Acara akad berlangsung di ruangan lain, yang dihadiri beberapa saksi dari mempelai pria dan juga nampak Alex menemani Gio di sana.
“Bismillahirrohmannirrohim, saya nikah dan saya kawinkan, engkau saudara Giofanni Al Fattih bin Darren smith dengan saudari Prisa Azalea binti almarhum Heru Prasojo, dengan maskawin emas 100 gram dan seperangkat alat sholat dibayar Tunai!”
Dengan satu kali tarikan napas, Gio menjawab akad dengan lantang.
“Saya terima nikah dan kawinya Prisa Azalea binti Almarhum Heru Prasojo dengan maskawin tersebut dibayar Tunai.”
“Bagaimana saksi? sah?”
“SAH!” jawaban serentak diucapkan oleh para saksi dan diiringi dengan doa memgawali hubungan rumah tangga yang akan di lalui oleh Gio dan Alea.
Setelah acara ijab qobul mempelai perempuan dibawa masuk ke ruangan tersebut yang diiringi oleh Sisil di sampingnya.
Deg.
Sorot netra hazel milik Gio, beradu dengan netra coklat Alea hal itu membuat jantung Alea seperti ingin melompat keluar dari badanya. Alea hanya melirik Gio sekilas. Hal itu mampu membuat wajah nya menjadi memerah.
“Ya Allah, kuatkanllah hati Hambamu ini, jadikanlah pernikahan ini menjadi pernikahan yang semestinya,” tanpa sadar Alea memanjatkan doa itu, karena tidak kuasa melihat pemandangan indah nan sempurna di depan matanya saat ini.
Pria tampan yang sekarang menjadi suaminya. Dengab berbalutkan jas warna senada dengan kebaya Alea, Gio nampak tampan dan berwibawa.
Alea berjalan dan duduk di samping Gio, dan langsung diarahkan agar mempelai laki-laki memakaikan maskawin kepada mempelai wanita.
Dilanjutkan sang mempelai wanita mencium punggung tangan sang suami, dan diiringi suami mengecup kening sang istri suasana haru nampak di dalam acara tersebut. Glenyeran aneh mulai muncul di dalam tubuh Alea. “Kamu cantik, aku jadi nggak sabar,” bisik Gio, tepat di telinga sang istri.
Jantung Alea berdesir, seakan ada sengatan listrik yang mengalir dari ujung kaki ke ujung kepala, hal itu membuat Alea tersipu malu ingin rasanya ia berlari meninggalkan tempat ini sekarang juga.
“Masih sanggupkah aku menjalani hari-hariku kedepannya?” batin Alea.
***
Acara telah selesai di dalam ruangan tersebut hanya tersisa Sisil, Alex dan kedua Pengantin baru tersebut.
“Selamat ya Alea, nggak nyangka lo bakalan nikah duluan, padahal yang pacaran duluan kami,” ujar Sisil, dia masih saja menggoda Alea.
“Apaan si lo Sil, lo juga buruan nyusul. Kasian Alex lo suruh nunggu terus,” ujar Alea dengan ketus.
“Jangan gitu dong, ngambek mulu nih anak kayak lagi pms aja, sabar dong tuh si Abang bule lu, nungguin dari tadi. udah buruan sana!” ujar Sisil. Gerakan Sisil reflek, sambil mendorong mengantarkan Alea mendekati Giofanni.
“Ayo kita berangkat!” ujar Gio.
“Eh … kemana memangnya?” sahut Alea, dengab menampilkan wajah bingungnya.
“Ya bulan madu lah, masak iya kita mau joging,” kelakar Gio sambil tersenyum sedikit meyerigai.
“Tapi kan-”
Belum sempat alea menjawab sudah dipotong. “Sudah ikut saja! semua keperluanmu sudah aku urus bahkan kuliahmu juga sudah aku izinkan selama satu minggu!” jawa Gio dengan cepat.
“Ini orang kuat banget bikin argumen sendiri, semua tanpa persetujuan main langsung-langsung aja. dasar! sebel rasanya mau berontak, tapi apalah dayaku,” lirik Alea. Nampak Alea mulai menyerah dengan keputusan yang diambil oleh Gio.
“Kami duluan ya, takut ganggu pengantin baru ayo Beib,” ujar Alex. Alex meraih bahu Sisil dan membawanya pergi berlalu meninggalkan pasangan pengantin baru tersebut.
“Thanks Bro, lo emang pengertian.”
Alex hanya melambaikan tangannya tanpa jawaban, yang masih membelakangi Gio sambil berjalan menjauh.
Gio menarik tangan Alea “Ayo!” hal itu membuat Alea kaget dan sedikit kesulitan mengikuti langkah Gio yang lebar, karena Alea memakai kebaya dan hells membuat jalanya terlihat terseok-seok dibuatnya.
“Lepas! aku bisa jalan sendiri!” ujar Alea, dengan sedikit menampilkan wajah jengkelnya.
“Ok, maaf.” Sepertinya Gio menyadari kesalahannya. Dipikiran Gio saat ini, Alea masih belum siap dengan perlakuannya.
