NovelToon NovelToon

Rune Knight (Monster Tamer)

BAB I Langkah Awal

1.1 Job.

Dunia ini disebut dengan Nusantara. Berbagai jenis makhluk hidup ada di dunia ini. Ras manusia merupakan pengatur utama kehidupan di Nusantara.

Manusia dapat mempelajari berbagai macam kelas prajurit. Mereka dapat memilih salah satu kelas yang cocok digunakan oleh mereka. Ada lima kelas yang dapat dipilih yaitu:

Warior: Memiliki kemampuan fisik yang kuat, kemampuan bertahan dan menyerang cukup seimbang. Warior dapat berkembang hingga menjadi paladin atau Shogun.

Mage: Memiliki kemampuan sihir yang kuat. Membuat serangan menggunakan energi dalam tubuh penyihir. Serangan sangat mematikan. Mage dapat berkembang hingga wizard atau necromancer.

Thief: Memiliki kecepatan yang luar biasa. Dapat melakukan sihir elemen level rendah. Thief dapat berkembang hingga Assasin atau Guardian.

Healer: Memiliki sihir penyembuhan dan dapat menggunakan sihir elemen cahaya. Healer dapat berkembang hingga Mystic atau Lector.

Scout: Memiliki kemampuan akurasi yang sangat baik. Dapat menyamarkan diri dengan lingkungan cukup baik. Scout dapat berkembang hingga Artemis dan Valkyrie.

Beberapa manusia juga memiliki anugerah yang sangat spesial. Mereka menyebutnya rune. Rune adalah jiwa yang dimiliki manusia untuk dapat berkomunikasi dengan monster dan menjinakkannya.

"Cukup sekian pelajaran untuk hari ini anak-anak," kata orang tua berkacamata meskipun badannya masih tegap seperti seorang kesatria.

"Berdiri, Beri salam," dengan tegas anak berumur kira-kira 7 tahun dan kepala botak berteriak di dekat jendela sebelah kiri.

"Terima kasih pak tua Albert semoga panjang umur," seluruh anak-anak berkata sambil tertawa.

Hari ini adalah ulang tahun guru Albert dan mereka sengaja membuatnya marah.

"Siapa yang kalian bilang tua bocah?" pak tua Albert marah-marah.

"Okhie siapa yang memberikan ide seperti ini?" pak Albert menunjuk ketua kelas botak di dekat jendela sebelah kiri.

"Ke..Kenang pak Albert," kata Okhie sambil gemetar ketakutan.

"Kenang!!!, setelah ini menghadap padaku di ruanganku," pak Albert menatap seseorang berambut hitam duduk di pojok belakang kanan dengan serius.

"Untuk yang lain, jangan lupa besok ada pemilihan job. Jadi bilang pada orang tua kalian. Oh ya, terakhir terima kasih untuk ucapan kalian serta do'anya. Ini pertama kalinya aku diucapkan selamat ulang tahun oleh orang lain, terutama oleh anak-anak nakal seperti kalian." ucap pak Albert sambil meneteskan air mata kegembiraan.

"Aaaahh, menghadap lagi dengan pak tua. Okhie tidak bisa menyimpan rahasia sih, tapi bagus juga ekspresi pak tua itu hahaha," aku berbicara sambil tertawa.

"Maaf kenang, aku takut, waaaaaaaaa," Okhie menjawab sambil meneteskan air mata.

Suara langkah kecil berhenti di depan sebuah pintu kayu yang lapuk. Aku menggeser sedikit pintu dan mencoba mengintip ke dalam ruangan yang sangat luas.

Tidak ada seorangpun dalam hatiku.

"Duaarrrr"

Suara ledakan ketika kaki kananku masuk ke dalam ruangan, hingga aku tersentak ke belakang.

"Hehehe, itu hukumanmu telah mempermainkan aku," pak tua Albert tertawa setelah mengunakan sihir peledak.

"Hei pak tua jangan main-main dengan ku, kamu mau membunuhku," aku kesal dan marah-marah kepada pak Albert yang muncul entah dari mana.

Pak Albert langsung menangkapku dan memukul kepalaku hingga benjol sambil berkata. "Kamu masih belum kapok?, hehehe."

"Maaf kakek aku hanya bercanda," kataku sambil kesakitan.

***

Keeseokan Harinya.

Para Orang tua murid berkumpul di sekolah tepatnya dalam gedung olahraga. Mereka ingin menyaksikan moment anak-anaknya memilih job.

Sembari menunggu guru lainnya pak Albert menjelaskan kepada murid-muridnya cara memilih job yang tepat.

Pak Albert mengeluarkan kristal hitam dimana diletakkan di tengah gedung. Dia mempraktekan cara mengukur kecocokan job. Tangan pak Albert sebelah kanan menyentuh bola dan sebelah kiri menyentuh dadanya. Tidak lama kemudian muncullah huruf-huruf dan angka di dalam kristal yang menunjukan persentase kecocokan job.

Albert

Warrior: 70%, Mage: 20%, Thief: 85%, Healer: 5%, Scout: 85%

"Jadi seperti itulah caranya anak-anak, mudah bukan," kata kakek Albert dengan santainya.

"Ingat Ketika nilai persentase semua job di bawah 70% maka disarankan untuk tidak memilih job karena akan membahayakan diri mereka." tiba-tiba suara dari pintu masuk ruangan terdengar.

Seorang dengan kumis tipis memakai baju hitam memasuki gedung olahraga. Di belakangnya juga terlihat banyak orang-orang dengan pakaian aneh berjalan menuju bola kristal.

"Hey, lama sekali kalian, apakah ada masalah dengan punggung kalian?" pak Albert menyapa teman-teman seprofesinya.

"Hahaha, sudah jangan memancing keributan tuan Albert," seseorang tiba-tiba muncul di samping pak Albert dengan seragam kerajaan Carleon.

Sejauh ini tidak ada masalah pada murid-murid yang telah mencoba pencocokan job karena mereka semua berhasil.

Okhie memandangku sejenak lalu melangkah untuk memegang bola kristal. Hasilnyapun tak disangka.

Okhie

Warrior: 95% Mage: 80% Thief: 90% Healer:95% Scout: 75%

Hasil yang membuat seluruh guru berdiri dan langsung bertepuk tangan. Sangat jarang orang akan memiliki kecocokan semua job pada persentase diatas 70%. Dengan kata lain dia langka dan dipastikan memiliki Rune.

Manusia dipastikan memiliki rune jika manusia memiliki kecocokan pada semua job. Tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang cocok hanya dengan 1 job dapat memiliki rune. Kecuali mereka yang tidak memiliki kecocokan dengan job atau dibawah 70% dipastikan mereka tidak memiliki rune.

Akhirnya giliranku tiba. Aku melangkah dengan yakin. Aku melihat sekelilingku dan melihat raut wajah kecemasan dari pak tua Albert. Pak tua Albert adalah satu-satunya orang yang merawatku dari kecil karena ayah dan ibuku gugur dalam perang 5 tahun yang lalu.

Aku letakkan tanganku di bola kristal, ini terasa sangat menyengat, mungkin karena ada energi sihir di dalamnya. Setelah itu ku letakkan tangan kiri ke dada, dan.........

"Duarrr..."

Terlihat asap putih mengelilingi bola kristal itu dan kurasa di tangan kananku ada serpihan kaca. Setelah asap putih itu menghilang terlihat hasil yang tak terduga. Bola kristal hancur dan tidak menampilkan bentuknya yang bulat.

Aku terkejut melihatnya. Membuat diriku gemetar sambil melihat pak tua Albert.

Bagaimana ini, apakah aku akan dimarahi kakek lagi dalam hatiku.

"Hei bocah, kerja bagus hahahaha," suara seseorang yang aku kenal terdengar dari belakang.

Aku berbalik kebelakang sambil ketakutan dan berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya. Di pikiranku hanya terpikirkan hal-hal buruk seperti berbagai hukuman dari kakek yang pernah aku terima.

"Kerja bagus????, Bagus bagaimana kepala sekolah?" aku keheranan sambil bertanya ketika seseorang dengan baju berwarna hijau dengan lambang kerajaan carleon berhenti berbicara.

