Bab 4 Semangkuk Mie Ayam perpisahan

Selapas magrib Ana bersama kedua putranya berjalan menuju tenda mie ayam. Kontrakannya memang dekat dengan pusat desa di mana ada sebuah taman dengan berbagai macam permainan dan juga tempat jajanan salah satunya mie ayam tendaan yang berada tepat di sebelah gang jalan menuju kontrakan mereka.

Ana lekas memesan 3 mangkuk mie ayam kemudian mereka duduk di sebuah meja lesehan yang ada si pojok warung tenda itu. tepatnya di emperan sebuah toko bangunan yang setiap malamnya memang di gunakan beberapa pedagang makanan.

"Anak-anak mau minum apa?" Tanya Ana saat Danu dan Raka sudah duduk rapih di tempatnya.

"Es jeruk boleh, Bu." Jawab Danu ragu.

Ana tersenyum, "boleh, kalian pengen makan apa aja boleh," sahut Ana.

Danu kemudian mendekat bibirnya ke telinga Ana sebelum kemudian nyengir kuda.

Anaknya satu itu memang paling hobi kalau sama makanan berbeda dengan Raka, yang terkadang masih suka pilih-pilih makanan.

Ana beranjak dari duduknya untuk memesan menu tambahan, 1 mangkuk bakso jumbo turut dia pesan bersama 3 gelas es jeruk untuknya dan Raka. "Boleh pake bakso, Bu maem mie ayamnya?" Kira-kira begitulah yang dibisikkan Danu ke telinga Ana.

Kurang dari 20 menit semua menu pesanan mereka tersedia, Ana juga menambahkan beberapa bungkus kerupuk di meja mereka.

"Wah. Pesta kita, Mas!" Seru Raka dengan wajah yang berbinar.

"Pelan-pelan maemnya," sahut Ana sembari membelah satu bakso jumbo untuk di berikan ke mangkuk Danu dengan Raka, sedang 2 basko kecilnya ia letakkan di mangkuknya.

Ana menatap perih kedua anaknya yang sedang menyantap mie ayam dan bakso di hadapan mereka, sesekali mereka berceloteh atau sekedar menyeruput es jeruk, atau mencelupkan kerupuk ke mangkuk mereka.

Pikirannya menerawang ke masa 2 tahun silam sebelum dia menikah lagi. Momen ini selalu dia liat minimal 1 bulan sekali tapi sekarang nyaris 2 tahun sudah tidak di lihatnya baru malam ini kembali terulang dan mungkin jadi malam terakhir untuknya.

Ana lekas mengambil handphonenya mengambil beberapa jepretan pengabadian, tawanya mengembang saat si anak tengah Raka dengan sengaja mengacungkan potongan bakso yang tertancap di garpu menghasikan jepretan yang lucu, pun Danu yang mengangkat tinggi gelas es jeruknya yang hampir tandas seolah sedang bersulang.

"Nanti kalau ibu udah kerja aku sama mas beliin hp ya, Bu !" Seru Raka memecah tawa

"Iya, nanti ibu belikan, yang penting anak-anak nurut." Jawab Ana sembari mengelap keringat yang bercucur di pelipis Raka.

"Tapi 2 ya, Bu jadi aku sama mas Danu pegang sendiri-sendiri," seru Raka kembali.

Ana tersenyum tipis "iya, nak udah gek di habisin maemnya," jawab Ana yang mangkuk mie ayamnya sudah tandas lebih dahulu.

Tak lama 2 bocah remaja itu menandaskan mie ayam dan es jeruk mereka, Raka tidak sanggup menghabiskan mie yang tersisa kurang dari 2 suap, berakhir di perut gembul Danu yang dengan senang hati menghabiskan hingga tandas tak bersisa.

"Kamu itu harus membiasakan lo, Dik. Kalo maem habis bersih kaya ibu, kaya mbah kung. Kamu mesti tiap maem selalu ada sisa. Sunnah tau maem itu nggak boleh tersisa barang 1 butir nasi pun." Oceh Danu.

"Yaa itu kebanyakan lo, Mas kekenyangan aku." Kilah Raka.

"Besok-besok dibiasakanlah, jangan tiap maem mas terus yang ngabisin." Gerutu Danu kembali.

"Tapi kan mas seneng to." Sahut Raka sembari terkekeh

Ana turut tertawa melihat celotehan anak-anaknya, "sudah ayo pulang.'' Ajak Ana kemudian setelah menyelesaikan pembayaran.

