“Pagi ini, aku sengaja mengambil cuti kerja partime ku menunggu jemputan dari Sesilia.” gumam Alea.
Alea berjalan menuju teras depan kostnya.
Dengan mengenakan setelan baju tunik dan celana jeans denim warna biru dipadukan dengan jilbab dengan warna senada tentunya, membuat Alea tampak cantik dengan style sederhananya. Gadis itu memang tidak terlihat neko-neko dalam berpakaian, dia lebih mengutamakan menutup auratnya dibandingkan dengan wanita-wanita lain di luar sana.
“Jajian kami akan menemui orang yang akan menikah kontrak kemarin, kenapa perasaanku nggak karuan dan kurang enak begini ya?” gumam Alea.
Tin ... tin ...
Suara klakson membuyarkan lamunanya.
“Udah siap Alea? ayo … naik buruan mereka sudah menunggu kita, sorry gue telat.” kata Sesil dari dalam mobilnya.
“Emang lo … ratunya ngaret Sil,” ujar Alea, sambil memasuki mobil Sesilia. Dengan kecepatan sedang Sesilia melajukan mobilnya membelah keramaian kota Surabaya manuju sebuah hotel di Kota tersebut.
“Gugup gue Sil, salah nggak ya gue lakuin ini? gue ragu nih.”
“Jangan bilang lo mau mundur Al?” tandas Sesil, wanita itu nampak ragu.
“Tenang aja Al, dia baik kok gue berani jamin.” Sesil berusaha meyakinkan Alea lagi.
Sesilia berusaha mati-matian menenangkan Azalea agar tetap santai menghadapi masalah ini.
“Tapi ... Lo bisa mundur kok kalo lo nggak mau lanjut atau nggak cocok sama penawaranya, setelah bertemu dengan orangnya nanti,” lirih Sesilia, lagi.
“Ok … gue coba dulu lah.” kata Azalea mulai sedikit meyakinkan dirinya.
Perjalanan mereka-pun tidak terasa, karena mereka sambil mengobrol di dalam mobil.
Sesampainya di hotel, mereka langsung memasuki restoran yang tersedia di lantai paling atas dengan menaiki lift menuju lantai lima puluh tujuh.
“Rilex Alea, santai jangan tegang dong,” kata Sesil, dia mencoba menenangkan sahabatnya itu.
“ … ” Alea hanya menganggukan kepalanya, menandakan dia megerti.
Mereka berjalan menuju kursi double couple yang tersedia, di sana sudah menunggu Alex, dan juga seorang pria membelakangi mereka jadi Alea tidak bisa melihat wajah sang lelaki tersebut.
“Hai Beib, udah lama nunggu maaf tadi sedikit macet?” kata Sesil, kepada Alex kekasihnya sambil memberikan cipika- cipikinya.
“Hai Gio, apa kabar lama nggak ketemu?” sapa Sesilia, mencoba basa-basi sedikit.
“Baik, silahkan duduk,” kata pria itu, dengan suara berat khas lelaki, terlihat wajah yang tampan hidung yang mancung bibir tipis dan kulit yang putih, yah memang dia seorang keturunan asing.
Mereka sudah memposisikan tempat duduk masing-masing, tampak lengang di restoran tersebut, sepertinya sengaja di pesan untuk acara private.
“Seberapa kaya sih, ini orang sampai pesan restoran sebesar ini demi hal kayak ginian doang?” gumam Alea dalam hatinya.
“Azalea, kenalin ini orang yang aku maksud kemarin, Gio ini dia oranya,” kata sesilia kepadanya, kemudian memperkenalkan kepada Alea.
Laki laki itu nampak mengulurkan tanganya kepada Azalea, namun Alea hanya menyatukan tanganya ke depan karna haram hukumnya bagi Non muhrim untuk bersentuhan. Begitulah ajaran yang Alea tahu selama ini di dalam Agamanya.
“Maaf,” kata pria tersebut, dengan senyum mengembang nampaknya dia telah mengerti “Kenalkan … saya Giofanni Al Fatteh,” kata pria tersebut matanya tak berhenti memandangi Alea hal itu membuat Alea semakin risih dan merasa salah tingkah.
“Tidak apa-apa … maaf juga tidak membalas salam anda nama saya Prisa Azalea.”
“Sabar Bro … belum halal, menuju halal memang berat harus sabar. jangan diliatin melulu Aleanya kan jadi malu.” ternyata Alex sedari tadi mengamati giofanni, yang tak henti-hentinya menatap Azalea. Sepertinya Gio mengagumi sosok Alea.
“Apaan si lo,” Gio tampak malu dengan apa yang diucapkan oleh Alex, pasalnya dia memang melihat Alea dari tadi tanpa berhenti.
“Jadi begini ya, langsung pada intinya saja saya di sini mencari Istri, namun hanya sebatas kontrak … untuk satu tahun. Apakah kamu bersedia?” Giofanni bertanya langsung pada intinya, karena dia tidak ingin berbasa-basi dalam segala hal.
“Apakah ada syarat khusus?” kata Alea sedikit bingung.
“Saya … tidak menginginkan anak dalam pernikahan ini, saya akan memenuhi kebutuhan anda menafkahi anda dan anda harus melakukan tugas anda sebagai seorang istri selama kontrak itu masih berjalan bagaimana?” Gio memberikan jawaban singkat dan jelas, nampaknya Alea memahaminya.
