PENDEKAR DEWA LANGIT
Fang Xiang, Titisan Dewi Quan Im.
Fang Xiang (baca: Fang Hiyang): Adalah gadis sempurna, dia " Putri Kaisar Tang ". Ibunya keturunan Dewi Bunga Matahari, "Wanita" paling terkenal di seluruh negeri, karena kecerdasan dan keelokan paras yang dimiliki.
Ibunda Fang Xiang, Permaisuri Kaisar Tang.
Ketika Fang Xiang lahir, terjadi "Hujan Bunga Wangi" yang mengiringi. Bahkan, dikatakan Fang Xiang, adalah putri langsung dari Dewi Matahari, karena kelebihan dan kecantikannya tidak ada yang menandingi.
Tubuh Dewi Suci
Sepenggal peristiwa : Gemuruh guntur menggelegar, kilau kilat bersinar. Sore itu, di Kota Madian seolah alam murka terhadap ketidakadilan yang dialami seorang mahluk kesayangan.
Ketika itu, Seorang Pemuda tampan, bibir indah bagai senyuman rembulan. Terbang dengan cepat, menuju gerbang kota. Raut wajah menunjukkan kekhawatiran yang nyata :
" Och...bagaimana nasib Nona Fang...?" Begitu ia bergumam pada dirinya sendiri.
Tidak begitu lama, setelah itu, terdengar pertarungan di dekat kota. Ia pun segera turun dan mendekat kesana.
Semua terpana, melihat seorang pemuda terbang di udara.
" Hooch...! Siapa itu ? Mereka berseru dan termangu.
Pemuda tersebut tersentak, hatinya panas terbakar, melihat gadis yang dicintainya, dikepung Para Pendekar Aliran Hitam
Zhuang An, Pendekar Dewa Langit
Gadis kesayangan semua orang itu, terkena jarum berbisa, bibirnya bergetar kehitaman, menunjukkan penderitaan yang luar biasa.
Sementara, empat pendekar yang mengawalnya sudah tergeletak pingsan karena terkena racun ganas membakar.
Lima Pendekar jahat menghunus pedangnya, dengan beringas menyerang gadis tak berpengawal.
Menyaksikan hal tersebut, Pemuda yang tak lain Zhuang An (baca: Zuang An) itu, tersulut emosinya memuncak seperti malaikat maut.
Zhuang An bergerak melayangkan sebuah serangan : " Berani mencelakainya! Akan aku habisi kalian!."
" Tapak Dewa Langit..." Teriakan Zhuang An bergema.
"Whuuss...Blaarrr...."
Suara gemuruh berkekuatan besar menghantam lima orang Pendekar jahat. Tubuh mereka pun terlempar, menabrak pohon dan tewas terkapar.
Menyaksikan hal ini, sebagian Pendekar jahat menjadi ciut nyali, kakinya gemetar terasa sulit berdiri.
Sementara seorang Pendekar Satria aliran hitam, memberi isyarat untuk berhati-hati.( Penjelasan tingkatan pendekar ada di catatan akhir bab ini !!!).
"Si...siapa kau?, Mengapa menyerang kami?". Seorang Pendekar berteriak ngeri.
Zhuang An menjawab penuh emosi :" Hahaa... Aku! Dewa kematian! Aku datang untuk menghabisi kalian."
Setelah berkata demikian, dari tubuh Zhuang An keluar aura yang kuat menekan, para pendekar ahli ketakutan, bahkan empat pendekar mumpuni pun nafasnya kesulitan.
Hanya seorang Pendekar Satria yang bisa melangkah menyerang, namun gerakannya menjadi tidak seimbang.
Zhuang An pun kembali menerjang dengan serangan lebih kuat, seakan tak ingin melihat satupun dari mereka yang selamat.
"Dhaass....Whuuss Blaaarrr..."
Pukulan dan jurus Zhuang An menghantam para pendekar jahat.
