Lima

Pagi harinya, Moli sudah di jemput oleh Diki. Dan tanpa menunggu lama, Moli masuk ke dalam mobil, namun dengan wajah pias.

“Kamu sakit Mol?” tanya Diki.

Moli tetap melamun dan tak menggubris pertanyaan Diki.

“Moli!” panggil Diki lagi.

“Eh iya... kenapa?” Moli menoleh.

“Kamu sakit? Kok pucet gitu?” Diki terlihat khawatir.

“Nggak, cuma sedikit pusing aja.” Jawab Moli sekenanya. Tentu saja Ia tak ingin Diki sampai tahu kejadian semalam. Bisa-bisa nggak dibolehin keluar malam. Jiwa badung nya bisa meronta ronta. Ck!

“Yakin kamu nggak papa?” Diki mengusap kening Moli.

“O ya. Nanti kamu pulangnya sendiri ya. Aku ada sedikit urusan.” Diki memarkirkan mobilnya di samping gedung sekolah dimana biasanya para mobil dan motor berjejer rapi.

Moli menggamit tas di pangkuan nya kemudian keluar dari mobil. Hanya ke khawatiran palsu ternyata. “Urusan apa emangnya?” tanya Moli sambil menutup pintu mobil.

“Jemput teman lama...”

“Cewek atau cowok?”

Belum sempat memberi jawaban Fani dan Mia memanggil namanya dari kejauhan. “Moli! Ayo ke kelas.” Teriak Mia melambaikan tangan.

“Udah di panggil tuh...” celetuk Diki.

Moli mendengus. “Si Diki mau kemana sih?” gumamnya lirih. Raut wajah Diki seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Entah apa itu. Si Fani dan Mia pake manggil segala sih! Jadi belum sempat di jawab jadinya kan!

“Yuk.” Fani menggaet lengan Moli ketika sudah berada di hadapannya.

“Eh Mol. Elo semalam pulang duluan? Gue cariin nggak ketemu juga.” Dengus Fani sambil memainkan ujung poni nya yang sedikit berantakan.

“ lo, lo pada bakal nggak percaya sama apa yang gue alami semalam.” Moli duduk di kursinya dengan tangan di lipat di atas meja. Wajahnya terlihat serius. Mia dan Fani saling pandang. Kemudian mereka ikut duduk menatap wajah Moli.

“Kenapa emang semalam?” tanya Mia.

“Gue hampir jadi pelampiasan lelaki hidung belang. Ngeri nggak tuh!” jelas Moli dengan tatapan tajam nya.

“Maksudnya?” Fani mengerutkan dahi. Tanda bahwa Ia belum mengerti ucapan Moli.

Mia menjitak kepala Fani. “Dasar ****'. Gitu aja nggak paham lo.”

“Ye... emang gue nggak ngerti kok.” Semprot Fani. Dasar si Fani emang orang nya agak lola sih. Perlu di jelasin lagi kalau nggak dia nggak akan pernah bisa paham.

“Kok bisa si Mol? Tuh cowok muncul dari mana bisa sampai deketin elo?” tanya Mia penasaran.

“Gue nggak tahu. Tiba-tiba waktu gue keluar dari toilet tuh Cowok udah ada di situ.” Jelas Moli setengah bergidik mengingat apa yang hampir di perbuat pria tersebut.

“Maksudnya lo hampir di perkosa?” ceplos Fani tiba tiba yang langsung membuat seisi kelas menoleh kepada nya dengan tatapan aneh.

“Ck! Pelan-pelan dong!” gerutu Moli jengkel. Fani menutup mulutnya.

“Sory. Kebablasan.” Kebiasaan emang Fani. Orang nya suka grusa grusu. Nggak pernah lihat sikon.

“Terus gimana lanjutannya?” Mia menatap tajam wajah Moli yang masih terdiam. Kemudian mulut mungilnya mulai bergerak.

“Untungnya sih ada yang nolongin gue. Jadi gue belum sempat di bawa tuh orang songong.” Jelasnya sambil memainkan pulpen di atas meja.

Mia dan Fani manggut-manggut. “Siapa yang nolongin lo? cewek atau cowok?” tanya Fani. Kenapa juga harus cewek atau cowok. Bisa jadi yang nolongin pak satpam kan?

“Cowok. Dia yang waktu itu kita tabrak.”

Mereka berdua saling ternganga. “Maksud lo bocah SMP itu?” celetuk Mia.

Moli mengangguk menandakan perkataan dua sahabatnya itu benar. Kalau nggak ada Yoga bisa hancur masa depan Moli karena di lecehkan pria hidung belang.

“Sstt, diam! Ada Diki.” Kata Moli ketika Diki masuk kedalam kelas. Kedua sahabatnya langsung terdiam di bangku masing-masing.

Pelajaran sudah dimulai. Suasana kelas menjadi hening ketika Bu Demora masuk kedalam kelas. Suara langkah sepatunya terdengar jelas menusuk telinga. Guru bhs.inggris satu ini memang paling menakutkan seantero sekolahan. Satu yang kadang bikin nyengir sendiri, tampilannya lebih sering menirukan gaya tahun sembilan puluhan. Nggak banget kan? Secara ini tahun berapa bro?

“Hari ini kita ulangan...” kata Bu Demora yang membuat keadaan kelas sedikit gaduh.

“Sial gue belum belajar!” celetuk Fani kebingungan.

“Kok ulangan sih?” suara dari kursi belakang.

“Sama...”

Mereka saling bersahutan.

