Hari ini Zenia tengah bersiap untuk mendatangi perusahaan kakeknya dan mengambil cuti kerja untuk pertama kalinya, wanita cantik itu memoles wajahnya dengan sedikit sentuhan lipstik dan bedak.
Pakaiannya yang ia kenakan hari ini pun terlihat formal dengan membentuk lekuk tubuhnya dengan sempurna.
"Terlihat cocok untukku, lumayan lah ...." ucapnya menilai penampilannya.
Zenia mencoba tersenyum di depan cermin untuk melihat wajahnya, terlihat Zenia menghela napas, karena ini untuk pertama kalinya ia mendatangi perusahaan kakeknya. Pasti tidak ada yang akan mengenalnya, ada perasaan khawatir namun Zenia akan berusaha untuk tetap percaya diri.
"Kenapa kakek memintaku aku yang menggantikannya, Ya Tuhan ... bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan."
"Sudahlah Zenia, anggap ini sebagai takdirmu, jalani saja dan ikuti kemauan kakekmu," ucapnya pada dirinya sendiri.
Zenia sungguh tidak mau menggantikan kekeknya namun karena sebuah ancaman konyol dari kekeknya Zenia mau tidak mau harus mau menerima permintaan kakeknya itu.
Zenia merasa tertekan akan kemauan kekek Zein untuk menggantikan posisinya sebagai CEO, sampai-sampai kakeknya itu memohon kepada Zenia agar tidak menolaknya. Karena merasa tidak tega akhirnya Zenia menerima keinginan kakeknya dan akan mengundurkan diri dari tempat kerjannya.
Di depan halaman rumah Zenia, terlihat Ken sudah berada di sana untuk mengantarnya ke perusahaan milik kakek Zein.
Wanita itu terlihat sudah siap dan rapi, Ken menyambut kedatangan bos-nya lalu membukakan pintu mobil untuk Zenia. Ken sengaja di minta oleh Zenia untuk menjadi sopir pribadinya agar bisa mengantarnya kemana-mana dengan aman.
"Anda cocok sekali berpenampilan seperti itu ketua," puji Ken kepada Zenia.
"Ya, menurutku juga seperti itu," sahut Zenia. Ken tersenyum dengan rasa kepercayaan diri ketuanya itu.
"Silakan masuk, Ketua," ucap Ken membuka pintu mobil dan mempersilakan Zenia masuk dengan sopan.
"Ah ... mulai sekarang aku minta jangan panggil aku dengan sebutan Ketua, bisa-bisa aku ketahuan oleh kakekku," ujar Zenia, ia ingin menyembunyikan jati dirinya dari dunia luar, karena jika ketahuan seluruh nyawa anggota keluarganya bisa berada dalam bahaya.
"Siap sesuai perintah Anda Ket- ah maksud saya nona Zenia," kata Ken segera mengubah panggilannya.
"Ayo cepat jalan."
Ken mengangguk dan menyalakan mesin mobil segera mungkin beranjak menuju perusahaan sang Kakek.
Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan di antara keduanya, Ken sesekali menegok cermin untuk melihat keadaan ketuanya di belakang, Zenia yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
Hanya ada keheningan dan kesunyian, Ken tidak berani menyalakan Radio mobil karena Zenia tidak terlalu suka dengan kebisingan dan sebagai orang yang sudah kenal lama dengan Zenia, Ken paham betul semua kegiatan Ketuanya tersebut.
Tidak memakan waktu lama, mobil sudah memasuki area perusahaan, Ken menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk perusahaan, begitu berhenti Ken segera keluar dan membukan pintu untuk Zenia.
"Silakan Nona Zenia," Ken mengulurkan tangan untuk membantu Zenia turun.
"Terima kasih."
Zenia segera keluar dan memberikan tasnya kepada Ken, saat masuk area bagian dalam perusahaan Zenia langsung menjadi pusat perhatian, hal yang wajar karena Zenia baru pertama kalinya menginjakkan kakinya di tempat ini. Selain Ken yang berada di sampingnya, ada dua orang lainnya yang mengawal Zenia.
Senyuman ramah Zenia layangkan kepada para pegawai yang menatapnya, karena wajah cantik yang ia miliki banyak para pegawai pria maupun wanita memujinya, selain terlihat cantik Zenia juga sangat anggun.
"Siapa wanita itu? Cantik sekali."
"Apa dia sudah punya pacar? Aku berharap belum."