Satu-persatu, mereka terkena jurusnya, Para Pendekar tersebut berusaha melawan dengan sekuat tenaga, tetapi perbedaan kekuatan yang terlalu besar membuat usaha mereka sia-sia belaka.
Bahkan, mereka tidak bisa bertahan lebih dari tiga tarikan nafas saja.
Debu-debu beterbangan, pohon dan batu terhempas, meninggalkan area tanah lebih luas, dengan lobang akibat kekuatan ganas.
Akhirnya, yang tersisa hanya Pendekar Satria, tetapi Zhuang An tidak memberinya kesempatan pulih, dia kembali menyerang dengan lebih gigih.
" Petir Dewa Langit...Api amarah Dewa." Teriak Zhuang An
" Blaarrr... Dhuumm."
Petir menyambar dan api membara. Pendekar Aliran Hitam itupun terbakar hangus, tubuhnya habis terkena jurus.
**
Sementara itu, mata Fang Xiang tertutup rapat tubuh terhuyung karena lemah, Zhuang An bergerak cepat menyambarnya sebelum menyentuh tanah.
Dengan hati-hati, Zhuang An meletakkan gadis tersebut di rerumputan, dan kemudian ia mengeluarkan sumberdaya kesehatan.
Zhuang An, segera mencabut jarum-jarum yang menancap di tubuh gadis itu, kemudian menyembuhkan dengan Embun Dahlia Biru.
Zhuang An, juga segera mengambil penawar untuk menyelamatkan Empat Pendekar pengawal.
Dia, menggunakan Butir Mutiara Dewa agar empat pengawal itu segera mendapatkan kesadarannya.
Setelah menunggu agak lama, merekapun ahirnya membuka mata.
Sementara, Zhuang An masih belum tenang, karena menghawatirkan Nona Fang.
Dia kembali memeriksanya " Och! Ini bukan sekedar luka biasa! Tetapi, ini Segel Pengoyak Jiwa." Kata Zhuang An.
Pendekar muda itu menjadi waspada, dia bergerak cepat mengerahkan energi murni yang dimilikinya.
Dengan Tehnik Segel Jurus Dewa, Zhuang An menghancurkan Segel berbahaya.
" Anak Muda! Terimakasih telah menyelamatkan Putri Istana Bunga ! Budi ini, akan kami ingat selamanya!." Salah satu dari empat orang pendekar pengawal berbicara.
Zhuang An : " Ach...! Paman terlalu sungkan ! Aku ini Zhuang An."
" Zhu...zhuang...An ...?" Wu Ming bertanya sambil memikirkan.
" Iya benar! Aku yang pernah paman selamatkan." Zhuang An kemudian menjelaskan peristiwa yang pernah mereka lewatkan.
" Aach....! Aku ingat dia !." Zhu Fai mendahului yang lainnya.
" Iya ya ! Bocah yang dulu itu kan?.." Qiao Jin menjadi ceria.
" Rupanya, kau tumbuh dengan sempurna !.". Zhao Sheng ikut bicara.
"Ahaha...! Syukurlah kalau begitu...! Ahirnya Mereka tertawa bersama setelah mengingatnya.
" Paman!. Kita harus segera mencari penginapan di dalam kota, Nona Fang terkena Segel Racun Pengoyak Jiwa." Kata Zhuang An.
Pemuda itu, segera mengangkat tubuh Fang Xiang, sedangkan empat pendekar berjalan mengikuti di belakang.
Tak lama kemudian, mereka sampai di bangunan yang begitu asri, halamannya ditanami pohon indah tinggi, gerbangnya bertuliskan : "Penginapan Cemara Bersemi."
Dan ternyata, banyak juga Para Pendekar yang menginap di sini.
Semua mata, terarah pada Zhuang An yang menggendong gadis cantik belia. Membuat mereka terkesima dengan keindahan di depan mata.
" Och ! Pemuda rupawan dan gadis yang mempesona." Gumam salah seorang pada temannya.
" Mereka berdua, tampak istimewa."
"Mereka, pasti keturunan para pertapa".