Jangan-jangan aku ini jenius, hingga dapat menghancurkan kristal pencocokan job dalam hatiku dan rasa takut ku hilang perlahan berubah menjadi bahagia. Hal itu tercermin dari perubahan gestur tubuh gemetar menjadi raut wajah yang tersenyum-senyum sendiri.

Sebuah buku yang melingkar turun ke kepalaku tanpa aku sadari. Benar saja aku berbalik melihat kakek yang memukul kepalaku berulang kali.

"Dasar bocah bodoh apa yang kamu senyum-senyumkan," ucap kakek dengan nada tinggi sambil terus menerus memukul kepalaku.

"Maafkan bocah ini pak Syahir. Bocah ini tidak tau diri tersenyum setelah menghancurkan kristal mahal milik sekolah," kata kakek sambil memaksaku membungkuk dengan tangannya.

"Tenang saja tuan Albert, ini adalah hal yang menarik. Untuk masalah kristalnya tenang saja, nanti akan aku potong langsung dari gajimu hehehehe," ucap kepala sekolah dengan santai sambil tertawa.

Raut muka kakek terlihat kaget. Sambil mengeluarkan air matanya, dia terus bergumam. "Bagaimana gajiku bisa menutupi harga kristal itu, perlu berapa tahun aku harus bekerja jadi guru di sekolah sialan ini?"

Akhirnya tanpa tahu hasilnya aku tetap dipersilahkan memilih job yang aku inginkan.

***

Suara Kepala sekolah memberikan pidato terdengar. Murid-murid duduk dengan rapi sekitar 10 meter dari posisi kepala sekolah.

"Hari ini adalah hari dimana kalian akan memilih jalan yang baru. Yakinlah pada kemampuan kalian, asah kemampuan kalian dan jangan lelah untuk berjuang. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah nanti kalian akan jadi prajurit, guru, pedagang, atau berbagai pekerjaan lain. Semoga saja pekerjaan tersebut dapat menuntun kalian menjadi manusia sebenarnya. Perhatikan sekitar kalian, di dunia ini yang tinggal bukan hanya manusia. Tetapi ada berbagai jenis hewan, tumbuhan, dan monster mitos yang beraneka ragam. Ini adalah tugas kalian menjaga keseimbangan dunia dan menjaga perdamaian dunia. Ini adalah era perdamaian yang harus kalian jaga para generasi penerus. Itu saja yang mungkin saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mewakili para guru mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga kalian dapat bersinar layakya matahari di siang hari dan bulan di malam hari."

Riuh tepuk tangan mengiringi pidato singkat kepala sekolah. Ini adalah hari kelulusan sekolah. Sudah 5 tahun semenjak tragedi kristal pencocokan job hancur di depanku. Tak terasa hari ini akan tiba. Aku akan meninggalkan sekolah dan para guru yang telah membimbingku.

"Hei Kenang, tak kusangka murid paling jahil di sekolah bisa lulus juga," kata lelaki berbaju hitam dengan kumis tipisnya menyindir secara halus.

"Aku sudah dewasa pak Beker. Anda saja yang terlalu meremehkanku. Aku ini sesungguhnya jenius," aku membalas dengan senyum sinis kepada pak Beker.

"Hahahaha, jenius katamu. Lihat baik-baik dimana letak kejeniusanmu, nilai mu hampir saja dibawah rata-rata," pak beker membalasku dengan menunjukan lembar penilaian sekolah.

"Tapi..., bagus kamu sudah berusaha dengan baik Kenang," ucap kembali pak Beker dengan nada rendah dan mengusap kepalaku.

Seketika aku mengingat kembali masa-masaku di sekolah ini hingga air mata tak terbendung mengalir. Banyak bayangan masa lalu terutama tentang kejahilanku kepada para guru dan kakekku.

Aku membungkukkan kepalaku sembari mengucapkan dengan lantang. "Terimakasih atas bimbingannya selama ini."

***

Aku saat ini sedang melakukan perjalanan menuju kota Akademi untuk melatih job yang telahku pilih. Sudah 2 minggu semenjak aku meninggalkan kakek Albert dan desa Pakel. Harusnya 2 hari lagi aku sampai di kota Akademi.

"Sring sring bruakk...."

Terdengar suara aneh di sebelah baratku berdiri sekarang. Dengan cepat aku mendatangi sumber suara tersebut. Aku melihat satu orang menggunakan pedang panjang disudutkan oleh seekor kelinci tanduk.

Sepertinya aku mengenali orang itu dalam hatiku sambil melihat kondisi orang yang terjatuh di dekat pohon.

Dengan sigap aku lari menebas kepala kelinci tanduk. Terlihat cairan berwarna merah menyembur di sekitar kelinci itu berdiri. Tetesan cairan merah juga terlihat di pisau yang aku gunakan.

"Hei, kamu baik-baik saja?" kataku sambil mengulurkan tangan pada pria yang terduduk di tanah.

"Iya, aku baik-baik saja Kenang. Terimakasih," kata lelaki itu sambil memegang tanganku dan berusaha untuk bangkit.

"EHHHHHH!!!!" aku terkaget ketika memperhatikan secara seksama wajah pria yang aku tolong sehingga tanpa sadar melepaskan pegangan tanganku pada pria itu dan menyebabkan dia terjatuh lagi.

"Aduduh, kenapa kamu kaget begitu kenang?, terlebih kamu lepas tanganmu sampai aku jatuh lagi," kata pria itu sambil sedikit kesakitan.

"Kamu Okhie kan, ya kan?" aku menanyakan dengan penuh keraguan dan ingin memastikan.

"Iya, kenapa kamu terkejut begitu?" ucap pria itu sambil berusaha bangkit dari posisinya.

"Wahahaha, kamu memiliki rambut sekarang hahaha, sepertinya rambut itu tidak cocok untukmu hahahahaha," aku mengomentari Okhie sambil tertawa terbahak-bahak.

Okhie berkata dengan sedikit kesal. "Yah aku juga ingin memiliki rambut, kamu tahu."

"Kenapa orang ini kejam seperti biasanya. Pasti dalam hatimu bicara begitu khie hehehehe," kataku menebak isi hati Okhie.

Okhie terdiam dengan muka masam dan sepertinya kata-kataku benar.

Setelah kejadian itu kami berdua bersama-sama menuju kota Akademi. Kami berbagi cerita tentang apa yang telah kami lakukan selama satu tahun ini. Okhie telah meninggalkan desa sejak kelulusan tahun lalu dan sekarang sedang melatih kemampuan berpedangnya sebagai warior di kota Akademi. Dia telah memiliki guru yang mengajari dia cara bertarung bernama Ari. Ari merupakan salah satu dari prajurit kerajaan Imperial yang cukup terkenal.

Sedangkan aku selama setahun ini belajar dari kakekku yang seorang assasin. Aku memilih job thief karena sangat cocok dengan kakekku yang seorang assasin. Setelah 1 tahun dibawah asuhan kakek Albert, dia mengusirku.

"Sudah tidak ada yang bisa aku ajarkan padamu, pergi sana bawa barang-barangmu," aku bercerita pada Okhie menirukan kakekku sambil Aku membayangkan ketika kakek melemparkan barang-barangku keluar dari rumah dan mengunci pintunya.

Okhie tertawa terbahak-bahak mendengarkan ceritaku. "Pak Albert benar-benar kakek yang baik, hahaha," kata Okhie sambil meneruskan tertawanya.

***

Banyak orang lalu lalang di sekitarku. Ada yang menaiki kereta kuda dengan menarik barang-barang dagangan, ada yang berjalan kaki sendiri ataupun bersama-sama, ada pula sepasang kekasih sedang bergandengan tangan. Setelah itu aku menengok ke atas. Terlihat tulisan 'Selamat Datang di Kota Akademi'. Tulisan itu cukup megah dengan ukiran-ukiran indah di sampingnya.

"Hei kenang, Kenang, hei hei," Okhie memanggilku dan aku merasa dia menggoyangkan tubuhku.

"Eh, iya kenapa khie?" aku terkaget sembari menjawab panggilannya.

"Kita berpisah di sini ya, aku harus menemui guruku. Da," Okhie berkata sambil berlari terburu-buru.