Tak sampai seratus ribu yang mereka bertiga habiskan tapi kehangatan dan kebersamaannya bernilai lebih dari jutaan. Ana sengaja berbelok ke minimarket yang ada di sisi lain gang, membeli 2 batang ice cream coklat untuk kedua anaknya.

"Wah, ada bonus cuci mulut ," seru Danu dengan wajah berbinar. "Ibu malam ini boros bener lo,Bu!" Imbuhnya.

Ana hanya tersenyum getir mendengarnya, ini malam terakhir sebisa mungkin ia ingin merasakan anaknya senang, tertawa, makan dan jajan tanpa beban. Meski hanya sebatang ice cream 5000an atau yang baru saja mereka makan mie ayam.

Bulan menggantung di balik awan mendung, awan hitam lekas bergulung. Sepertinya malam ini akan turun hujan. Awal nya mereka ingin duduk-duduk sebentar di taman desa, namun melihat mendung yang mulai bergulung membuat Ana memutuskan untuk mengajak pulang 2 bocah yang ada saja tingkah lucunya.

Ana sampai di buat terbahak-bahak melihat Raka yang mempraktekkan salah satu penari kuda lumping yang dilihatnya kemarin sedang kesurupan. Menurut cerita Raka pemain kuda lumping itu kesurupan hantu leak jadilah Raka mempraktekkan gerakannya dengan tangan dibuka lebar di dada lengkap dengan menjulurkan lidah, pun gerakan kaki yang seirama. Yang membuat terbahak ya ekspresi muka raka yang menjulurkan lidah sambari sedikit memelototkan mata.

Raka memang suka sekali kuda lumping, di mana saja dia mendengar ada pagelaran kuda lumping asal masih tergapai sepeda terondol nya pasti dia datangi.

Berbeda dengan Danu. Si sulung itu lebih suka di rumah sekedar menonton televisi atau meminjam ponsel milik Ana. Sembari melihat kelucuan adik kecil mereka, Aidar.

Tidak lama mereka sampai di kontrakan, Ana sedikit deg deg an saat di lihatnya motor suaminya ada di teras depan. Jarang sekali dia pulang setelah keluar lepas magrib tadi.

"Kamu dari mana lo!" Sambut Roy saat melihat Ana kembali bersama anak-anaknya.

"Ketaman depan, kan tadi aku sudah izin to?" Sahut Ana sedang dua bocah remaja itu sudah berlari ke kamar mereka.

"Minta duit aku, An. 50ribu ," ucap Roy kemudian.

Ana melirik sebentar, "buat apa lagi, Mas. Bukannya sore tadi mas udah ambil 50ribu buat beli rokok sama bensin." Jelas Ana.

"Ya masak aku nongkrong sama temen nggak bawa duit, An. Lagian duit mu kan banyak, kemarin pas pamit banyak saudara yang ngasih sangu, masak aku minta 50ribu aja kamu ngomel." Oceh Roy.

Ana memilih diam, cepat manarik 1 lembar uang 50ribuan dari dompet kecilnya, yang dengan cepat juga diterima Roy. Setelahnya laki-laki itu langsung pergi.

Ini malam terakhirnya di rumah tapi suami nya itu sepertinya enggan menghabiskan waktu bersama, malah memilih berkumpul bersama teman-temannya. Tapi tidak apa Ana malah lebih bersyukur karena dia bisa menghabiskan banyak waktu bersama 2 bujangnya.

Malam ini dia putuskan tidur bersama 2 anak laki-lakinya itu, menghabiskan sisa malam bersama sembari mendengar celotehan-celotehan mereka hingga meraka terlelap.

Ana hanya berharap malam ini bisa menjadi kenangan terindah untuk anak-anaknya, karena esok ketika dia pergi dan kembali rasa nya tidak lagi sama. Maka sebisa mungkin ia ingin meninggalkan sedikit kenangan sederhana untuk Danu dan Raka.

___Bersambung.

Mie ayam ? Yessss .

Mie ayam selalu punya kenangan di hati saya, makanan sederhana yang meninggalkan sejuta kenangan paling berharga.

Anna.