Sesampainya di kamar hotel suasana menjadi semakin canggung bagi Alea, jantungnya sedari tadi tak berhenti beradu seperti ingin melompat dari tubuhnya saja.
Apalagi melihat dekorasi kamar, yang sudah dihiasi dengan taburan bunga dan lilin di sekeliling kamar tersebut. Nampak suasana bulan madu yang sempurna.
“Sabar Alea sabar, tenang dan relexs,” gumam Alea, sekuat tenaga Alea menenangkan dirinya sendiri, sesekali ia menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam.
“Apa kamu tidak ingin mandi sweatheart?” tanya Gio
“Panggilan itu lagi? bikin merinding tau!” jawab Alea, Hati Alea masih belum bisa menerima panggilan yang disematkan oleh Gio. agak sedikit ilfill dengan tatapan mata Gio dihadapanya.
Alea masih tidak menjawab pertanyaan Gio.
“Baiklah, kalo kamu nggak mau mandi aku duluan saja yang mandi. Atau...mau sekalian mandi berdua?” kelakar lelaki bule itu.
Deg...
Perkataan Gio berhasil membuat jantung Alea berdetak tidak karuan. “Apaan sih, nanti aku saja. aku bisa mandi sendiri,” sahut Alea, ia berusaha menyembunyikan raut wajah malunya. Rona merah memenuhi pipi Alea saat ini.
“Baiklah kalo begitu, aku akan pesankan makanan. Nanti trima saja jika pelayan mengantarkan makan. Aku mau mandi dulu.” kata Gio. Gio berlalu meninggalkanya dan berjalan menuju kamar mandi.
“Iya,” jawab Alea singkat
Sambil menunggu Gio selesai mandi dan menunggu makanan datang. Alea membersihkan makeup serta mulai melepas satu persatu aksesories yang dipasangkan oleh MUA tadi pagi ia tampak kesulitan melepaskanya.
“Aduh...kenapa ribet banget sih lepas nya.”
Tiba-tiba sebuah tangan kekar menyentuhnya dari belakang, hal itu membuat Alea bergerak reflek berdiri dan berbalik melihat orang tersebut.
“Maaf ... Sweatheart aku mengagetkanmu ya?” tatapan tajam dari Alea membuat Gio salah tingkah. “Sini aku bantu, jangan sungkan sekarang kita adalah suami istri bahkan kita akan melakukan lebih dari ini nanti.” Serigai kecil muncul di wajah Gio saat ini.
“Huh, cobaan apa lagi ini ya Allah? tapi kata-katanya memang betul, bagaimanapun dia adalah suamiku sekarang. Tapi aku sebetulnya belum siap dengan semuanya bisakan kita menundanya sampai aku siap?” Sayangnya kata-kata itu tidak mampu diucapkan oleh Alea.
“Ayo duduk!” pinta Gio “kamu nggak ingin bertanya tentang aku? huh ....” Gio berusaha mencairkan suasana canggung saat ini, dan sepertinya usahanya sedikit berhasil nampak wajah Alea mulai berubah.
“Bolehkah?” Alea tampak antusias dengan apa yang dikatakan oleh Gio. Pasalnya dirinya sangat penasaran siapakah Gio dan apakah tujuannya menikahinya.
“Sure!” jawab Gio singkat
“Sebenernya, aku penasaran sih dari kapan kamu di indonesia, kenapa bahasamu lancar bahkan bisa dibilang fasih, aku heran saja sih liat mukamu bukan muka indonesia. Tapi...bisa dibilang muka orang asing banget, tapi bahasa lancar?” cecar Alea.
Seperti mendapat sinyal bahwa suasana sudah mulai enak akhirnya mereka mengobrol dan rasa canggungpun mulai berkurang.
“Aku kecil dan dibesarkan di sini sampai kelas 6 SD, terus pindah ke Amerika sampai lulus kuliah dan kerja makanya bahasaku fasih. Jadi jangan heran.”
“Ohh ... pantas muka bule tapi bahasa fasih sempat mikir bule KW sih, he ... he ...,” kata Alea sambil menampilkan senyum manisnya.
Tanpa terasa semua aksesories pun sudah telepas semua tinggal hijab dan bajunya saja berkat bantuan Gio. Alea segera bergegas melesat ke kamar mandi membersihkan diri sebelum Gio menahannya.
“Aku mau mandi kak.” kata itu diucapkan ketika sudah hampir menutup pintu kamar mandi. Hal it membuat Gio tersenyum geli.
“Baiklah.”
Alea menutup rapat kamar mandi dan menguncinya takut nanti ada yang nylonong masuk. Meskipun yang diluar berstatus suaminya namun ia belum terbiasa dengan keadaan yang mendadak seperti saat ini. Namun seberapa keras usahanya menghindar nantinya juga ia bakal kalah.
**
Bersambung...
tahap revisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sweet Girl
Lamaan di kamar mandinya sekalian menata hati, untuk menghadapi detik detik menuju .....
2021-06-13
0
Ai Nasution
next
2020-10-07
1
Puji Astuti
mana lanjutannya thor
2020-10-05
1