Wu Ming segera mengikuti Yang Chen, melompat ke udara dan hinggap di sebuah batu karang.
Dia mencabut Pedang Pusaka yang dimilikinya.
Sementara ketiga rekan Wu Ming segera melindungi serta mengelilingi kereta kuda yang dinaiki Fang Xiang dan Zhuang An.
" Sekte Awan Hitam! Apa tujuan kalian mencegat kami ?!" Yang Chen berteriak keras.
" Ach ! Benar! Kami Sekte Awan Hitam. Jadi, kalau kau sudah tahu, sebaiknya serahkan dua bocah yang kalian bawa!." Jawab seorang Pendekar yang memimpin penyergapan ini.
" Itu ..! Tidak akan terjadi ....!." Yang Chen menjawab tegas.
" Kalau begitu! Maka....kalian akan menyesal !." Ancam pemimpin tersebut.
" Seraang....! " Pendekar Satria aliran hitam memberi perintah.
" Whuus...whuus....Ting...ting." Beberapa anak panah melesat kencang ke arah kereta, akan tetapi, kereta Sekte Istana Bunga adalah kereta yang cukup baik.
Setiap bagian papannya dilapisi lempengan besi yang tipis, hingga mampu menahan serangan anak panah.
Qia Jin, salah satu adik seperguruan Wu Ming, yang setingkat pendekar mahir segera menganalisa situasi, dia melihat Yang Chen bertarung menghadapi seorang Pendekar Satria dan dua Pendekar Mumpuni.
Sementara Wu Ming yang berada di tingkat pendekar mumpuni menghadapi dua Pendekar setingkat dengan dirinya sekaligus. Lalu dua rekannya yang Pendekar Mahir masing-masing menghadapi lawan yang sepadan ditambah beberapa pendekar ahli.
Hanya Qiao Jin yang tidak menghadapi lawan tangguh, tetapi pemanah yang mengincar dirinya, sudah menempatkan diri mereka pada posisi yang menguntungkan, sementara dia juga harus menghadapi beberapa Pendekar Ahli.
Sungguh, ini pertempuran yang tidak adil bagi pihaknya.
Qiao Jin segera berpikir cepat, kemudian mengambil keputusan:
" Aku harus bisa memecah konsentrasi mereka." Dia bergumam sendiri.
Qiao Jin menggendong Fang Xiang juga Zhuang An di punggung kanan serta kiri.
Pendekar muda ini, mengambil selendang untuk mengikat, menggendong dua bocah itu di tubuhnya.
Sebagai pendekar mahir, Qiao Jin berpikir dua bocah kurus mungkin agak ringan, ditambah "Langkah Seribu" alias melarikan diri adalah keahliannya.
Jadi, dia sangat yakin dengan langkahnya ini. Namun demikian, posisi dua bocah di punggung tentu tidak idial walaupun sudah digendong dengan dua kain..
" Kalian! Pegangan di leher dan pundak yang kuat." Qioa Jin memerintahkan dua bocah kecil itu.
Fang Xiang yang biasanya banyak bicara, segera mengikuti arahan Qiao Jin tanpa komentar, dia paham dengan situasi kemudian merangkul leher dan pundak Qiao Jin dengan sekuat tenaga.
Demikian juga Zhuang An, dua bocah kecil tersebut benar-benar paham dengan keadaaan.
Setelah menarik nafas panjang, Qiao Jin menghentakkan kakinya dan melesat dengan cepat.
" Wuuus...."
Melihat hal itu, pihak musuh menjadi kaget, mereka mengejarnya, akan tetapi, Qiao Jin yang memang handal dalam ilmu ringan tubuh, berkat Tehnik Langkah Angin Seribu milik Sekte Istana Bunga, ia tidak dapat dikejar dengan mudah.
Para pemanah yang semula sudah memiliki tempat strategis menjadi serba salah, akhirnya mereka meninggalkan lokasinya dan ikut mengejar Qiao Jin
Melihat kecepatan Qiao Jin, salah satu Pendekar Mumpuni yang mengeroyok Yang Chen menjadi khawatir kehilangan sasaran. Jadi, dia memutuskan untuk ikut memburunya.
Sementara, pemimpin yang setingkat pendekar satria membiarkannya mengejar sasaran utama.
Yang Chen adalah Pendekar Satria Gerbang Ketiga. Sedangkan dua musuhnya merupakan Pendekar Satria Gerbang Pertama dan satunya lagi Pendekar Mumpuni.
Jadi, tidak terlalu sulit bagi Yang Chen yang menguasai Jurus Pedang Angin untuk mengalahkan mereka berdua, setelah ditinggal pergi seorang Pendekar Mumpuni lain untuk mengejar Qiao Jin.