Episodes
1 Bab 1 Tangis
2 Bab 2 Maaf Nak,
3 Bab 3 Pamit
4 Bab 4 Semangkuk Mie Ayam perpisahan
5 Bab 5 PT Sinar Citra Formosa
6 Bab 6 Hari Keberangkatan Ana
7 Bab 7 Kontrak Pertama
8 Bab 8 Taman Da'an Taipe
9 Bab 9 Kemarahan Ana
10 Bab 10 Gedung 101
11 Bab 11 Keributan Pagi
12 Bab 12 Obrolan Penentu
13 Bab 13 Tzu Chi Hospital
14 Bab 14 Ama Onderdil Bodol
15 Bab 15 Obat Pelancar Kotoran
16 Bab 16 Kejutan Untuk Ana
17 Bab 17 Kembali Ke Rumah
18 Bab 18 Roy Si paling Playing Victim
19 Bab 19 Keputusan
20 Bab 20 Haruskah Aidar jadi korban?
21 Bab 21 Rapat Keluarga
22 Bab 22 Keputusan Akhir
23 Bab 23 Welcome kehidupan baru
24 Bab 24 RIP Ama Onderdi Bodol
25 Bab 25 Berlibur
26 Bab 26 Keluarga Huang
27 Bab 27 Selamat pagi Tuan Lhi
28 Bab 28 Keriuhan Sore hari
29 Bab 29 Malam panjang penuh bintang
30 Bab 30 Risol dan Bakwan jagung
31 Bzb 31 Huang Andi
32 Bab 32 Baguashan Changhua City
33 Bab 33 Senja Di Pantai Lukang
34 Bab 34 Perjodohan Yang Tiba-Tiba
35 Bab 35 Zhang Lucyana
36 Bab 36 Hadirnya Kembali Sebuah Luka
37 Bab 37 Intermezzo
38 Bab 38 Aku Mencintai Orang Lain
39 Bab 39 Malam Berduka Ana
40 Bab 40 Obrolan Santai
41 Bab 41 Jincheng Night Market
42 Bab 42 Gaun Pengantin
43 Bab 43 Gerimis Di Malam Suram
44 Bab 44 Demam
45 Bab 45 Ada apa dengan Ana?
46 Bab 46 Jika Cinta Kenapa Memaksa
47 Bab 47 Hari Pernikahan
48 Bab 48 Andi Si Pemadam
49 Bab 49 Terbukanya Sebuah Rahasia
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Tangis
2
Bab 2 Maaf Nak,
3
Bab 3 Pamit
4
Bab 4 Semangkuk Mie Ayam perpisahan
5
Bab 5 PT Sinar Citra Formosa
6
Bab 6 Hari Keberangkatan Ana
7
Bab 7 Kontrak Pertama
8
Bab 8 Taman Da'an Taipe
9
Bab 9 Kemarahan Ana
10
Bab 10 Gedung 101
11
Bab 11 Keributan Pagi
12
Bab 12 Obrolan Penentu
13
Bab 13 Tzu Chi Hospital
14
Bab 14 Ama Onderdil Bodol
15
Bab 15 Obat Pelancar Kotoran
16
Bab 16 Kejutan Untuk Ana
17
Bab 17 Kembali Ke Rumah
18
Bab 18 Roy Si paling Playing Victim
19
Bab 19 Keputusan
20
Bab 20 Haruskah Aidar jadi korban?
21
Bab 21 Rapat Keluarga
22
Bab 22 Keputusan Akhir
23
Bab 23 Welcome kehidupan baru
24
Bab 24 RIP Ama Onderdi Bodol
25
Bab 25 Berlibur
26
Bab 26 Keluarga Huang
27
Bab 27 Selamat pagi Tuan Lhi
28
Bab 28 Keriuhan Sore hari
29
Bab 29 Malam panjang penuh bintang
30
Bab 30 Risol dan Bakwan jagung
31
Bzb 31 Huang Andi
32
Bab 32 Baguashan Changhua City
33
Bab 33 Senja Di Pantai Lukang
34
Bab 34 Perjodohan Yang Tiba-Tiba
35
Bab 35 Zhang Lucyana
36
Bab 36 Hadirnya Kembali Sebuah Luka
37
Bab 37 Intermezzo
38
Bab 38 Aku Mencintai Orang Lain
39
Bab 39 Malam Berduka Ana
40
Bab 40 Obrolan Santai
41
Bab 41 Jincheng Night Market
42
Bab 42 Gaun Pengantin
43
Bab 43 Gerimis Di Malam Suram
44
Bab 44 Demam
45
Bab 45 Ada apa dengan Ana?
46
Bab 46 Jika Cinta Kenapa Memaksa
47
Bab 47 Hari Pernikahan
48
Bab 48 Andi Si Pemadam
49
Bab 49 Terbukanya Sebuah Rahasia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!