MENGHILANG

MENGHILANG

Part 1

Aku Sabrina Velicia. Aku bersahabat dengan dia. Dari kecil aku bersahabat dengan Fikri Gutama. Dia baik, lucu, ceria, tapi kadang kaku saat serius.

Aku dan Fikri sudah lama bersahabat, bahkan saat aku belum sekolah, aku sudah bersahabat dengan dia. Semua aktivitasku selalu bersama dia, mulai dari belajar, bermain bersama, berangkat sekolah dan aktivitas lainnya seperti yang di lakukan anak kebanyakan.

Saat sekolah, aku sering berangkat bersama. Bedanya kita sering bergandengan tangan. Orang-orang atau teman-temanku suka menganggap itu serius.

Iiih pacaran

Ih masih kecil pacaran

Cie cie pacaran ya..

Kira kira seperti itu cibiran mereka.

Aku dan Fikri seperti itu karena kita bersahabat. Aku rasa orang-orang saja yang aneh.

Saat SD, Aku dan Fikri juga satu sekolah, sering berangkat bersama dan sebagainya. Perlakuannya memang sangat manis terhadapku. Contohnya seperti saat ini.

"Veli! Veli!" teriak seseorang yang tidak asing lagi bagiku.

Aku menoleh ke belakang. "Eh Fikri, kenapa?" sahutku.

Dia tersenyum. "Hmm, ini nih kamu mau gak kita samaan gelangnya?" dia menyodorkan sesuatu di tangannya.

Aku menatap benda itu. "Wah bagus, mau mau." senyumku merekah.

"Ok sini aku pakein, ada nama kamu-nya juga lho." dia mengambil satu dan memakaikannya padaku.

"Wah iya nih," sahutku senang.

Dia melepaskan tangannya. Gelang itu bagai lingkaran nadi merah di pergelanganku. "Hehehe bagus kan jadinya," ujarnya.

"Iya," jawabku tersenyum. "yeeey!! Oh iya nanti pulang sekolah kita main yuk!"

Dia mengangguk. "Ayo kita main lanjutin yang kemarin"

"Ayo ayo," tukasku sambil gembira. Dia membalasnya dengan senyuman.

Kira kira seperti itu perlakuan manisnya kepadaku. Dia benar benar baik. Dia bagaikan malaikat yang selalu menjagaku. Aku senang dia ada disampingku dan bahkan aku dapat menjadi sahabatnya. Aku sangat beruntung.

...'''...

"Waaaaah awaaas!" ujar seorang anak menaiki sepeda dengan seragam SMP, dia hampir menabrak ibu-ibu yang tengah mengantarkan anaknya. "Eh dek hati hati..!!" "Iya buuu maaaf," sahut anak itu dengan keras agar dapat didengar.

Remaja laki-laki itu memberhentikan sepedanya tepat didepanku. "Yaaa ampuuun Fikri kamu baru pertama masuk SMP udah bikin ulah!" omelku. Ku lihat orang orang menatapku.

Fikri pun malah cengengesan. "Hehehe maaf Vel," balasnya.

Aku menatap sepeda yang dipakainya. Aku lihat dia tersentak, aku menatapnya curiga. "E-eh tunggu ini sepeda siapa?"

Dia mengangkat alisnya. "Ah hehe, ini aku minjem sama tetangga supaya gak telat. Terus dia yang jadi jalan kaki," jelasnya tanpa rasa bersalah.

Aku mengangkat ujung bibirku dan menghela napas. "Yaudah, yuk kita masuk ke dalam," ajakku sambil jalan menelusuri sekolah baruku, dan Fikri mengikutiku dari belakang.

Ku lihat ada ramai-ramai didepan sana. Saat ku dekati, ternyata disana ada mading berisi catatan murid baru beserta kelasnya dan kita berdua menghampirinya. Fikri berlari mendahuluiku dan menerobos siswa lain yang ada di sana.

"Vel vel ada nama kita nih," katanya antusias. "kita sekelas!" ujar Fikri dengan semangat yang buat aku langsung menoleh ke arah dia.

"Mana mana?..waah iya.." kataku tersenyum lebar.

"Yey yey yey yey," sorak kita kompak.

"Ayo Vel," ajak Fikri sambil menggandeng tanganku dan aku mengikutinya.

...'''...

Aku mencari dimana kelasku tapi belum ketemu karena sekolahku sangat luas dan kelasnya pun terlalu banyak jadi aku bingung letak kelasku dimana, sedangkan sekarang sepertinya bel masuk akan berbunyi.

