Misteri Maut di Perpustakaan Kota
mira (staf)
Guys… kalian udah denger belum?! 😨
mira (staf)
Pak Reza ditemukan MENINGGAL di ruang arsip pagi ini!!!
Arif (admin IT)
Hah??? Seriusan, Mir??
Arif (admin IT)
Baru kemarin aku ngobrol soal scanner rusak 😭
Bu Lela (Penulis Sejarah)
YA ALLAH...
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Aku bahkan baru nitip dokumen ke beliau 2 hari lalu…
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Rasanya nggak mungkin...
Pak Gino (Satpam)
Saya jaga malam. Listrik padam jam 10 semalem...
Pak Gino (Satpam)
CCTV mati semua
Pak Gino (Satpam)
Saya pikir itu cuma gangguan hujan 😔
O’Brian (Detektif)
Saya O’Brian, penyidik.
O’Brian (Detektif)
Mohon bantuannya.
O’Brian (Detektif)
Korban ditemukan pagi ini dengan secarik catatan di meja
“Dia selalu datang jam 3 sore, diam-diam menyusup ke masa lalu.”
O’Brian (Detektif)
Saya butuh info.
O’Brian (Detektif)
Siapa yang biasa datang ke ruang arsip jam 3 sore?
O’Brian (Detektif)
Bu Lela, Anda peneliti sejarah, benar?
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Betul, Pak.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Saya sering ke perpustakaan.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Biasanya jam 3 sore setelah menulis pagi.
O’Brian (Detektif)
Kemarin sore Anda ke ruang arsip?
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Tidak. Saya di luar kota. Ada acara keluarga.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Tapi biasanya saya kerja bareng Pak Reza…
O’Brian (Detektif)
Anda tahu apakah ada dokumen penting yang sedang beliau teliti?
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Hmm…
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Sepertinya soal arsip tahun 1978.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Pak Reza curiga ada pemalsuan data sejarah lama.
Sekarang Brian bertanya kepada Andi (Mahasiswa Magang)
O’Brian (Detektif)
Andi, kamu sempat bantu Pak Reza kemarin?
Andi
Saya input dokumen digital sampai jam 2 siang.
Andi
Habis itu ke ruang fotokopi, lalu pulang.
O’Brian (Detektif)
Apa kamu tahu beliau menyelidiki pemalsuan data tahun 1978?
Andi
Saya pernah dengar...
Andi
Tapi saya nggak ngerti isinya, Pak…
O’Brian (Detektif)
Apa kamu tahu siapa yang menulis catatan di layar?
Sekarang giliran Pak Gino (Satpam), yang ada kemungkinan terlibat juga dalam kejadian ini
O’Brian (Detektif)
Pak Gino, Anda satu-satunya yang punya akses kunci malam hari?
Pak Gino (Satpam)
Iya, Pak.
Pak Gino (Satpam)
Tapi saya nggak masuk ruang arsip.
Pak Gino (Satpam)
Listrik padam jam 10
Pak Gino (Satpam)
Saya jaga di pos…
Pak Gino (Satpam)
Sempat ketiduran...
O’Brian (Detektif)
Ada yang Anda lihat mencurigakan?
Pak Gino (Satpam)
Tidak ada...
Pak Gino (Satpam)
Tapi sejujurnya saya ngantuk berat semalem 😞
Kalimat "sempat ketiduran..." dari Pak Gino (satpam) bisa jadi pintu masuk penting untuk mengungkap manipulasi waktu, alibi palsu, atau bahkan aksi tersembunyi dalam kasus ini. Artinya: seseorang bisa masuk ke ruang arsip tanpa dia sadari.
O’Brian (Detektif)
Berapa lama Anda tertidur?
Pak Gino (Satpam)
Saya lihat jam terakhir itu 00.15...
Pak Gino (Satpam)
Pas bangun udah jam 02.40-an.
O’Brian (Detektif)
Artinya hampir 2,5 jam tidak tersadar
Pak Gino (Satpam)
Iya Pak…
Pak Gino (Satpam)
Saya malu ngakuinnya…
Pak Gino (Satpam)
Tapi pas bangun, saya lihat lampu ruang arsip nyala.
Pak Gino (Satpam)
Saya kira cuma lupa dimatikan...
