Rune Knight (Monster Tamer)

Rune Knight (Monster Tamer)

BAB I Langkah Awal

1.1 Job.

Dunia ini disebut dengan Nusantara. Berbagai jenis makhluk hidup ada di dunia ini. Ras manusia merupakan pengatur utama kehidupan di Nusantara.

Manusia dapat mempelajari berbagai macam kelas prajurit. Mereka dapat memilih salah satu kelas yang cocok digunakan oleh mereka. Ada lima kelas yang dapat dipilih yaitu:

Warior: Memiliki kemampuan fisik yang kuat, kemampuan bertahan dan menyerang cukup seimbang. Warior dapat berkembang hingga menjadi paladin atau Shogun.

Mage: Memiliki kemampuan sihir yang kuat. Membuat serangan menggunakan energi dalam tubuh penyihir. Serangan sangat mematikan. Mage dapat berkembang hingga wizard atau necromancer.

Thief: Memiliki kecepatan yang luar biasa. Dapat melakukan sihir elemen level rendah. Thief dapat berkembang hingga Assasin atau Guardian.

Healer: Memiliki sihir penyembuhan dan dapat menggunakan sihir elemen cahaya. Healer dapat berkembang hingga Mystic atau Lector.

Scout: Memiliki kemampuan akurasi yang sangat baik. Dapat menyamarkan diri dengan lingkungan cukup baik. Scout dapat berkembang hingga Artemis dan Valkyrie.

Beberapa manusia juga memiliki anugerah yang sangat spesial. Mereka menyebutnya rune. Rune adalah jiwa yang dimiliki manusia untuk dapat berkomunikasi dengan monster dan menjinakkannya.

"Cukup sekian pelajaran untuk hari ini anak-anak," kata orang tua berkacamata meskipun badannya masih tegap seperti seorang kesatria.

"Berdiri, Beri salam," dengan tegas anak berumur kira-kira 7 tahun dan kepala botak berteriak di dekat jendela sebelah kiri.

"Terima kasih pak tua Albert semoga panjang umur," seluruh anak-anak berkata sambil tertawa.

Hari ini adalah ulang tahun guru Albert dan mereka sengaja membuatnya marah.

"Siapa yang kalian bilang tua bocah?" pak tua Albert marah-marah.

"Okhie siapa yang memberikan ide seperti ini?" pak Albert menunjuk ketua kelas botak di dekat jendela sebelah kiri.

"Ke..Kenang pak Albert," kata Okhie sambil gemetar ketakutan.

"Kenang!!!, setelah ini menghadap padaku di ruanganku," pak Albert menatap seseorang berambut hitam duduk di pojok belakang kanan dengan serius.

"Untuk yang lain, jangan lupa besok ada pemilihan job. Jadi bilang pada orang tua kalian. Oh ya, terakhir terima kasih untuk ucapan kalian serta do'anya. Ini pertama kalinya aku diucapkan selamat ulang tahun oleh orang lain, terutama oleh anak-anak nakal seperti kalian." ucap pak Albert sambil meneteskan air mata kegembiraan.

"Aaaahh, menghadap lagi dengan pak tua. Okhie tidak bisa menyimpan rahasia sih, tapi bagus juga ekspresi pak tua itu hahaha," aku berbicara sambil tertawa.

"Maaf kenang, aku takut, waaaaaaaaa," Okhie menjawab sambil meneteskan air mata.

Suara langkah kecil berhenti di depan sebuah pintu kayu yang lapuk. Aku menggeser sedikit pintu dan mencoba mengintip ke dalam ruangan yang sangat luas.

Tidak ada seorangpun dalam hatiku.

"Duaarrrr"

Suara ledakan ketika kaki kananku masuk ke dalam ruangan, hingga aku tersentak ke belakang.

"Hehehe, itu hukumanmu telah mempermainkan aku," pak tua Albert tertawa setelah mengunakan sihir peledak.

"Hei pak tua jangan main-main dengan ku, kamu mau membunuhku," aku kesal dan marah-marah kepada pak Albert yang muncul entah dari mana.

Pak Albert langsung menangkapku dan memukul kepalaku hingga benjol sambil berkata. "Kamu masih belum kapok?, hehehe."

"Maaf kakek aku hanya bercanda," kataku sambil kesakitan.

***

Keeseokan Harinya.

Para Orang tua murid berkumpul di sekolah tepatnya dalam gedung olahraga. Mereka ingin menyaksikan moment anak-anaknya memilih job.

Sembari menunggu guru lainnya pak Albert menjelaskan kepada murid-muridnya cara memilih job yang tepat.

Pak Albert mengeluarkan kristal hitam dimana diletakkan di tengah gedung. Dia mempraktekan cara mengukur kecocokan job. Tangan pak Albert sebelah kanan menyentuh bola dan sebelah kiri menyentuh dadanya. Tidak lama kemudian muncullah huruf-huruf dan angka di dalam kristal yang menunjukan persentase kecocokan job.

Albert

Warrior: 70%, Mage: 20%, Thief: 85%, Healer: 5%, Scout: 85%

"Jadi seperti itulah caranya anak-anak, mudah bukan," kata kakek Albert dengan santainya.

"Ingat Ketika nilai persentase semua job di bawah 70% maka disarankan untuk tidak memilih job karena akan membahayakan diri mereka." tiba-tiba suara dari pintu masuk ruangan terdengar.

Seorang dengan kumis tipis memakai baju hitam memasuki gedung olahraga. Di belakangnya juga terlihat banyak orang-orang dengan pakaian aneh berjalan menuju bola kristal.

"Hey, lama sekali kalian, apakah ada masalah dengan punggung kalian?" pak Albert menyapa teman-teman seprofesinya.

"Hahaha, sudah jangan memancing keributan tuan Albert," seseorang tiba-tiba muncul di samping pak Albert dengan seragam kerajaan Carleon.

Sejauh ini tidak ada masalah pada murid-murid yang telah mencoba pencocokan job karena mereka semua berhasil.

Okhie memandangku sejenak lalu melangkah untuk memegang bola kristal. Hasilnyapun tak disangka.

Okhie

Warrior: 95% Mage: 80% Thief: 90% Healer:95% Scout: 75%

Hasil yang membuat seluruh guru berdiri dan langsung bertepuk tangan. Sangat jarang orang akan memiliki kecocokan semua job pada persentase diatas 70%. Dengan kata lain dia langka dan dipastikan memiliki Rune.

Manusia dipastikan memiliki rune jika manusia memiliki kecocokan pada semua job. Tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang cocok hanya dengan 1 job dapat memiliki rune. Kecuali mereka yang tidak memiliki kecocokan dengan job atau dibawah 70% dipastikan mereka tidak memiliki rune.

Akhirnya giliranku tiba. Aku melangkah dengan yakin. Aku melihat sekelilingku dan melihat raut wajah kecemasan dari pak tua Albert. Pak tua Albert adalah satu-satunya orang yang merawatku dari kecil karena ayah dan ibuku gugur dalam perang 5 tahun yang lalu.

Aku letakkan tanganku di bola kristal, ini terasa sangat menyengat, mungkin karena ada energi sihir di dalamnya. Setelah itu ku letakkan tangan kiri ke dada, dan.........

"Duarrr..."

Terlihat asap putih mengelilingi bola kristal itu dan kurasa di tangan kananku ada serpihan kaca. Setelah asap putih itu menghilang terlihat hasil yang tak terduga. Bola kristal hancur dan tidak menampilkan bentuknya yang bulat.

Aku terkejut melihatnya. Membuat diriku gemetar sambil melihat pak tua Albert.

Bagaimana ini, apakah aku akan dimarahi kakek lagi dalam hatiku.

"Hei bocah, kerja bagus hahahaha," suara seseorang yang aku kenal terdengar dari belakang.

Aku berbalik kebelakang sambil ketakutan dan berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya. Di pikiranku hanya terpikirkan hal-hal buruk seperti berbagai hukuman dari kakek yang pernah aku terima.

"Kerja bagus????, Bagus bagaimana kepala sekolah?" aku keheranan sambil bertanya ketika seseorang dengan baju berwarna hijau dengan lambang kerajaan carleon berhenti berbicara.

Jangan-jangan aku ini jenius, hingga dapat menghancurkan kristal pencocokan job dalam hatiku dan rasa takut ku hilang perlahan berubah menjadi bahagia. Hal itu tercermin dari perubahan gestur tubuh gemetar menjadi raut wajah yang tersenyum-senyum sendiri.

Sebuah buku yang melingkar turun ke kepalaku tanpa aku sadari. Benar saja aku berbalik melihat kakek yang memukul kepalaku berulang kali.

"Dasar bocah bodoh apa yang kamu senyum-senyumkan," ucap kakek dengan nada tinggi sambil terus menerus memukul kepalaku.

"Maafkan bocah ini pak Syahir. Bocah ini tidak tau diri tersenyum setelah menghancurkan kristal mahal milik sekolah," kata kakek sambil memaksaku membungkuk dengan tangannya.

"Tenang saja tuan Albert, ini adalah hal yang menarik. Untuk masalah kristalnya tenang saja, nanti akan aku potong langsung dari gajimu hehehehe," ucap kepala sekolah dengan santai sambil tertawa.

Raut muka kakek terlihat kaget. Sambil mengeluarkan air matanya, dia terus bergumam. "Bagaimana gajiku bisa menutupi harga kristal itu, perlu berapa tahun aku harus bekerja jadi guru di sekolah sialan ini?"

Akhirnya tanpa tahu hasilnya aku tetap dipersilahkan memilih job yang aku inginkan.

***

Suara Kepala sekolah memberikan pidato terdengar. Murid-murid duduk dengan rapi sekitar 10 meter dari posisi kepala sekolah.

"Hari ini adalah hari dimana kalian akan memilih jalan yang baru. Yakinlah pada kemampuan kalian, asah kemampuan kalian dan jangan lelah untuk berjuang. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah nanti kalian akan jadi prajurit, guru, pedagang, atau berbagai pekerjaan lain. Semoga saja pekerjaan tersebut dapat menuntun kalian menjadi manusia sebenarnya. Perhatikan sekitar kalian, di dunia ini yang tinggal bukan hanya manusia. Tetapi ada berbagai jenis hewan, tumbuhan, dan monster mitos yang beraneka ragam. Ini adalah tugas kalian menjaga keseimbangan dunia dan menjaga perdamaian dunia. Ini adalah era perdamaian yang harus kalian jaga para generasi penerus. Itu saja yang mungkin saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mewakili para guru mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga kalian dapat bersinar layakya matahari di siang hari dan bulan di malam hari."

Riuh tepuk tangan mengiringi pidato singkat kepala sekolah. Ini adalah hari kelulusan sekolah. Sudah 5 tahun semenjak tragedi kristal pencocokan job hancur di depanku. Tak terasa hari ini akan tiba. Aku akan meninggalkan sekolah dan para guru yang telah membimbingku.

"Hei Kenang, tak kusangka murid paling jahil di sekolah bisa lulus juga," kata lelaki berbaju hitam dengan kumis tipisnya menyindir secara halus.

"Aku sudah dewasa pak Beker. Anda saja yang terlalu meremehkanku. Aku ini sesungguhnya jenius," aku membalas dengan senyum sinis kepada pak Beker.

"Hahahaha, jenius katamu. Lihat baik-baik dimana letak kejeniusanmu, nilai mu hampir saja dibawah rata-rata," pak beker membalasku dengan menunjukan lembar penilaian sekolah.

"Tapi..., bagus kamu sudah berusaha dengan baik Kenang," ucap kembali pak Beker dengan nada rendah dan mengusap kepalaku.

Seketika aku mengingat kembali masa-masaku di sekolah ini hingga air mata tak terbendung mengalir. Banyak bayangan masa lalu terutama tentang kejahilanku kepada para guru dan kakekku.

Aku membungkukkan kepalaku sembari mengucapkan dengan lantang. "Terimakasih atas bimbingannya selama ini."

***

Aku saat ini sedang melakukan perjalanan menuju kota Akademi untuk melatih job yang telahku pilih. Sudah 2 minggu semenjak aku meninggalkan kakek Albert dan desa Pakel. Harusnya 2 hari lagi aku sampai di kota Akademi.

"Sring sring bruakk...."

Terdengar suara aneh di sebelah baratku berdiri sekarang. Dengan cepat aku mendatangi sumber suara tersebut. Aku melihat satu orang menggunakan pedang panjang disudutkan oleh seekor kelinci tanduk.

Sepertinya aku mengenali orang itu dalam hatiku sambil melihat kondisi orang yang terjatuh di dekat pohon.

Dengan sigap aku lari menebas kepala kelinci tanduk. Terlihat cairan berwarna merah menyembur di sekitar kelinci itu berdiri. Tetesan cairan merah juga terlihat di pisau yang aku gunakan.

"Hei, kamu baik-baik saja?" kataku sambil mengulurkan tangan pada pria yang terduduk di tanah.

"Iya, aku baik-baik saja Kenang. Terimakasih," kata lelaki itu sambil memegang tanganku dan berusaha untuk bangkit.

"EHHHHHH!!!!" aku terkaget ketika memperhatikan secara seksama wajah pria yang aku tolong sehingga tanpa sadar melepaskan pegangan tanganku pada pria itu dan menyebabkan dia terjatuh lagi.

"Aduduh, kenapa kamu kaget begitu kenang?, terlebih kamu lepas tanganmu sampai aku jatuh lagi," kata pria itu sambil sedikit kesakitan.

"Kamu Okhie kan, ya kan?" aku menanyakan dengan penuh keraguan dan ingin memastikan.

"Iya, kenapa kamu terkejut begitu?" ucap pria itu sambil berusaha bangkit dari posisinya.

"Wahahaha, kamu memiliki rambut sekarang hahaha, sepertinya rambut itu tidak cocok untukmu hahahahaha," aku mengomentari Okhie sambil tertawa terbahak-bahak.

Okhie berkata dengan sedikit kesal. "Yah aku juga ingin memiliki rambut, kamu tahu."

"Kenapa orang ini kejam seperti biasanya. Pasti dalam hatimu bicara begitu khie hehehehe," kataku menebak isi hati Okhie.

Okhie terdiam dengan muka masam dan sepertinya kata-kataku benar.

Setelah kejadian itu kami berdua bersama-sama menuju kota Akademi. Kami berbagi cerita tentang apa yang telah kami lakukan selama satu tahun ini. Okhie telah meninggalkan desa sejak kelulusan tahun lalu dan sekarang sedang melatih kemampuan berpedangnya sebagai warior di kota Akademi. Dia telah memiliki guru yang mengajari dia cara bertarung bernama Ari. Ari merupakan salah satu dari prajurit kerajaan Imperial yang cukup terkenal.

Sedangkan aku selama setahun ini belajar dari kakekku yang seorang assasin. Aku memilih job thief karena sangat cocok dengan kakekku yang seorang assasin. Setelah 1 tahun dibawah asuhan kakek Albert, dia mengusirku.

"Sudah tidak ada yang bisa aku ajarkan padamu, pergi sana bawa barang-barangmu," aku bercerita pada Okhie menirukan kakekku sambil Aku membayangkan ketika kakek melemparkan barang-barangku keluar dari rumah dan mengunci pintunya.

Okhie tertawa terbahak-bahak mendengarkan ceritaku. "Pak Albert benar-benar kakek yang baik, hahaha," kata Okhie sambil meneruskan tertawanya.

***

Banyak orang lalu lalang di sekitarku. Ada yang menaiki kereta kuda dengan menarik barang-barang dagangan, ada yang berjalan kaki sendiri ataupun bersama-sama, ada pula sepasang kekasih sedang bergandengan tangan. Setelah itu aku menengok ke atas. Terlihat tulisan 'Selamat Datang di Kota Akademi'. Tulisan itu cukup megah dengan ukiran-ukiran indah di sampingnya.

"Hei kenang, Kenang, hei hei," Okhie memanggilku dan aku merasa dia menggoyangkan tubuhku.

"Eh, iya kenapa khie?" aku terkaget sembari menjawab panggilannya.

"Kita berpisah di sini ya, aku harus menemui guruku. Da," Okhie berkata sambil berlari terburu-buru.

"Da." aku menjawabnya.

Aku terus berjalan dan tersadar bahwa aku lupa menanyakan bagaimana cara menjadi peserta pelatihan di kota ini kepada Okhie. Aku sedikit kesal karena kebodohanku sendiri melupakan hal yang paling penting.

Akhirnya aku mecoba mengumpulkan informasi. Mengumpulkan informasi aku anggap menjadi salah satu latihan yang harus ku jalani. Aku bertanya pada beberapa orang di kota akademi dan semuanya memberikan arah yang sama menuju arah timur.

Aku akhirnya menemukannya. Setelah melewati beberapa tanda yang diberikan para penduduk seperti melewati air mancur dan penginapan, akhirnya aku sampai.

Terlihat ruangan sangat sempit berbentuk persegi, ada satu meja dan seseorang duduk disana menggunakan seragam berwarna putih dan memiliki lambang kota Akademi sedang menulis sesuatu di kertas.

"Permisi," aku mencoba memberikan salam pada orang tersebut.

"Ya ada yang bisaku bantu?" Ternyata seorang wanita muda yang sangat cantik menjawab.

"Apakah disini adalah tempat mendaftar peserta pelatihan?" aku bertanya pada wanita tersebut dan menujukan pesonaku.

Lalu wanita itu memberikan aku pena dan selembar kertas untuk aku isi. Tidak butuh waktu lama untuk mengisi kertas tersebut dan kuserahkan kembali kepada wanita tadi.

Setelah menunggu dan menggoda wanita tadi selama 30 menit, aku diberikan kunci yang memiliki gantungan tertulis 2311 oleh wanita itu.

Terpopuler

Comments

Ndan_86

Ndan_86

Nih aku kasih like nya mampir di novel ku juga yha. @Ini hidupku Bukan hidupmu

2020-11-09

1

you_are_nana1485

you_are_nana1485

mampir kak💕

2020-10-29

2

pono tj

pono tj

bagus juga....like dulu deh biar author nya semangat...

2020-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!