• Di Avicena Group Company •
Seorang pria sedang duduk di kursi kebesarannya dalam sebuah ruangan yang berdesain elegan dan klasik. Matanya tertuju pada layar komputer yang berada di depannya. Pria itu mempunyai paras wajah yang bisa dipastikan menjadi kriteria dambaan lawan jenisnya. Auranya yang sangat mempesona tidak pernah luntur sedikit pun meskipun saat ini dia sedang fokus bekerja.
Tok tok tok
Terdengar ketukan pintu ruangannya, pria itu mempersilahkan masuk.
"Apa masalah kontrak kemarin belum beres juga?" ucap pria yang baru saja masuk.
"Ya, begitulah. Aku masih mengeceknya lagi agar tidak terjadi kesalahan. Aku juga harus menyelesaikan beberapa dokumen. Ada apa kemari?"
"Ahh aku hanya ingin menyampaikan kalau Regina datang mencarimu. Aku menyuruhnya untuk menunggumu di ruang rapat yang kosong. Dia mengatakan ingin mengajakmu makan siang bersama. Apa kau mau menemuinya?" ucap pria yang baru saja masuk dengan terkekeh.
"Apa yang kau tertawakan? Apa kau sudah bosan menjadi asistenku dan ingin mengajukan surat pengunduran diri? Ck! Aku sudah muak dengan wanita itu. Aku menyesal pernah berteman dengannya. Dia seperti tidak punya harga diri dan terus mengejarku. Dia sudah seperti lalat yang mengitariku. Sungguh mengganggu dan menyebalkan!"
Asisten itu hanya bisa merasa turut prihatin. Dia merasa kasihan dengan kondisi bos sekaligus teman baiknya yang sekarang dibuat kesal oleh seorang wanita yang selalu mengganggunya beberapa bulan ini.
"Apa boleh boleh buat, toh semuanya sudah terjadi. Jadi terima saja resikonya. Setidaknya temuilah karena dia sudah kemari. Urusan bersedia makan siang atau tidak itu terserah padamu. Dan jika kau tidak mau lagi berhubungan dengannya, maka katakan saja supaya dia berhenti mengganggumu"
"Tentu saja aku tidak bersedia! Glenn yang tadi mengajakku makan siang bersama Rayen saja aku menolaknya karena memang aku sedang sibuk. Jadi untuk apa aku malah menerima ajakan wanita gila itu. Aku tidak mau membuatnya semakin besar kepala. Kau juga tahu kan kalau dari awal aku tidak berniat untuk terikat menjalin hubungan dengan siapapun" ucap pria itu kesal. Lalu menghembuskan nafasnya berat dan berkata, "Baiklah aku akan menemuinya" sambungnya.
Sampai kapan kau akan terus menutup diri seperti ini. Aku harap kau akan segera bertemu dengan orang yang tepat Jeff.... - ucap asisten itu dalam hati sambil menatap sendu bosnya.
🐤🐤🐤🐤🐤
Pria itu membuka pintu ruang rapat. Dilihatnya seorang wanita yang sedang duduk. Dialah Regina, umurnya sekitar 26 tahun. Dia memakai pakaian dress yang agak ketat berlengan pendek berwarna biru tua polos, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai. Wajahnya yang memakai makeup tidak natural itu bisa dibilang cukup cantik.
“Ada apa lagi mencariku kemari?” pria itu berucap ketus kepada Regina. Dia berdiri tidak jauh dari Regina yang sedang duduk.
Regina langsung berdiri dan mendekat kepada pria itu. Dia mencoba meraih tangan kiri pria itu, tetapi sayangnya tangan Regina langsung ditepis.
“Jeffrin, aku sudah menghubungimu berulang kali. Tetapi kamu tidak juga membalasnya. Apa kamu sedang sangat sibuk hingga tak ada waktu untuk mengabariku?” ucap Regina manja.
Jeffrin mendengus kesal. Dia sama sekali tidak menyangka kalau sifat Regina akan menjengkelkan seperti ini. Awal mereka berteman, Jeffrin suka dengan sikap Regina yang tenang dan tidak mencoba mencari perhatian yang lebih padanya. Tetapi semakin lama, Regina semakin memperlihatkan warna aslinya. Dia sama saja dengan wanita lain diluar sana yang mengganggu Jeffrin seperti lalat. Padahal wanita itu juga tahu bahwa Jeffrin hanya ingin berteman saja, tetapi ternyata Regina mempunyai ambisi lain.