"Da." aku menjawabnya.

Aku terus berjalan dan tersadar bahwa aku lupa menanyakan bagaimana cara menjadi peserta pelatihan di kota ini kepada Okhie. Aku sedikit kesal karena kebodohanku sendiri melupakan hal yang paling penting.

Akhirnya aku mecoba mengumpulkan informasi. Mengumpulkan informasi aku anggap menjadi salah satu latihan yang harus ku jalani. Aku bertanya pada beberapa orang di kota akademi dan semuanya memberikan arah yang sama menuju arah timur.

Aku akhirnya menemukannya. Setelah melewati beberapa tanda yang diberikan para penduduk seperti melewati air mancur dan penginapan, akhirnya aku sampai.

Terlihat ruangan sangat sempit berbentuk persegi, ada satu meja dan seseorang duduk disana menggunakan seragam berwarna putih dan memiliki lambang kota Akademi sedang menulis sesuatu di kertas.

"Permisi," aku mencoba memberikan salam pada orang tersebut.

"Ya ada yang bisaku bantu?" Ternyata seorang wanita muda yang sangat cantik menjawab.

"Apakah disini adalah tempat mendaftar peserta pelatihan?" aku bertanya pada wanita tersebut dan menujukan pesonaku.

Lalu wanita itu memberikan aku pena dan selembar kertas untuk aku isi. Tidak butuh waktu lama untuk mengisi kertas tersebut dan kuserahkan kembali kepada wanita tadi.

Setelah menunggu dan menggoda wanita tadi selama 30 menit, aku diberikan kunci yang memiliki gantungan tertulis 2311 oleh wanita itu.

BAB I Langkah Awal

1.2 Pertemuan dan Tantangan.

Hari ini adalah hari ke duaku di kota Akademi. Kemarin malam aku mendapatkan surat bahwa pelatihan akan dimulai besok pagi. Jadi untuk hari ini aku bebas. Aku berencana berkeliling kota dan melihat-lihat agar tidak bosan di penginapan.

Aku menutup pintu bertuliskan 2311 secara perlahan dan menguncinya. Suara kaki mengiringi langkahku menuruni tangga yang cukup panjang.

"Hai, gadis cantik. Aku titip kunci kamarku ya," sapaku sedikit menggoda kepada gadis berambut pendek berwana kuning. Setelah itu aku memberikan kunci kamarku padanya.

Muka gadis itu memerah dan tidak menjawab perkataanku. Aku langsung pergi menuju pintu keluar sembari melambaikan tanganku pada gadis tadi.

Aku berkeliling melihat-lihat keramaian kota. Tepat di ujung pintu keluar bagian barat kota ada keramaian yang menarik perhatianku. Setelah aku menghampiri ternyata ada kompetisi bertarung tangan kosong untuk memperebutkan hadiah uang sebesar 10 juta rupiah.

Terlihat orang-orang berbadan besar dan memiliki otot kuat berbaris untuk mendaftar. Aku berpikir ini adalah tempat cukup bagus menguji kemampuanku yang telah diasah oleh kakek selama 1 tahun sebelum mengikuti pelatihan. Aku mendapatkan nomor urut 3 dalam pengambilan nomor secara acak. Ketika aku melihat tabel pertarungan ternyata ada 16 petarung yang terdaftar pada kompetisi ini.

Suara penonton sangat riuh terdengar seperti mereka ingin segera menyaksikan pertarungan. Aku hanya dapat mendengarkan suara penonton dan pemandu acara dari kejauhan. Para peserta ditempatkan di ruangan yang berbeda-beda sehingga tidak akan ada yang tahu model pertarungan seperti apa terjadi di arena dan siapa lawan mereka selanjutnya.

"Tok tok tok," suara ketukan pada pintu ruanganku.

Aku berdiri dan segera membuka pintu. Seorang perempuan berusia 20 tahunan memakai baju ketat terlihat setelah aku membuka pintu.

"Hei anak muda, aku Lina salah satu panitia pertandingan. Giliranmu sudah tiba, silahkan pergi ke arah sana menuju arena," kata wanita itu memperkenalkan diri dan menunjuk dengan tangan kanannya.

Suara gemuruh penonton sangat keras hingga membuat diriku sedikit gemetar. Ini pertama kalinya aku tampil di acara yang memiliki penonton seperti ini. Aku menaiki tangga kuning terbuat dari tumpukan batu yang terlihat sangat kokoh.

Akhirnya aku berada di tengah arena. Banyak orang menatapku seakan-akan tidak yakin akan kemampuanku.

"Hey bocah turun saja, kau pasti kalah," teriak salah satu penonton yang terdengar jelas di telingaku. Setelah itu semua penonton tertawa bersama-sama seakan meremehkan kemampuanku.

Akhirnya aku dapat melihat lawanku yang sedang berjalan menuju arena. Seorang laki-laki dengan bekas luka di dekat matanya dan terlihat sangat menakutkan. Mungkin umur orang itu sekitar 25 tahun.

"Peraturannya, satu tidak boleh membunuh, dua jika kalian keluar arena dinyatakan kalah, tiga jika kalian menyerah dinyatakan kalah, empat tidak diperbolehkan menggunakan senjata. Apakah kalian sudah siap?" wasit memberitahu peraturan dan menanyakan kesiapan kami.

Wasit itu hanya memakai celana putih dan terlihat sangat kuat meskipun badanya tidak memiliki otot-otot yang besar. Aku sangat penasaran seberapa kuat wasit ini. Tatapannya terasa sangat memprovokasi.

"Siap!!" kataku sambil bersiap-siap mengambil kuda-kuda.

Terdengar juga suara konfirmasi kesiapan dari laki-laki di hadapanku.

"Ready Fight," wasit dengan lantang menginstruksikan bahwa pertarungan dimulai sembari dia mundur ke belakang beberapa langkah.

Aku langsung mencoba mengambil inisiatif menyerang secepatnya. Berlari dan mengunakan tangan kananku untuk memukul tepat ke arah wajah lawan. Tetapi dia berhasil menangkis dengan tangan kirinya. Dia membalas menggunakan kaki kanan mencoba menendangku dari samping kanan mengincar kaki kiriku. Tetapi aku lompat dan salto kebelakang hingga kembali berdiri tegap.

"Fiuh dia kuat," aku bergumam sambil menghela nafas.

"Hey bocah jangan kabur," penonton kembali berteriak dengan nada yang meremehkanku. Setelah itu mereka tertawa lagi.

Lawanku berlari dengan kecepatan yang luar biasa dan tiba-tiba berada di belakangku. Lalu dia berusaha memukulku dengan menggunakan kedua tangannya.

Aku terkaget, tetapi dengan cepat aku merespon serangan itu dengan cara melompat ke atas sambil berbalik dan berdiri di atas tangan lawanku. Sementara aku menendang menggunakan kaki sebelah kiri dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Tendangan itu tepat mengenai muka sebelah kanan lawanku. Lawanku langsung terpental menuju keluar arena dan menabrak beberapa penonton sampai menghancurkan tembok pembatas di sisi arena.

"Hampir saja hampir saja," aku bergumam sambil sedikit kawatir dengan kondisi lawanku.

Keriuhan di arena langsung tersenyap. Semua penonton membuka mulut dan terpaku. Mereka kaget melihat kekuatan dan kecepatanku.

"Pemenangnya Kenang," wasit berteriak memecah kesunyian.

"Heeeyyyyaaaa..." penonton kembali bersorak dengan riuh.

"Kamu hebat bocah," penonton terdengar berteriak saling saut menyaut dengan bersiul-siul.

Tak terasa aku telah mengalahkan 2 peserta selanjutnya dengan cepat. Bahkan hanya dengan 1x serangan. Aku menjadi ragu-ragu dengan turnamen ini. Padahal aku megikuti turnamen ini untuk menguji kemampuan bertarungku. Tetapi hasilnya diluar dugaanku.

"Yah, berhubung telah sampai di babak final sekalian saja aku selesaikan, paling tidak aku mendapatkan hadiah 10 juta rupiah," aku bergumam dengan rasa kecewa sambil membayangkan uang yang akan ku terima.

