Yang benar saja, Mike sengaja melakukan itu, konyol sekali. Tetapi apapun itu Mike berhasil menyelamatkan ku.
" Aku nggak tau apa yang bakalan terjadi sama Aku sekarang, kalau nggak ada Kamu mungkin Aku sudah di terkam beneran sama dia. "
Kita berdua cekikikan di ruang ganti.
" Mike ... "
suara Pak Johan lantang.
" Apa kamu sudah bosan hidup! "
ucapnya lagi.
Mike hanya kebingungan melihat Pak Johan yang sudah mengetahui kebohongan nya.
" Maaf Pak, tapi Saya nggak mau sampai terjadi apa-apa sama Suci. " Mike membelaku dan berusaha menenangkan Pak Johan yang sudah pasti bakal marah.
" Apa kamu tidak tau siapa yang baru saja kamu bohongi! "
Kami saling melirik
" Dia Raswin Hartawan, kepala mafia di kota ini, dan malam ini dia sudah memboking semua, Kamu dan Suci, juga cafe ini. "
Aku dan Mike menelan ludah mendengar nya.
" Bahkan dia masih menunggumu sekarang, Suci, dia ingin bertemu denganmu. "
Aku gemetar mendengar nya.
Bagaimana ini.
Apa yang harus Aku lakukan sekarang?
" Pak tolong jangan memaksaku. " Aku berusaha menolak, dan ingin rasanya segera pulang dan keluar dari situasi ini.
" Suci, hidup mati cafe kita ada di tangan mu.
Bapak akan kasih kamu bonus tiga kali lipat dari gajih mu, kalau Kamu mau menemaninya malam ini ."
Ucapnya memohon
" Pak... Aku tidak menjual diri! "
Aku tetap menolak untuk menemani Pria mafia itu.
" Aku tau ci, tapi tolong lah hanya menemani nya minum saja, Dia juga sudah berjanji untuk itu "
Setelah berfikir panjang akhirnya Kuturuti permintaan Pak Johan kali ini, semua kulakukan demi kelanjutan cafe ini dan teman - teman yang bekerja disini.
Aku menemui nya kembali, dan menemaninya duduk di meja VIP. Aku harus tetap terlihat biasa, jangan sampai terlihat Aku tidak menyukainya.
" Maaf Tuan membuatmu lama menunggu ."
Aku datang menemuinya dan memberikan senyuman palsu untuk nya.
" Untuk Wanita secantik Kamu, Aku akan sabar menunggu, silahkan duduk Nona ... "
dia mempersilahkanku..
Kami menghabiskan banyak waktu mengobrol. Dia bertanya tentangku, apa kesukaanku dan apapun itu tentangku, Aku hanya menjawab yang penting saja menurutku.
" Aku sangat mengagumimu. Terimakasih sudah mau menemaniku malam ini. "
Ucapnya sembari membelai rambutku.
Aku berusaha menolak sentuhan tangannya yang ada di kepalaku saat ini.
Tidak lama kemudian datang segerombolan Pria berbadan besar dan kekar ingin menyerang bos mafia ini. Tetapi dengan sigap semua Anak buahnya melindungi dan mereka berkelahi.
Aku terkejut dan berlari menjauhi nya. Semua tempat di cafe jadi berantakan. Sampai si grombolan Pria kekar itu kalah, karena jumlah mereka ternyata terlalu sedikit untuk menghadapi Anak buah Mafia itu.
" Kalian ini siapa?? "
Tanya nya mendongakkan Kepala salah satu Pria tersebut. Namun tak ada jawaban.
" Siapa yang menyuruh kalian? jawab! "
Tanya nya lagi
Pak Raswin mengeluarkan pistol dari saku jas nya, Aku yang menyaksikan hanya melotot gemetaran saat itu badanku kaku menyaksikan pemandangan ini.
" Kalau mau umur kalian panjang, katakan siapa yg menyuruh kalian? " Dia menodongkan pistol kekepala pria yg sudah babak belur.
Karena ketakutan, akhirnya mereka mau menyebut sebuah nama.
" Tuan Dante ... "
suara lirih dari pria berkepala botak di sebelahnya.
" Tuan Dante ...? "
Pak Raswin lalu menjauh dan memasukkan pistolnya kembali.