“Baiklan saya setuju,” jawab Alea.
“Setidaknya bersetatus janda lebih baik, dari pada harus menjual diri, bukan?” itulah yang dipikirkan oleh Alea, saat ini.
“Kalau begitu silahkan tanda tangani perjanjian pra-nikah ini silahkan dibaca, jika anda tak setuju saya bisa mengganti dengan orang lain?” ucap Gio cepat.
Alea mulai mengambil selembar kertas itu lalu membaca isi surat perjanjian tersebut dengan cermat berusaha memahami isi perjanjian tersebut agar dia tidak dirugikan nantinya.
...Perjanjian Pra Nikah...
Pihak satu berhak mendapatkan pelayanan sebagai suami dari pihak kedua baik lahir maupun batin.
Pihak kedua berhak mendapat nafkah secara lahir maupun batin.
Pihak kedua dilarang hamil anak dari hasih pernikahan tersebut.
Pihak kedua harus menuruti semua perkataan pihak pertama layaknya suami istri pada umumnya.
5.Pihak pertama berhak memberikan rumah mobil dan uang sejumlah 1 miliar setelah perjanjian ini selesai.
yang bertanda tangan dibawah
...Pihak satu...
...Giofanni AlFatteh...
Pihak kedua
Prisa Azalea
Begitu membaca surat pernyataan tersebut Azalea tampak datar dan biasa saja. ia mengerti dan langsung mengampil bolpoin di atas meja dan segera menandatangani surat perjanjian tersebut.
“Baiklah … saya menyetujuinya Tuan.” Azalea nampak bingung harus memanggil apa, terlihat Gio nampak masih muda.
“Jangan panggil saya, Tuan saya tak setua itu,” ujar Giofanni dengan lembut.
“Sudah … jangan ribut, kita seperti obat nyamuk rasanya di sini.” kata Alex sambil tertawa menggoda.
“Diem lo Lex!” seru Gio.
“Jadi … kapan pernikahan ini akan dilangsungkan?" tanya Azalea, dirinya sedikit penasaran.
“Besok,” jawab Gio cepat, lelaki itu memberikan jawaban pasti.
“Hah … apa itu nggak terlalu cepat?” tanya Alea.
“Waktu saya sudah berjalan, jadi saya tak bisa menunggu lagi, jangan mengulur waktu saya lagi Nona!" ujar Gio, lelaki itu menaikkan sebelah alisnya.
“Baiklah saya setuju,” jawab Alea.
“Oke … baiklan semuanya akan diurus oleh asisten pribadi saya, kamu tidak perlu memikirkan apapun, ayo ikut saya.” kata Giofanni.
“Kemana Pak?” tanya Alea heran
“Hemmm ... jangan panggil saya Pak … saya tak setua itu.” jawab Gio kesal. “panggil Gio saja!”
Alex dan Sisil tertawa di belakang mereka yang sedari tadi membuntuti Gio dan alea turun ke lantai bawah.
“Gue pinjem temen lo dulu ya … Sil, mau cari baju buat nikah besok. Thanks sebelumnya buat kalian, udah mau bantuin urusan ini.” kata Gio berjalan meninggalkan temannya.
“Iya … vawa aja, dia gak sibuk kok, jangan diapa-apain dulu ya belum halal.” kelakar Sesil sambil sedikit menggoda.
terlihat Alda yang nampak malu-malu.
Giofanni berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Azalea yang mengekor di belakangnya.
Tampak Azalea merasa canggung pergi berdua bersama laki-laki yang baru pertama bertemu dan harus pergi bersama baru pertama kali rasanya sangat canggung sekali.
Setelah sampai di parkiran mobil Alea mengikuti Gio, untuk masuk ke dalam mobil. Gio melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat fitting baju .
Setelah itu ia pergi ke toko perhiasan membeli cincin untuk pernikahanya besok.
Azalea tampak heran walaupun ini pernikahan kontrak, tapi ia heran kenapa barang yang dibeli bukan barang yang biasa mendengar harganya saja membuat bulu roma merinding, untuk baju saja ia memilih baju seharga seratus lima puluh juta ditambah cincin berlian yang harganya hampir empat ratus juta.
“Oh Tuhan … meronta-ronta jiwa misqueen ku.” batin Azalea.
“Walaupun … kita sudah pisah nanti, tolong tetap simpan cincin pernikahan ini ya!” kata Giofanni
“Untuk?” Alea menaikkan alisnya sebelah.
“Ahh ... untuk kenang-kenangan kalau kau pernah menikah denganku, itu saja.” jawab Giofanni dengan senyuman manisnya.
“Aduh … meleleh hatiku ya Allah, nikmat mana lagi yang engkau dustakan kalo begini siapa yang akan tahan coba?” gumam Azalea melihat senyum Gio yang menawan, sembari memejamkan matanya sejenak.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nur Janah
😉😊
2021-09-13
0
Sabarita
nikah kontrak lebih baik dari pada menjual diri.... bagus tu...ku suka.....
2021-09-10
0
Roroazzahra
ibagussih lebih baik nikah dari pada jadi jalang walaupun cuma nikah kontrak tapi halal
semangat Kaka othor 💪😉
2021-08-09
0