Ketika aku sampai di atas arena pada pertandingan final, aku melihat seorang wanita seumuran denganku. Wanita itu menggunakan baju biru muda berambut hitam panjang terurai. Parasnya begitu cantik hingga aku terpanah oleh kecantikannya.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya wasit kepadaku dan wanita tadi.

"Tunggu tunggu tunggu, aku melawan wanita ini?" kataku kaget ketika wasit menanyakan kesiapan kami.

"Hei, kamu apakah meragukan kemampuanku?" wanita itu menatapku dan berbicara dengan suara tinggi.

"Bukan begitu, tapi aku...," jawabku sambil malu-malu dan dipotong oleh wasit.

"Hei bocah, jangan meremehkan seseorang meski dia wanita?" kata wasit dengan sedikit membentakku.

"Yah, Apa boleh buat aku akan melakukannya," Aku menjawab meskipun masih ragu-ragu melawan wanita cantik di depanku.

Pertandingan sudah berjalan sekitar 30 menit. Aku hanya menangkis dan menghindar dengan sesekali mencoba menyerang meskipun ragu-ragu.

Aku melihat wanita itu sangat marah tercermin dari raut wajah yang di tunjukkannya. Mungkin dia merasa aku meremehkannya dan tidak serius melawannya.

Tetapi tiba-tiba ada seorang assasin dan seekor fenrir muncul di tengah lapangan. Assasin itu menutup seluruh tubuhnya kecuali bagian atas kepalanya dan hanya terlihat warna rambutnya yang hitam pekat dan kedua matanya yang juga berwarna hitam. Di sampingnya ada fenrir salah satu monster mitos yang memiliki racun sangat berbahaya jika terkena gigitannya.

Ketika aku memperhatikan sekitar arena, ternyata arena telah terkepung oleh prajurit kerajaan Carleon.

"Apa yang terjadi disini?" wasit bertanya kepada assasin yang ada di depannya.

"Kami hanya akan mengambil wanita ini kembali," jawab assasin sambil menunjuk ke arah wanita yang aku lawan tadi.

Ternyata wanita itu sudah tidak ada di tempatnya. Betapa kagetnya assasin itu tidak melihat wanita yang dicarinya.

"Guk guk guk," fenrir di samping assasin menggonggong ke arahku.

Akupun kaget. Kenapa tiba-tiba fenrir itu mengonggong ke arahku dalam lubuk hatiku. Setelah kusadari ada hawa keberadaan yang aku kenal di belakangku. Itu adalah wanita yang kulawan tadi.

"Tuan puteri, jangan bertingkah seperti anak kecil. Mari kita pulang," kata assasin sambil mengulurkan tangannya.

"Aku mau pulang setelah kamu hajar bocah depanku ini," kata tuan puteri yang tadinya merupakan orang yang bertarung denganku.

Seketika assasin itu bergerak dengan cepat dan mengayunkan tangannya kearah tubuhku. Tubuhku benar-benar tidak dapat mengikuti pergerakan yang sangat cepat dari assasin itu. Tetapi tiba-tiba wasit berada di depanku dan menahan serangan dari assasin yang berniat menyerangku.

"Tenang saja bocah, aku akan melindungimu," kata wasit itu berbicara padaku sambil menahan serangan assasin.

Tetapi aku tidak melihat seperti dia mau melindungiku. Dari apa yang aku lihat pada pertarungan mereka, sepertinya wasit itu hanya ingin bertarung dengan assasin.

"Helder tangkap laki-laki di depan tuan putri," assasin memberikan perintah kepada fenrir sambil dia bertarung melawan wasit.

Tiba-tiba suara burung dari kejauhan terdengar semakin mendekat. Suara itu berasal tepat di atas kepalaku. Monster yang sangat besar menghempaskan sayapnya kepada fenrir yang akan menyergapku. Itu adalah monster yang memiliki kepala burung elang dan kaki seekor singa berwarna putih.

"Wah!!! itu seekor Holy Gryphon," kataku sambil terpanah.

Kedatangan Holy Gryphon itu membuat penonton yang awalnya menikmati pertarungan wasit dan assasin langsung berlari berhamburan.

"Holy Gryphon!!!!, kabur nanti kalian dimakan," teriak para penonton sambil berlari.

Setelah sekitar 5 menit area di luar arena hanya tersisa prajurit carleon. Mereka hanya berdiri tegap seperti menunggu perintah dari assasin yang sibuk bertarung dengan wasit.

"Berhenti Dion!!!!" suara teriakan seseorang yang sangat familiar denganku dari luar arena.

Assasin berhenti bergerak, begitu juga fenrir yang menyemburkan api berwarna hitampun ikut berhenti. Terlihat seseorang menggunakan pakaian serba hijau dan memiliki tanda kerajaan carleon melesat memukul kepala assasin dan fenrir sampai benjol.

"Hei lama tak jumpa Kenang," pria itu menyapaku dengan nada yang akrab.

"Pak Syahir!!!" kataku dengan heran melihat begitu mudahnya dia memukul assasin dan fenri itu.

Kejadian itu berakhir dengan tuan putri dibawa paksa oleh pak Syahir. Putri diikat dengan tali, sehingga dia terlihat bergerak seperti ulat bulu di pundak pak Syahir.

***

"Wahhhhhhhh!!!!" aku kesiangan, sial sial sial." aku berteriak-teriak sendiri sambil bergegas melakukan persiapan memakai pakaian dan sepatu.

Aku keluar melewati jendela kamarku menuju atap bangunan paling dekat. Aku terus berlari dan meloncat-loncat di atap bangunan menuju menara tertinggi di pusat kota.

Gerbang masuk telah tertutup. Hanya ada satu orang penjaga menggunakan armor lengkap pada seluruh badannya di dalam gerbang.

"Tuan penjaga injinkan aku masuk. Aku orang yang beruntung dapat menjadi siswa pelatihan di sini tuan. Ayah dan ibuku sudah tiada. Ini kesempatanku untuk membahagiakan mereka tuan. Kumohon." aku berakting melas di depan penjaga dan mengeluarkan air mata buaya.

"Apakah memang begitu nak?" tanya penjaga itu kepadaku dengan serius.

"Iya tuan. Ini adalah keinginan kedua orang tuaku sebelum meninggal," kataku sambil terus menangis.

"Tidak!" jawab tegas penjaga itu kepadaku seolah-olah dia sedang mengejekku karena tahu isi hatiku.

"Minggir minggir minggir," suara itu berasal dari sebelah kanan jalan.

Aku menengok dan melihatnya. Terlihat seseorang yang pernah ku temui sedang berdebat dengan pak Syahir.

"Ini semua salahmu Syahir. Kamu mengikatku dan lupa melepaskannya sampai pagi. Akhirnya aku terlambat. Bagaimana kamu bertanggung jawab tentang ini semua?" ucap seorang wanita sambil berlari dan memarahi Pak syahir. Itu adalah tuan puteri yang menjadi lawanku di final turnamen kemarin.

"Ehhh, Kamu. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya puteri itu dengan ekspresi kagetnya dan tiba-tiba berhenti di sampingku.

"Ehmmm anu, aku terlambat hehehehe," jawabku sambil tersenyum kepada sang puteri.

"Bodoh. Mana ada orang sepertimu di hari pertama pembukaan pelatihan datang terlambat," ucap puteri menghinaku dengan sikap yang merendahkan.

"Maaf. Apakah kamu tidak sadar bahwa dirimu juga terlambat. Itu aku dengar ketika kamu marah kepada Pak Syahir sambil berlari kemari," aku membalas perkataannya dengan bangga.

"Lihat itu Syahir, gara-gara kamu aku jadi satu level dengan bocah bodoh ini," ucap puteri sambil memukul-mukul Syahir.

"Tenang-tenang tuan puteri. Penjaga biarkan mereka berdua masuk," kata pak Syahir sambil mengangkat puteri dan membawanya masuk ke dalam gerbang.

Perlahan aku mengendap-ngendap duduk di bangku paling dekat pintu masuk. Aku melihat mungkin sekitar ratusan murid pelatihan ada di ruangan ini. Semua murid memakai seragam berwarna hitam dengan lambang kota Akademi tepat di lengan sebelah kanan sama dengan yang aku gunakan.

Ketika bokongku baru menyentuh tempat duduk. Upacara penerimaan telah selesai. Seluruh siswa berdiri meninggalkan ruangan menuju kelas yang telah dibagi sesuai dengan job yang dipilih. Akupun pura-pura tidak terjadi apa-apa untuk menghindari rasa maluku.

Aku berjalan menyusuri ruangan yang penuh

dengan murid-murid yang terlihat bingung sama sepertiku. Mereka terlihat seperti mencari sesuatu pada bangku-bangku di ruangan tersebut.

Akhirnya aku menemukanmu di dalam hatiku merasa lega. Bangku bertuliskan namaku tepat di depanku. Bangku itu terletak tepat di depan meja instruktur dan itu sangat membuatku kecewa. Aku menutup mukaku dengan kedua tanganku sembari menahan kesal dengan posisi duduk yang aku dapatkan.

Pusat pelatihan di kota Akademi ini bernama Distrik Akademi. Kelas dibagi berdasarkan job yang dipilih dan kepemilikan rune. Kelasku merupakan kelas job thief dan dimana murid-muridnya memiliki rune. Hanya ada 1 kelas rune. Itupun hanya berisi 15 murid dalam kelasku. Jumlah ini berbanding terbalik pada kelas tanpa rune. Jumlah mereka bisa dibagi menjadi 5 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40 murid.

Berdiri tepat di depanku dua orang yang terlihat sangat mirip. Orang pertama adalah orang yang aku temui di turnamen sebagai wasit. Dia menggunakan pakaian bernama dobok serta melapisi tangannya dengan perban. Namanya adalah Jihan dan dia adalah seorang guardian. Orang kedua bernama Johan dan dia adalah seorang assasin. Dia menggunakan pakaian yang cukup ketat berwarna biru gelap dan terlihat pisau di sela-sela tangannya.

"Ok perkenalan kita sudah selesai. Sekarang kami akan langsung memberikan tugas kepada kalian," kata pak jihan sambil memanggil monster mitos yang dia miliki.

Muncul seekor holy gryphon terlihat diluar jendela kelasku. Kami diinstruksikan oleh kedua instruktur tadi untuk keluar ke lapangan mendekati holy gryphon tadi.

"Namanya adalah Shiro," kata pak jihan sambil mengelus-ngelus monster mitos yang dia miliki seperti peliharaan.

Selanjutnya giliran pak Johan memanggil monster mitos yang dia miliki. Terlihat sekelompok kelelawar berkerumun dan membentuk tubuh seperti manusia. Itu adalah vampir salah satu monster mitos tingkat tinggi.

"Namanya adalah Venom," pak Johan memperkenalkan vampir itu kepada murid-muridnya meskipun vampir tersebut tidak mau mendekati kami karena sinar matahari.

Mereka berdua menjelaskan fungsi dari rune hingga cara menjinakkan monster mitos. Kira-kira setelah 3 jam mereka menjelaskan mengenai rune dan monster mitos, akhirnya mereka berhenti berbicara sejenak.

"Kamu laki-laki yang duduk paling ujung kanan dan perempuan di tengah. Kalian sudah memiliki mosnter mitoskan, coba kalian perkenalkan diri dan tunjukkan kepada teman-teman monster mitos kalian," kata pak Johan sambil menunjuk dua orang murid.

Anak laki-laki itu adalah Icko, dia berasal dari keluarga kerajaan Uruk. Monster mitos yang bersamanya adalah berjenis lizard guard. Monster mitos ini memang telah menjadi pelindung keluarganya secara turun temurun.

Setelah Icko, Sekarang giliran anak perempuan bernama Sheila. Dia berasal dari keluarga perbatasan kerajaan imperial di mana tempat tersebut merupakan wilayah monster mitos air. Sheila mengeluarkan monster mitos berjenis mermaid yang sangat cantik membawa harpa. Dia tidak sengaja mendapatkannya ketika menolong mermaid itu sewaktu terjaring oleh nelayan.

"Jadi tugas kalian adalah mencari monster mitos yang akan kalian jadikan partner. Waktu yang kami berikan kepada kalian adalah maksimal 6 bulan. Distrik Akademi akan membantu kalian menemukan monster mitos yang kalian inginkan," kata pak Johan menyakinkan seluruh muridnya.

-------------------****--------------------

Monster Pedia

■ Fenrir: Monster mitos yang memilik racun berbahaya pada giginya. Dapat menyemburkan api berwarna hitam yang sulit dipadamkan. Memiliki tubuh seperti serigala dan berbulu hitam kebiruan. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras beast.

■ Holy Gryphon: Monster mitos yang dapat mengendalikan udara di sekitarnya. Memiliki tubuh bagian bawah seperti kaki singa dan setengah bagiannya adalah burung rajawali. Dapat memanipulasi kepadatan cahaya sehingga seperti mengeluarkan laser dari matanya. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras legendary bird.

■ Vampire: Monster mitos yang dapat menyembuhkan dan memperkuat diri dengan menghisap darah lawan. Tubuhnya mirip dengan manusia. Tetapi kulitnya berwarna kebiruan. Memiliki kemampuan sihir kegelapan dan skill drain. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras undead.

■ Lizard Guard: Monster mitos yang dapat bertarung menggunakan berbagai jenis senjata. Kemampuan bertahan cukup hebat karena memiliki skill reduce damage. Monster mitos tingkat Menengah. Termasuk ras lizard

■ Mermaid: Monster mitos yang dapat mensuport partner dengan nyanyiannya. Memilik kemampuan bertarung cukup lincah dalam air. Monster mitos tingkat rendah. Termasuk ras seaman.

BAB I Langkah Awal

1.3 Sejarah part 1.

Cahaya dari api tertempel di setiap sudut menerangi seluruh ruangan yang sangat luas. Banyak buku tertata rapi di rak-rak yang berjejer dan tersusun memenuhi sebagian ruangan. Terlihat murid laki-laki memegang buku yang terbuka di samping salah satu rak sambil membolak-balik kertas pada buku itu. Selain itu ada beberapa murid wanita terlihat mencari sesuatu dengan berjalan perlahan di dekat rak buku. Beberapa murid terlihat cukup serius membaca sambil duduk di bangku dekat tangga ke lantai dua ditemani tumpukan buku di sampingnya.

Setelah aku memperhatikan sekitar, aku berjalan perlahan memperhatikan buku-buku yang ada di rak. Dengan teliti aku mencari buku yang pernah diceritakan kakekku sewaktu latihan sebelum aku diusir dari rumah. Judul buku itu adalah 12 kerajaan.

"Hei, sedang apa kamu?" suara seorang wanita yang sangat familiar berbicara padaku agak kasar.

"Eh, tuan puteri. Aku sedang mencari buku," kataku setelah aku menengok melihat wajah wanita yang memanggilku.

"Jangan panggil tuan puteri. Kita di sini sama-sama murid pelatihan bukan. Panggil saja aku Nadha. Ok!" kata puteri sambil sedikit menggodaku.

"Ehmm... iya tuan, eh tidak maksudku Nadha," aku menjawab terbata-bata dan sedikit malu.

"Sedang mencari buku apa kamu?" tanya Nadha sambil melihat-lihat buku di rak belakangku.

"Aku sedang mencari buku yang pernah diceritakan kakekku. Judulnya kalau tidak salah 12......," aku menjawab sambil terus mencoba mencari buku di rak tetapi jawabanku terpotong karena Nadha tiba-tiba berteriak.

"Aku menemukannya," Nadha tiba-tiba berteriak sambil mengambil buku berwarna hijau dari rak.

Semua mata di perpustakaan tertuju kepada Nadha termasuk aku. Murid-murid yang penasaran dengan suara tadi juga mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Mereka mendatangi lorong tempat suara tadi terdengar. Tiba-tiba tangan kiriku digenggam dan ditarik oleh Nadha. Dia berlari sampai ke arah beberapa bangku kosong dekat dengan tangga menuju lantai dua.

"Eh.. maaf," Nadha meminta maaf sambil melepas tanganku. Dia terlihat terkejut saat melihat tangan kanannya menggandeng tangan kiriku.