“Regina, kamu harus sadar posisimu. Aku selama ini hanya menganggapmu sebagai teman. Aku tidak ada kewajiban untuk mengabarimu, karena kamu bukan kekasihku. Jadi berhentilah bersifat menyebalkan seperti ini” balas Jeffrin ketus.
Regina tampak kecewa dengan respon Jeffrin yang menolaknya. Dia sudah lama menyukai Jeffrin, maka dari itu dia berusaha untuk terlihat biasa saja saat mereka berteman, agar tidak membuat Jeffrin merasa risih. Tetapi semakin lama Regina dekat dengan Jeffrin, dia tidak bisa membendung lagi perasaannya dan mulai bersikap posesif pada Jeffrin.
“Tapi bukankah selama ini kita sangat dekat? Kita sering jalan dan makan bersama. Kamu juga terlihat baik-baik saja saat bersama denganku. Lalu apa artinya kedekatan kita selama ini? Bukankah itu karena kamu juga mempunyai perasaan yang sama denganku?” ucap Regina dengan menggebu-gebu.
“Regina dengarkan aku baik-baik. Aku sudah berulang kali bilang padamu kalau aku hanya menganggapmu sebagai teman. Kamu juga tahu kalau aku tidak berniat menjalin hubungan dengan siapapun. Aku bersedia jalan dan makan bersamamu karena aku mengira kamu tidak akan menuntut lebih dari hubungan kita. Jika kamu masih bersikap seperti ini, aku tidak akan pernah sudi lagi bertemu denganmu. Lebih baik akhiri saja pertemanan kita sekarang” Jeffrin mengatakan dengan tegas dan tatapannya penuh intimidasi.
Sial. Aku sudah berhasil selangkah lebih dekat dengannya. Tapi kenapa semuanya jadi kacau begini. Aku tidak boleh bertindak bodoh lebih jauh. Aku tidak mau kehilangan tambang emas seperti Jeffrin – batin Regina.
Regina mencoba menampilkan ekspresi yang tenang kembali. Dia tidak mau kehilangan pria yang sempurna seperti Jeffrin. Regina akan mencoba berpura-pura menerima kenyataan ditolak dan meminta melanjutkan pertemanan mereka. Setidaknya dengan begitu Regina bisa tetap punya kesempatan untuk bisa dekat dengan Jeffrin dan perlahan menakhlukkan hatinya.
“Yah baiklah, aku menyerah. Aku tidak akan lagi berusaha mendekatimu. Tapi bisakah kita tetap berteman dan sesekali pergi jalan bersama seperti dulu?” Regina tersenyum menatap Jeffrin.
Permainan apalagi yang akan dia mainkan sekarang. Ck! Aku harus segera menjauh darinya dan memutuskan semua kontak dengannya – ucap Jeffrin dalam hati.
Selama berteman, Jeffrin tahu kalau Regina adalah orang yang ambisius dan pantang menyerah jika sudah menginginkan sesuatu. Jadi dia tahu kalau Regina tidak akan menyerah dengan mudah secepat ini.
Jeffrin mendengus kesal. “Baiklah. Asal rubahlah sikapmu. Untuk pergi jalan bersama, aku tidak bisa menjanjikan itu”
Cih! Bahkan setelah ini aku tidak sudi melihat wajahmu atau melakukan kontak lagi denganmu - ucap Jeffrin dalam hati.
“Ayolah Jeffrin. Setidaknya bersedialah untuk sekedar pergi makan bersamaku” ucap Regina dengan memelas dan terkesan memaksa.
Jeffrin sudah lelah dengan sikap orang yang ada di depannya sekarang. Dia tidak mau berlama-lama lagi berada di dekat Regina dan akan asal mengiyakan permintaannya sekarang.
“Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Dan untuk sekarang aku tidak bisa makan siang denganmu. Aku sangat sibuk. Jadi cepat pergilah dari sini”
Regina tersenyum senang karena dia berhasil menjaga Jeffrin untuk tetap berada dalam genggamannya. Dia hanya akan bertindak setenang mungkin untuk mendekati Jeffrin.
“Kalau begitu nanti aku akan menghubungimu lagi. Aku akan pergi sekarang” ucap Regina senang, lalu dia meninggalkan ruangan rapat itu.
Jangan harap setelah ini kau masih bisa menghubungiku lagi - ucap Jeffrin dalam hati.
Jeffrin mengusap wajahnya dengan kasar. Dia harus melakukan segala cara untuk bisa mengusir Regina dari sisinya.