O’Brian (Detektif)
Dan Anda tidak periksa?
Pak Gino (Satpam)
Nggak, Pak
Pak Gino (Satpam)
Saya takut ketahuan tidur, jadi pura-pura patroli saja.
Perpustakaan Kota kini dikelilingi garis polisi. Suasana yang biasanya tenang, kini mencekam. Hujan gerimis menyelimuti kota, langit masih kelabu. Aroma kertas tua dan kayu lembap menyambut siapa pun yang masuk ke bangunan lawas itu.
O’Brian (Detektif)
Arif, saya butuh log aktivitas komputer di ruang arsip kemarin.
O’Brian (Detektif)
Bisa kamu lacak?
Arif (admin IT)
Bisa Pak. Tunggu sebentar…
Arif (admin IT)
Ini aneh, Pak…
Arif (admin IT)
Komputer aktif jam 3.12 sore dan dipakai selama 37 menit.
O’Brian (Detektif)
Dan siapa yang login?
Arif (admin IT)
Nggak login, Pak.
Arif (admin IT)
Pak Reza biasanya langsung pakai admin lokal.
Arif (admin IT)
Tapi saya cek... terakhir dibuka file berjudul "ARSIP 1978 - KONFLIK PENYELENGGARA"
O’Brian (Detektif)
Hmm... jam 3 sore...
O’Brian (Detektif)
Sama seperti dalam catatan terakhirnya.
O’Brian berdiri diam di depan rak dokumen. Cahaya dari jendela kaca patri jatuh ke lantai marmer tua. Ia mengamati meja kerja korban—bersih, rapi, hanya secarik catatan dengan tulisan tangan gemetar dan keyboard yang huruf "T", "I", dan "M" sudah mulai pudar.
O’Brian (Detektif)
Bu Lela, Anda pernah dengar nama file “ARSIP 1978 - KONFLIK PENYELENGGARA”?
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Astaga... itu dokumen sensitif.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Konon katanya, ada manipulasi dana bantuan dari luar negeri waktu itu.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Tapi sudah lama disembunyikan karena menyangkut tokoh penting.
O’Brian (Detektif)
Apa Pak Reza pernah bilang siapa tokohnya?
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Belum sempat
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Tapi beliau bilang “seseorang di kampus terkenal sekarang bisa celaka kalau ini terbuka.”
O’Brian (Detektif)
Andi, saya tahu kamu pernah bantu mengarsipkan dokumen tahun 1978.
O’Brian (Detektif)
Apa kamu tahu isi file itu?
Andi
Saya nggak tahu persis, Pak.
Andi
Tapi dosen pembimbing saya, Pak Yudi, dulu cerita kalau sejarah kampus kami bersih dari korupsi.
Andi
Saya harap itu benar...
O’Brian (Detektif)
Kamu terlihat gelisah.
O’Brian (Detektif)
Kamu tahu Pak Reza menyelidiki sesuatu yang bisa mencoreng nama kampus.
O’Brian (Detektif)
Apakah kamu khawatir?
Andi
Saya… saya cuma takut dikeluarkan.
Andi
Saya butuh beasiswa itu, Pak…
Langit semakin mendung. Di luar jendela, petir sesekali menyambar. Di dalam ruang arsip, O’Brian menyalakan senter kecil, menyusuri rak demi rak.
Dia melihat lemari dokumen yang sedikit terbuka. Ada bekas sidik jari di pegangannya. Tangannya menyentuh sesuatu… sebuah flashdisk tua, tersembunyi di bawah laci.
Flashdisk ditemukan tersembunyi.
Berisi rekaman suara:
🎧 “...Jika sesuatu terjadi padaku, file 1978 harus dibuka. Mereka harus tahu yang sebenarnya. Saya tahu siapa yang menutupinya — dan dia masih aktif di universitas…”
O’Brian (Detektif)
Temuan baru akan segera diuji.
O’Brian (Detektif)
Semua yang pernah terlibat di arsip 1978 atau punya koneksi ke universitas, harap bersiap.
O’Brian (Detektif)
Kebenaran sudah di ambang pintu.