Namun, tetap saja membutuhkan waktu untuk membereskan mereka berdua.
Sementara ,Qiao Jin betul-betul ngegas pol larinya, sehingga sulit dikejar. Pendekar Mumpuni yang mengejarnya kehilangan jejak, karena jarak yang terlalu jauh sejak awal.
Yang Chen merasa yakin untuk beberapa saat, Qiao Jin mampu mengulur waktu, sebelum ia mengalahkan lawan-lawannya dan kemudian menyusul membantunya.
" Kita habisi dia! " Pendekar Satria aliran hitam memberi aba-aba pada temannya.
" Mau membunuhku? Jangan mimpi...!" Yang Chen menyeringai sinis.
Dia menyalurkan tenaga dalam cukup besar pada pedangnya, kemudian dengan gerakan cepat menyerang kedua musuh, menggunakan jurus serangan jarak jauh yang menyilaukan.
" Whuuss"
Menghadapi serangan cepat dan bertenaga tersebut, kedua lawanya tidak sempat menghindar, lalu menangkis dengan pedang masing-masing.
Yang Chen tidak berhenti, ia melompat kearah pendekar satria dan terus mendesak pendekar satria itu dengan jurus yang lebih kuat, jurus pedang angin.
"Tring ...tring...".
Pendekar satria gerbang pertama itu kaget dengan serangan hebat dan bertenaga dalam tinggi, ia sampai mundur 5 langkah kebelakang.
Kesempatan tersebut digunakan Yang Chen untuk menyerang pendekar mumpuni yang tampak ragu bergerak.
Pendekar itu menjadi gugup ketika Yang Chen sudah berada di depannya dengan mengarahkan sabetan pedang kearah dirinya.
Pendekar mumpuni tersebut menangkisnya, tetapi pedang Yang Chen sudah teraliri tenaga dalam yang begitu banyak sehingga tebasan pedangnya dapat menembus pedang pendekar sekte awan hitam.
" CRASS..."
" Aaach..."
Pendekar itu menjerit tertahan, pedang dan dadanya terbelah oleh pedang Yang Chen. Darah muncrat, tubuhnya terhuyung dan kemudian roboh ketanah.
Pendekar satria aliran hitam itu tertegun, dia betul-betul kaget melihat rekannya yang pendekar mumpuni tewas hanya dalam sekali serangan. Ia menjadi ragu setinggi apakah tenaga dalam Yang Chen.
Yang Chen memandang kearah pendekar satria sekte awan hitam. Kali ini pendekar satria tersebut mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu.
" Hiaat...".
Jurus pedang awan hitam mengeluarkan kabut seperti awan yang hitam pekat mengurung Yang Chen, pendekar itu mencecar Yang Chen dengan berbagai sisi.
Namun Yang Chen masih bisa menghadapi semua itu dengan tenang, dia mengeluarkan salah satu tehnik andalan yaitu jurus pedang angin topan.
Yang Chen menyalurkan tenaga dalam yang begitu tinggi pada pedangnya kemudian dengan perubahan jenis mencipta angin topan melalui pedang pusakanya.
" WHHUUUSSS."
Angin menderu dengan kencang menyebabkan awan hitam pekat menghilang tersapu angin topan.
Bahkan pendekar satria sekte awan hitam juga ikut terlempar puluhan meter, dengan beberapa luka memar.
Melihat kemampuan Yang Chen, pendekar satria aliran hitam sadar, bahwa situasi tidak sesuai dengan rencananya, dia menjadi bimbang.
Jika ingin selamat jalan terbaik untuknya adalah kabur, jadi ia mengambil kesempatan untuk melompat menjauh.
Yang Chen menyerang dengan jurus pedang angin dari jarak jauh.
" Triing.......". Pendekar itu masih sempat menangkisnya lalu melompat dan menghilang.
Sementara Wu Ming kualahan menghadapi dua lawan yang juga pendekar mumpuni, lengan kirinya terluka, ia berusaha menghentikan pendarahan, akan tetapi dua lawannya tidak memberikan kesempatan, mereka ingin segera bisa menghabisi dirinya.
Namun tiba-tiba mereka melihat Yang Chen melesat kearah mereka, dua pendekar mumpuni sekte awan hitam itu menjadi hawatir dan mengurungkan niat membunuh Wu Ming.
Jadi tanpa pikir panjang mereka segera melompat meninggalkan tempat itu.
Yang Chen membantu Wu Ming menghentikan pendarahan.
Zhao Sheng dan Zhu Fai, mereka benar-benar seimbang dengan lawan-lawannya, karena pendekar-pendekar ahli yang mengeroyoknya ikut mengejar Qiao Jin.
Sampai detik ini mereka masih tampak baik-baik saja, tetapi ketika mereka melihat Yang Chen dan Wu Ming mulai mendekat, kedua lawannya menjadi gelisah dan kehilangan fokus.
