PEMILIK KAIN JEMURAN

Red bangun lebih pagi dari biasanya, hari ini dia akan mengunjungi puteranya yang sedang sakit. Wanita itu baru saja selesai mandi, masih memakai handuk yang melilit di badan, satunya lagi dipakai menggulung rambut basahnya, kini dia berada di halaman samping rumah untuk menjemur tumpukan pakaian dalam yang baru sempat dia cuci.

Red mengangkat serentak kedua bahunya ketika melihat hampir semua pakaian privasi itu berwarna merah menyala dengan beragam keanehan. Aneh hingga tak masuk akal. Dia juga heran kenapa dia sekarang senang sekali membeli pakaian dalam setengah jadi.

“Entah apa yang dipikirkan perancang benda ini, cuma tali-tali doang mending gak usah pake sekalian. Mana harganya paling mahal, hmm ….” Susah payah Red menggantung benda yang hanya terdiri dari lilitan tali-tali.

Dulu, sewaktu masih menjadi istri sah Rangga, Red tidak punya semua ini, seluruh isi lemarinya normal-normal saja. Hampir tidak ada pakaian yang bisa mengekspos tubuh indahnya.

Setelah hidup sendiri dan kehilangan semua fasilitas, keadaan memaksa Red untuk bekerja dan bertemu banyak orang dengan ragam pikiran. Kadang perkataan teman-temannya yang sedikit liaar itu membuatnya tersadar, agaknya dia melewatkan hal-hal penting yang disukai lelaki.

Semakin berjauhan dengan Rangga, Red seperti memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencatat daftar kesalahan yang mungkin dia lewatkan. Selama menjadi istri, mungkin dia bisa memenuhi segala kriteria pasangan yang sempurna namun hanya secara lahiriah saja.

Menjadi wanita yang cantik,lembut dan ramah, masakannya enak, rumah dan kamar mereka selalu rapi. Red juga bijaksana dan sabar dalam mendidik anak. namun dia melewatkan kewajiban nafkah batin yang tidak kalah penting. Red baru sadar dia kerap abai terhadap hal-hal kecil yang justru berdampak besar.

Masa kesendirian ini dimanfaatkannya untuk mempelajari hal-hal ‘aneh’ yang kelak akan dia terapkan ketika Rangga sudah mengambilnya kembali. Dia bertekad akan menjadi wanita luar biasa dan tak terlupakan untuk Rangga, begitu yang sering dipikirkannya.

“Waktu kamu jemput aku nanti Mas, kamu gak bakalan biarin aku pergi lagi,” ucapnya sambil memeras kain dalam terakhir yang berwarna merah glitter itu.

Red berdiri menggunakan ujung-ujung jari kakinya untuk menjangkau jemuran berbentuk payung terbalik, handuk yang melilit separuh tubuhnya itu jelas terangkat semakin tinggi.

Kain yang masih setengah basah itu belum berhasil digantungkan ke salah satu stik jemuran, Red hampir terjungkal karena terkejut mendengar suara seorang pria dari arah samping rumahnya.

“Selamat pagi, permisi!” seru lelaki itu dengan sopan.

“Aaaaaa!” Red berteriak histeris dan refleks melemparkan benda yang ada di tangannya. Seperti dirasuki arwah atlit lempar jauh, benda pusaka itu tepat sasaran mengenai wajah lelaki yang pagi ini mungkin bernasib kurang baik. Atau sebaliknya?

Red berusaha menutupi bagian tubuhnya yang terbuka dengan tangan, tentu saja itu sama sekali tidak membantu. Dilihatnya lelaki itu bergeming dan ingin meraih kain merah yang mentupi wajahnya.

“Diam dan tetap seperti itu!” perintah Red dari jauh.

Lelaki itu menurunkan kembali tangannya yang sudah setengah terangkat ke atas.

“Biarkan wajah mu tetap tertutup dan jangan bicara apapun sampai aku masuk! Dasar pria mesuum, berani-beraninya masuk halaman rumah orang tanpa izin!” gerutunya.

Lelaki itu diam, kalau dia menjawab bisa-bisa kain merah ini jatuh ke tanah dan dia kembali melihat pemandangan yang memang indah dimatanya, tapi dia lebih takut mati terbunuh keindahan itu sendiri.

Lelaki berkemeja hitam melambai-lambaikan tangan di udara sambil berharap pengampunan untuk matanya yang benar-benar tak sengaja menikmati keindahan yang melebihi pijar syahdu matahari pagi. Juga untuk hidungnya yang mau tidak mau ikut mencium bau segar pewangi pakaian yang masih lembab ini.

