FIRST LOVE (KU TITIPKAN CINTAKU)
Ryan Anggara merupakan putra tunggal dari keluarga Anggara. Saat ini dia sedang menempuh pendidikan di sebuah Universitas ternama di kotanya. Meski dia berasal dari keluarga yang terpandang. Namun dia adalah orang yang tak pernah pandang bulu. Dia tak pernah membeda-bedakan orang dari status dan kedudukannya. Baginya semua orang sama, yang membedakan adalah kebaikan dan ketulusan hatinya. Sikap inilah yang membuatnya disukai banyak orang dan membuatnya memiliki banyak teman. Meski begitu terkadang Ryan masih bersikap kekanakan dan sedikit keras kepala.
Pagi ini seperti biasanya Ryan pergi ke kampus dengan wajah gembira. Dia tak sabar ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya. Nayla Alisya Pradipta seorang gadis berparas menawan dan berhati lembut. Dia selalu ceria dan menebar kebahagiaan bagi siapapun. Banyak pria yang mengejar dirinya. Namun Ryan lah yang beruntung bisa mendapatkan hatinya. Mereka sudah menjalin hubungan sejak duduk dibangku SMA. Berbeda terbalik dengan Ryan, Nayla memiliki sikap lebih dewasa.
Sesampainya di kampus, Ryan segera berlari mencari Nayla. Membawa cepat langkahnya menyusuri setiap lorong kampus. Namun dia tak dapat juga menemukan Nayla.
"Kalian lihat Nayla gak?” tanya Ryan pada teman-temannya.
“Tadi sepertinya Nayla pergi ke kantin bersama Irma.” Jawab salah satu dari mereka.
“Ok terimakasih ya…” lanjut Ryan. Kemudian dia kembali membawa langkahnya menuju kantin. Masih ada waktu beberapa menit sebelum kelas dimulai. Ryan mempercepat langkahnya menuju sang pujaan hati berada. Rasanya ia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya itu.
Belum sampai dia di kantin terlihat dua sosok gadis berjalan kearahnya. Ryan mengembangkan senyumnya. Akhirnya sosok yang dicari bisa dia temukan. Nayla terlihat keluar dari kantin bersama dengan teman dekatnya.
“Nayla!!!…..” seru Ryan sedikit berteriak. Sang empunya nama dengan gesit mendongakkan kepalanya menuju sumber suara. Ryan menghampirinya yang berada diantara kerumunan mahasiswa lainnya.
“Akhirnya ketemu juga.” Lanjut Ryan tersenyum manis.
“Kamu kenapa si Yan, lari-lari gitu?” tanya Nayla mengerutkan dahinya melihat tingkah Ryan.
“Aku tuh nyariin kamu dari tadi.” Jawab Ryan terengah-engah.
“Kebiasaan ya kamu Yan. Emang kamu gak capek apa tiap pagi maraton keliling kampus. Mending jadi atlet aja gih sono. Aku yakin pasti kamu akan selalu jadi juara.” Sahut Irma mengejek.
“Hehehe…. Demi Naylaku aku rela kok maraton tiap hari. Gak perlu jadi atlet juga aku udah bisa menang, menangin hati Nayla…. Hehehe….” Jawab Ryan tersenyum manis pada Nayla. Kemudian Ryan terkekeh dengan perkataannya sendiri. Lalu dia berdiri disamping Nayla dan mensejajarinya.
“Kamunya aja yang kurang kerjaan. Kamu kan tahu setiap pagi aku kalau gak dikelas ya dikantin. Kenapa juga harus lari-lari gitu.” Sahut Nayla melangkahkan kakinya. Ryan dan Irma otomatis langsung mengikuti langkahnya.
“Aku kan pengen cepet-cepet ketemu kamu yang. Sehari aja gak ketemu rasanya rindu telah menghampiriku. Hati ini hampa tanpa dirimu.” Jawab Ryan bak pujangga.
“Ih… geli aku dengernya. Uwek….” Ejek Irma lagi setelah mendengar Ryan yang sedang menggombal dan memanggil Nayla dengan sebutan yang.
“Sirik aja kamu. Makanya cepetan cari pacar biar gak jadi obat nyamuk terus. Jadi bisa ngerasain seperti apa rindu itu.” Kata Ryan balik mengejek sembari menjulurkan lidahnya. Irma menjadi sangat kesal pada Ryan.
