CINTA TERBAIK SUCI
Malam yang Dingin tak menyurutkan ku Melangkahkan kaki menuju tempat Kerja ku. Gerimis malam ini semoga membawa keberuntungan untuk Kami, ya Kami, Para Wanita pekerja Malam.
Hmmmm...
Aku adalah Seorang Gadis berumur 20 Tahun, sejak umur 17 tahun Aku hidup sebatang kara di dunia ini, sudah tidak ada siapapun yg ku sebut Keluarga.
Sejak saat itu juga Aku menjadi penyanyi di Cafe.
Setiap malam Aku selalu bertemu Laki-laki hidung belang, bagiku itu semua sudah biasa dalam hidup ku, selama Dua tahun belakangan ini.
Aku tetap memegang janji kepada kedua Orang Tuaku. Untuk tetap menjadi wanita yang mempunyai Harga Diri. Tentu saja salah satu nya dengan menjaga kesucian ku. Seperti Nama ku, Suci .
Nama ku adalah Suci.
Bukan hal mudah untuk mempertahankan semua ini, banyak Laki-laki itu merayu ku dengan iming-iming harta yang melimpah. Semua itu bisa aku dapatkan, kalau Aku mau menyerahkan Keperawanan ku untuk mereka.
bahkan ada yang sampai mengajakku untuk menikah , dan menjadi simpanan nya.
Menjijikan sekali hidup di dunia seperti ini.
Sebetulnya aku ingin memiliki kehidupan yang lebih layak dari ini, menjadi Wanita yang tidak selalu di pandang sebelah Mata .
Kulangkahkan kaki ku menuju Pintu masuk Cafe, setelah baru saja Aku turun dari sepeda Motor mamang Ojek langganan ku.
Mang Nurdin, Dia juga tetangga kost ku. Dia memiliki seorang Istri dan Anak, hidup nya juga sangat serba kekurangan. Sepeda Motor yang di gunakan juga hasil menyewa milik juragan Ojek di dekat tempat tinggal Kami.
Tiba-tiba saat Aku berjalan mempercepat langkah ku.
" Neng .. "
Seketika Aku menoleh ...
" Nuhun nyak bantuan nya .. "
Mata nya berkaca menatap ku lirih. Sambil merapatkan Tangan nya berdekatan, tanda mengucapkan terimakasih...
" Sama-sama Mang, semoga dedek cepet sembuh .. "
Dia mengangguk dan segera ku berlari meninggalkannya.
Aku baru saja memberikan Uang tabungan ku Untuk Mang Nurdin, Anak mang Nurdin Baru saja selesai menjalani Operasi, Dia mengalami kecelakaan saat bermain di depan gang, Dia tertabrak Mobil sampai harus di rawat berhari hari di Rumah Sakit. Karena si penabrak kabur, makanya Mang Nurdin yang harus membayar biaya Rumah Sakit.
Sebenernya Aku ingin mengumpulkan uang untuk modal ku, pergi dari Dunia Malam ini. Aku ingin membuka usaha salon kecantikan atau mungkin konveksi, kebetulan Aku menguasai keduanya.
Ibuku dulu memiliki salon kecantikan, jadi sedikit banyak Aku mengerti dan Ayahku memiliki konveksi yang mulai berkembang pesat saat Aku berumur Empat belas tahun. Hingga akhirnya Kami harus kehilangan semua nya.
" Suci ! "
Suara tegas terdengar di dekat ku.
" Gawat .. "
Aku menoleh ke arah suara itu.
Yaaahhh.. Pak Johan, Manager Cafe ini.
" Eeeh... Bapak ... "
Aku cengiran menatapnya, benar saja, dia menatapku dengan marah.
" Kenapa baru datang ? Kamu lihat , Mereka menunggu Kamu ! "
Pak Johan nyerocosss saja dari tadi.