🐤🐤🐤🐤🐤
• Kembali lagi ke The Heinan Hotel •
"WHAT?!! DADDY?!! Rayen, kau benar-benar sudah gila! Bisa-bisanya kau mempunyai hubungan yang seperti itu. Gadis ini bahkan mungkin seumuran dengan adikmu. Apa kamu tidak takut jika nanti Ros mengetahui tindakan gilamu ini? Berpikirlah dengan jernih, kamu tidak boleh melanjutkan hubungan ini, meskipun gadis ini---“ Glenn menghentikan ucapannya sesaat, tetapi melanjutkannya di dalam hati.
Memang sangat cantik, menggemaskan, dan menarik. Benar-benar perfect. D*m* it! – lanjut Glenn dalam hati.
Kemudian dia menghela nafas dengan memejamkan mata dan melanjutkan perkatannya.
“Ahh sudahlah lupakan! Yang jelas aku kecewa dengan tingkah lakumu ini".
Glenn akhirnya duduk setelah sekian lama mengoceh tidak jelas. Dia memandangi Rayen dan Rosaline dengan penuh selidik.
Otak si buaya sint*ng ini memang terlalu kotor. Bisa-bisanya dia berpikiran seliar itu – ucap Rayen dalam hati.
Rayen merasa kesal. Dia lelah mendengarkan ocehan tak masuk akal yang sedari tadi diucapkan Glenn.
"Glenn....dia memang Rosaline" ucap Rayen lembut dan menampilkan senyum yang sangat dipaksa.
Aku ingin lihat seberapa jauh kak Rayen bisa menahan permainanku – ucap Rosaline dalam hati.
Rosaline tak mau mengalah. Dia akan terus melanjutkan permainan gilanya dan membalas perbuatan kakaknya.
"Who is Rosaline, daddy? I'm not Rosaline. My name is Raline. Apa daddy punya yang lain selain aku?" Rosaline masih melanjutkan aktingnya. Dia mulai memasang wajah kecewa.
"Ros...baby...kumohon hentikan kegilaanmu ini. Glenn sudah salah paham karena melihat posisi kita sekarang. Dia bahkan menuduhku yang tidak-tidak. Jangan tambah memperkeruhnya dengan terus memanggilku daddy" balas Rayen lembut kepada adiknya yang masih saja duduk di pangkuannya untuk kelangsungan aksi gilanya.
"I don't care. Bukankah kita memang melakukan hal yang tidak-tidak? Biarkan saja om ini mengira kita semaunya, karena itu memang benar. Bukankah aku memang ‘your baby girl’ daddy?" ucap Rosaline manja.
Mata Glenn membelalak mendengar ucapan Rosaline barusan. Tingkah Rosaline sedari tadi juga tak lepas dari pandangan Glenn. Rosaline benar-benar mengakui hubungannya dengan Rayen dan sikapnya juga sangat meyakinkan. Glenn tidak melihat ada kebohongan di wajah gadis itu.
"Astaga Rayen, kau sudah sejauh itu tapi masih tidak mau mengakuinya juga? Kau bahkan sudah tertangkap basah olehku. Perlu bukti apa lagi? Untung saja Jeffrin tadi menolak ajakan makan siang denganku hari ini. Jika dia ikut dan memergokimu seperti aku sekarang, maka dia mungkin bisa terkena serangan jantung. Sudahlah akui saja perbuatanmu. Tidak perlu lagi menyangkalnya"
"Buaya sint*ng sadarlah! Apa kau tidak bisa melihat ada kemiripan di wajah kami berdua? Kami ini adik kakak. Dia ini benar-benar Ros. Kau sudah berhasil diperdaya olehnya. Kau akan berakhir konyol jika benar-benar mempercayainya" balas Rayen kesal.
"Tapi gadis ini bilang namanya Raline. Kau jangan coba-coba mengelak dan membuat alasan lagi. Sudah akui saja perbuatanmu!"
“Raline memang nama lain Rosaline. Nama itu dia gunakan ketika sedang menyamar. Kau ini sungguh bodoh sekali. Apa aku harus menendang b*kongmu itu agar kau bisa lekas sadar” Rayen berdecak kesal.
"Daddy, ayolah... Kenapa kamu tidak mengakuiku? Apa kamu sudah tidak menginginkanku lagi? Aku akan sangat sedih jika memang begitu" Rosaline menunjukkan akting sedihnya. Dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang kakaknya dan mulai terisak.
