol cucunya itu.
Nick bukanlah orang biasa terlebih lagi orang itu salah satu bandit kejam, kakek Zen takut jika cucunya kenapa-napa kelak.
"Jika Kakek tidak mau, baiklah Zenia juga tidak akan mau menjadi pengganti kakek."
"Apa sekarang kau sudah berani mengancam kakekmu sendiri?" ujar Kakek Zein tidak percaya.
"Aku tidak mengancam kakek, Zenia hanya mengajukan syarat, jika Kakek tidak setuju maka Zenia juga tidak mau jadi Ceo."
Kakek Zein merasa cukup pusing, ia bimbang haruskah dirinya menuruti permintaan Zenia atau tidak, namun perusahaannya lebih penting, jika bukan Zenia yang menggantikannya lalu siapa? orang lain mau cucu-cucunya yang lain tidak secerdas Zenia.
"Hah! Dasar bocah keras kepala, baiklah ... kapan kau inginkan kakek lepaskan dia?"
ucapnya pasrah.
"Hari ini."
Kakek Zein memegang kepalanya, bagaimana bisa cucunya ini berteman dengan seorang kriminal seperti Nick.
"Okay, tapi mulai besok kau akan secara resmi menggantikan kakek."
Zenia menyetujui itu, bukan masalah besar. Otaknya cukup pintar, Zenia bisa memanfaatkan otaknya untuk membangun perusahaan kakeknya agar semakin maju.
"Kau begitu Zenia kembali dulu kakek, sekalian mau mengajukan surat pengunduran diri di tempat kerja Zenia," pamitnya lalu ia berdiri.
***
Ken melajukan mobilnya menuju kantor polisi. Sesuai perintah Zenia, ia harus membawa Nick ke markas mereka. Dan untuk berjaga-jaga, sebelumnya sudah ada anggota di sana untuk menunggu Nick keluar.
Zenia tersenyum misterius sesaat mobil telah berhenti di depan rutan. Ia sudah merencanakan agar Nick bergabung dengan Black Rose, karena Nick akan mampu menjadi kadidat penggantinya untuk memimpin geng itu sesuai dengan harapan Zenia.
Ia tidak akan membubarkan geng yang telah ia bangun selama lima tahun dengan kerja keras.
Lagi pula Nick adalah temannya dan sangat cocok menjadi penggantinya.
Sebagai Ketua, pesona Zenia di mata para anggota Black rose sangatlah menawan namun auranya sangat menakutkan. Beberapa dari mereka bahkan tidak berani menatap wajah Zenia secara langsung karena takut.
Saat Zenia sudah turun semua anggota mereka menyambut sang ketua dan tangan kanannya itu dengan wajah tegas.
"Kalian sudah taukan rencananya, jangan ada yang membuat kesalahan aku dengan susah payah membebaskan Nick dari penjara, jika kalian lalai aku tidak akan memaafkan kalian."
Zenia dengan tegas menekankan agar para anggota pilihannya tidak melakukan kesalahan.
"Baik ketua." Kata mereka serempak, namun suara sedikit di kecilkan karena berdekatan dengan kanstor polisi.
"Kalau begitu aku pergi dulu, jangan lakukan kesalahan atau kalian merasakan hukumannya."
Para anggota Black rose yang berpakaian serba hitam menunggu Nick keluar dari sana. Mereka menganggap misi ini sangat mudah karena hanya menangkap seorang saja.
"Kenapa ini lama sekali, aku sangat lelah menunggunya," ucap salah satu anggota geng mulai jenuh hampir dua jam mereka berdiri di sana.
"Hei ... jaga mulutmu itu, jangan coba-coba mengeluh, ini perintah ketua kau tau," anggota lainnya memperingati.
Tidak lama kemudian, tampak seseorang lelaki keluar dari pintu rutan. Sontak semua anggota geng Black rose bersiaga menangkap orang yang baru keluar itu. Tanpa waktu lama mereka membawa orang tersebut ke dalam mobil dan menculiknya.
Sementara di markas Black rose, Zenia sudah gelisah entah kenapa perasaanya tidak enak seperti ini, merasa ada yang salah.
"Kenapa lama sekali, apa Nick berhasil di tangkap oleh mereka atau justru sebaliknya?"
Zenia keluar dari ruangan samar-samar ia melihat sekumpulan orang yang ia yakini adalah anggota gengnya, dengan membawa sosok pria di tangan mereka wajahnya di tutupi dengan kain hitam.
"Bawa masuk."
"Baik Ketua."
"Buka kain hitamnya, aku ingin melihatnya," perintah Zenia lantas di turuti oleh anggota Black rose.
Ketika kain itu terbuka, Zenia sontak menatap tajam para anggotanya.
"Kalian ini membawa siapa!" bentak Zenia marah.
"Kami membawa orang yang Ketua inginkan," jawab salah satu mereka takut, sang ketua marah apa mungkin mereka salah orang.
"Siapa yang kalian maksud? orang ini bukan Nick sialan!"
Amarah Zenia lepas, ia menghajar satu persatu anggota gengnya karena salah menangkap orang, sementara orang yang mereka bawa tadi sudah Zenia tembak mati agar informasi tentang markasnya tidak ketahuan.
"Ah sial."
Zenia melempar vas bunga dan beberapa botol ber yang ia raih kalau jadi begini rencanannya akan gagal total dan negosiasianya dengan Kakek Zein sia-sia saja.
"Kalian tidak berguna! Sial sial sial ...."
"Maaf ketua."
"Kalian diam! Jangan berbicara sepatah kata pun!"
"Ken! Kau di mana?" penggil Zenia dengan suara lantang dan penuh kemarahan.
Ken langsung masuk kedalam ruangan karena sebelumnya ia membersihkan mobil di luar, Ken sangat terkejut dengan pemandangan mengenaskan di depannya. Apalagi Ketuanya marah besar.
"Astaga apa yang terjadi sebenarnya di sini ketua?" tanya Ken pelan.
"Jangan bertanya, ayo bawa aku pergi dari sini saja sebelum teman-temanmu menjadi mayat karena kegagalan mereka, benar-benar sangat menyebalkan dan tidak berguna!" Zenia dengan napas naik turun menatap seluruh anggota Black rose yang sudh tidak berdaya karenanya.
"Ahh ... baik ketua."
Ken segera membawa Zenia untuk pergi dari markas mereka, namun sebelumnya Ken memerintahkan agar mayat orang yang mereka bawa tadi di bereskan sebelum mereka berdua pulang.
Ken membawa mobilnya menuju tokoh kue di mana Zenia selalu meredam amarahnya setiap kali marah akan sesuatu.
Satu-satunya cara agar Ketuanya tidak lepas kendali yaitu membawanya ke toko kue kesukaannya.
.
.
...😂Salam hangat kaum Rebahaners😂...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Warni Arni
Hahahhaha
2024-12-23
0
suci lestari
aq suka suka
2021-05-11
1
Setyowti Puji Rahayu
visualnya dong thorr
2020-12-03
2