"Tidak mungkin, mereka dari kota kita...! Aku tidak pernah melihatnya".
"Och....! Mereka berdua, pasti pangeran dari Istana dan putri Kaisar Penguasa." Demikian para pendekar berkomentar.
Zhuang An, tidak memperhatikan komentar-komentar yang memuji, dia terus memasuki penginapan cemara bersemi.
Seorang wanita paruh baya, menyapa :" Silahkan Tuan Muda ! Kami menyediakan kamar inap tiga kelas berbeda....ada kelas satu, dua, dan tiga."
" Siapkan kamar kelas satu untuk kami semua !" Kata Zhuang An. Lalu, mengambil beberapa keping emas di sakunya.
" Baik, Tuan Muda! Kami akan mempersiapkannya .... Mari saya antar segera." Wanita tersebut memberi isyarat, seraya menuju tangga.
Fang Xiang sebenarnya sudah sadar, namun belum mau membuka pandang karena hatinya bimbang.
Walaupun, pemuda itu begitu lembut cara menggendong dan mengangkat dia, tetapi ada rasa malu di hatinya.
Baru, ketika kaki Zhuang An memasuki kamar, perlahan Si Gadis mau membuka mata.
Wajah seorang pemuda tampan membuat Fang Xiang terkejut melihatnya.
Zhuang An pun tersenyum hangat dan berkata : " Tenang...!, Nona selamat."
" Ehemh" Fang Xiang kesulitan menjawab.
Ia berusaha mengingat dan terus memandang wajah itu dengan cermat, Ia berpikir cepat karena merasa seperti mengenalnya, namun di mana tempat.?
Fang Xiang merasa wajah itu terasa begitu dekat di hati, seolah-olah pernah dia miliki.
Zhuang An mengambil selimut. Dengan lembut dia berkata :" Jangan banyak berpikir ! Dan jangan pula hawatir !"
Fang Xiang memandang wajah Zhuang An tidak berkedip, dadanya berdebar, pikirannya aktif, lamunan buyar.
" Apa yang kau pikirkan ?". Zhuang An menjadi heran.
" Kau...! Siapa sebenarnya?" Fang Xiang akhirnya berbicara.
Zhuang An, tersenyum hangat, kemudian duduk lebih dekat.
" Aku Zhuang An! Dulu kita pernah jatuh dari tebing bersamaan." Zhuang An menjawab dengan senang.
Pemuda itu, mengeluarkan cincin indah yang pernah Fang Xiang beri sebagai hadiah.
Bibir Fang Xiang bergetar, pandangan memudar, pikirannya terbawa masa lalu. Dia termangu bagai pualam, menyimpan banyak kata dalam diam, bahagia bisa bertemu seperti dulu, hatinya diliputi rasa haru.
" Kau..! Kau kakak Zhuang?!" Mulut Fang Xiang bergerak perlahan.
Tanpa sadar dia bangun dan memeluk Zhuang An dengan erat, bulir-bulir air mata menetes, membasahi bahu pemuda tampan itu.
" Akhirnya, kau mengingatku! Apa kau rindu padaku?" Tanya Zhuang An, sambil mengelus rambut Fang Xiang yang panjang dan tebal.
" Kakak Zhuang ! Aku sangat merindukanmu setiap waktu, rasanya lama sekali kita tidak bertemu." Fang Xiang mengungkapkan perasaannya yang penuh haru.
"Aku, juga sangat merindukan mu, aku takut kemarin tidak sempat menemukanmu" Zhuang An menyentuh kepala gadis itu dengan kedua tangannya, kemudian mengecup keningnya dengan penuh perasaan.
"Istirahatlah! Tubuhmu belum pulih sepenuhnya." Zhuang An membaringkan kembali gadis cantik itu dan menata kembali selimutnya.
Fang Xiang terus saja memandangi wajah pemuda tampan, yang selama ini dia pikirkan, dia memperhatikan semua yang dilakukan Zhuang An kepadanya, hatinya diliputi kehangatan.