"Tidak apa-apa Nadha," aku menjawab permintaan maaf Nadha sambil mengangkat tangan kiriku ke depan wajahku dan tersenyum melihatnya.

"Dasar mesum," ucap Nadha dan terlihat wajahnya berubah menjadi marah.

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Nadha dan tidak menjawab.

"Buku apa tadi yang sedang kamu cari?" tanya Nadha dengan suara yang sedikit kesal sambil mencoba duduk di bangku dan meletakkan buku yang dibawanya ke meja.

"Aku mencari buku berjudul 12 kerajaan," jawabku kepada Nadha sambil mencoba duduk di dekat Nadha.

"Apakah buku ini yang kamu cari?" tanya Nadha sambil mengangkat buku berwarna hijau dari meja.

"Ah iya mungkin buku itu," jawabku sambil sebelumnya aku perhatikan secara seksama buku berwarna hijau itu.

Pada cover buku berwarna hijau itu tertulis 12 kerajaan. Aku terkejut dan bertanya-tanya dalam hatiku kenapa puteri juga mencari buku ini. Tetapi aku tidak mencoba bertanya kepadanya.

Kami berdua sepakat akan membaca buku ini bersama. Aku mencoba lebih dekat lagi dengan Nadha agar dapat membaca lebih jelas lagi isi buku itu. Setelah cover dibuka ada tulisan Radja Carleon dan di bawahnya tertulis Raizen.

***

Tanganku bergerak mencatat beberapa kata di buku sebelum aku pergi tidur. Tetapi setelah aku menulis, belum ada rasa ngantuk yang hadir untuk menidurkanku. Akhirnya aku melanjutkan menulis nama kerajaan dan raja yang memimpin pada tahun 1500.

Majapahit.

Kerajaan yang sangat terkenal akan kekuatan militernya. Meskipun memiliki keuatan militer yang ditakuti oleh kerajaan lain, kerajaan majapahit tidak pernah terlibat masalah dengan kerajaan lain. Rajanya bernama Albert yang masih berumur 20 tahun. Dia baru saja naik tahta tepat ketika umurnya genap 20 tahun. Raja ini menjadi monster tamer sejenis naga berbentuk seperti dinosaurus dan memiliki sayap yang sangat besar di punggungnya. Naga ini berwarna putih dan bernama Avalon.

Royal.

Kerjaan ini adalah penghasil kerajinan yang sangat diminati oleh kerajaan lain. Rajanya bernama Monarch berumur 40 tahun. Dia adalah monster tamer sejenis trent yang sangat besar bernama Groot.

Konoha.

Kerajaan yang sangat memperhatikan kebudayaan terutama budaya tata krama dan kedisiplinan. Rajanya bernama Riyu berumur 35 tahun. Raja ini seorang monster tamer berjenis Rubah berekor sembilan bernama kyubi.

Bèrlian.

Kerajaan yang kaya akan tambang permata. Permata tersebut dapat dijadikan alat untuk menampung energi sihir. Nama permata itu adala Bèr. Rajanya bernama Walrus berumur 50 tahun. Dia merupakan monster tamer berjenis Naga berbentuk seperti ular dan berwarna biru. Namanya adalah Roan.

Germa.

Kerajaan yang berambisi untuk memiliki teknologi yang lebih baik dari kerajaan lain. Mereka memiliki alat-alat yang tidak dimiliki kerajaan lain. Rajanya bernama Enstein berumur 60 tahun. Dia adalah monster tamer berjenis Bronze Golem yang bernama Meta.

Skypea.

Kerajaan yang penduduknya dikenal sangat ramah dan memiliki tempat wisata yang sangat bagus. Rajanya bernama Bob berusia 40 tahun. Bob dikenal sangat santai dan dipercaya oleh penduduknya. Dia adalah monster tamer berjenis vaporeon bernama Luna.

Uruk.

Kerjaan yang berada di tengah gurun pasir. Tetapi memiliki tanah yang sangat subur sehingga termasuk kerajaan yang makmur. Rajanya bernama Rohan berumur 25 tahun. Raja ini merupakan monster tamer berjenis Scropion king bernama Sion.

Roman.

Kerajaan yang memiliki kekuatan militer kedua setelah majapahit. Rajanya bernama Napoleon berumur 20 tahun merupakan rival raja Albert karena pernah berlatih bersama. Raja ini merupakan monster tamer titan bernama Dominic.

Clover.

Kerajaan yang sangat tertutup dengan kerjaan lain. Bahkan jarang ada yang tahu informasi yang ada pada kerjaan tersebut. Rajanya bernama Galan berumur 25 tahun. Dia merupakan monster tamer black phoenix bernama Azura.

Magnolia.

Kerajaan yang sangat padat penduduk dengan gaya arsitektur yang berbeda dengan kerajaan lain. Rajanya bernama Laxus berumur 20 tahun. Dia memiliki monster tamer berjenis Werewolf bernama Hector.

Imperial.

Kerajaan yang miliki motto yang kuat yang berkuasa. Rajanyapun bukan berasal dari keturunan kerajaan. Semua orang berhak menantang raja 10 tahun sekali untuk merebut tahtanya. Rajanya bernama Luca berumur 25 tahun dan terkenal sadis. Dia memiliki monster tamer berjenis lilith bernama Sonia.

Carleon.

Kerajaan yang sangat mencintai alam dan menjaga kondisi alam. Rajanya bernama Harlequin berusia 60 tahun. Dia memiliki monster tamer berjenis Seraph bernama Yuan.

Akhirnya aku menyelesaikan bagian ini dalam hatiku berkata. Aku adalah orang yang sangat suka menulis terutama tentang pengalaman pribadiku. Ini kulakukan agar generasi penerus dapat mengetahui betapa menyenangkannya jaman ini.

"Tok Tok," suara ketukan pada pintu terdengar cukup jelas di telingaku.

"Sebentar," kataku sambil beranjak dari tempatku menulis dan segera membuka pintu.

"Tuan maaf mengganggu larut malam. Raja meminta anda datang ke kamarnya," kata seorang pelayan kerajaan yang terlihat setelah aku membuka pintu.

"Oh iya, aku akan berganti baju dahulu. Kamu langsung saja lakukan tugasmu yang lain, tak perlu menungguku," kataku dan melihat pelayan itu membungkuk setelah itu pergi.

Aku berjalan menyusuri koridor yang cukup panjang terasa sangat sunyi. Benar ini sudah sangat larut malam, yang terlihat hanyalah beberapa penjaga yang sedang berpatroli atau berdiri di pos mereka.

Terlihat dua penjaga laki-laki cukup kekar sedang berdiri tegap tanpa mengeluarkan sepatah kata menjaga sebuah pintu. Aku berjalan terus sampai mendekati dua penjaga itu. Keduanya langsung membungkuk dan membukakan pintu untukku.

Ada seorang kakek tua di dalam ruangan itu sedang berdiri di samping jendela sembari menatap langit malam. Selain itu terlihat seorang wanita paruh baya telah tertidur di ranjang yang cukup jauh untuk aku capai.

"Ayah kenapa memanggilku malam-malam begini?" tanyaku sambil mendekat pada posisi ayahku yang sedang melihat langit malam lewat jendela.

"Oh kamu sudah datang Raizen. Sebentar kita duduk dulu di sebelah sana." jawab ayahku sambil berjalan ke arah yang dia tunjuk dan akhirnya duduk.

Akupun mengikuti ayahku dan duduk di depannya sambil melihat dari kejauhan ibuku sudah tertidur pulas.

"Minggu depan kamu akan dinobatkan menjadi raja kerajaan ini dan ini bukan permohonan tetapi perintah," kata ayahku tanpa basa-basi dengan tatapan serius ke arahku.

Aku tidak dapat menjawab apa-apa karena terkejut dan hanya dapat mengangguk saja sambil berkeringat. Pengalamanku ketika menolak perintah ayah dulu membuatku tidak bisa menolaknya lagi. Sebelum aku mengangguk terbayang ketika dia mengurungku di penjara sihirnya sambil menggelitikiku seharian tanpa jeda sedikitpun.