“Enak aja jadi obat nyamuk. Liat aja ya nanti pasti cowoku akan lebih tampan dari kamu. Kamu mah gak ada ap-apanya.” Sahut Irma membela diri.
“Ok kita lihat saja. Memang siapa yang mau sama cewe rese kaya kamu.” Lanjut Ryan tak mau kalah. Nayla tak menghiraukan perdebatan mereka berdua. Dia hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Pasalnya pemandangan ini sudah sering dilihatnya. Ryan dan Irma akan selalu terlibat perdebatan saat bersama.
Mereka berdua terus saja berdebat sepanjang jalan. Bahkan tangan mereka sudah mulai mengusili satu sama lain. Nayla yang sudah mulai pusing mendengar perdebatan mereka langsung menghentikan langkahnya. Membalikkan tubuhnya menghadap mereka dan bertolak pinggang.
“Sudah belum berdebatnya? Berisik tahu gak sih!” Kata Nayla dengan tegas. Seketika mereka langsung terdiam.
“Kalau kalian masih mau berdebat mendingan gak usah ikutin aku masuk kelas. Aku udah pusing denger kalian.” Lanjut Nayla mempertegas sembari menatap tajam mereka berdua.
“Temen kamu nih yang mulai duluan. Dia seneng banget nyari gara-gara sama aku.” Jawab Ryan menunjuk Irma.
“Eh… enak aja, kamu tuh yang ngejek aku duluan.” Sahut Irma tak mau disalahkan.
“Cukup!!! Ryan seharusnya sebagai cowok kamu tuh harus ngalah sama cewek.” Seru Nayla menghardik Ryan.
“Denger tuh Yan.” Sahut Irma merasa mendapat pembelaan dari Nayla.
“Kamu juga Irma, jangan terus berdebat karena hal yang tidak penting. Kalian tuh sudah sama-sama dewasa. Tapi tingkah kalian masih seperti anak kecil yang berebut permen.” Lanjut Nayla ikut menyalahkan Irma. Irma pun langsung menundukkan kepalanya.
“Sudah ayo kita masuk kelas. Sebentar lagi kelas dimulai, dan ingat jangan ada yang berdebat lagi. Jika tidak kalian tidak boleh mengikutiku lagi, paham? ” kata Nayla mengancam. Ryan dan Irma mengangguk dengan cepat. Kemudian Nayla kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas. Sementara Ryan dan Irma mengikutinya penuh kepatuhan. Bukannya kesal atau marah Ryan justru semakin terpesona pada Nayla. Sikap dewasa yang dimilikinya menjadi daya tarik tersendiri untuk Ryan.
Irma adalah sahabat baik Nayla. Mereka sudah berteman sejak SMP. Bahkan mereka juga sudah terbiasa saling menginap dirumah satu sama lain saat akhir pekan. Kedekatan merekalah yang membuat Ryan mau tidak mau harus dekat dengan Irma. Ryan juga bukan tipe cowok yang posesif dan melarang kekasihnya untuk berteman ataupun bergaul dengan siapapun. Baginya teman kekasihnya adalah temannya juga. Jadi Ryan juga memperlakukan teman Nayla sama seperti dia memperlakukan teman-teman baiknya.
Meski Ryan dan Irma tak pernah terlihat akur. Tetapi mereka selalu kompak saat membantu Nayla. Nayla seperti penyambung hubungan diantara mereka. Selama ada Nayla bersama mereka tidak akan ada perdebatan panjang diantara mereka. Nayla akan selalu menjadi penengah mereka. Nayla yang memiliki sikap lebih dewasa dari mereka selalu bisa meredam perdebatan mereka. Begitulah hubungan yang ada diantara mereka bertiga.
Novel terbaruku dengan alur cerita yang berbeda dari dua novel sebelumnya. Perpaduan antara sad story dan happy story. Siap mengaduk-ngaduk perasaan kalian. Jangan lupa Like, Vote, komen serta tambahkan ke Vaforit ya.
Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
HIATUS
Mampir bawa like thor ❤
2021-03-17
1
Ade Yayuk
Hadir kk author
2021-03-15
1
🍹Lulu Hilwa🦃
Aku mampir langsung like ka semangat Up.
Salam dari
"KEKUATAN ASISTEN DIREKTUR"
Jangan lupa Feedback dan bantu
LIKE, VOTE, RATE dan KOMEN.
Terima kasih🤗
2021-01-23
1