Malam hari, ruang investigasi. Lampu gantung temaram menyorot meja kerja O’Brian. Di tangannya, flashdisk berisi rekaman suara Pak Reza dan salinan digital dokumen “ARSIP 1978 – KONFLIK PENYELENGGARA”.
O’Brian (Detektif)
Arif, kamu bisa ekstrak metadata flashdisk ini?
📎 File dibuat 3 hari lalu, di komputer milik Pak Reza.
Tapi… ada file tersembunyi lain, namanya “REVISI.pdf”.
Arif (admin IT)
Itu dibuat bukan oleh Pak Reza.
O’Brian (Detektif)
Siapa pembuatnya?
Arif (admin IT)
Identitas pengunggah: YUDIPRAS-KMP@univ...
Yudi Prasetya.
Dosen pembimbing Andi.
Pernah menjadi anggota tim pelaksana bantuan tahun 1978.
Sekarang menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan.
Motif mulai jelas.
O’Brian (Detektif)
Andi, saya butuh jawaban jujur.
O’Brian (Detektif)
Apakah Pak Yudi tahu Pak Reza menyelidiki arsip 1978?
Andi
Dia... dia tanya saya soal Pak Reza.
Andi
Saya kira cuma penasaran.
Andi
Tapi dua hari lalu, dia bilang: “beberapa dokumen lebih baik tetap dikunci.”
O’Brian (Detektif)
Apakah dia menyuruhmu ke ruang arsip malam itu?
Andi
Saya memang datang sore, tapi sudah pulang jam 6.
Andi
Saya tidak pernah kembali malamnya.
O’Brian memandangi bukti. Satu hal belum klop: waktu kematian Pak Reza. Menurut forensik, dia tewas antara pukul 02.00–03.00 dini hari.
Sementara itu, Pak Gino (satpam) tertidur mulai pukul 00.15, dan baru terbangun 02.40. Dalam rentang waktu itu, siapapun bisa masuk dan keluar tanpa ketahuan. O'Brian kembali menanyai Pak Gino (satpam)
O’Brian (Detektif)
Ada yang aneh malam itu?
O’Brian (Detektif)
Selain lampu ruang arsip yang menyala?
Pak Gino (Satpam)
Hmm... waktu saya bangun, saya lihat ada mobil putih yang terparkir sebentar.
Pak Gino (Satpam)
Saya pikir itu mobil perpustakaan keliling. Tapi... nggak biasanya jam segitu.
Terakhir O'Brian bertanya kepada Bu Lela
O’Brian (Detektif)
Bu Lela, Pak Yudi pernah pinjam kunci ruang arsip?
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Pernah Pak, minggu lalu.
Bu Lela (Penulis Sejarah)
Katanya mau cari data lama soal proyek kerja sama.
Keesokan harinya, O’Brian menjebak pelaku dengan mengundang semua pihak ke ruang rapat perpustakaan. Ia memutar cuplikan audio dari flashdisk.
🎧 “…Saya tahu siapa yang menutupinya — dan dia masih aktif di universitas…”
O’Brian (Detektif)
Pak Reza dibunuh karena menemukan bukti penyimpangan dana bantuan tahun 1978.
O’Brian (Detektif)
Pelaku masuk pukul 01.40 dini hari, saat satpam tertidur.
O’Brian (Detektif)
Ia tahu posisi kamera dan tahu komputer tidak meminta login.
O’Brian (Detektif)
Dan pelaku itu…
O’Brian (Detektif)
...adalah Pak Yudi Prasetya.
O’Brian (Detektif)
Motif: Menghilangkan bukti keterlibatan dirinya di masa lalu.
O’Brian (Detektif)
Akses: Memiliki kunci dan mengetahui sistem IT lama.
O’Brian (Detektif)
Bukti: Metadata file REVISI.pdf, bekas sepatu di lantai arsip, dan laporan keuangan palsu.
Pak Yudi tertunduk. Ia tidak membantah. Ia hanya berbisik:
Pak Yudi
Saya hanya ingin masa lalu tetap terkubur.
Pak Yudi
Saya sudah memperbaiki segalanya…
Pak Yudi
Tapi Reza terlalu keras kepala…
Terkadang, pembunuhan bukan soal kebencian.
Tapi soal rahasia yang terlalu mahal untuk dibuka.
Comments