Seluruh siswa SMP Kembang Indah berhamburan keluar, semua siswa ceria pada hari pertamanya masuk termasuk dua sahabat kecil ini. Keduanya berjalan bersama berdua dan tiba-tiba dari belakang ada yang memanggil satu orang dari keduanya.
"Fikri!!" teriak Mia sembari berlari.
Keduanya menoleh, Veli hanya diam, mencoba terbiasa akan kehadiran Mia.
"Eh iya, kenapa?" ucap Fikri setelah menoleh ke arah belakang.
"Emm, besok aku boleh gabung gak ke kalian berdua? Jadi bertiga gitu?" tanya Mia nyengir.
"Iya boleh," jawab Veli sepontan, dia tidak boleh egois kan?
"A-a em, iya boleh," jawab Fikri gugup, entah kenapa.
"Oke, makasih ya, aku udah di jemput papa di depan," jawab Mia berseri dan berlari menjauh.
"Iya," jawab Veli dan Fikri berbarengan.
Lalu setelah itu mereka pun pulang berdua. Di perjalanan semua terasa segar udaranya, walaupun pun tengah hari begini, kota kembang tetap sejuk karena di sekitaran jalan juga banyak pepohonan.
Semua orang yang lewat melihat ke arah mereka berdua, mereka tampak biasa dengan kedua bocah ini karena setiap hari keduanya selalu menggunakan jalan ini untuk pulang.
Di tengah perjalanan Vali merasa tidak enak di bagian perutnya dan memeganginya, keluarlah bunyi nyaring yang sangat mengocok perut.
Krrwwk~
Fikri menatapnya, lalu sesaat terdiam lalu tertawa terbahak-bahak.
"Wah, ahahaha, kamu laper ya, ahaha," ujar Fikri lalu tertawa.
"Iih...." wajah Veli pun merah padam karena malu.
"Ya udah, daripada laper, ke warung biasa yuk kita beli tahu bulat," ajak Fikri dengan senyumannya, lalu ia merangkul Veli.
"Ayo, laper niih," tutur Veli menyernyit.
"Ayoo." mereka pun berlari kecil ke warung yang jualan tahu bulat itu.
Sesampainya di sana Veli duduk dan Fikri memesan tahu di akangnya.
"Kang, saya beli tahu bulat dua bungkus," ucap Fikri sembari menyerahkan uangnya.
"Oke, asin atau pedes atuh?" tanya akangnya. (Berlogat sunda)
"Hmm yang punya saya pedes, yang satu lagi asin aja," jawab Fikri sembari melirik ke arah Veli dengan wajah lucunya yang kelaparan.
Fikri pun diam berdiri menunggu pesanannya selesai. Dia menoleh keearah sahabatnya itu sambil menunggu pesanan. Setelah beberapa menit akhirnya pesanannya di berikan.
"Nih, udah selesai," ucap akangnya dengan logat khasnya itu. "yang ini pedes ya."
"Makasih ya kang."
"Iya."
Melihat Veli yang tidak konsen, Fikri mengendap-ngendap mendekati Veli dan berniat mengagetinya. Jalannya memelan, memelan, semakin dekat dan dekat lalu.
Dooorr!!!
"Aaaaaaaaa mama mama," ujar Veli terkejut.
"Ahahahha, kaget nih yee," ledek Fikri.
"Fikriii, iih kamu mah," ucap Veli bete sambil memukul bahu Fikri.
"Udah udah jangan ngambek, nih tahu bulatnya, kan kamu laper," bujuk Fikri dengan menyodorkan tahu bulat lezat itu.
Veli meliriknya, "Sini!" lalu Veli merampas tahu itu dengan wajah yang masih cemberut.
"Jangan cemberut doong, ya udah nanti kita main di bukit deh ya," ajak Fikri dengan senyumannya yang sedari tadi menempel di wajahnya.
Veli menoleh ke arah Fikri yang wajahnya sudah sangat kesenangan, "Iya deh, iyaa."
"Nah gitu dong, mau makan dulu atau sambil jalan aja?" tanya Fikri.
"Makan di sini dulu sebentar, terus jalan lagi," singkat Veli yang langsung melahap satu bulatan tahu.