"Ros, sungguh aku ingin mengirim kamu ke Hollywood sekarang juga. Aktingmu sangat bagus, tapi kumohon hentikanlah sekarang dan jangan dilanjutkan lebih jauh lagi. Ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda. Aku tidak mau membuat Glenn si buaya sint*ng ini semakin menggila karena ulahmu" Rayen menatap lembut adiknya.
"Daddy jahat! Daddy sudah tidak sayang denganku. Aku benci daddy!" ucap Rosaline terisak dan masih menenggelamkan kepalanya di dada Rayen. Tak lupa menambahkan akting dengan memukul dada Rayen
Glenn tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa kasihan dengan gadis itu yang sudah disalahgunakan Rayen. Bagi Glenn, Rayen sekarang sudah benar-benar menjadi pria brengs*k.
Rayen sudah tidak mau melanjutkan kegilaan ini. Sepertinya ini saatnya dia menyerah dengan permainan adiknya.
Rayen mengambil nafas panjang dan menghembuskannya.
“Okay, fine. Aku menyerah. Brigita Rosaline Heinanverero, kamu sudah menang" ucap Rayen.
Seketika mendengar perkataan itu, Rosaline langsung beranjak dari pangkuan Rayen. Dia berdiri dan menunjukkan raut wajahnya yang puas atas kemenangan. Tangannya menghapus sisa-sisa air mata di wajahnya. Air mata itu menjadi bukti totalitas akting Rosaline hingga bisa membodohi teman kakaknya.
"That’s my dear brother” Rosaline tersenyum senang ke arah kakaknya.
“Kenapa lama sekali menyerahnya? Aku bahkan harus sampai menangis untuk meyakinkankan aktingku ini” sambung Rosaline dengan cemberut. Tetapi tetap saja dia merasa senang karena sudah berhasil.
Rayen mengalihkan pandangan untuk menatap Glenn. “Lihat? Kau sudah berhasil diperdaya oleh Ros. Kau sangat bodoh karena tadi mempercayai aktingnya. Dia ini tidak sepolos seperti yang kau kira. Adikku ini penuh tipu daya. Kau sudah terjebak dalam permainan Ros dan membuat dirimu tampak mati konyol” ucap Rayen terkekeh.
Rayen menatap kembali ke arah adiknya. Rosaline pun juga membalas tatapan kakaknya. Dan saat saling bertemu tatap, seketika itu juga mereka berdua tertawa dengan lepas. Rosaline sampai memegang perutnya dan menitikkan air mata karena semua ini terasa sangat lucu baginya. Tak disangka teman kakaknya ini benar-benar polos hingga percaya semua omongan Rosaline. Bahkan dia sampai menuduh kakaknya berbuat yang macam-macam.
Glenn yang tidak paham dengan situasinya hanya bisa menampilkan wajah melongonya. Dia berusaha mencerna kejadian yang baru saja menimpanya. Dia masih tidak percaya kalau ternyata dia hanya dipermainkan oleh kakak beradik itu. Dia merasa sangat bodoh karena sudah mempercayai omongan gadis itu dan tak menghiraukan perkataan Rayen. Jika memang semua yang dikatakan Rayen benar, maka gadis yang ada di depannya ini adalah..........
Glenn langsung mengangkat wajahnya menatap ke arah Rosaline yang masih berdiri di hadapannya.
"Ya. Aku adalah adiknya, Rosaline. Maafkan aku karena sudah melibatkanmu dalam permainan kami" ucap Rosaline dengan tersenyum memandang Glenn, pria yang tampak seumuran dengan kakaknya. Kini Rosaline sudah kembali ke mode normal gadis dewasa. Gadis itu berusaha untuk menahan tawanya agar tidak membuat Glenn tampak lebih bodoh.
Glenn memijit pangkal hidungnya, memejamkan matanya, dan menghela nafas panjang. Sikap kedua kakak beradik ini memang sangat ekstrim. Bahkan tadi sampai berhasil membuat Glenn terbawa emosi.
"Kalian berdua benar-benar pasangan kakak beradik yang tidak waras" Glenn menggelengkan kepalanya.
Rayen dan Rosaline saling bertatapan kembali. Lalu beberapa detik kemudian, sekali lagi mereka bersamaan tertawa dengan lepas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Christina Hamdali
gila habis 🤣🤣🤣🤣
2020-07-21
0
unique_02
meskipun adik kakak tapi ga boleh kayak gitu lho
2020-07-10
1
Indah Mariana
mmgx selisih umur mereka brpa sih? sampe kaya ponakan dan om?🤔
2020-05-22
0