“Diam! Dan kerjakan!” Bu Demora menggebrak meja dengan telapak tangannya. Kemudian membagikan lembaran kertas ulangan ke setiap masing-masing siswa.

Ck! Memang selalu bikin panik guru yang satu ini. Nggak bisa lebih selow apa?! Seisi kelas hanya diam meratapi kertas ulangan yang tergeletak di atas meja masing- masing.

“Pst! Bagi jawaban dong Mol...”

Moli menoleh pada seseorang yang duduk di belakangnya. “Apa sih lo! Kerjain sendiri!” semprotnya lirih.

Moli manyun. Sementara Mia yang duduk di samping Moli sudah memulai mengerjakan ulangannya. Fani hanya asal asalan kalau urusan pelajaran bahasa Inggris, mau belajar sampai kapan pun tetap nggak ada cerdasnya kalau memang dari awal emang udah nggak suka sama mata pelajaran bahasa inggris.

Satu jam kemudian ulangan telah usai. Semua murid berhamburan menuju kantin mencari pengganjal perut. Fani masih bertekuk muka. Ia benar-benar payah dalam pelajaran bhs. Inggris. Ia memainkan pensil nya dengan wajah bertelungkup pada ke dua tangannya. “Pasti jelek deh nilai gue...”

“Santai sob... kan udah biasa lo dapet nilai jelek...” Mia tertawa dengan satu tangan memegang perut nya yang gatal.

“Resek Lo!!”

“Moli. Mau ke kantin nggak?” ajak Diki mendekati Moli yang masih ngobrol dengan Kedua sahabatnya.

“Ayo... gue duluan ya...”

Moli dan Diki berpaling dari mereka berdua. Melenggang menghampiri Diki yang sudah melangah di depan pintu.

***

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Duabelas
13 Tigabelas
14 Empatbelas
15 Limabelas
16 Enambelas
17 Tujubelas
18 Delapanbelas
19 Sembilanbelas
20 Duapuluh
21 DuapuluhSatu
22 Duapuluhdua
23 Duapuluhtiga
24 Duapuluhempat
25 Duapuluhlima
26 Duapuluhenam
27 Duapuluhtuju
28 Duapuluhdelapan
29 Duapuluhsembilan
30 Tigapuluh
31 TigapuluhSatu
32 Bonus Chapter! Yoga dan Moli
33 Pengumuman!
34 Season 2. 1. (MOLI)
35 2. Bertemu seseorang
36 3. Dimana kamu?
37 4. Mereka masih egois!
38 5. Kehidupan baru Yoga
39 6. pertemuan yang terulang
40 7. di tabrak
41 8. Tidak mengenali Moli
42 9. Bertemu Tante Santi
43 10. Percepat tunangannya.
44 11. Mencari tahu
45 12. Meyakinkan Yoga
46 13. Bertemu teman lama
47 14. Terakhir bertemu
48 15. Bercerita
49 16. jadi papa tahu?
50 17. Yang terjadi waktu itu
51 18. Yoga di rumah sakit
52 19. Ingatannya kembali
53 20. Harusnya sudah siap
54 21. Bertemu Diki
55 22. Kalian Jahat!
56 23. Moli pingsan.
57 24. Dijemput paksa
58 25. sebuah tuduhan
59 26. menangis setiap hari
60 27. Malas bertemu Anton
61 28. Khawatir
62 29. Anton lagi
63 30. Nasehat Mama
64 31. Sarah
65 32. menjelaskan
66 33. perjodohan masih berlanjut
67 34. seperti peliharaan
68 35. Ada apa?
69 36. Ada apa? 2
70 37. Gibran mengamuk
71 38. Dibohongi
72 39. kembali ke Cinta. (End)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Duabelas
13
Tigabelas
14
Empatbelas
15
Limabelas
16
Enambelas
17
Tujubelas
18
Delapanbelas
19
Sembilanbelas
20
Duapuluh
21
DuapuluhSatu
22
Duapuluhdua
23
Duapuluhtiga
24
Duapuluhempat
25
Duapuluhlima
26
Duapuluhenam
27
Duapuluhtuju
28
Duapuluhdelapan
29
Duapuluhsembilan
30
Tigapuluh
31
TigapuluhSatu
32
Bonus Chapter! Yoga dan Moli
33
Pengumuman!
34
Season 2. 1. (MOLI)
35
2. Bertemu seseorang
36
3. Dimana kamu?
37
4. Mereka masih egois!
38
5. Kehidupan baru Yoga
39
6. pertemuan yang terulang
40
7. di tabrak
41
8. Tidak mengenali Moli
42
9. Bertemu Tante Santi
43
10. Percepat tunangannya.
44
11. Mencari tahu
45
12. Meyakinkan Yoga
46
13. Bertemu teman lama
47
14. Terakhir bertemu
48
15. Bercerita
49
16. jadi papa tahu?
50
17. Yang terjadi waktu itu
51
18. Yoga di rumah sakit
52
19. Ingatannya kembali
53
20. Harusnya sudah siap
54
21. Bertemu Diki
55
22. Kalian Jahat!
56
23. Moli pingsan.
57
24. Dijemput paksa
58
25. sebuah tuduhan
59
26. menangis setiap hari
60
27. Malas bertemu Anton
61
28. Khawatir
62
29. Anton lagi
63
30. Nasehat Mama
64
31. Sarah
65
32. menjelaskan
66
33. perjodohan masih berlanjut
67
34. seperti peliharaan
68
35. Ada apa?
69
36. Ada apa? 2
70
37. Gibran mengamuk
71
38. Dibohongi
72
39. kembali ke Cinta. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!