" Maaf Pak, Tapi .. "
Belum selsai ku bicara, dia lalu menarik Tangan ku dan membawa ku ke ruang ganti.
" Cepat selesaikan tugas mu ..! "
Ucapnya melotot .
Aku hanya mengangguk menahan malu.
Segera ku ganti Baju ku dengan secepat kilat.
Kali ini Aku memilih Gaun sexsi berwarna merah, Gaun panjang sampai menutup Kaki jenjang ku, dengan belahan tinggi di atas Lutut ku, bertambah dingin Badan ku karena gaun ini tanpa Lengan. Dengan bagian Dada terbuka, dan aksen blink di Pinggang. Ku biarkan Rambut ku terurai dan kuhiasi dengan Jepit Rambut favorit ku.
Aku siap melakukan pekerjaan ku malam ini, ku langkahkan kaki ku menuju panggung pertunjukan, dengan langkah yang sedikit tergesa - gesa aku berjalan dengan mengangkat sedikit gaun ku.
Saat berada di atas panggung.
Beberapa Lagu Classic dan gerakan Mata Sexsi ku berhasil membuat para Laki-laki di depan ku menikmati setiap syair yang Aku nyanyikan.
Juga ada Mata lain yang mengawasi ku selain Laki-laki yang Aku maksud tadi.
Mike, Dia teman ku di atas panggung ini, jari jemari nya selalu memainkan setiap nada dengan indah dia memiliki Wajah tampan dan postur tubuh yang tinggi .
Mike melempar senyum kecil nya saat ketahuan oleh ku, kalau dia mencuri pandang dari tadi.
Waktu sudah menunjukkan Pukul Satu Malam. Jam kerja ku harus ku akhiri, Aku bangkit dari tempat duduk di kursi yang ada di panggung. Sedangkan laki-laki yang duduk di meja hadapanku terasa kecewa karena pertunjukan ku sudah harus di akhiri, tetapi tetap tepuk tangan selalu ku dengar dari mereka .
Bersyukur malam ini aku mendapatkan tips lumayan dari Mereka , tentu saja 30% dari tips ini milik Mike sisanya baru milik ku.
Aku bergegas mengganti pakaian ku, dan keluar meninggalkan Cafe.
Kulihat Pak Nurdin sudah menunggu ku di luar , aku berlari kecil menghampiri nya, dan dia menyambut dengan memberikan helm yang sudah di pegang nya sejak tadi. segera kami tancap gass dan pulang.
" maaf ya Mang, lama nunggu ya ... " Tangan ku menerima helm pemberiannya.
" Saya juga baru sampai kok neng, sekitar lima belas menit yang lalu . " Mang Nurdin menjawab sembari menghidupkan mesin motornya.
Aku tersenyum kecil, sambil segera menaiki sepedah motor yang sudah menyala mesinnya itu.
" Suci ... " Suara Mike sedikit berteriak.
" Hay ... " Aku menjawab teriakan nya
" Kamu kebiasaan banget , niiih... " Mike menyerahkan Dompet ku yang tertinggal.
" Uupss ... aduh, makasih banyak ya ." Aku segera turun dari sepedah motor ini, lalu menerima Dompetku dengan sedikit menahan malu, karena ini sudah kesekiankalinya Dompetku tertinggal dan Mike yang selalu mengembalikan.
" Iya, sudah biasakan ? " Mike meledek ku.
" Kalau begitu Aku duluan ya Mike, sekali lagi terimakasih ya . " Aku menepuk pundaknya.
Mike mengangguk.
" Yakin neng sudah tidak ada yang ketinggalan lagi ? " Mang Nurdin berkata dengan sedikit nada meledek.
" Insyaallah sudah tidak ada lagi yang ketinggalan kok mang . "
Aku menjawab nya dengan malu dan yakin.
Mang Nurdin lalu tancap Gass. Tetapi memang sepertinya masih ada yang tertinggal, sudahlah mungkin hanya perasaanku saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments