Nikah Kontrak Dengan Pria Asing
Siang itu, di pinggir Danau duduk seorang gadis menunggu temanya dengan sedikit gelisah.
Prisa Azalea, gadis berusia dua puluh tiga tahun ini adalah seorang mahasiswi akhir tahun ini, akan tetapi ada sedikit kendala dalam perekonomianya yang mana, ia harus melunasi semua biaya kuliahnya yang tidak sedikit.
Kedua Orang tuanya meninggal akibat kecelakaan, ia merupakan anak tunggal, semua aset keluarganya terpaksa harus dijual untuk melunasi semua hutang-hutang orang tuanya. Namun naas nasibnya malang, sudah jatuh tertimpa tangga pula, nasib buruk harus menyertainya .
Azalea harus berusaha mati-matian demi bisa melanjutkan kuliahnya, ia juga harus bekerja siang dan malam agar bisa membiayai kuliah dan membayar kosnya, untungnya ia mendapat jatah makan dari tempat kerjanya jadi ia bisa fokus menggunakan uang nya untuk membayar kuliah dan kos.
Namun, ada saja kesulitan kesulitan yang harus dihadapinya akhir-akhir ini, ia harus melunasi semua biaya akhir semester akhirnya jika tidak ia tak akan bisa mengikuti wisuda tahun ini.
Ia juga masih memiliki hutang Orangtuanya yang belum lunas dan ia merasa tak enak hati karna sering di tagih oleh sang pemberi hutang.
Jangankan untuk membayar hutang untuk menghidupi dirinya sendiri saja, sudah terasa sulit dan berat apalagi jika harus ditambah beban membayar hutang-hutang yang ditinggalkan almarhum kedua Orangtuanya.
Ia memutar otaknya supaya bisa tetap melanjutkan kuliahnya dan tetap bisa mendapatkan gelar sarjananya, tentunya agar bisa bekerja di tempat yang layak dan tidak terus terusan bekerja paruh waktu seperti sekarang ini.
Bukanya kurang bersyukur. Namun, ia menginginkan hidup yang lebih baik lagi.
“Maaf Al, agak lama soalnya sedikit macet,” kata Sesilia sahabat karib Azalea.
“Nggak papa kok Sil, aku mau minta tolong nih bisa pinjem uang gak soalnya a...,”
“Eh tunggu Al … bukannya nggak mau nolong, tapi aku juga lagi kesulitan nih. Akhir-akhir ini juga keuangan keluargaku mengalami penurunan. Maaf banget ya Al,” belum sempat Alea menyelesaikan ucapannya, sudah dipotong duluan oleh Sesilia.
“Lo nggak ada cara gitu buat bantuin? pusing gue kayak gini terus Sil, malah penagih hutang juga dateng terus lagi, huftt ... ”
Sesilia-pun sebetulnya juga kasihan melihat keadaan Azalea yang kesulitan, ditambah lagi dia harus bekerja dan sepertinya dia juga kekurangan waktu untuk istirahat, terlihat dari wajahnya yang sedikit pucat dan mengurus.
“Emmm ... gini aja deh gue ada kenalan, itupun kalo lo mau sih, mungkin itu bisa bantu kamu nantinya cuma gue ragu. Lo mau lakuin itu atau nggak Al?” kata Sesil ragu
“Emang apaan sih, kalo kerjaanya halal aku sih mau aja,” sahut Azalea dengan antusias.
“Bukan kerjaan sih Al, tapiii ....”
“Tapi apaan? jangan buat gue penasaran donk, asal jangan lo suruh gue, jual diri aja sih Sil!"
“Bentar ... kita pesen minum dulu biar gak kering-kering amat Al, hehe … bentar tunggu sini,” kata Sesil, lalumeninggalkan Alea untuk memesan minum.
**
“Nih!” Sesil memberikan minuman kepada Alea.
“Emm … jadi begini, kalo lo mau sih, tawaranya tuh nikah kontrak Al. Lo mau?”
“Uhuk …,” Alea tersedak karena minumanya, bola matanya langsung membulat dengan sempurna.
“Eh … pelan-pelan dong Al,” jerit Sesilia.
“Anjirr, kaget gue sumpah, kira- kira dong Sil. Masak iya lo nyuruh gue nikah sama orang yang nggak gue kenal, sih?” kata Alea.
“Gini ya Alea sayang, dia temen aku. dan bukan Pria tua juga kok. dia asli Orang Amerika ada blasteran Indonesianya juga sih, baik juga orangnya.” kata Sesil berusaha meyakinkan Alea.
“Terus … kenapa nggak lo aja sih, yang nikah sama dia?”
“Ya kali, kalo dia mau sama gue le Al, gue kan udah ada Alex mau di kemanain coba? lagian dia juga temennya Alex kok Al. Kali ini gue jamin deh kalo dia bukan orang yang jahat.”
“Terus … nikah sama dia, gue dapet apa coba?”
“Ya … nikah aja sama dia cuma setahun. dia juga gak mau punya anak kok simple, bukan? dia tuh gak mau terjebak S** bebas Al, makanya lebih baik dia nikah jadi main aman lah istilahnya, loe ngerti kan?”
“Tapi gue gak cinta Sil!” kata Alea sedikit ragu.
“Lo kan butuh uang … bukannya cinta kan? jadi semua nya bakalan beres kalo lo mau nikah sama dia, dia cuma butuh temen di sini biar gak kesepian, katanya cuma setahun kok kontrak kerjanya disini, begitu kontrak kerjanya berakhir maka kontrak nikah lo juga berakhir lo bisa selesai-in kuliah lo. Sama bayar sisa hutang Almarhum Orangtua lo Al. Pikirkan baik- baik deh, kalo sudah siap kasih tau gue.”
“Gue ... gak yakin sih, Sil,” sahut Alea.
“Iya … gue cabut dulu ya, Alex udah nungguin gue nih bye Al,” kata Sesil dengan singkat, sambil berlalu meninggalkanya.
***
Sesampainya di kost … Alea memikirkan omongan Sesillia tadi, sambil merebahkan tubuhnya di atas mini bednya. Ukuran tempat tidur Alea yang sangat kecil membuatnya tetap nyaman. Alea bahkan selalu mensyukuri setiap apa yang diberikan oleh Allah, karena semua pemberian-Nya adalah Karunia yang patut disyukuri.
Dia berusaha berpikir dan berpikir, apakah harus menerima pernikahan itu demi hutang dan kulianya agar tetap terbayarkan.
“Ya Allah … hamba harus bagaimama? tolong berikan petunjuk,” begitulah doa yang dipanjatkan Alda ketika solat.
Setelah menjalankan solat maghrib, Azalea pun bergegas untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Dilanjutkan berangkat ke tempat kerjanya.
Ditempat kerja, dia tidak bisa fokus dengan apa yang dikerjakannya.
Terlintas di pikiranya akan pernikahan yang di tawarkan Sesil, kepadanya tadi siang.
Ia menulis pesan kepada Sesilia dengan sedikit keraguan, namun ia nekad melakukannya.
[“Sil … gue setuju sama tawaran lo tadi.”
Pesan dikirim, tak berapa lama Sesil menelfonya, ia segera menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
“Assalamualaikum Sil,” ujar Alea
“Waalaikumsalam Al, beneran ini elo mau?” kata Sesil sedikit antusias.
“Iya … beneran, tapi gue mau tau agamanya dia apaan?”
“Islam kok Al, makanya dia milih nikah dari pada pacaran, besok gue bawa lo ketemu dia ok.”
“Ok lah, kasih tau aja apa yang harus gue lakuin selanjutnya.”
“Ok-ok siap Ibu bos.”
“Hm ... ok lah assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Sambungan telfon ditutup oleg Alea.
Alea termenung “Aneh sih agamanya Islam, tapi... ah sudahlah pusing gue kalo dipikirin terus-terusan.”
Setelah selesai bekerja, dia langsung pulang dan mengistirahatkan dirinya.
Tempat paling nyaman ketika merasa lelah adalah kamarnya, di sana dia bisa menangis tanpa ada yang melihat.
Sampai tengah malam dia masih belum bisa menutup matanya. Dia masih saja memikirkan masalah-masalahnya.
Akhirnya, Alea malas memikirkan hal tersebut, dia lebih memilih tidur, karna ia berjanji dengan Sesilia besok pagi ia tak ingin terlambat atau apapun lah alasanya.
Setidaknya ia tak ingin terlihat mengantuk besok pagi. harapannya saat ini dia tidak salah melangkah dan memilih. Panjattan doa diucapkan dalam hati sebelum ia benar-benar terlelap dalam mimpi indahnya.
***
Bersambung...
*Baca juga yuk Kak. Cerita baruku yang berjudul Dipaksa Jadi Pengantin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sabarita
ku juga mau dong nikah kontrak ma bule...xixixi....
2021-09-10
0
Sabarita
ku mampir say....
2021-09-10
0
Roroazzahra
aku mampir
2021-08-09
0