Setelah lama berkeliling, akhirnya aku melihat seseorang, pria paruh baya yang tampaknya seperti satpam.

"Permisi pak saya mau nanya, kelas 7c di mana ya?" tanyaku sopan.

"Pak saya tersesat karena sekolahnya luas bangeeet," sahut Fikri yang terlihat antusias.

"Ssstt jangan terlalu semangat deh," bisik-ku pelan ditelinganya sambil sedikit berjinjit karena Fikri lebih tinggi dari-ku.

"Hehe," sahut dia.

"I-iya pak kita gak tau kelasnya dimana," lanjutku yang tadi.

"Ooh 7c di...." aku lihat bapak ini tampak berpikir. "Oh iya! Di belakang taman, 'kan taman sekolah diantara gedung tingkat itu, terus kelas 7c ada digedung belakangnya yang deket lapangan olahraga, kelasnya ada diatas paling ujung," jelas bapak itu panjang lebar.

"O-ohh hehe iya pak," sahutku tersenyum.

"Ngertikan kamu?" katanya memastikan.

Aku mengangguk "Iya pak makasih ya..," ucap-ku dan Fikri.

"Ya udah buruan keburu masuk, nanti kalian juga dibimbing sama osis."

"Iya pak," kataku dan Fikri serempak.

Aku berjalan mengikuti arah yang dikatakan bapak itu, sepertinya Fikri tidak mengerti apa yang di jelaskan bapak tadi. Dia hanya diam di sebelahku sambil melihat lingkungan baru ini.

"Kita mau kemana siih," rengek Fikri gusar.

"Mau ke kelas kita lah," balasku sambil mengedarkan pandangan-ku

"Tapi kamu ngerti?" tanya Fikri.

"Iya lah, nih dikit lagi," ucapku sambil menunjuk ke gedung itu.

"Hmm," sahut Fikri sambil mengangguk ngangguk.

Tanpa sadar kami bergandengan tangan. Aku tidak tahu apa yang akan di pikirkan orang jika aku dan Fikri seperti ini, aku pikir perlakuan kita normal dan tidak ada yang aneh.

Setelah sampai di gedung itu, aku menaiki tangga sambil melihat-lihat. Perlahan tampak saat aku berada di atas gedung. Aku menoleh ke arah kanan, terlihat pemandangan bumi yang besar dan luas dari atas gedung, terlihat juga seberapa besarnya sekolah-ku, aku rasa aku tidak akan menyesal saat sekolah disini, aku rasa hari hari-ku akan sangat menyenangkan apalagi jika selalu ada Fikri di dekatku.

Saat melewati koridor menuju kelas-ku yang paling ujung itu orang orang tampak melihat kearah ku dan Fikri. Mereka terlihat berbisik saat melihat kita bergandengan.

"Nah udah sampe 'kan, bener gak?" aku melihat ke papan nama kelas. "hmm naah bener," ucap-ku memastikan.

"Yaudah yuk dikit lagi kita masuk jam pelajaran," ajak orang di sampingku yang lebih tinggi sedikit dari-ku ini.

"Oke tapi kan kita Masa Pengenalan Sekolah dulu jadi gak belajar, hehe," jelasku seraya cengengesan.

"Yaudah kita duduk dulu yuk," ajak-ku sembari masuk ke kelas yang terasa asing ini.

"Ayo ayo," sahutnya senang.

"Kita sebangku yuk," ajakku pada awalnya. "yaah kursi yang kosong cuma ada di paling belakan, sisa dua juga, kayaknya kita terlambat," ujarku sambil menatapnya bingung. Padahal aku tidak suka duduk paling belakang.

"Hmm gimana?" Fikri menatapku, tampaknya dia ragu juga.

"Ya udah gak pa-pa deh," balasku lesu.

Saat aku jalan ke kursi itu dan aku duduk, seseorang menyapa kita, dia teman sekelas kita yang duduk di depan kita.

"Hai..kenalin Nama ku......

...To be continue...

...See you ya...

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-09-01

0

BINTANG PENGHACUR

BINTANG PENGHACUR

mia

2021-12-24

0

Cha_Cha🌈 (Si Ratu BL)

Cha_Cha🌈 (Si Ratu BL)

Sepertinya bagus.. Penulisannya gak berbelit-belit, bahasanya juga keren. Jadi enak bacanya.💪

2021-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!