Assalamualaikum...
Suara seseorang dari balik pintu ruang tamu. Ia melangkah dengan menenteng tas punggungnya. Bajunya sudah menyembul keluar tak rapi seperti sedia kala.
“Baru pulang Dik?” tanya Santi yang sedang duduk di sova ruang TV.
Diki berjalan mendekatinya dan mencium punggung tangannya. “Iya Ma...”
“Ganti baju. Terus makan. Mama udah nyiapin di meja ya.”
Diki mengangguk.
Perlu diketahui, Diki dan Yoga adalah saudara. Mereka kakak beradik namun bukan kandung. Santi menikah dengan Ayah Diki sekitar 2 tahun yang lalu. Pernikahan mereka sebenarnya ditentang oleh keluarga Diki. Keluarganya tidak suka dengan orang yang hidup dari kalangan bawah. Mereka dari golongan orang berada sementara Yoga dan Santi dari keluarga biasa. Namun lain halnya dengan Diki yang menerima Santi dengan senang hati. Ia begitu menyayangi Santi seperti menyayangi Mamanya dulu. Tapi tidak begitu menerima kehadiran Yoga yang menjadi adik tirinya.
Bahkan mereka berdua jarang berbicara, hampir tak pernah mungkin. Untuk alasannya kenapa Santi sendiri pun tahu. Selama tak terjadi apa apa di antara mereka, semua di anggap tak masalah oleh Santi.
18.30 WIB
“Gue pake baju apa? Kan nggak bawa ganti tadi dari rumah.” Tanya Moli pada Fani yang sudah sibuk membongkar isi lemarinya.
“Gue juga Fan. Mau pake baju apaan?” sambung Mia yang masih bermalasan di atas ranjang empuk itu.
Fani menggamit sebuah dress yang terletak di lemari paling atas, kemudian dilemparnya di atas kasur. “Kalian pake ini.”
Mia mengambil baju dress dengan renda di lengan dan tali pita di pinggang itu dan ditempel di badannya yang tegap. “Gila lo ya Fan? Nggak salah lo nyuruh gue pakai baju kaya gini?” Mia mengeryit melihat baju itu. Sepertinya Fani memang sudah nggak waras, mana mau si Mia di suruh pake dress begituan.
Moli tertawa geli. “Cocok kok Ia.” Kekeh Moli. “Sesekali boleh lah lo tampil feminim.”
“Najis!” Mia melempar dress itu tepat di wajah Moli. Moli mendengus.
“Yee. Cewek tomboy emang beda.”
Sementara itu Fani sudah siap dengan penampilannya. Ia memakai dress berwarna coklat dengan bando di atas kepalanya. Tak lupa anting besar menggantung di telinganya. Lipstik pink yang menghiasi bibirnya dan high heel hitam melekat menutupi kaki nya membuat tampilannya begitu glamour.
“Udah siap aja lo.” Celetuk Moli yang berusaha memasukkan dress itu ke kepalanya.
“Nggak ada yang lain Fan?” tanya Moli ketika dress seksi berwarna ungu sudah melekat di tubuhnya. Bagian dadanya lumayan terbuka hingga menampilkan belahan payudaranya.
“Nggak ada. Udah pakai itu aja. Nih buat lo.” Fani melempar sebuah celana jeans panjang dan T-sirt berwarna abu.
“Ini baru pas buat gue.” Mia manggut manggut. Emang dasar si Fani suka ngerjain orang. Lagian mana mau Mia pakai dress. Nggak banget deh!
Lima belas menit kemudian mereka sudah siap. Moli berjalan sambil menarik dressnya yang terlalu pendek hingga memperlihatkan paha mulusnya. Risih! Sialan si Fani.
“Pasti rame nanti disana.” Celetuk Fani dalam perjalanan. Mia dan Moli hanya diam saling pandang. Dasar maniak cowok ganteng. Fani tersenyum dengan penuh percaya diri.
Malam ini pengunjung kafe lumayan rame. Banyak dari mereka yang datang bersama pasangan. Namun ada pula yang hanya sendirian. “Kita duduk disana yuk.” Fani berjalan menghampiri kursi kosong di dekat jendela kaca.
Moli masih saja sibuk dengan dress nya yang feminim. Gara gara Fani sih! Jadi nggak sreg gini kan?
“Kenapa Mol? Ruweh banget kelihatannya?” tanya Mia yang melihat Moli sedang menarik bagian baju atasnya berusaha menutupi belahan dadanya.
“Nggak pede gue pakai baju kayak gini.” Gerutunya sedikit sewot. Yang bikin ulah justru sedang asik memandangi penyanyi kafe yang sedang tampil dengan bandnya. Mata nya fokus menatap lelaki tersebut. Lumayan tampan sih. Kulitnya nggak terlalu putih, hidungnya mancung tingginya sekitar 178 cm.
“Lihat deh. Ganteng kan Dia?” Fani cengar-cengir memandangi lelaki itu.
“Semua cowok juga di bilang ganteng sama lo.” Kekeh Mia.
“Lha iya! Fani kan gitu...” sambung Mia yang matanya sedang membaca tulisan kecil di ponselnya.
“Hai....”
Sapa Lelaki tersebut ketika usai menyanyi. Ia mendekati Fani.
“Fani kan?” sapa nya lagi dengan uluran tangan.
“I...iya. gue Fani. Aldo kan?” Fani mengulurkan tangannya berjabat tangan dengan Aldo.
“Boleh duduk?”
“Boleh kok. Silahkan...” Fani menyodorkan satu kursi kosong di samping nya.
Dari kejauhan ada sosok mata tajam yang ternyata sedang mengamati Moli. Sepertinya ada sesuatu yang ingin direncanakan. Ia terus menatap Moli dengan pandangan picik.
“Gue permisi ke toilet bentar ya...” Moli yang merasa risih dengan kehadiran Aldo lebih memilih untuk menghindar.
“Sory gays. Gue balik dulu ya. Nyokap udah SMS nih.” Mia tiba-tiba bangkit dan keluar dari kafe.
“Yak kok lo pulang sih?” ucap Moli yang hendak ke toilet.
“Lo pulang berdua sana Fani ya. Daagh. gue balik dulu.” Mia ngibrit lari keluar.
Moli terdiam di depan cermin kamar mandi. Ia memandangi pantulan wajahnya di cermin. Tubuhnya yang sintal di balut dengan dress ketat sungguh membuat siapapun ingin mencoba mendekapnya. “Sialan Fani! Gue nggak tenang gara gara ini baju.” Gerutunya jengkel. “Mia udah balik lagi!”
Moli membasuh mukanya kemudian keluar dari toilet.
“Hai cantik...” Sapa seorang Pria yang tiba tiba menyentuh janggut Moli.
Moli mengibaskan tangan itu “Apaan lo? Jangan kurang ajar ya...” Moli berusaha mendorong pria itu yang menghalangi jalannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Dety Lefran's
thor..moli punya janggut ya😂😂🤭🤭
2020-11-24
1
Dhea Chanyeol
Thor bingung gue sih Moli itu anaknya siapa?
Truss hubungan nya Ama season 1 apa?
2020-08-25
0
Kautsar Soraya
sama thor..aq juga sukagitu😃
2020-05-31
1