***

Terdengar alunan musik walaupun pelan tetapi cukup membuat suasana di ruangan besar ini menjadi hidup. Beberapa orang terlihat saling berbicara sambil berdiri dan menikmati hidangan yang disajikan. Ayah dan ibukupun ikut terbawa suasana itu dan meladeni beberapa tamu undangan yang tak ku kenal berbincang.

Aku berdiri agak jauh tepatnya di pojokan sebelah kanan tahta singgasana sang raja sambil membawa secangkir minuman berwana cokelat di tangan kananku. Tanpa kusadari tiba-tiba ada tangan yang merangkulku dari belakang.

"Yo, bagaimana kabarmu raja. Apakah baik-baik saja?" tanya seseorang yang tiba-tiba merangkulku dengan sok akrab.

"Hei, apakah ini akan baik-baik saja jika aku melihatmu di sini?" aku menjawabnya dengan santai dan sangat yakin pasti akan terjadi masalah yang mebuat raut wajahku berubah menjadi cemas.

"Hahaha, jangan begitu meskipun begini aku ini temanmu," katanya dengan percaya diri setelah itu meletakkan gelas yang dibawanya ke meja sebelah kirinya.

Aku hanya tersenyum masam kepadanya. Dia adalah temanku sejak kecil. Jadi aku sudah tahu orang seperti apa dia. Kami sangat dekat dan terkadang berlatih bertarung bersama meskipun aku tidak pernah bisa menang melawannya ketia dia serius.

Namanya adalah Albert, dia sekarang adalah raja kerjaan Majapahit. Meskipun sekarang dia adalah raja, tetapi dia tetap bersikap seperti biasanya padaku. Tetapi ada hal yang aku takutkan padanya sekarang yaitu tentang kejahilannya yang tidak pernah berubah.

Pasti dia akan menimbulkan masalah di tempat ini dalam hatiku yakin. Aku memperhatikannya dan benar dia pasti merencanakan sesuatu di sini. Ketika melihat wajahnya yang tersenyum-senyum sendiri aku merasakan perasaan yang tidak enak.

Tak lama kemudian sekelompok prajurit dipimpin oleh artemis datang di depan pintu sambil mengarahkan panah ke arah ruangan. Kira-kira ada sekitar 50 orang prajurit di kelompok itu.

"Tembak," perintah artemis kepada kelompoknya.

Anak panah itu bertebangan ke dalam ruangan dan mengarah hampir ke setiap sudut ruangan. Aku mencoba memperhatikan sekitarku dan benar orang yang tadinya bersamaku menghilang. Tidak diragukan lagi ini pasti ulahnya firasatku mengatakan.

Ayahku langsung membuat pertahanan dengan sihir udara sehingga tak ada tamu yang terluka dan menghempaskan panah-panah yang bertebangan tadi.

Aku langsung mambantu ayahku dengan bergegas mengeluarkan sihir udara untuk mengurung kelompok yang menyerang tadi.

Tiba-tiba seseorang datang dengan wajah tertutup dan hanya terlihat matanya langsung menyerangku dengan sangat cepat.

"Tak perlu ada yang membantuku," teriakku pada orang-orang sekitar.

Semua orang hanya melihat kami berdua bertarung. Kelompok pemanah tadi langsung dijerat oleh sihir ayahku dan tidak bisa kabur.

"Kemarilah Amstrong," kataku berteriak dan tiba-tiba muncul cahaya menyilaukan di atas kepalaku.

Assasin itu terlihat mundur beberapa langkah kebelakang dan mencoba melakukan seuatu. Ledakan di sekitar cahaya tiba-tiba terjadi. Akibatnya asap memenuhi hampir seluruh ruangan.

Munculah monster berjenis seraph dari cahaya tadi dan menghempaskan sayapnya sehingga asap yang memenuhi ruangan menghilang.

Tetapi tanpa kusadari ayahku telah memukul kepala assasin itu menggunakan tongkat di tangannya berkali-kali.

"Kamu bodoh ya Albert, mau mengahancurkan penobatan anakku. Ini tidak lucu," teriak ayahku kesal sambil memukuli kepala assasin itu sekuat tenaga.

"Hahaha, ketahuan yah. Paman memang hebat," tanpa rasa bersalah Albert tertawa meskipun terlihat kesakitan karena pukulan ayahku.

Akhirnya penobatanku dimulai setelah kegaduhan yang disebabkan oleh Albert.

***

Satu bulan aku telah menjadi raja kerajaan Carleon. Aku duduk di kursi raja sambil menerima laporan dari para eksekutif kerajaan. Terlihat seorang prajurit berlari menuju ke arahku dan menginterupsi laporan yang sedang disampaikan oleh salah satu eksekutif kerajaan.

"Lapor baginda raja," ucap prajurit itu terengah-engah sambil berlutut di depanku.

"Berdirilah, apa yang ingin kamu laporkan?" perintahku pada prajurit tadi sembari aku merasakan firasat buruk.

"Majapahit diserang oleh 3 kerajaan sekaligus yaitu kerajaan Imperial, Royal, dan Konoha," kata prajurit itu.

"Lalu apa yang terjadi dengan kerajaan Majapahit?" tanyaku penasaran pada prajurit.

"Menurut informasi dari penjaga perbatasan, Majapahit berhasil memukul mundur pasukan 3 kerajaan. Tetapi 3 pasukan kerajaan masih berkemah tidak jauh dari kerajaan," kata prajurit itu menjawab pertanyaanku.

"Kirim scout untuk menghadap raja Albert mengkonfirmasi kenapa bisa terjadi penyerangan!!" perintahku kepada prajurit yang ada tidak jauh dari hadapanku.

10 tahun berlalu semenjak insiden penyerangan aliansi 3 kerajaan melawan kerajaan majapahit. Peperangan yang tak terhindarkan semakin meluas. Seluruh kerajaan kecuali Carleon ikut serta dalam peperangan tadi. Carleon hanya bertahan dan tak pernah menyerang karena aku tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi.

Albert tidak pernah memberikan kabar sama sekali. Terakhir kabar darinya adalah surat dari scout yang aku kirim untuk mengkonfirmasi penyerangan ke kerajaan Majapahit. Isi surat tersebut telah aku lampirkan setelah halaman ini.

"Hei kawan lama, ini hanyalah masalah kecil. Jangan khawatirkan aku. Saat ini aku mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jadi jangan sampai terseret ke dalam masalah ini ya. Jangan berpikir ini karena kejahilanku hehehe. Satu lagi berhati-hatilah kepada beberapa monster mitos yang menyerupai manusia karena mereka tidak biasa."

Tertulis Nama Raja Majapahit di akhir surat itu Albert.

Sebenarnya aku memahami maksud surat itu bahwa harus berhati-hati dengan monster mitos berwujud manusia. Tetapi dia tidak memberikan informasi monster mitos jenis apa yang harus diwaspadai.

Ketika aku memikirkan lagi surat Albert 10 tahun lalu tiba-tiba serangan yang sangat kuat menerjang pelindung kerajaan sehingga tanah bergetar terasa sampai ke istana. Aku berlari kearah halaman istana. Setelah itu aku meminta ratu dan anakku bersembunyi di dalam istana.

Aku langsung bergegas ke arah serangan itu datang. Di atas benteng kulihat ratusan ribu prajurit menggunakan lambang kerajaan Germa siap untuk menyerang.

"Evakuasi penduduk di luar benteng, dan cepat tutup gerbang masuk seluruh kerajaan," kataku sambil memperhatikan gerakan pasukan kerajaan Germa. Kerajaan Germa memang telah memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Konoha bagian pesisir pantai. Tak heran mereka bisa mencapai kerajaan Carleon dengan mudah.

Terlihat sosok yang aku kenali berada di depan pasukan Germa. Aku langsung terbang menggunakan sihir udara menuju batas penghalang kerajaan Carleon menemui orang tadi. Orang itu adalah Darwin raja baru dari kerajaan germa.

"Apa kamu tahu, tentang apa yang telah kamu lakukan?" tanyaku pada Darwin dengan emosi yang mendidih-didih.

"Aku hanya akan menghancurkan kerajaanmu dan mengambil alih wilayah Carleon dengan berbagai alat yang telah aku persiapkan," dengan yakin Darwin menjawab pertanyaanku.

