Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara peringatan hari jadi Vittorio Group yang kali ini dilangsukan di kaki bukit Vesuvius, kota Campania dihadiri oleh seluruh karyawan dan pejabat Vittorio dari semua cabang perusahaan. Badan usaha ini merambah ke berbagai aspek pelayanan, seperti dalam bidang perhotelan, seni, entertainment, travel, kuliner, IT, bahkan kesehatan.
Acara ini juga merupakan grand event pertama kemunculan Kaivan di depan publik sebagai pejabat tertinggi yang memegang Vittorio Group. Bisa aku saksikan banyak sekali tatapan kagum dan memuja, terutama dari gadis-gadis di seantero ruangan ini. Mereka tidak berkedip sedetikpun dari sosok gagah seorang pemuda yang sekarang tengah memberikan opening speech-nya di atas mimbar. Siapa juga yang bisa menolak pesona seorang Kaivan. Muda, matang, dan rupawan. Apalagi dengan jabatan dan angka yang tertera di buku tabungan, deposito, surat-surat berharga, dan warisannya.
Bisa ku dengar bisikan para wanita itu di sekitarku. Ada yang terang-terangan memuja keelokan rupa dan postur tubuhnya, ada yang mengabadikannya di dalam memori ponsel mereka, bahkan ada yang sudah merencanakan untuk menggoda bos muda itu dan tidur dengannya. Ugh, come on girls, pria yang kalian bicarakan baru saja bercinta denganku beberapa jam yang lalu.
Setelah acara sambutan selesai, diikuti oleh acara ramah tamah. Para hadirin duduk mengelilingi puluhan meja bundar yang dihias kain putih dengan beberapa rangkaian bunga di tengahnya. Ada banyak pramusaji yang hilir mudik mengantarkan berbagai macam hidangan dan minuman untuk para tamu undangan. Sadeva yang duduk di hadapanku sedang sibuk membicarakan proyek yang baru dipegangnya sebagai ketua research team di Biomed, salah satu cabang perusahaan Vittoria Group di bidang farmasi dan kesehatan.
Ekor mataku selalu mengikuti gerak-gerik Kaivan, bagaimana dia berpidah dari satu meja ke meja lain sekedar untuk bercengkrama sesaat dengan karyawannya, bagaimana tangan kekarnya menjabat tangan lain, dan bagaimana senyumnya melengkung ketika menanggapi lawan bicaranya. Ah, pesonanya memang sulit ditolak.
Sekarang aku gelagapan karena Kaivan melangkahkan kakinya ke sini, ke meja tempat aku dan tunanganku berada.
"Buon pomeriggio Signora Baird (Selamat siang Tuan Baird)" Sadeva berdiri memberi salam kepada bos besar itu, diikuti oleh semua orang di meja kami.
"Piacere di conoscerti, Signora Sadeva Whang (Senang bertemu Anda, Tuan Sadeva Whang)" balas Kaivan tak kalah ramah.
Dan yang berikutnya terjadi adalah kedua orang itu larut dalam percakapan mereka tentang inovasi kedepan Biomed dan penelitian-penelitian yang sekarang sedang dikembangkan oleh Sadeva dan timnya. Tapi otakku tidak sanggup mencerna apa yang mereka bicarakan, karena di bawah sana, Kaivan bermain-main dengan rok sebatas lutut yang aku pakai.
"Ky, kamu sakit?"tanya Sadeva lirih melihat mukaku yang memerah.
Tangan ku menggengam ujung meja dengan erat, berusaha sekuat mungkin menahan desahan yang mungkin akan keluar bersamaan dengan jawaban aku, "Eh, tidak apa-apa." Sadeva masih mengkhawatirkanku sementara bos besar yang duduk di kursi sampingku semakin mengerjaiku di bawah sana. Dahiku berkeringat, bibir atasku menggigit bibir bawah. Permainannya sungguh sangat berbahaya. Tidak, aku tidak boleh berlama-lama di sini. Aku harus segera menyelamatkan diri. Di tengah perbincangan asik tunanganku dan pria yang sekarang sedang mengobrak-abrik pertahananku, tiba-tiba aku berdiri membuat atensi semua orang di meja tertuju padaku. Dengan cerdik aku segera memohon diri untuk pergi ke kamar mandi.
Ah, lega rasanya, Setidaknya aku berhasil kabur dari dua lelaki itu. Kyla, kau benar-benar gila. Bagaimana bisa kau melakukan itu di depan tunanganmu sendiri. Hufh.. apa yang harus aku lakukan dengan semua ini? Jujur, aku belum sanggup menyakiti hati Deva dengan mengatakan perihal Teo dan Kaivan.
Selesai dari kamar mandi, aku berjalan kembali ke tempat acara. Tapi belum sampai memasuki ball room, sebuah tangan kekar menarikku dan membawaku ke lantai atas. Tempat ini dikelilingi kaca, kaca yang hanya tembus pandang dari satu sisi saja. Ya, aku bisa melihat dengan jelas suasana di bawah sana lewat kaca ini, namun orang-orang di bawah sana tidak bisa melihat aku di sini.
"Kaivan, apa yang kau lakukan?" tubuh Kaivan menekan tubuhku ke kaca dengan punggungku menempel di dadanya, kedua tanganku dia penjarakan dengan erat. Aku tidak bisa berkutik sama sekali.
"Lihat Stella, di bawah sana, tunanganmu terlihat sangat menikmati hidangan yang aku siapkan" aku melirik ke bawah. Terlihat jelas gerak gerik Sadeva dari atas sini.
"Sembari dia menikmati hidanganku.." Kaivan menaikkan ujung gaun yang aku pakai dan merobekapa yang tersembunyi di dalamnya, "...aku akan menikmati tunangannya"
Dan tanpa aba-aba, lelaki itu mendobrak masuk memaksakan dirinya ke dalam diriku. Membuat aku terkesiap ke depan, menempel lebih rapat ke permukaan kaca. Kaivan menikmatiku dari belakang sementara di depan sana aku disuguhkan dengan pemandangan wajah tunanganku.
Suara yang seharusnya tidak keluar itu lepas begitu saja.
"Ssshhhh, silentium dormiant tauri." Kaivan berbisik di telingaku. Mengingatkan aku akan sebuah imitasi mozaik yang terpampang jelas di ujung koridor. Mozaik yang beberapa saat lalu aku jelaskan maknanya di hadapan tunanganku.
Mereka sedang berpesta. Namun ada yang diam-diam bersenang-senang sendiri. Mencari kepuasan di tengah kesibukan orang-orang. Dan yang terpenting jangan sampai ketahuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Vlink Bataragunadi 👑
aku ga bisa ngebayangin itu ntar gimanaaa nasib hubungannya ama sadeva >_<
2022-09-22
0
Vlink Bataragunadi 👑
wkwkwk dan cataaat dia tdk akan tergoda oleh wanita lain hihihi
2022-09-22
0
Tania Indah Purnama
hipersex sekali bapak kaivan 🌝
2022-08-08
0