Bisik-bisik mulai terdengar saat Zenia melewati mereka semua, karena sudah terbiasa mendengar pijian Zenia hanya menanggapinya dengan santai.
Ketika hendak masuk Lif, Zenia tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang hingga berkas-berkas di tangan orang itu berhamburan di lantai.
"Nona ...." Ken sontak kaget dan menahan tubuh Zenia agar tidak jatuh.
"Terima kasih Ken."
"Sama-sama Nona."
Zenia melihat orang yang tadi ia tabrak, lantas menunduk membantu pria itu berdiri.
"Tuan ada tidak apa-apa?" tanya Zenia, orang itu hanya terdiam melongo dan tidak memberikan respon kepada Zenia.
Hingga wanita itu hampir menarik tangannya kembali, orang itu langsung menangkap tangan Zenia dan berdiri.
"Terima kasih bantuannya Nona,"
Zenia mengangguk pelan, Ken dan dua pengawal lainnya hanya terdiam melihat reaksi kedua manusia itu.
"Oh iya Nona, perkenalkan saya Louis Xavier Alexander bisa di panggil Louis," ucap pria tersebut memperkenalkan dirinya kepada Zenia.
"Iya Tuan Louis, saya pamit."
"Tunggu Nona ... anda belum mempernalkan diri?"
"Maaf saya terburu-buru Tuan Louis."
Zenia langsung meninggalkan Louis yang masih mematung bahkan saat Zenia sudah masuk kedalam Lif dan menutup. Ingin rasanya Louis mengikuti wanita cantik itu. Sepertinya ia sudah jatuh hati dan ingin memilikinya.
"Tuan Louis, kita masih ada metting," ucap asisten pribadi Louis yaitu Anton.
"Ayo pergi."
Keduanya pun segera pergi dari sana, walau Louis gagal mendapatkan nama wanita tadi, ia akan berusaha untuk mencari identitas gadis tersebut karena hal seperti ini sangat mudah baginya.
***
Louis sejak tadi tersenyum-senyum sendiri hingga membuat Anton merasa ada yang aneh dengan bosnya itu, karena tidak biasanya bossnya yang dingin seperti balok es tersenyum-senyum sendiri layaknya orang yang sedang kerasukan.
"Anton, aku ingin kamu mencari identitas wanita tadi," perintah Louis menatap Anton.
"Wanita yang mana Tuan?" tanya Anton, sebab banyak wanita yang mereka temui seharian ini, lalu wanita yang mana yang Louis ingin cari identitasnya.
"Yang di lif tadi, apa kau ingin merasakan pukulanku?"
"Oh, nona yang cantik itu Tuan?" tanya Anton lagi dengan semangat.
"Iya, tapi kau jangan coba-coba suka kepadanya ... dia adalah milikku, paham."
"Heheheh, Tuan ... siapapun akan langsung jatuh cinta kepada wanita itu, pasti dia sudah punya kekasih deh Tuan, wanita secantik itu tidak mungkin masih sendiri," ucap Anton hampir memancing kemarahan Louis.
"Diam ! jangan banyak bicara kau."
Merasa bahwa suasana hati Louis sudah berubah, Anton langsung menutup mulutnya dan berhenti bicara. Ia takut jika Louis naik darah dan marah kepadanya, bisa-bisa nyawanya melayang begitu saja.
Anton juga tak ingin munafik, karena wanita yang di inginkan oleh Tuannya itu sangat cantik dan ia sempat tertarik. Jika saja bukan Louis yang menjadi saingannya Anton sudah pasti akan mengejar wanita itu, namun Anton memilih menyerah sebelum berjuang karena tau, jika Louis saingannya semuanya akan sia-sia saja.
Sementara itu Louis kembali membayangkan wajah wanita cantik yang memutar-mutar di otakknya. Ketika sudah jatuh hati Louis tidak akan melepaskan wanita itu dengan mudah, walau ia harus merebutnya dari kekasihnya, jika wanita itu memang mempunyai pacar.
"Kau akan menjadi milikku, tidak peduli apapun," guman Louis sambil tersenyum.
.
.
.
...😌Rebahaners Always 😂🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Warni Arni
Astaga, jangan tertipu sma wajahnya Louis.
2024-12-23
0
Warni Arni
Waduh
2024-12-23
0
Kisti
mulai termagnet aq 😅👍
2022-12-28
0