Semoga gadis itu mengerti dia sama sekali tidak ada maksud mengintip atau melakukan tindakan yang melanggar norma. Semua murni ketidaksengajaan dan … mungkin rezeki di awal pagi.

Red masih menggerutu sembari berpakaian, kini dia sudah memakai pakaian rumahnya namun handuk di kepala belum dia buka karena dia tidak punya alat pengering rambut, jadi biarlah handuk itu menyerap semua lembab rambutnya yang cukup lebat.

Wanita itu membuka pintu depan kontrakan, mencari dimana sosok laki-laki tidak beradab tadi. Tidak ditemukan.

“Astaga! Jangan-jangan dia masih di samping!” Red menepuk kening.

Benar saja, lelaki itu masih ditempat semula. Kain yang tadi menutupi wajahnya sudah tidak ada.

“Kamu!?” seru Red yang keluar dari pintu samping.

Kekesalan Red bertambah karena lelaki itu adalah orang yang tadi malam meminjamkan jaket coklat. Seingat Red dia belum memberi tahu alamat kontrakannya. Bagaimana caranya Abhi bisa sampai kesini?

“Maafkan saya Red, kamu harus dengerin penjelasan saya dulu,” ucapnya ingin mencoba melakukan pembelaan.

“Mana yang tadi?” tanya Red yang lebih membutuhkan informasi dimana kain dalam yang tadi menutup wajah Abhi?

“Itu … itu udah aku jemurin!”

“Astaga! gak waras kamu ini ya, sana gak!? sana!”

Red mendorong tubuh tinggi Abhi hingga ke teras depan kontrakan. Selain marah, dia juga malu karena pasti laki-laki yang belum jelas berasal dari mana ini sudah puas melihat koleksi pribadinya.

“Iya … Iya, Red. Maafin aku.” Abhi membalikkan tubuhnya. Dapat ditatapnya wajah marah Red dari dekat. Ternyata ada tahi lalat kecil dibawah hidung dan sedikit diatas sisi kiri bibirnya. Hal yang luput dari pandangannya tadi malam.

“Anda ini selain ga punya adab ternyata juga sok akrab, dari tadi manggil saya Rad, Red, Rad, Red!” bentak Red.

“Iya … iya itu kan memang nama kamu? Maafin aku, okay? Aku bener-bener gak sengaja. Tadinya aku udah telpon ke nomor  ponsel ku, hampir sepuluh kali gak ada jawaban. Aku mau nanya alamat kamu. Untungnya gps ku nyala, makannya aku bisa tau rumah kamu disini. Aku tau ini gak sopan, tapi aku harus segera pulang ke Tanjungpinang, nanti malam acara resepsi pernikahan adik ku.”

Abhi mencoba menjelaskan panjang lebar pada Red yang masih kesal.

“Terus kamu mau apa?” ketus Red lagi.

“Ya … ya mau ngambil ponsel ku sih rencananya,” jawab Abhi terbata, dia masih takut dengan tatapan gadis di hadapannya.

“Tunggu disini!” instruksi Red.

“Iya baik siap!” Abhi mengangkat telapak tangannya ke kening membuat gerakan hormat grak.

Red masuk ke kamarnya, mengambil benda pipih yang sejak tadi malam tidak berpindah tempat. Dia juga mengambil jaket coklat dari dalam keranjang baju kotor dan memasukkannya ke dalam kresek bekas layak pakai. Kemudian segera keluar menemui Abhi yang entah sejak kapan sudah duduk di kursi plastik berwarna hijau yang ada di teras rumah Red. Dia langsung berdiri ketika melihat gadis dengan sudah berbusana rapi itu keluar.

“Ini jaket kamu, maaf banget aku gak sempat cuci, lagian kalau aku cuci tadi pagi, malah gak kering sekarang. Aku kembaliin supaya kamu gak kesini lagi nyariin aku udah kek rentenir. Bahkan kamu gak lebih sopan dari kang kredit panci, tau gak?” ungkap Red ketus.

“Astaga! Kan udah minta maaf, Non,” erang Abhi yang justru gemas mendengar omelan Red yang mirip rutukan itu.

“Dan ini ponsel kamu, maaf aku penasaran, jadi aku liat sedikit.” Red menyerahkan ponsel itu namun membuang pandangannya ke arah lain sambil mengulum senyum.

“Astaghfirullah!” Abhi benar-benar berteriak, matanya membulat, panik.

