One Separate
Sang Raja berjalan dengan santai seakan akan seluruh dunia miliknya, dan memiliki ketamakan yang luar biasa serta hati yang begitu keras.
"Sekarang kau milikku." Ucap Sang Raja dengan tatapan kesombongan.
"Aku membencimu, dan selalu membencimu, apapun keadaannya aku akan terus membencimu." Ucap Sang Ratu dengan tatapan dingin.
...👑👑👑👑...
Sebuah Kerajaan yang di duduki oleh Sang Raja yang diketahui sangat menggila akan kekuatan, rumor buruk dan baik itu tidak menjadi perihal buruk bagi dirinya yang mengaku hebat. Negara itu bernama Soques, Negara di mana letak kekuatan sihir terbesar, tapi hanya satu keluarga yang memilikinya dan bisa diwariskan khusus untuk para penerus perempuan, namun pria tidak bisa mewariskannya. hidup dengan penuh kemewahan dari awal memang menjadi kebiasaan sampai sekarang, jadi memang hal yang lumrah bagi pria dengan rambut hitam serta iris merah yang menatap langit dengan santai.
"Yang Mulia acara malam ini akan berlangsung pukul tujuh malam, tamu akan mulai berdatangan sebelum jam acara tiba." Ucap salah satu pengawal sejati Raja atau bisa disebut dengan bawahan langsung dan terpercaya.
Raja itu hanya tersenyum miris lalu berdiri dari duduk santainya, dan langsung bergegas dari tempat itu menuju ruangan lain.
Vianze Fendrich, Raja yang kini di akui oleh semua Negara, Vianze adalah Raja yang sangat kuat yang selalu tersenyum di atas penderitaan sang gadis.
Di sisi lain, seorang gadis yang kini menjadi Ratu 'paksa' dari Istana Soques selalu duduk di taman dengan anggun serta rambut merah uniknya terkibar lurus panjang, hanya satu satunya tempat itu yang membuat gadis itu tenang dan damai gaunnya yang begitu cantik berbaring di atas rumput rumput halus. Memandangi beberapa bunga serta langit dan buku yang selalu dia bawa untuk sampingan.
"Yang Mulia Ratu!" Teriak seorang gadis yang lebih muda menghampiri gadis lain yang sedang berdiam diri di taman sepanjang hari.
Karena merasa terpanggil, gadis dengan rambut merah serta gaun yang berwarna biru serta perpaduan hitam itu berdiri dengan tegap serta wajah yang selalu sama, datar dan dingin. Queena Molfza, itulah nama gadis dengan wajah dingin itu, yang kini dipanggil dengan sebutan Ratu di Istana Soques, yang artinya dia adalah Istri sekaligus Ratu dari Yang Mulia Raja Vianze.
"............."
"Yang Mulia, aku dengar malam ini akan ada acara besar-besaran dan itu adalah acara hari pernikahan Anda dengan Yang Mulia Vanze!" Ucap sang gadis muda itu yang disebut dengan pelayan setia dan pribadi Queena.
"..............."
Tidak ada jawaban dari Queena, gadis dengan rambut merah khas dari keluarga sihir Molfza yang selalu menurunkan kekuatan sihir yang besar pada anak perempuan, dan kini Queena mewariskannya dengan sempurna, namun semua itu hanya menjadi kenangan lama.
"Yang Mulia?"
"Tolong jangan bahas itu, Riena." Ucap Sang Ratu dengan tatapan yang sama sekali tidak berubah. Sejak saat dia menginjakkan kedua kakinya ke Istana, salam satu detik kehidupan Queena berubah dengan drastis, maupun dengan perilaku pribadinya.
Riena, pelayan pribadi Queena langsung tertunduk dan terdiam atas ucapan Queena, Riena mengetahui semuanya dari awal, sejak Queena memasuki Istana dengan ekspresi wajah menyedihkan serta aura amarah yang selalu dia pendam seorang diri.
Queena melanjutkan dirinya duduk di atas rumput itu dengan menatapi langit sore, itu menjadi kebiasaan dan keseharian Queena selama di Istana.
Riena juga mengikuti Sang Ratu, dia duduk di belakang Queena sambil merapikan setumpuk helaian merah itu dengan rapi, Queena menjadi terbiasa dengan semua ini, tiga tahun berada di Istana ini tidak mengubah apapun termasuk perilakunya yang dingin pada semua orang, termasuk Raja.
"Yang Mulia Ratu." Ucap pria yang muncul tiba-tiba dari belakang Queena dan Riena. Sebagai perwakilan Riena menanggapi panggilan itu dengan sopan.
"Kertia?"
Find Kertia, seorang bawahan terpercaya Vianze. Kertia berasal dari keluarga terpandang yang rata-rata menjadi pengawal Istana dari Negara Negara lain, begitu pula dengan dirinya, yang saat ini menjadi bawahan langsung dari Vianze Fendrich, Raja Soques.
"Ada permintaan dari Yang Mulia Vianze, Ratu Queena, Raja ingin mengajak Anda untuk turut hadir dalam acara besar itu." Ucap Kertia dengan posisi tunduk patuh pada Queena. Queena merasa muak dalam hatinya, namun dia harus menahan itu semua, Queena mulai beranjak dari tempatnya meninggalkan Kertia yang masih berlutut.
"Hmmm... bukankah tidak sopan jika kau berperilaku seperti itu Yang Mulia Ratu?" Ucap seorang pria dari balik tembok yang berada di taman, Queena mengetahui suara ini, ini sudah menjadi suara yang khas di Istana.
Vianze menunjukkan dirinya.
"Jadi ba-"
"Bukankah kau telah tahu apa jawabanku." Queena mulai bersuara namun dengan tubuh membelakangi Vianze. "Semua tidak akan berubah Vianze." Tambah Queena langsung dan meninggalkan tempat secepatnya.
Di hadapan Vianze semua telah terjawab dari dulu, Queena sama sekali tidak ada perubahan... sampai kapan pun.
Di sisi lain, Queena meratapi koridor panjang di Istana menuju kamarnya, ini sudah biasa bagi dirinya dan orang-orang di Istana, setiap acara apapun dan sepenting apapun, Queena sama sekali tidak pernah menghadirinya kecuali acara pribadi. Queena langsung memasuki kamarnya dan merebahkan dirinya di sofa besar, kamarnya bukanlah kamar Vianze mereka berbeda kamar dengan jarak yang sangat jauh.
Queena merasa kepalanya sakit, karena
keserakahan dari Vianze yang merenggut kekuatannya dan menimbulkan beberapa nyeri di kepalanya, Queena sebagai Putri terakhir dari keluarga besar Molfza dari enam saudara. Bukan hanya Vianze yang salah keluarganya juga bersalah, hanya demi harta dan kekayaan yang lebih, mereka rela melepaskan Queena di tangan Sang Raja yang tamak akan kekuatan dan memaksanya untuk menikah dengan Vianze.
"Sial!" Batin Queena sambil memegang erat kepalanya lalu melihat kedua tangannya yang begitu lupuh dari kekuatan. "Aku harus kuat menghadapi semua ini, lagipula, aku tidak memiliki siapapun." Gumam Queena menenggelamkan wajahnya ke dalam kedua kakinya yang dia tekuk.
Tak terasa satu jam lebih Queena terlelap dalam tidurnya, sambil menahan sakit yang mengiringi kepalanya, mungkin seluruhnya telah terkuras habis.
Tok! Tok! Tok!
"Yang Mulia, ini aku Riena."
Queena langsung terbangun dari tidurnya, dia menatap sekeliling.
"Aku tertidur."
Queena bangkit dari sofa besar itu dan berjalan ke depan pintu untuk menyambut Riena. Dia merasa kepalanya masih terasa sakit, namun dia akan mencoba menahannya sekuat mungkin, di hadapan siapa pun, Queena tidak boleh terlihat lemah.
Cklek!
"Yang Mulia? Anda baik-baik saja? Kurasa Anda terlihat pucat." Ucap Riena dengan khawatir saat melihat wajah Queena.
"Aku baik-baik saja, apa yang membuat mu kemari?" Kini Queena berbalik menanyakan alasan Riena berada di depan kamar Queena namun Queena memerintahkan Riena untuk segera masuk sebelum ada orang yang berlalu.
Riena hanya mengatakan bahwa dirinya hanya merasa khawatir pada Queena karena selama acara dimulai Queena tidak menampakkan dirinya. Namun Riena memakluminya, hubungan Raja dan Ratu itu sama sekali tidak bagus melainkan kawan dan lawan, Riena juga menceritakan beberapa hal yang terjadi selama acara yang dia lihat tadi, banyak yang menanyai Queena, karena selama ini, dalam tiga tahun lamanya, Queena sama sekali tidak pernah menunjukkan dirinya pada orang-orang luar, memang ada beberapa orang yang tahu bagaimana Queena seperti apa wajahnya, namun sejak menjadi Ratu di Soques Queena sama sekali tidak pernah menampakkan dirinya pada orang-orang. Queena tidak memperdulikan semua itu yang hanya dia lakukan hanya bertahan dan tanggung jawab sebagai Ratu di Istana.
"Maaf Yang Mulia, aku ingin mengatakan beberapa hal pada Anda," Ucap Riena yang berhasil membuat Queena menoleh. "Ratu... jika Anda lelah di kamar, Anda bisa keluar untuk menghirup udara." Tambahnya.
"Tidak perlu Riena, aku berterima kasih padamu karena mengkhawatirkan diriku, tapi aku tidak akan melakukannya." Queena menjawabnya dengan tenang tanpa ekspresi.
Di saat yang sama, di tengah-tengah acara besar itu. Di sana cukup ramai, banyak dari Kerajaan lain yang berdatangan serta para bangsawan tinggi lainnya, namun seperti biasa, tanpa kehadiran Ratu, kini kursi takhta itu kosong, sejak pertama kali Vianze menikahi Queena hanya disaat itulah Queena meletakkan tubuhnya di atas kursi takhta itu, dan sampai sekarang menyentuhnya pun tidak, yang wajib dia kenakan hanya mahkota Ratu untuk di Istana, dan jika ada perihal pribadi pada Queena, Queena akan menggunakan mahkota resminya, yang begitu indah.
"Salam Yang Mulia."
"Yang Mulia Raja Soques, semoga Anda diberikan keberkahan dan panjang umur."
Semua orang terus berdatangan untuk memberi salam pada Vianze dan memberi doa untuknya.
Vianze begitu bosan pada acara ini, dan kini Queena tidak menunjukkan dirinya di depan umum. Hanya ada Kertia yang setia bersamanya, karena terlalu asik dengan lamunan ada seorang gadis yang memberanikan dirinya untuk mendekati Sang Raja.
"Hormat pada Yang Mulia Raja Soques..." Ucap gadis itu dengan merendahkan tubuhnya serta pandangan tunduk hormat. "Dimana Yang Mulia Ratu?" Tanya gadis itu dengan berani.
Vianze menatap gadis yang juga melihat kepadanya.
"Ratu sedang tidak enak badan." Kertia mengambil alih pembicaraan.
"Benar juga, kalau di perhatikan Ratu tidak pernah menunjukkan dirinya."
"Ku dengar Ratu memiliki rambut berwarna merah."
"Ku dengar Ratu berasal dari keluarga Molfza, keluarga yang memiliki kekuatan sihir yang luar biasa, namun hanya penerus perempuan yang bisa menguasainya."
Kericuhan terjadi, bermula dari seorang gadis yang menanyakan perihal Queena, Vianze memanggil Kertia untuk mengurus hal ini lebih lanjut Vianze akan meninggalkan ruangan sebentar. Atas perintah Vianze Kertia mencoba untuk menenangkan kembali para tamu.
Vianze berjalan di koridor dengan tatapan suram, tak lama kemudian dia bertemu dengan Reina, pelayan pribadi Queena, entah apa yang membuat dirinya kesal, Vianze langsung menarik lengan Reina dengan sedikit tekanan. Reina bingung dengan perilaku Rajanya yang kini sedang marah.
"Y-Yang Mulia!" Lirih Reina kesakitan.
"Katakan pada Queena, dia telah berhasil mempermalukan ku." Ucapan singkat dari Vianze berakhir begitu saja, dan langsung meninggalkan Reina dalam sekejap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Na Ys
Nama Lengkap Rajanya Jelek Thor Thor
💰💎💳
2021-10-16
2
cici
...
2021-07-16
1
💎⃞⃟вѕᷞ¢ͧнͤση яσѕηα☾akun OFF
aku mampir kk onel wkwkk
2021-06-01
1