ME vs OM OM
Seorang gadis sedang duduk di kursi sendirian. Dia hanya duduk tenang dan terdiam menyaksikan keramaian yang ada di sekitarnya. Sesekali matanya melihat ke arah ponsel yang sedang digenggamnya, melihat saat ini sudah pukul berapa.
'This is the last call for the passenger traveling to.....'
Terdengar suara bunyi ponsel yang membuat gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah ponsel.
"Hello?" gadis itu menjawab telfonnya.
"Apa pesawatmu sudah boarding, Ros?" suara seorang pria yang sedang telfon dengan gadis itu.
"Ya, baru saja diumumkan panggilan terakhir boarding"
"Rosaline...cepatlah masuk ke pesawatmu. Aku tahu kamu pasti sengaja menunggu hingga panggilan terakhir. Aku tidak ingin kamu menggunakan alasan tertinggal penerbangan dan menunda kepulanganmu"
'.......any remaining passengers, please go immediately to gate....'
"Alright...alright. Don't nag me. Aku tidak ingin kamu membuat telingaku mendengung lebih cepat sebelum menempuh penerbangan yang lama. Aku baru saja mendengarkan lagi panggilan untuk segera menuju ke gate. Aku akan segera masuk ke pesawatku. Jangan lupa untuk menjemputku tepat waktu. See you soon!"
Gadis yang dipanggil Rosaline itu mematikan telfonnya. Dia melangkahkan kaki menuju ke gate yang sesuai dengan penerbangannya. Kali ini, Rosaline benar-benar akan pulang ke negaranya. Dan beberapa jam lagi, gadis itu akan tiba kembali ke tempat yang sudah lama dia tinggalkan.
🐤🐤🐤🐤🐤
Rosaline sudah tiba di bandara tempat tujuannya. Sekarang dia sedang mendorong troli yang memuat tiga koper ukuran besar dan beberapa barang lain miliknya. Tas ransel punggung yang berukuran tidak terlalu besar tidak dipakainya dengan benar, tali sebelah kiri tasnya dibiarkan begitu saja, hanya tali sebelah kanan yang masih menempel di pundaknya.
Dia berhenti sejenak. Tangan kanannya diletakkan di pinggang, dan tangan kirinya memegang ponsel. Mencoba untuk menghubungi seseorang.
Belum selesai memencet nomer yang mau dihubungi, Rosaline yang saat itu sedang berdiri tenang tiba-tiba ditabrak keras oleh seorang pria dari arah yang berlawanan dengannya. Bahu kanannya tersenggol hingga membuat tas punggungnya terjatuh, ponselnya pun juga ikut terjatuh.
"Excuse me, sir. You just hit me and made my stuff fall"
Pria tinggi yang tampak umurnya diatas 30 tahunan itu menatap Rosaline. Dan Rosaline juga membalas menatap orang itu dengan kesal. Pria itu menggunakan setelan baju yang terlihat rapi dan mahal. Wajahnya tidak terlalu terlihat karena dihalangi oleh kaca mata yang bertengger di hidungnya. Meskipun wajahnya terhalangi kaca mata, tapi bisa dikatakan bahwa pria itu punya wajah yang cukup tampan dan maskulin.
"Sir, shouldn't you apologize to me? Setidaknya bertanggung jawablah karena sudah melakukan kesalahan terhadap orang lain" Rosaline menatap tajam pria itu.
Pria itu masih saja terdiam, tangan kirinya masih menggenggam ponsel yang dijauhkan dari telinganya, dia sedang menunda sambungan telfonnya. Pria itu menatap Rosaline dan bertingkah seolah tidak terjadi apapun. Mulutnya masih terkunci, gelagatnya juga masih tenang.
"Ah maafkan kami nona. Bos saya tidak sengaja menabrak anda. Kami sedang terburu-buru. Maaf karena sudah membuat ponsel anda jatuh. Jika ada kerusakan kami akan siap mengganti rugi" ucap seorang pria yang memakai pakaian santai yang berada disamping pria yang menabrak tadi. Jika dinilai dari omongannya, tampaknya pria ini adalah asistennya.
Rosaline hanya mendengus kesal. Menatap kearah kedua pria itu. Dia mengambil ponsel dan tasnya yang terjatuh. Kemudian mengecek ponselnya yang terjatuh tadi, apakah terjadi kerusakan atau tidak. Ternyata layar ponselnya retak, tapi masih bisa berfungsi.
"Tsk! Lihat, ponselku retak om. Aku bahkan belum lama menggunakan ponsel ini, tapi om ini sudah berhasil membuatnya cacat sekarang" jawab Rosaline kesal kepada pria yang terlihat seperti asisten itu. Dia memperlihatkan ponselnya yang retak. Jari telunjuk tangan yang lainnya tak lupa menuju ke arah si pria yang menabraknya tadi.
"Jika begitu nona bisa menghubungi saya di nomer ini. Saya akan mengurus biaya kerusakan ponselnya" ucap asisten itu dengan menyodorkan kartu nama kepada Rosaline.
Rosaline hanya menatap datar sodoran kartu nama itu tanpa membaca tulisannya. Dia masih merasa kesal karena pria yang menabraknya masih belum meminta maaf. Justru asistennya yang meminta maaf padanya. Kemudian ponsel Rosaline berdering. Dia menatap ke arah ponselnya, melihat nama si penelfon membuatnya tersenyum tipis. Lalu dia menatap kembali ke arah kedua pria yang disebutnya 'om' tadi.