“Beneran kamu liat!?” Kini malah dia nekat mengguncang pundak Red yang enggan melihat ke arahnya.

Red menatap sadis tangan Abhi yang sudah lengket di kedua pundaknya.

“Ma-maaf, beneran kamu sudah lihat? Percayalah, aku lelaki baik-baik, aku masih suci, itu … itu video punya temen ku yang numpang simpen, ini mau aku kembalikan video sialann itu!” ungkap Abhi terbata-bata.

Red gemetar menahan diri agar tidak tertawa, padahal dia hanya berbohong soal melihat isi ponsel itu. Wanita itu bahkan tidak menyentuhnya sama sekali. Namun karena panik, Abhi justru membongkar kedoknya sendiri.

“Kok kamu ketawa sih? Sumpah Red, sumpah aku gak bohong aku gak suka koleksi yang begituan,” elaknya lagi.

“Kalau bukan, kenapa sampe takut dan malah pake sumpah sumpah segala?”

“Iya … iya kan gak enak aja kesan pertama ketemu malah kamu ngiranya aku sebejad itu! ya aku paling liat dikit lah, terus aku hapus. Itu beneran punya temen ku!”

“Ahahaaa ahahaha ahahha, gilak ya sangking paniknya sampe kebongkar rahasia sendiri. ckckc. Denger ya, mau itu milik kamu atau bukan, ga ada urusannya sama aku! Dan aku gak sentuh ponsel kamu sedikitpun, selain menggeser tombol hijau waktu kamu telpon tadi malam!" ungkap Red jujur.

Abhi hanya bisa menggaruk leher belakangnya, kepalang malu. Benar-benar meninggalkan kesan buruk.

"Baiklah, sekali lagi maafin aku ya! Aku harus pamit sekarang. See u."

Abhi melambaikan tangan, saat mengucapkan kalimat terakhirnya dia benar-benar mengharapkan ada pertemuan selanjutnya dengan wanita pemilik benda-benda merah yang bergantungan tadi.

"Eh tapi, Aku boleh nunggu taxi disini kan?"

Dia harus memesan taksinya terlebih dahulu.

"Silakan! Tapi maaf aku harus siap-siap karena aku juga ada acara lain."

"Gak bisa temenin sebentar?"

"Kok ngelunjak ya?"

"Ehe, engga engga, aku becanda. Yaudah sana masuk. Taksi ku sebentar lagi sampai."

Red berlalu tanpa mengindahkan Abhi, baginya Abhi hanya sebuah sebuah kebetulan yang merusak moodnya pagi ini.

***

Di dalam taksinya, Abhi malah menjadi resah, isi otaknya seketika di dominasi warna merah.

"Pak! Bisa mampir ke mushola itu sebentar gak?" tanyanya pada supir taksi.

"Mau shalat dhuha Mas? Tapi kalau lebih dari setengah jam mohon maaf ada chargenya, Mas."

"Engga engga pak, saya cuma mau cuci muka sebentar!"

Abhi turun dan langsung mencari keberadaan air keran. Dia membasuh wajah hingga kepalanya dengan kasar berkali-kali.

Setelah itu Dia kembali masuk ke dalam taksinya dan menggeleng-gelengkan kepala berharap kelebat bayangan nakal berhenti melintas. Namun gagal, Abhi lupa dua hanya membasuh kepala, bukan otaknya.

"Damn! kenapa semua jemuran gadis itu jadi pindah ke kepala gue sih?" erangnya sambil merapikan kembali rambut basahnya dengan jari.

Untuk yang kedua kalinya, Abhi disangka tidak 'sehat' oleh supir taksinya.

***

Terpopuler

Comments

may

may

Siapa yg mindahin?🤣

2025-01-28

0

may

may

Aci adeknya abhi?

2025-01-28

0

Rosida maghrib

Rosida maghrib

ya Alloh ngakak bet sumpahhh🤣🤣🤣

2024-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 SEPATU MERAH
2 RED
3 ARUNA NUREDA, MOM OF ARRAZQA
4 PEMILIK CINTA
5 PEMILIK KAIN JEMURAN
6 SERANGGA BERBISA
7 CINTA MEREK APA?
8 PERUNTUNGAN
9 PETUAH CINTA
10 KOLAM RENANG DAN GADIS RAMBUT KEPANG
11 LEMAS
12 JERAT RINDU
13 MODUS KLASIK
14 SATU LANGKAH LEBIH CEPAT
15 BIAR BERLALU
16 YANG SEBELUMNYA TERJADI
17 TERNIAT
18 TANTE BURUNG HANTU
19 KEHORMATAN
20 KAMAR WUDHU JADI SAKSI
21 LUMPIA
22 SISTEM PENCERNAAN
23 RINDU YANG HAMPA
24 OMBAK
25 JANJI MANIS
26 ADA YANG GERAM
27 PARAGRAP LUKA
28 TERAS ROBOH
29 DIGREBEK?
30 NYONYA ABHIMANA
31 KEBETULAN
32 TIDAK PERLU JATUH CINTA
33 SIMULASI
34 RUMAH KOSONG
35 PRA SIMULASI
36 SIMULASI SAJA
37 PULANG BERSAMA
38 BABY
39 BAJU KELUARGA
40 HALLO, MERTUA.
41 BAKU HANTAM DI BAHU JALAN
42 HIDUP DAN MATI ACHY
43 YANG TELAH TERMAAFKAN
44 MENUNAIKAN JANJI
45 RELAIN YUK, MAS.
46 BE MINE
47 BERBURU RESTU
48 GOOD BYE, SODET.
49 ON PERIODE
50 MENJENGUK ADIK IPAR
51 RENDRA SAKIT
52 AFTER WISUDA
53 CUPLIKAN KELAM
54 PLOT TWIST
55 HARI ISTIMEWA
56 BUKA KADO
57 MALAM PENERIMAAN
58 EPISODE BARU
59 KELUARGA
60 BICARA SEKALI LAGI
61 AKHIR KISAH RANGGA
62 CALON MERTUA REZA
63 SUAMI KANTORAN
64 KALAU KITA DIHINA
65 SATU TAHUN PERTAMA
66 MISI TUNTAS
67 AKHIR KISAH
68 BONUS CHAPTER
69 Makasih ya semuanya
70 NEW RELEASE
71 PENGUMUMAN (Tidak Terlalu) PENTING
Episodes

Updated 71 Episodes

1
SEPATU MERAH
2
RED
3
ARUNA NUREDA, MOM OF ARRAZQA
4
PEMILIK CINTA
5
PEMILIK KAIN JEMURAN
6
SERANGGA BERBISA
7
CINTA MEREK APA?
8
PERUNTUNGAN
9
PETUAH CINTA
10
KOLAM RENANG DAN GADIS RAMBUT KEPANG
11
LEMAS
12
JERAT RINDU
13
MODUS KLASIK
14
SATU LANGKAH LEBIH CEPAT
15
BIAR BERLALU
16
YANG SEBELUMNYA TERJADI
17
TERNIAT
18
TANTE BURUNG HANTU
19
KEHORMATAN
20
KAMAR WUDHU JADI SAKSI
21
LUMPIA
22
SISTEM PENCERNAAN
23
RINDU YANG HAMPA
24
OMBAK
25
JANJI MANIS
26
ADA YANG GERAM
27
PARAGRAP LUKA
28
TERAS ROBOH
29
DIGREBEK?
30
NYONYA ABHIMANA
31
KEBETULAN
32
TIDAK PERLU JATUH CINTA
33
SIMULASI
34
RUMAH KOSONG
35
PRA SIMULASI
36
SIMULASI SAJA
37
PULANG BERSAMA
38
BABY
39
BAJU KELUARGA
40
HALLO, MERTUA.
41
BAKU HANTAM DI BAHU JALAN
42
HIDUP DAN MATI ACHY
43
YANG TELAH TERMAAFKAN
44
MENUNAIKAN JANJI
45
RELAIN YUK, MAS.
46
BE MINE
47
BERBURU RESTU
48
GOOD BYE, SODET.
49
ON PERIODE
50
MENJENGUK ADIK IPAR
51
RENDRA SAKIT
52
AFTER WISUDA
53
CUPLIKAN KELAM
54
PLOT TWIST
55
HARI ISTIMEWA
56
BUKA KADO
57
MALAM PENERIMAAN
58
EPISODE BARU
59
KELUARGA
60
BICARA SEKALI LAGI
61
AKHIR KISAH RANGGA
62
CALON MERTUA REZA
63
SUAMI KANTORAN
64
KALAU KITA DIHINA
65
SATU TAHUN PERTAMA
66
MISI TUNTAS
67
AKHIR KISAH
68
BONUS CHAPTER
69
Makasih ya semuanya
70
NEW RELEASE
71
PENGUMUMAN (Tidak Terlalu) PENTING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!