Perangpun pecah di wilayah kerajaan Carleon. Penghalang kerajaanku hancur setelah dibombardir oleh katapult dan sihir pasukan Germa. Raja Darwin benar-benar telah menyiapkan secara matang untuk menyerang kerajaanku. Ada dua alat yang belum pernah aku lihat digunakan oleh pasukan Germa. Hal ini membuat pasukanku kualahan melawan mereka. Alat itu adalah cross bow dan bom sihir yang terlihat berasal dari permata.

Aku pergi ke sisi barat karena di sanalah terlihat kekalahan paling nampak pada pasukanku.

"Explode whirlind," aku mengeluarkan mantra sambil berlari ke arah seseorang yang terlihat kuat. Badai tornado besar muncul dengan suara ledakan terdengar dari dalam badai itu. Sihir itu mengenai sebagian pasukan musuh sebelah barat.

Orang yang kulihat tadi tiba-tiba menghilang dari pandanganku dan menyerangku dari samping kiri menggunakan pedang samurai.

Aku berhasil menahan serangannya dengan buku sihir yang kubawa. Orang yang menyerangku adalah jendral Galeo dan di sampingnya terlihat ada burung yang tiba-tiba berubah ukuran menjadi sangat besar yaitu monster mitos roc.

Kami bertarung sangat lama dua lawan satu hingga dia mengeluarkan kekuatan utama rune yang disebut dengan install yaitu menggabungkan kekuatan monster mitos dengan dirinya. Badannya berubah warna seperti cakar burung roc yang berwarna kebiru-biruan dan memiliki sayap di punggungnya.

"Thorn whip," teriakku sambil melompat kebelakang.

Muncul akar berduri dari dalam tanah dan langsung menyerang Galeo. Tetapi ketika akar menyentuh tubuh Galeo akar tersebut berubah menjadi batu.

Lalu aku mencoba menggunakan sihir air dan api, hasilnya sama. Air dan api tadi berubah menjadi bongkahan batu. Lalu kucoba menggunakan sihir tanah ternyata berhasil. Aku teru-menerus menggunakan sihir tanah hingga memukul mundur Galeo.

Tetapi sayangnya ketika aku berhasil memukul mundur Galeo, pintu gerbang kerajaan berhasil ditembus. Aku langsung membuat sihir lingkaran air di tubuh Galeo tanpa menutupi mukanya. Hasilnya air itu berubah menjadi batu dan mengunci tubuh Galeo. Dia terlihat menggelinding ke sana kemari ketika kepalanya bergerak.

Aku langsung mengejar pasukan utama kerajaan Germa yang telah memasuki gerbang kerajaanku dengan sihir terbang fly.

Tiba-tiba ada panah dengan kecepatan tinggi mengenai bahu kiriku dan mebuat aku terjatuh. Aku terjatuh tergeletak di dekat sebuah bangunan berwarna kuning kecokelatan yang terlihat seperti rumah penduduk. Beberapa prajurit datang dan melingkariku terlihat seperti ingin melindungiku. Aku mencoba berdiri dengan kondisi bahu sebelah kiri tertancap anak panah yang ukurannya lebih besar dari anak panah biasanya.

"Ahhhh," Aku menjerit kesakitan ketika mencoba mencabut anak panah tadi.

"Apakah anda baik-baik saja yang mulia?" tanya salah satu prajurit yang melingkari ku dengan khawatir.

"Tenang, aku baik-baik saja," kataku sambil memotivasi para prajurit yang melindungiku.

Aku melihat banyak pasukan dari kerajaanku dan Germa tergeletak di tanah. Selain itu aku melihat dari kejauhan banyak prajurit Germa menjaga jarak dan mengepung kami.

"Aku sarankan kamu untuk menyerah Raizen," itu adalah suara Darwin yang tak terlihat batang hidungnya.

Aku tidak menjawab perkataannya sambil terus berpikir cara melewati situasi sekarang ini.

"Lemparkan bomnya!!!" suara Darwin memberikan instruksi kepada pasukannya.

Puluhan bom sihir terbang mengarah ke kami.

"Wind guard," kataku dengan cepat aku membuat pelindung dari sihir angin di sekitar kami.

Puluhan bom sihir meledak di sekitar pelindung sihir yang aku buat. Asap hitam mengelilingi kami sambil tiba tiba ada suara seperti benda jatuh dari langit. Terlihat bayangan punggung seseorang yang samar-samar dari balik asap hitam.

-------------------****--------------------

Monster Pedia

■ White Dragon: Naga berbentuk dinosaurus memiliki sayap yang sangat besar di punggungnya. Dapat menjelma menjadi manusia. Memiliki tubuh yang keras dan dapat menyemburkan laser dari mulutnya. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras naga.

■ Trent: Monster mitos yang seluruh tubuhnya adalah kayu. Memiliki kemampuan sihir hijau dan mengendalikan tanaman. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras druid.

■ Rubah Ekor Sembilan: Monster mitos bertubuh rubah dan memiliki ekor berjumlah 9. Dapat menggunakan sihir perubahan wujud . Ekornya membantu mengumpulkan energi alam yang dapat membuatnya lebih kuat. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras beast.

■ Ocean dragon: Monster mitos berjenis naga yang memiliki bentuk tubuh seperti ular dan dapat terbang. Memiliki sisik seperti berlian sehingga sangat keras. Dapat menyemburkan udara dingin dari mulutnya yang membuat area di sekitarnya membeku. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras naga.

■ Bronze Golem: Monster mitos yang memiliki tubuh keras dan terlihat seperti susunan bongkahan baja. Pertahananya sangat kuat dan memiliki daya hancur fisik yang mengerikan. Dapat membagi diri dengan memotong bagian tubuhnya. Monster mitos tinggkat tinggi. Termasuk ras titan

■ Vaporeon: Monster mitos berwarna biru yang memiliki tubuh sepertri kucing dan kulitnya dipenuhi sirip. Dapat menyemburkan air dari mulutnya dan juga memanipulasi air di sekitarnya. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras elemental.

■ Scorpion King: Monster mitos berwarna kuning kecokelatan. Bentuknya seperti kalajengking berukuran sangat besar. Memiliki racun yang berbahaya di ekornya. Dapat menggali tanah dan pasir. Monster mitos kelas tinggi. Termasuk ras insect.

■ Titan: Monster mitos yang memiliki badan setara dengan White dragon dan kekar. Berwujud seperti manusia yang memiliki janggut panjang. Memiliki kemampuan sihir petir dan api. Ketahanan tubuh terhadap serangan fisik, sihir api dan sihir litrik sangat baik. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras titan.

■ Black Phoenix: Monster mitos yang miliki tubuh kecil berbeda dengan jenis phoenix lain. Tubuhnya diselimuti api hitam pekat. Jika terkena apinya tidak dapat dipadamkan kecuali menggunakan sihir cure dari mystic atau lector. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras legendary bird.

■ Werewolf: Memiliki bentuk tubuh mirip serigala tetapi berdiri dan berjalan dengan 2 kaki. Memiliki kecepatan yang sangat luar biasa. Taring dan cakarnya sangat tajam hingga dapat menghancurkan baja dan berlian. Monster mitos tingkat tinggi. Termasuk ras beastman.

■ Lilith: Salah satu dari jenis monster mitos demon. Bentuk tubuhnya menyerupai manusia dengan sayap iblis ciri khas jenis demon. Memiliki kemampuan sihir air dan kegelapan. Dapat memikat lawannya dengan skill charm jika lawannya memiliki nafsu yang tinggi. Monster mitos tinggkat god. Termasuk ras demon

■ Seraph: Monster mitos dengan bentuk tubuh seperti manusia dan memiliki delapan sayap seperti malaikat. Kemampuannya sihir cahaya, penyembuhan dan angin. Monster mitos tinggat dewa. Termasuk ras angel.

■ Roc: Monster mitos yang dapat mengecilkan tubuhnya. Memiliki badan seperti merak tapi berwarna cokelat dan kakinya berwarna biru yang sangat berbahaya jika tersentuh dapat menjadi batu. Monster mitos tingkat menengah. Termasuk ras legendary bird.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!