"Kok gak ada pedes-pedesnya ya?" tanya Veli sambil mengunyah.
"Iya aku pesen buat kamu yang gak pedes, takut kamu sakit perut," jawab Fikri yang juga sedang mengunyah satu tahu.
"Ooh, pantes," singkat Veli.
Jika di hitung hitung, banyak detail tentang Veli yang Fikri tahu. Cowok itu akan selalu memerhatikan setiap tindakan dan keadaan Veli, jadi.... Ya persabahatan mereka sangat manis.
Setelah selesai mereka melanjutkan perjalanannya. Mereka mengobrol dan bersapa saat orang komplek bertemu mereka berdua. Tertawa ria sudah biasa saat mereka berdua bercanda. Saat sampai pertigaan mereka berpisah karena tidak satu arah lagi.
"Daah, nanti ke bukit belakang yaa," ujar Fikri.
"Iyaa," singkat Veli agak teriak karena jarak mereka.
...'''...
Terlihat Veli sedang menunggu kedatangan Fikri di bukit, tiduran di bawah pohon rindang untuk menghalangi sinar matahari yang menyengat. Rambut panjangnya seakan melambai karena terkena angin, menatap ke awan yang berbagai macam bentuknya. Dirinya terkekeh sendiri karena melihat Coco si kucingnya Fikri yang sangat menggemaskan di gumpalan awan putih.
Tiba tiba ada yang memanggil namanya, suara yang sangat familiar di telinganya, "Veli!"
Dia pun menoleh, "Eh Fikri, udah aku tungguin lama juga."
"Jadi? Sekarang kita main apa?" lanjut Veli.
"Hemm maiin...," sahut Fikri seraya berlagak berpikir keras. Anak lelaki itu tersenyum jahil. "kena! Kamu jaga!" Fikri berlari setelah mengentuh bahu Veli.
"Iiih Fikri!! Kamu curang!" Veli bangkit lalu mengejar Fikri.
Mereka tertawa sambil berlari-larian, mereka bergantian mengejar satu sama lain. Sampai-sampai Veli tak bisa berlari lagi.
Ahahha
Haha gak kena gak kena, wlee
Ahaha, awas ya aku kejar nih
Veli terus mengejar Fikri, rambut panjang Veli pun selalu tertiup angin saat dia berlari. Lalu.
Bugh!
Aduh!
Fikri menoleh ke belakang, terlihat kawannya terjatuh, Fikri terkejut dan berlari ke arah yang berlawanan, "Velii!"
"Kamu kenapa?" lanjutnya sembari berjongkok.
"Aku tadi gak bisa liat jalan gara-gara rambut aku ini, jadi aku jatuh deh," jawab Veli yang sesekali meringis.
"Tapi kamu gak pa-pa kan?" Fikri khawatir sembari melihat sekitar lutut Veli.
"Gak pa-pa cuma lecet sedikit nih,"
...'''...
Dua kawan itu pun duduk di bawah pohon rindang yang bawahnya di alasi rumput tebal. Jari mungil Fikri dengan lihai mengepang rambut panjang Veli lalu mengikatnya dengan karet yang biasanya dia buat untuk lompat tali lalu setelah itu lanjut untuk mengepang bagian sisi satunya.
"Makasih ya Fik," ucap Veli dengan duduk sembari memeluk kedua lututnya.
"Iya, rambut kamu panjang banget Vel. Aku aja yang kepangin rambut kamu sampe capek," ujar Fikri di belakang Veli, di sampingnya ada karet yang berserakan karena tali karetnya di bongkar.
Setelah selesai Veli berbalik dan tersenyum.
"Waah, nah gini kan bagus," puji Fikri sambil mengacungkan jempolnya.
"Ahaha iya, rapi banget, makasih ya," ujar Veli sembari memegang kedua kepangan yang di buat Fikri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Shellia
sahabat jadi cinta ini
2021-04-21
0
Sitiasmah
persahabatan yang akrabnya seperti Veli Ama Fikri ini melebihi saudara.pasti sedih kalau salah satu sahabat sudah memiliki pendamping.seperti ada yang hilang
2021-04-13
0
Juney
mampir
2021-04-02
0