"Sudahlah lupakan saja. Aku tidak butuh uang ganti rugi. Aku tidak berminat bertemu lagi dengan kalian hanya karena urusan sepele seperti ini" Rosaline menatap ke arah asisten itu. Kemudian dia ganti menatap sinis ke arah pria yang menabraknya. "Lagi pula aku juga tidak ingin berurusan dengan om-om yang tampak bisu seperti dia. Aku hanya butuh permintaan maafnya saja. Tapi sepertinya itu mustahil. Sudahlah, aku akan berbaik hati dan mengabaikan kejadian ini" sambung Rosaline.
Kemudian Rosaline mengangkat telfonnya yang semenjak tadi berdering, dan mulai beranjak meninggalkan kedua orang itu yang masih diam di tempat.
'Hello? Oh my God, where are you now? Don't you love me anymore.....' suara Rosaline yang mengangkat telfon masih terdengar samar-samar oleh mereka, kemudian suaranya sudah tidak terdengar lagi.
Kedua orang itu menatap punggung Rosaline yang perlahan mulai menghilang ditelan keramaian. Pria yang menabrak Rosaline juga sudah mematikan sambungan telfonnya sesaat sebelum gadis itu mengomel.
"Ee-ehh bos, jangan dimasukkan ke hati omongan gadis itu. Maklumi saja dia masih sangat muda. Gadis umur segitu emosinya masih belum stabil" ucap asisten itu memecahkan situasi canggung diantara mereka.
Pria itu hanya tersenyum miring. Asistennya tampak bingung karena bosnya ini malah tersenyum setelah mendapat omelan dari gadis tadi. Melihatnya tersenyum tidak jelas seperti ini bahkan lebih terlihat mengerikan daripada melihat bosnya marah secara langsung.
"Enak saja aku dipanggil om. Dasar gadis kecil liar" gumam pria yang menabrak tadi.
🐤🐤🐤🐤🐤
Setelah kejadian menyebalkan tadi, Rosaline mendorong trolinya menuju tempat yang disebutkan si penelfon. Dia mencari sosok yang menelfonnya. Terlihatlah dari kejauhan seorang pria tinggi tampan yang melambaikan tangan padanya. Seketika itu Rosaline langsung lari ke arah pria itu dan meninggalkan trolinya.
Rosaline melemparkan dirinya ke dalam pelukan pria itu. Mengalungkan erat tangannya ke leher pria itu. Pria itu juga tak kalah erat membalas pelukan Rosaline. Dia sedikit mengangkat tubuh Rosaline dalam pelukannya. Mereka berpelukan dengan bersemangat, saling melepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu.
Orang-orang lewat yang melihat mereka saling berbisik membicarakan aksi kedua orang itu. Karena pelukan mereka berdua terlihat sangat romantis di tempat umum seperti ini. Bahkan para gadis muda yang memperhatikan mereka merasa iri.
Rosaline mengendurkan pelukannya, menatap wajah pria yang masih menggendongnya.
"I miss you so much my dear Rayen! Bahkan videocall setiap hari pun terasa tidak cukup untukku jika tidak bisa menyentuhmu secara langsung seperti ini"
Pria yang bernama Rayen itu menurunkan Rosaline, tapi masih dalam posisi memeluk erat. "Aku juga sangat merindukanmu Ros! Kamu sudah terlalu lama tinggal disana. Mulai sekarang aku akan selalu menjagamu dan tidak akan kubiarkan kamu hilang dari pandanganku. Aku akan dengan ketat mengawasimu, my baby girl...." ucap Rayen. Lalu dia mencium kening dan kedua pipi Rosaline.
Rosaline tersenyum hangat kepada pria yang sedang memeluknya itu. "Kenapa sifat protektifmu kepadaku tidak pernah berubah ataupun berkurang sih... Bahkan aku yang berada jauh darimu selama bertahun-tahun pun masih saja harus berada dalam pantauanmu. Jika orang tidak tahu, mungkin kamu akan dikira seorang pengangguran karena selalu bisa menghubungiku setiap saat" ucap Rosaline terkekeh.
"Ros, kamu itu akan selalu menjadi kesayanganku. Tentu aku akan menjagamu sebaik mungkin. Meskipun nanti kamu akan menginjak umur 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun dan seterusnya hingga makin bertambah dewasa, tapi kamu tetap saja akan menjadi gadis kecilku...my baby girl. Aku sangat senang akhirnya kamu kembali. Dengan kamu berada disini, aku jadi lebih leluasa untuk melindungimu" balas Rayen menatap penuh kasih sayang kepada Rosaline.
"Yah baiklah. Semakin bertambah umurmu, kenapa justru semakin sering mengomeliku seperti ini. Kamu bahkan sekarang sudah terlihat seperti om om yang protektif" canda Rosaline.
"Ros ayolah... Aku memang bertambah tua, tapi belum setua itu untuk bisa kamu panggil om om. Aku bahkan baru berumur 29 tahun, belum memasuki umur kepala tiga" balas Rayen terkekeh. "Baiklah, ayo kita segera pulang. Aku tahu kamu pasti lelah karena penerbangan yang lama" sambungnya sambil melepaskan pelukan.
Rayen mengambil troli yang memuat barang-barang Rosaline. Membawanya menuju ke arah parkiran mobil. Kemudian ponsel Rosaline berdering.
"..........." suara dari seberang tak terdengar.
"Yes daddy.... I'm home" jawab Rosaline tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
beybi T.Halim
diawal sdh asyik nee...😍🎶
2022-10-15
0
fhayy
mampir kak seperti nya menarik... terima kasih undangan nya. btw ini udah tamat / blm ya ? kog aku lihat masih on going tapi tahun nya 2020 hehe
2022-03-30
0
Anonymous
mampir aq kak
2021-04-13
0