Tak lama mereka pergi menyisahkan puing2 kehancuran di cafe dan pria kekar yang sudah pada pingsan karena babak belur.
Tunggu sebentar, Dante?
Dia kan, orang yang mengirimi Aku bunga. Sebenernya siapa Dia.
Aku segera berlalu dari tempat itu dan mengganti pakaianku, dengan penuh rasa penasaran. Aku mencari ponselku, dan sudah ada beberapa pesan dari Dia. iya, Dia si Dante. Pria misterius.
" sudah kukatakan, Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhmu. Maaf membuat mu tidak nyaman.
Aku akan segera mengatur pertemuan Kita. "
Aku terpancing untuk membalas pesan ini
tetapi Aku takut semakin rumit namun rasa penasaranku sudah tidak bisa di bendung lagi.
" Tolong jangan ganggu Aku, apalagi mencampuri tentang semua kehidupanku. "
Aku mengirim pesan itu kepadanya.
Aku menunggu balasan nya dengan gelisah dan sambil memandangi layar ponselku.
" Jangan membuatku mati perlahan, jangan menolakku, Aku sangat mengagumimu, Aku hanya bisa mengawasi mu dari jauh saat ini. "
jawab nya.
" Siapa Dia . "
Kuambil tasku segera dan berlari menuju gerbang cafe, takut mang Nurdin kelamaan menunggu.
tetapi Aku tidak melihatnya, saat Aku akan menelfon nya.
" Suci, Mang Nurdin belum jemput? "
tanya Mike mengejutkan ku
" eh... Mike... iya, apa motor nya rusak ya? "
jawabku
" Aku antar saja. kebetulan Aku bawa 2 helm. Karena tadi Aku sekalian mengantar mamaku kerumah kakakku. "
Awalnya Aku menolak, takut merepotkan nya. Namun ada pesan masuk dari mang Nurdin ... kalau dia tidak bisa jemput malam ini, anak nya sakit lagi, akhirnya kuputuskan mengiyakan ajakan Mike untuk mengantarku.
" motor mu seperti ini, apa mama mu tidak kesulitan untuk naik Mike ? "
motor sport besar seperti milik Mike ini mustahil rasanya kalau di naiki mama nya, jangan-jangan Mike berbohong.
" heee... sebenernya aku setiap hari membawa dua helm, berharap kamu mau aku antarkan pulang "
jawab nya, entah itu serius atau tidak.
yang jelas aku ingin segera sampai dan istirahat. karena mataku sudah sangat amat mengantuk.
Sesampainya di gerbang kost,
" Makasih banyak ya Mike ." Aku melepaskan helm ini dan memberikan nya kepada Mike .
" sama-sama, besok aku jemput kamu lagi ya. " dia menerima helm yang aku berikan
" nggak usah Mike, besok biar mang Nurdin yang anter. makasih banyak ya, aku duluan ya. "
Mike mengangguk dan segera kutinggalkan dia.
Sesampainya di pintu kamar kost ku, ku lihat pintu kamar Betti tertutup rapat, tetapi aku mendengar suara gaduh, tapi kali ini bukan suara seperti biasa ku dengar. ada yang tidak beres dengannya.
terdengar dia meminta tolong.
Aku segera mengetuk kamar nya sekuat mungkin dengan gelisah dan panik.
" Betti .... bet .... .. Bett....
kamu nggak papakan bet . " aku menggedor-gedor kamar nya, tak lama anak-anak kost kamar lain yang mendengar keluar kamar dan ikut panik.
" Suci. Betti kenapa? "
tapi tak lama ku dengar suara itu hilang.
Seorang pria keluar dari kamar nya, dengan keringat sekujur badan dan hanya mengenakan celana, sedangkan baju nya dia genggam lalu pergi.
" Tunggu ... " Aku melarang pria itu pergi
dia mengerutkan kening nya.
" Kamu apakan Betti? " aku bertanya
" Aku sudah membayarnya mahal. Mauku apakan bukan urusan kamu . " lalu pria itu pergi dengan tanpa berdosa. kami hanya memandang nya pergi berlalu.
Aku juga penghuni Anak kost lain juga langsung masuk ke kamar Betti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments