Benci, Dendam Dan Cinta
"Orang tuamu tidak bisa diselamatkan, ada banyak luka yang fatal, maafkan kami!" ujar seorang Dokter yang baru saja keluar dari dalam kamar ibu dan ayah Haruka
"Maksud dokter?!" Tanya Haruka dengan mata berkaca-kaca, ia tak habis pikir dengan apa yang terjadi pada orangtuanya jika tak ada.
"Orang tuamu sudah meninggal," lirih Dokter itu menundukkan kepala. Tubuh Haruka langsung jatuh ke lantai terkulai lemas.
"Tidak ... tidak mungkin!" Teriak Haruka tak terima, air mata membasahi pipinya. Beberapa suster langsung mengangkat Haruka untuk duduk di kursi.
"Ini tidak benar kan?!" Tanya Haruka dengan nada tinggi pada seorang suster yang memegangi pundaknya.
"Kau harus tabah dan menerima keadaan, tuhan sudah merencanakan hal yang baik dan buruk pada manusia. Maka dari itu kau harus percaya dan yakin!" Tegas suster di samping Haruka, namun Haruka masih terlarut dalam kesedihan hingga tak terlalu menghiraukan ucapan suster tadi.
"Jika aku tidak membiarkan mereka untuk belikan aku sepeda ini tak akan terjadi! Ini salahku! Aku bersalah!" Teriak Haruka menyalahkan dirinya.
"Tidak! Tidak ada yang bersalah di sini, ini kehendak tuhan!" Jelas suster di samping Haruka lalu memeluknya.
"Aku tak punya pilihan lain!" Seru Haruka lalu berlalu.
***
Hembusan angin menerpa wajah Haruka, anak itu sedang berjalan di tengah kerumunan dengan tatapan kosong ke depan. Beberapa orang bahkan sempat menabraknya hingga ia terjatuh, namun hal itu tak ia hiraukan. Haruka merasa hidupnya sedang terombang-ambing di lautan api, kebahagiannya sudah di renggut tuhan dengan cara mengambil orang yang ia sayangi.
Ketika ia berjalan hendak menyebrang, lampu lalu-lintas menunjukan warna merah. Haruka yang sedang menunggu tiba-tiba kedatangan seorang Siswi dan Siswa di dekatnya, tatapan Siswi itu ramah serta bersahabat. Siswi itu lalu tersenyum pada Haruka, Haruka lalu membalasnya dengan senyum juga. Namun senyum itu mengandung arti pahit yang menyedihkan.
Sebelum tatapan Haruka mengarah pada sebuah mobil yang melaju kencang, saat seperti itu yang ia tunggu. Ia berlari ke tengah jalan raya, berharap mobil itu menabrak dan mengahancurkan tubuhnya.
"Jangan!" Teriak Siswi tadi.
Namun mobil sudah berada di depan, Haruka menutup mata. Tapi ... ia sadar tubuhnya masih utuh. Setelah dilihatnya tepat di hadapannya, seorang siswi sudah terbaring bersimbah darah.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Haruka mendekati Siswi itu.
"Ha ... nya ingin ... menyelamatkan kau ...." tuturnya sebelum ia menghembuskan nafas terakhir.
"Kau membunuhnya!!" Teriak seorang Siswa yang berdiri di samping Siswi itu tadi.
"Kenapa dia harus menolongku!" Seru Haruka mendekati Siswi itu.
"Minggir kau pembunuh!" Teriak Siswa itu mendorong Haruka.
"Aku ... aku ...." lirih Haruka lalu berlari menjauh.
***
Haruka mengintip di balik pohon di pemakaman, rasa bersalah dan sesal muncul di benaknya, ia merasa bahwa dirinya lah penyebab semua kematian orang-orang itu.
Semua orang di pemakaman sudah pergi, hanya Siswa tadi yang masih setia di sana. Perlahan Haruka berjalan menuju ke sana.
"Kau datang?! Lihat hasil perbuatanmu!! Kau membunuhnya!! Pembunuh sialan!!" Teriak Siswa bernama Kenichi itu.
"A ... aku tahu aku seorang pembunuh! Yah, aku penyebab semua kematian ini! Korban kecelakaan kemarin. Ibu dan ayahku tewas kecelakaan! Itu karna aku menyuruh mereka untuk belikan sepeda hari itu! Dan sekarang. Aku penyebab kematian Siswi bernama Rikka! Aku sadar semuanya salahku!!" Tegas Haruka mencurahkan isi hatinya, hujan lalu mengguyur pemakaman. Air mata Haruka ikut meleleh ketika ia menumpahkan kekesalannya.
"Kau akhirnya sadar!!" Teriak Kenichi lalu memukul wajah Haruka begitu keras hingga Haruka jatuh terhuyung ke tanah.
"Ayo ... pukul aku! Puaskan dirimu! Jika kau bisa bunuhlah aku! tapi apapun itu suatu saat aku akan datang memenuhi apa yang ia inginkan!" Seru Haruka lalu bangkit, wajahnya mulai bercucuran air mata
"Berhenti sebut namanya! Kau tak pantas!!" Teriak Kenichi melempar tanah ketubuh Haruka.
Haruka lalu berlari menjauh, perlahan ia meninggalkan Kenichi di pemakaman sendirian. ia ingat kata-kata Siswi itu, dan ia yakin akan melakukannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Erni Fitriana
tinggalkan jejak n start baca thor
2021-01-12
0
jully
Hai ka dapet salam dari 'Suami ku tukang ojek' di tunggu ka,tinggal klik saja profil ku.
jangan lupa like komen dan vote.
-Ijin promo ya thor
Terimakasih😊
2021-01-11
0