Yang Chen dan Wu Ming tidak berbasa- basi, mereka langsung bergerak menyerang dengan kecepatan tinggi, berharap dapat membereskan musuh dengan seefektif mungkin.
" Ting...ting.....".
Benturan pedang Yang Chen menimbulkan getaran kuat bagi pendekar yang menjadi lawan Zhao Sheng, sehingga pertahanannya goyah.
Dengan beberapa serangan Yang Chen berikutnya membuat pendekar aliran hitam itu menjadi terpojok, dia tidak mampu bertahan lebih lama lagi.
Dan ahirnya....
" Aaach...." Darah muncrat dari dadanya.
Sekali lagi Yang Chen menebaskan pedangnya tepat di lehernya dan...
" CRASS."
Nyawanya pun melayang dengan mudahnya.
" Ikuti aku ". Ajak Yang Chen kepada Zhao Sheng.
Setelah membantu membereskan musuh Yang Chen segera mengajak Zhao Sheng untuk mencari Qiao Jin.
Wu Ming dan Zhu Fai juga berhasil memojokkan lawan, dalam beberapa jurus berikutnya, musuh sudah mendapatkan beberapa luka serius, namun Zhu Fai masih terus mendesak dengan sabetan pedang dan dengan serangan yang mematikan
" Crass...."
Suara pedang Wu Ming memanggal musuh dengan tajam.
***********
Qiao Jin ahirnya menghentikan langkahnya, karena merasa kelelahan.
Dia berpikir harus mencari tempat untuk menyembunyikan dua bocah itu. Setelah menyusuri hutan Qiao Jin menemukan sebuah goa dan beristirahat di dalam.
Saat beristirahat itulah, dia mendengar suara yang patut dicurigai, untung tenaganya sudah kembali normal.
Dua pendekar ahli aliran hitam, muncul tidak terlalu jauh dengan kondisi kembang kempis.
" Tadi ke arah ini. " Seorang pendekar dengan suara putus-putus.
Qiao Jin segera bersiap untuk menyerangnya, dia tidak ingin menunggu lawannya selesai mengatur nafas, karena itu dengan cepat ia menebaskan pedangnya ke arah mereka.
" Awaas. " Pendekar aliran hitam memperingatkan temannya.
Mendapat serangan mendadak salah satu pendekar itu terkejut
" Ting...." dan hanya bisa menangkis sekenanya, dampaknya pertahanannya menjadi kedodoran.
Qiao Jin memanfaatkan kesempatan itu dengan sabetan pedangnya yang lebih terarah keleher,
" Huuch. " Pendekar itu menghindar.
Tapi Qiao Jin memberikan serangan mematikan dengan sabetan kedua yang lebih mendalam ke dadanya.
" Jraack. " Darah segar mengalir .
Pendekar tingkat ahli itu tak mampu bertahan kemudian tubuhnya roboh ketanah.
Melihat hal ini rekannya menjadi gentar, ia sadar Qiao Jin pendekar mahir sedangkan dirinya pendekar ahli, tentu dia bukan lawannya, jadi ia bermaksut untuk lari.
Namun Qiao Jin sudah lebih dulu menyerangnya, dalam beberapa kali serangan membuat pendekar dari Sekte Awan Hitam itu pasrah dengan nasibnya.
" Cress ."
Leher pendekar aliran hitam teriris pedang tajam milik Qiao Jin dan tewas seperti yang lainnya.
Qiao Jin bernafas lega dia berbalik ke arah goa, namun ia kaget karena ketika baru dua langkah di belakangnya ada beberapa orang pendekar ahli aliran hitam bermunculan.
Sepertinya mereka mendengar pertarungannya tadi. Melihat kenyataan ini Qiao Jin sedikit kecewa, dia tak sempat berstirahat barang sejenak saja.
Namun demikian ia tetap tenang, sambil menghimpun tenaganya kembali.
" Kepung dia..". Seorang pendekar ahli berbicara.
Qiao Jin memandang empat pendekar ahli dan puluhan pendekar kelas satu di depannya satu persatu.
Dia yakin sebentar lagi pendekar yang lebih hebat juga akan muncul, jadi ia mencoba menghemat tenaga.
Dia hanya berharap strateginya membawa lari dua bocah tersebut, mampu membantu teman-temannya untuk memecah konsentrasi lawan-lawan. Dengan demikian, mereka bisa mengalahkan musuh dan segera membantunya di sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
K4k3k 8¤d¤
lanjut
2022-12-20
0
Andri Taufi Juanda
jangan lupa klik like dan komentar
2022-10-11
0
Andri Taufi Juanda
ayo crazy up thor semangat
2022-10-11
0