Sementara, Zhuang An mengelus ubun-ubun gadis cantik itu beberapa kali, dan Fang Xiang menikmati sensasi halus tangan pemuda itu yang terasa lembut, dan membuat dia merasa bahagia.
Setelah itu, Zhuang An menyempatkan untuk memeriksa empat pendekar pengawal, berharap besok pagi sudah segar.
Malam itu, mereka dapat beristirahat dengan tenang. Sementara Zhuang An bermeditasi di sebuah ruang.
Pagi hari, mengingat ancaman keamanan di perjalanan yang cukup tinggi, Zhuang An memutuskan untuk mendampingi.
Namun, Zhuang An larut dalam renungan, mengingat Fang Xiang saat masih dalam kepungan.
Gadis tersebut, memang teramat cantik, tetapi ada sebab mengapa banyak yang mengusik, itu karena, Fang Xiang, merupakan Titisan Dewi Suci.
Titisan Dewi Suci adalah Tubuh Langka yang bisa dimiliki oleh seorang wanita, dan hanya muncul dalam seribu tahun saja.
Tubuh Dewi Suci, memiliki manfaat luar biasa dari setiap bagiannya, baik kulit, daging, dan tulang. Semua bernilai sangat tinggi. Bahkan sumberdaya energi sehebat apapun tidak bisa menandingi.
Tubuh Dewi Suci juga menyimpan kekuatan yang Luar biasa. Sayang sekali, gadis itu belum bisa menggunakannya.
Jika rahasia Tubuh Dewi Suci diketahui banyak pihak luar. Maka sudah pasti banyak yang mengincar. Tentu, itu akan mendatangkan bahaya yang besar, bahkan membahayakan Sekte Istana Bunga dari Serangan pihak-pihak yang menginginkanya.
Sekte Istana Bunga memang kuat, akan tetapi tidak akan mudah menghadapi ancaman setiap saat.
Sore hari, mereka tiba di penginapan, besok pagi melanjutkan setelah selesai sarapan.
Setelah berpikir tidak singkat, Zhuang An memutuskan dengan cepat untuk memberikan hadiah yang bermanfaat.
Zhuang An menemui Fang Xiang, dan kemudian memberikan sebuah kitab.
" In...ini ....!" Fang Xiang terkejut, ia memandangi kitab itu dengan takjub, setelah membaca isi yang termaktub.
" iya benar! Ini Kitab Dewi Bulan. Di dalam terdapat tekhnik inti khusus Titisan Dewi Suci. Untuk mendapatkannya memang sulit, tapi aku menghadiahkannya untukmu". Zhuang An memberikan satu set bagian Kitab Dewa Langit yang mengajarkan tentang Tekhnik Khusus Tubuh Dewi Suci.
Wajah Fang Xiang berbinar-binar, matanya bercahaya, ternyata ia bisa mendapatkan kitab yang selama ini di impikannya.
Selama ini, Fang Xiang sebagai Putri Kaisar Tang, kurang menyukai tinggal di Istana Kekaisaran. Jadi, dia lebih sering berada di Sekte Istana Bunga karena kedekatannya dengan Kakek-Neneknya.
Bahkan, ia juga kurang suka dipanggil putri dan memilih nyaman dipanggil "Siaocia/Nona Muda".
***
Catatan Tingkatan Pendekar :
Pendekar Kelas 3
Pendekar kelas 2
Pendekar kelas 1
Pendekar Ahli
Pendekar Mahir
Pendekar Mumpuni
Pendekar Satria
Pendekar Bumi
Pendekar Langit
Pendekar Dewa.
Untuk ukuran tenaga dalam 1ME (Mega Energi) sama dengan 1 Lingkaran tenaga dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
George Rudi
mirip nyai nyai
2023-01-06
1
mung hobby
mulai hadir Thor..
walaupun telat banget...
siap untuk membaca karya mu...
2022-10-19
1
Andri Taufi Juanda
jangan lupa klik like dan komentar
2022-10-11
2